Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lussiana Rossi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sijabat, Boma Stork
Abstrak :
Pada konstruksi jalan tol ataupun jalan raya, sering sekali para kontraktor mengalami kerugian yang cukup besar. Terutama kontraktor yang melakukan proses konstruksi pada daerah yang jauh dari sumber bahan baku (agregat) yang siap pakai. Oleh sebab itu, dengan suatu pertimbangan maka kontraktor terpaksa mendirikan tempat pengolahan batu yang bersumber dari alam (quarry) berupa batu masif, dengan menggunakan alat pemecah batu (crushing plant). Namun pada kenyataannya proses pengolahan dari penentuan lokasi material asli (raw material) sampai menjadi material (agregat) yang siap pakai tidak optimal dan efisien sehingga menambah beban biaya konstruksi jalan tersebut. Dikarenakan kegagalan dalam menentukan berapa volume yang akan dimasukkan ke dalam setiap alat crushing plant sehingga volume yang dihasilkan lebih besar dari volume pekerjaan (sisa maksimum) atau lebih besar dari yang dibutuhkan. Metodologi penelitian yang dipakai penulis adalah dengan pendekatan studi kasus pada salah satu proyek perkerasan jalan lentur di kota Tulang Bawang Lampung. Dimana hasil yang didapatkan adalah suatu formula yang menggambarkan hubungan antara settingan alat crushing plant dengan volume pekerjaan sehingga menghasilkan material agregat yang sesuai dengan volume pekerjaan, ditinjau dari volume yang masuk pada alat tersebut. Dengan melakukan kajian terhadap settingan pada setiap alat crushing plant maka akan memberikan hasil yang sesuai dengan kebutuhan agregat sehingga mendapatkan sisa material agregat yang optimum.
In free way or high way the contractor often get defisit. Mainly for the contractor who did the consruction prosess in the site far away from the source of agregat. Inspite of that by considering it, the contractor build the stone crusher from nature we called quarry with used the crushing plant. But in reality, the prosess from the chosen location of raw material until it become agregat is not optimal and effisien, so that increasing the cost of construction. Because of the failure in decide quantity of volume of material to use in the crushing plant machine, so the output is bigger than volume of the used material. The method of this research is by the study case approach on the one of flexible pavement project in Tulang Bawang Lampung. The result of this research is the formula which figure out of the relation between crushing plant machine setting and the volume of job, by controling the income volume to the machine.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Depatremen Pekerjaan Umum, 1990
624.151 3 IND k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Jauhari Maknun
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50512
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Telisa Aulia Falianty
Abstrak :
Kebijakan moneter di Indonesia sampai tahun 1997 masih terfokus pada target yang konvensional yaitu pertumbuhan uang beredar. Kebijakan moneter akan lebih efektif jika terpelihara hubungan yang stabil antara pertumbuhan uang beredar dengan sasaran akhir, seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Namun hubungan ini menjadi tidak stabil karena beberapa faktor, yaitu kebijakan nilai tukar di Indonesia yang bersifat kurang fleksibel, pengaruh deregulasi dan perubahan struktural di sektor keuangan, serta capital account Indonesia terbuka. Faktor-faktor tersebut menyebabkan pergerakan uang beredar menjadi sangat volatile.
2001
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Annisaawati Sekarsundari
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang penerapan perencanaan agregat terkait kapasitas tenaga kerja di industri perhotelan dengan kondisi tingkat permintaan yang bersifat musiman. Dalam penelitian ini digunakan metode peramalan berdasarkan deret waktu (time-series) untuk memproyeksikan tingkat permintaan kamar. Hasil peramalan kemudian menjadi input dalam pemodelan linear programming untuk mendapatkan komposisi jam kerja tenaga kerja dengan biaya paling minimum. Dibandingkan dengan praktik yang saat ini dijalankan, pendekatan ini dapat menghemat biaya tenaga kerja hingga 31%. ......This thesis discusses the implementation of aggregate planning related to workforce planning in hotel industry by considering the seasonality in demand. In this research, time-series forecasting method is used to predict the demand of hotel room. Forecasting result then subsequently be used as an input in linear programming model to obtain the composition of workforce hours with minimum cost. Compared to current practice, this approach results in saving on workforce cost by 31%.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Satrya
Abstrak :
Budaya keselamatan dan kesehatan kerja merupakan jalan atau cara memasyarakatkan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Budaya keselamatan dan kesehatan kerja meliputi banyak aspek mulai dari atribut yang yang tidak nyata yang dimiliki karyawan sampai kepada yang bersifat artifak yang bisa terlihat nyata di lingkungan perusahaan. Penelitian itu bertujuan untuk menggali dan menganalisis fenomena-fenomena yang terjadi di perusahaan yang semula memiliki kesadaran terhadap keselamatan dan kesehatan kerja yang rendah serta angka kecelakaan fatal yang tinggi dimana kemudian mengalami perubahan yang bermakna dan memperlihatan pertumbuhan budaya keselamatan dan kesehatan kerja yang poistif. Penelitian ini menerapkan Explanatory Sequential Mix-Method. Hasil analisis penelitisan menunjukkan kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja yang rendah dapat dipicu dengan pendekatan paksa oleh lembaga yang berwenang dan menghasilkan praktek manajemen sitem, manajemen risiko serta praktek kepemimpinan yang lebih baik. Kesimpulannya adalah: pada perusahaan dimana kesadaran terhadap keselamatan dan kesehatan kerja sangat rendah maka pendekatan paksa perlu dan dapat diandalkan untuk memicu peningkatan budaya serta praktek manajemen K3 serta menurunkan kecelakaan fatal yang bermakna. ......The culture of occupational safety and health is a way to promote occupational safety and health in the company. The culture of occupational safety and health includes many aspects, from intangible attributes possessed by employees to tangible artifacts visible in the company environment. This research aims to explore and analyze phenomena occurring in companies that initially had low awareness of occupational safety and health and high rates of fatal accidents, which then experienced significant changes and showed growth in a positive safety and health culture. This research applies the Explanatory Sequential Mix-Method. The analysis results indicate that low awareness of occupational safety and health can be triggered by a forced approach by authorized institutions, resulting in better management system practices, risk management, and leadership practices. The conclusion is: in companies where awareness of occupational safety and health is very low, a forced approach is necessary and reliable to trigger the improvement of the culture and management practices of occupational safety and health and to significantly reduce fatal accidents.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Kusumo Adi Buwono
Abstrak :
Akibat pembangunan serta eksploitasi alam secara besar-besaran ekosistem mengalami perubahan suhu secara dramatis dari tahun ketahun, suhu permukaan bumi, dan ketinggian permukaan air laut mengalami peningkatan akibat terjadinya pemanasan global. Adaptasi terhadap perubahan yang terjadi hams terus dilakukan, dalam hal ini standar yang berlaku dalam perencanaan strukturjalan. Elemen-elemen yang ada harus di kaji kembali dalam kurun waktu tertentu guna mendapatkan penyesuaian terhadap perubahan. Perkembangan teknologi dalam meningkatkan kinerja perkerasan jalan makin pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai macam inovasi dalam meningkatkan mutu perkerasan jalan, seperti penggunaan material aspal dengan jenis yang telah disempurnakan, perbaikan sistemasi dalam peningkatan efisiensi pekerjaan jalan, serta penggunaan bermacam material aditif. Pada dasamya teknologi serta material yang baik akan menjadi buruk apabila tidak dilaksanakan dengan metode pengerjaan yang tepat, mutu perkerasan dapat turun dengan drastis apabita terjadi kesalahan dalam pekerjaan lapangan. Jenis perkerasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perkerasan lentur (flexible pavement) dengan lapis aspal beton (laston) II dan laston IV sebagai perbandingan. Laston adalah suatu lapisan pada konstruksijalan,yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat gradasi menerus, dicampur, dihampar, lalu dipadatkan dalam keadaan panas dengan suhu tertentu, sedangkan campuran no. II adalah gradasi agregat yang digunakan. Campuran no.II adalah campuran yang memiliki struktur gradasi/tekstur agregat kasar yang memiliki nilai stabilitas lebih tinggi dibandingkan dengan campuran yang lain. Aspal yang digunakan terdiri dari dua jenis aspal penetrasi 60/70 milik Pertamina dan aspal SuperPhalt, sedangkan agregat yang digunakan berasal dari AMP Cikunir milik PT. Hutama Karya dengan Quarry berasal dari Sudamanik. Hasil penelitian ini adalah pengaruh penggunaan aspal superphalt yang menggunakan laston II dan laston IV (sebagai reference) dibandingkan dengan menggunakan aspal Pertamina penetrasi 60/70, yang suhu perendaman divariasikan dengan rentang 60-80°C dengan interval 15°C sehingga didapatkan hubungan antara, stabilitas, kelelehan, dan kekakuan (MQ) dari campuran terhadap perubahan suhu perendaman. Berdasarkan hasil pengujian kenaikan temperatur perendaman menyebabkan stabilitas menjadi lebih menurun. Hal ini disebabkan semakin naiknya temperatur, maka kemampuan aspal untuk mengikat agregat menjadi lemah, ditandai dengan kekentalan aspal menjadi berkurang. Untuk laston II kemampuan campuran bertahan terhadap perubahan temperatur, iebih karena gaya mengunci antara agregat kasar, dan dengan kadar aspal yang sedikit kelelehannya menurun seiring pertambahan temperatur, berbeda dengan laston IV yang kelelehannya makin meningkat karena jumlah kadar aspalnya yang lebih banyak. Kenaikan temperatur pada rentang (60°-80°C) mengakibatkan penurunan stabilitas pada laston II (aspal Pertamina) sebesar _40,6% dan pengaruh penggunaan aspal Superphalt pada campuran laston II hanya meningkatkan stabilitas sebesar _7,8%. Jika dibandingkan dengan laston IV (aspal Pertamina) laston II stabilitasnya lebih tinggi _8,2% dan pengaruh penggunaan aspal Superphalt penggunaan aspal Superphalt hanya meningkatkan stabilitas sebesar _5,8% pada laston IV.
2005
S35125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Sebastian
Abstrak :
Tujuan dari penelitian yang dilakukan dalam karya akhir ini adalah untuk menguji pengaruh variabel agregat ICC (Implied Cost of Capital) tehadap pergerakan agregat return yang berupa market return dan portfolio return. Nilai dari agregat ICC dihitung sesuai dengan metode yang diajukan oleh Li, Ng, dan Swaminatan (2013) dimana ICC untuk tiap perusahaan akan dibobot berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model regresi dari 120 observasi pada nilai agregat ICC bulanan selama sepuluh tahun dari periode Januari 2003 sampai Desember 2012. Hasil dari penelitian ini membuktikan bawah agregat ICC berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pergerakan agregat return, bahkan setelah dikontrol dengan beberapa variabel valuation ratio seperti agregat dividend yield, agregat market to book ratio, dan agregat price to earning ratio. ...... The objective of this research is to analyze the influence of aggregate implied cost of capital toward the movement of aggregate return which are market return and portfolio return. The construction of aggregate ICC is based on the method of Li, Ng, and Swaminatan (2013) which the ICC of each firm are weighted by its market capitatlization. Hypotesis testing is conducted using regression models with 120 observations of ten-year period of montly aggregate ICC from January 2003 to December 2012. The empirical result from this research shows that the aggregate ICC has a significant positive influence toward aggregate return, even after being controlled by several aggregate valuation ratio such as aggregate dividend yield, aggregate market to book ratio, and aggregate price to earning ratio.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wasis Pramono
Abstrak :
Masalah yang dihadapi oleh bagian perencanaan dan pengendalian produksi pada Departemen Sepatu Canvas PT Sepatu X adalah membuat perencanaan produksi yang sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini dalam memenuhi permintaan pasar. Dengan adanya masalah tersebut, maka tujuan dari studi ini adalah menyusun perencanaan produksi sebagai upaya memperbaiki sistem yang ada. Setelah melakukan perhitungan dan analisa, maka diusulkan pendekatan Strategi Perencanaan Produksi Agregat (Aggregate Production Planning) sebagai alternatif pemecahan masalah. Pendekatan Strategi Agregate Planning antara lain: 1. Strategy Exact Production Vary Workforce 2. Strategy Constant Workforce, Vary Inventoryand Stockour 3. Strategy Constant Low Workforce, Subcontract 4. Strategy Constant Workforce, Overtime Dari hasil perhitungan empat Strategi Perencanaan Agregat tersebut diatas, diharapkan akan diperoleh alternatif rencana biaya produksi yang paling ekonomis.
The problem faced by the Planning and Production Control Division at the Canvas Shoes Department of PT Sepatu X is to make an appropriate production planning program in accordance with the company's present condition to fulfill market demand. In view of the above problem, the purpose of this study is to make a production planning system in order to improve the existing system. After carrying out some calculation and analyses, it is suggested that the Aggregate Production Planning is one of the alternatives to solve the problem. The approaches of Aggregate Planning Strategy are: 1) Strategy Exact Production Vary Workforce 2) Strategy Constant Workforce, Vary Inventory and Stockout 3) Strategy Constant Low Workforce, Subcontract 4) Strategy Constant Workforce, Overtime From the above four strategies, the most economic and visible strategy will be chosen.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>