Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joddy Arya laksmono
Abstrak :

Bioetanol yang diproduksi dari hasil fermentasi telah menjadi kandidat yang prospektif dalam mensubstitusi energi alternatif, terutama dalam sektor transportasi. Proses pembuatan bioetanol secara garis besar terdiri dari pre-treatment, sakarifikasi, fermentasi, dan pemurnian. Adapun permasalahan yang terjadi pada proses pemurnian system etanol – air adalah hasil pemurnian etanol secara konvensional hanya menghasilkan kemurnian maksimal 95,63 % b/b, hal ini diakibatkan system azeotrop antara etanol – air. Berdasarkan data ASTM D4806 mengenai spesifikasi teknis bioetanol sebagai bahan bakar, disebutkan bahwa kandungan air yang terdapat dalam bioetanol grade bahan bakar maksimal adalah 1,0 % v/v. Pada penelitian ini, pemurnian bioetanol dilakukan dengan menggunakan teknologi adsorpsi dengan menggunakan adsorben komposit polivinil alkohol/zeolit/karbon. Penelitian awal dilakukan dengan menguji prekursor individu yakni polivinil alkohol, zeolit dan karbon aktif sebagai adsorben pada proses pemurnian bioetanol. Hasil penelitian awal menunjukan bahwa ketiga prekursor tesebut memiliki potensi sebagai adsorben. Untuk kapasitas adsorpsi, karbon aktif (KA) memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan zeolit (Zeo) dan polivinil alkohol (PVA). Sedangkan, selektivitasnya zeolit lebih baik dibandingkan karbon aktif dan polivinil alkohol. Tahap berikutnya adalah preparasi adsorben komposit PVA/Zeo/KA dengan berbagai komposisi karbon aktif dan PVA menggunakan glutaraldehida sebagai crosslinker. Hasil identifikasi menggunakan Fourier Transform Infra-Red (FTIR) terbentuknya ikatan hidrogen pembentuk komposit pada bilangan gelombang 1600 cm-1. Adsorben komposit yang telah dipreparasi kemudian diuji untuk pemurnian bioetanol dengan teknologi adsorpsi. Hasil menunjukan bahwa adsorben komposit PVA/Zeo/KA 1:1:1 memberikan hasil kapasitas adsorpsi 4 kali lebih besar dibandingkan dengan menggunakan adsorben individu dengan nilai 0,79 g air/g adsorben. Untuk komposisi PVA kurang dan lebih dari satu, tidak memberikan hasil yang optimum untuk proses adsorpsi pada pemurnian bioetanol. Penelitian dilanjutkan dengan menguji adsorben komposit pada kolom unggun tetap untuk proses pemurnian bioetanol dan dilakukan perlakuan beberapa kali regenerasi adsorben. Hasil penelitian menunjukan bahwa adsorben komposit PVA/Zeo/KA 1:1:1 memberikan hasil parameter-parameter adsorpsi yang optimal melalui uji kurva breakthrough seperti waktu adsorpsi efektif, waktu penetrasi dan total kapasitas adsorpsi. Dengan melakukan regenerasi sebanyak 5 kali, adsorben komposit PVA/Zeo/KA masih memberikan hasil yang baik walaupun semakin banyak diregenerasi maka nilai dari parameter-parameter adsorpsinya semakin menurun.


Bioethanol produced from fermented products has becomes a prospective candidate in substituting alternative energy, especially in the transportation sector. The processing bioethanol consists of pre-treatment, saccharification, fermentation, and purification, generally. The problems that occurs in the ethanol-water purification process are the purity using conventional ethanol purification which only produces a maximum 95.63% v/v due to the azeotropic system between ethanol-water. Based on ASTM D4806 data regarding the technical specifications of bioethanol as fuel, it is stated that the water content contained in the maximum fuel grade bioethanol is 1.0% v/v. In this study, bioethanol purification was performed using adsorption technology using a polyvinyl alcohol/zeolite/carbon composite adsorbent. The initial research was carried out by testing individual precursors namely polyvinyl alcohol, zeolite and activated carbon as adsorbents in the bioethanol purification process. The results of preliminary studies showed that the three precursors have potential as adsorbents. For adsorption capacity, activated carbon (AC) has a higher value compared to zeolite (Zeo) and polyvinyl alcohol (PVA). Whereas, the selectivity of zeolite is better than activated carbon and polyvinyl alcohol. The next step is the preparation of PVA/Zeo/AC composite adsorbents with various compositions of activated carbon and PVA using glutaraldehyde as a crosslinker. The identification using Fourier Transform Infra-Red (FTIR) formed a hydrogen bond forming a composite at wave number 1600 cm-1. Composite adsorbents that have been prepared were then tested for bioethanol purification with adsorption technology. The results showed that the composite adsorbent PVA/Zeo/AC 1:1:1 gave the results of adsorption capacity 4 times higher than an individual adsorbent with a value of 0.79 g water/g adsorbent. In the study of effect of the PVA composition, PVA with composition less and more than 1 does not provide optimum results for the adsorption process on bioethanol purification. The study was continued by testing the composite adsorbent in the fixed bed column for the bioethanol purification process and also carried out with several times the regeneration of the adsorbent. The results showed that the composite adsorbent PVA/Zeo/AC 1: 1: 1 gave optimal results of adsorption parameters through a breakthrough curve test such as effective adsorption time, penetration time and total adsorption capacity. By regenerating 5 times, the PVA/Zeo/AC 1:1:1 composite adsorbent still gives fine results even though the more regenerated will decreases the value of the adsorption parameters.

2019
D2677
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Taufani
Abstrak :
Global warming yang disebabkan oleh meningkatnya kadar CO2 di dalam udara mengakibatkan suhu permukaan bumi memanas. Hal tersebut mempunyai dampak yang sangat berbahaya bagi kehidupan di bumi. Untuk itu perlu suatu cara agar gas CO2 yang akan dilepaskan ke udara dapat ditangkap/disaring. Adsorpsi adalah salah satu cara atau metode yang efektif untuk mengurangi CO2 yang dikeluarkan. Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi antara molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan. Penelitian ini membahas tentang kapasitas adsorpsi CO2 pada karbon aktif. Dalam penelitian ini karbon aktif yang digunakan adalah karbon aktif komersial (Carbotech). Pengukuran adsorpsi menggunakan metode volumetrik (isotermal) pada temperatur 30ºC dengan tekanan 5 bar dan 7 bar. Variasi tekanan CO2 yang dialirkan akan mempengaruhi kapasitas dan laju penyerapan CO2 pada karbon aktif tersebut. Semakin tinggi tekanan maka kapasitas dan laju penyerapan CO2 juga semakin meningkat. Pada tekanan 5 bar karbon aktif komersial memiliki kapasitas sebesar 23,58 mg/gadsorben, sedangkan pada tekanan 7 bar sebesar 33,64 mg/gadsorben, dengan temperatur isotermal 30ºC.
Global warming caused by increase value of carbon dioxide in the air that contribute heat up temperature of earth. These situations have a dangerous impact to life in the earth. For that, we need some processes in order to carbon dioxide catch before release to the air, adsorption is effective way to reduce carbon dioxide which released. Adsorption is phenomena physics which happen between molecule-molecule gas or liquid to contact with a solid surface. This study discusses the capacity adsorption CO2 at activated carbon. In this research the activated carbon used is a commercial active carbon (Carbotech). Adsorption measurement use volumetric method (isothermal) at temperatures 30ºC with 5 bar pressure and 7 bar. Variations in pressure CO2 will affect the capacity and the rate of adsorption of CO2 at activated carbon. The higher the pressure, capacity and the rate of adsorption of CO2 are also increasing. Commercial activated carbon has adsorption capacity of CO2 25,82 mg/gadsorbent at 5 bar pressure and 31,28 mg/gadsorbent at 7 bar pressure and 30ºC isothermal temperature.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50990
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Prananda
Abstrak :
Bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Penggunaan terbesar bahan bakar minyak (BBM) adalah kendaraan bermotor. Efek BBM di pembakaran kendaraan bermotor dapat menghasilkan CH4 dan CO2 serta gas lainnya yang bisa menyebabkan efek rumah kaca, yang mengakibatkan suhu permukaan bumi memanas, disebabkan kadar CO2 dan CH4 meningkat. Hal tersebut mempunyai dampak yang sangat berbahaya bagi kehidupan di bumi. Untuk itu kita perlu suatu cara agar emisi dari pembakaran kendaraan bermotor berkurang dan memanfaatkan sumber bahan bakar gas (BBG) yang ada. Walaupun ada, penggunaannya masih sedikit karena tabung yang digunakan berukuran besar dan bertekanan 200 bar sehingga membuat konsumen ragu untuk memakainya serta stasiun pengisian yang sangat langka. Adsorpsi adalah salah satu cara atau metode yang efektif untuk mengurangi tekanan dalam tanki dan mengurangi emisi gas buang. Dalam penelitian ini karbon aktif yang digunakan adalah karbon aktif komersial (Carbotech). Pengukuran adsorpsi menggunakan metode yang mendekati yaitu metode volumetrik (isothermal) pada temperatur 25°C dengan tekanan 35 bar.Sedangkan pengukuran desorpsi pada temperatur 50°C dengan tekanan 35 bar Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membedakan karakteristik yang terjadi karena perbedaan peletakan adsorben di dalam vessel dan untuk mendapatkan data kapasitas penyerapan pada karbon aktif hingga beberapa siklus kerja. ......Fuel is one of non renewable resources. The biggest consumption of fuel is vehicle. Furthermore, the effect of fuel in combustion engine can produce CH4 and CO2 and another gases can create green house effect. From green house effect make increase temperature in the earth because the content of CO2 and CH4 are increasing. It has a dangerous impact for another life in the earth. For that we need something way to decrease the emission from the engine combustion vehicles and utilizing the gas resources. Although the gas resources are utilized by vehicle, the consumption of gas still little because the vessel to big size and has the pressure about 200 bar, that is make the people are so confuse to use it and the gas stations are rare. Adsorption is effective way to reduce pressure in vessel and gas emission which released. In this research the activated carbon used is a commercial active carbon (Carbotech). Adsorption measurement use volumetric method (isothermal) at temperatures 25°C with 35 bar pressure. While the desorption at 50°C with 35 bar pressure. The objective from this research are to compare the characteristics that happen because the different position of activated carbon and to get capacity data of adsorption at activated carbon until several work cycle.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42045
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The objective of this study was to investigate the possibility of using mize tassel as an alternative adsorbent for the removal of chormium (VI) and cadmium (II) ions from aquereous solutions....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Nugroho Utomo
Abstrak :
Gas alam merupakan salah satu energi alternatif dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Teknologi penyimpanan gas alam umumnya menggunakan CNG dan LNG. Teknologi tersebut memiliki kekurangan yang menyebabkan adanya masalah keamanan dan tidak ekonomis. Kekurangan ini dapat diatasi dengan menerapkan teknologi Adsorbed Natural Gas (ANG) yang menggunakan adsorben berupa karbon aktif yang terbuat dari limbah plastik jenis Poltylene terepthalate (PET). Pada penelitian ini, karbon aktif dari limbah PET melalui tahapan karbonisasi dan aktivasi. Karbonisasi dilakukan pada suhu 500 oC, aktivasi kimia dengan KOH 4 M, dan aktivasi fisika dengan gas N2 100 mL/menit. Untuk meningkatkan kemampuan adsorpsi dilakukan impregnasi dengan menggunakan Mg(NO3).6H2O dengan variasi konsentrasi 0,5%, 1%, dan 2%. Karbon aktif dengan karakteristik terbaik adalah karbon aktif termodifikasi MgO 1% b/b dengan bilangan iodin sebesar 984,51 mg/g dan luas permukaan sebesar 979,18 m2/g. Karbon aktif yang dihasilkan diuji kapasitasnya dalam menyimpan gas metana. Kapasitas adsorpsi terbesar didapatkan oleh karbon aktif termodifikasi MgO 1% b/b pada suhu 28 oC dan tekanan 9 bar yang mampu mencapai 0,148 kg/kg dengan desorpsi mencapai 76,34%. ......Natural gas is an alternative energy that meets energy needs in Indonesia. Natural gas storage technology generally uses CNG and LNG. This technology has shortcomings that cause security problems and could be more economical. This deficiency can be overcome by implementing Adsorbed Natural Gas (ANG) technology, which uses an adsorbent in the form of activated carbon made from polyethylene terephthalate (PET) plastic waste. This research shows activated carbon from PET waste through carbonization and activation stages. Carbonization was carried out at a temperature of 500 oC, chemical activation with 4 M KOH, and physical activation with N2 gas 100 mL/minute. To increase the adsorption capacity, impregnation was carried out using Mg(NO3).6H2O with varying concentrations of 0.5%, 1%, and 2%. The activated carbon with the best characteristics is MgO 1% w/w modified activated carbon with an iodine number of 984.51 mg/g and a surface area of 979.18 m2/g. The resulting activated carbon was tested for its capacity to store methane gas. The largest adsorption capacity was obtained by 1% w/w MgO modified activated carbon at a temperature of 28 oC and a pressure of 9 bar, which reached 0.148 kg/kg with desorption reaching 76.34%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhania
Abstrak :
Informasi mengenai kapasitas adsorpsi batubara Indonesia dalam berbagai kondisi operasi sangat diperlukan guna mengoptimalkan penerapan teknologi injeksi CO2 pada coalbed. Untuk mendapatkan informasi tersebut, diperlukan suatu model adsorpsi CO2 yang dapat mengkorelasikan antara kapasitas adsorpsi dengan karakteristik batubara Indonesia secara akurat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibuat suatu pengembangan model adsorpsi CO2 pada batubara Indonesia dengan melakukan uji adorpsi CO2 pada tekanan tinggi, dengan variasi jenis batubara, temperatur, tekanan, dan kandungan air. Pada penelitian ini, digunakan 2 variasi batubara (batubara Barito dan batubara Ombilin), 3 variasi temperatur (25°C, 40°C, dan 60°C), 6 variasi tekanan (150 psia, 300 psia, 450 psia, 600 psia, 750 psia, dan 900 psia), serta 2 jenis kandungan air (batubara kering dan batubara basah). Uji daya adsorpsi batubara terhadap CO2 dilakukan dengan menggunakan prinsip adsorpsi isotermis Gibbs, sedangkan model yang digunakan adalah model adsorpsi Ono-Kondo. Pengembangan model yang akan dilakukan dalam penelitian ini hanya meliputi perhitungan dua parameter, yaitu nilai energi interaksi antara adsorbat dengan adsorben (?is/k) dan nilai kapasitas adsorpsi maksimum adsorben (C). Dari hasil penelitian didapat bahwa kapasitas adsorpsi batubara Barito lebih besar daripada batubara Ombilin, kapasitas adsorpsi batubara kering lebih besar daripada batubara basah, kenaikan temperatur mengakibatkan penurunan daya adsorpsi, dan kenaikan tekanan menyebabkan peningkatan daya adsorpsi batubara terhadap CO2. Kondisi adsorpsi maksimum terdapat pada batubara Barito kering, dengan temperatur 25°C dan tekanan 900 psia sebesar 0,8794 mmol/gram. Pengembangan model Ono-Kondo menghasilkan nilai ?is/k terbesar pada batubara Barito kering dan nilai C terbesar pada batubara Barito kering dengan temperature 25°C, yaitu sebesar -1300 K dan 0,741 mmol/gram. Penyimpangan antara model dengan hasil percobaan adalah sebesar 0,7%., sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Ono-Kondo untuk memprediksi kapasitas adsorpsi CO2 pada batubara Indonesia cukup akurat. ......Information of Indonesian coals' capacity in various operating conditions is important in order to optimize the application of CO2 injection into coalbed. To get that kind of information, the accurate CO2 adsorption model that able to correlate Indonesian coals' capacity with their characteristic is needed. So that, this research will develop CO2 adsorption model on Indonesian coals by testing CO2 adsorption in high pressure condition, in various types of coal, temperature, pressure, and moisture content. This research utilized 2 types of coal (Barito coal and Ombilin coal), 3 variation of temperature (25_C, 40_C, dan 60_C), 6 variation of pressure (150 psia, 300 psia, 450 psia, 600 psia, 750 psia, dan 900 psia), and 2 kind of moisture content (dry coal and wet coal). Test of CO2 adsorption on coals was done by applied Gibbs isoterm adsorption principal and the used model is Ono-Kondo adsorption model. Model development that will be carried out in this research was focussed on two paramaters, which are fluid ' solid interaction energy parameter (?is/k) and maximum adsorption capacity (C). Results of this research point out that Barito coal's adsorption capacity is higher than Ombilin coal's, dry coal's adsorption capacity is higher than wet coal's, increasing of temperature affect decreasing of adsorption capacity, and increasing of pressure affect increasing of adsorption capacity. Maximum adsorption condition is reached on dry Barito coal, in 25°C and 900 psia in the amount of 0,8794 mmol/gram. Development of Ono-Kondo model produced that the highest value of ?is/k is on dry Barito coal and the highest C value is on dry Barito coal in 25°C, which are -1300 K and 0,741 mmol/gram. Deviation between the model and the result of this research is 0,7%, so it can be concluded that application of Ono-Kondo model to predict CO2 adsorption capacity in Indonesian coals' is accurate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49672
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akmal Daffari
Abstrak :
Coalbed methane (CBM) adalah gas alam dengan kandungan utama gas metana (CH4) yang terkandung di dalam pori-pori permukaan pada matriks lapisan batubara. Indonesia saat ini memiliki cadangan CBM sebesar 453 Tcf (6% cadangan CBM dunia) yang tersebar pada 11 coal basin dan merupakan sumber energi alternatif yang besar. Sumber energi ini dapat dimanfaatkan bagi Indonesia sebagai salah satu solusi untuk pemenuhan kebutuhan energi nasional. Maka dari itu informasi mengenai kapasitas adsorpsi batubara Indonesia, terutama adsorpsi gas metana sangat diperlukan untuk memprediksi kandungan gas pada reservoir tersebut. Prediksi adsorpsi metana pada batubara Indonesia ini dilakukan menggunakan metode Simplified Local Density-Peng Robinson yang mana memiliki kapabilitas untuk memprediksi adsorpsi metana tekanan tinggi pada fasa superkritis yang ditemukan pada Coalbed methane. Pengembangan model yang dilakukan meliputi dua parameter yang di optimasi yakni, densitas adsorben dan volume pori adsorben (V). Penelitian ini, jenis batubara Indonesia yang akan digunakan adalah Barito dan Ombilin dengan tekanan tinggi diatas suhu kritis yakni pada rentang 30oC-60oC dan pada tekanan 0,79-6,27 Mpa. Berdasarkan hasil simulasi, didapat rentang volume pori adsorben Barito dan Ombilin diantara 0,0126 – 0,0205 ml/g dan batubara Barito pada suhu 30oC tekanan 5,9 MPa memiliki kapasitas adsorpsi metana tertinggi pada batubara Indonesia yang diuji dengan kapasitas 4,8601 mg/g. Pemodelan Simplified Local Density-Peng Robinson dapat merepresentasikan adsorpsi metana pada batubara Indonesia dan batubara yang bukan berasal dari Indonesia dengan akurat dengan nilai %AAPD sebesar 1,2386%. ......Coalbed methane (CBM) is a natural gas with the main content of methane gas (CH4) contained in the surface pores of the coal seam matrix. Indonesia currently has CBM reserves of 453 Tcf (6% of world CBM reserves) spread over 11 coal basins and is a large alternative energy source. This energy source can be utilized for Indonesia as a solution to fulfill national energy needs. Therefore, information about the adsorption capacity of Indonesian coal, especially methane gas adsorption is needed to predict the gas content in the reservoir. Prediction of methane adsorption in Indonesian coal was carried out using the Simplified Local Density-Peng Robinson method which has the capability to predict high pressure methane adsorption in the supercritical phase found in Coalbed methane. The model development carried out includes two optimization parameters, namely, adsorbent density and adsorbent pore volume (V). In this study, the types of Indonesian coal that will be used are Barito and Ombilin with high pressure above the critical temperature in the range of 30oC-60oC and at a pressure of 0.79-6.27 MPa. Based on the simulation results, the range of the pore volume of the Barito and Ombilin adsorbents is between 0.0126 - 0.0205 ml/g and Barito coal at a temperature of 30oC and pressure of 5.9 MPa had the highest methane adsorption capacity in the tested Indonesian coal with the capacity of 4.8601 mg/g. Simplified Local Density-Peng Robinson modeling can accurately represent methane adsorption on Indonesian coal and coal that is not from Indonesia with the percentage of error (%AAPD) of 1.2386%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library