Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Baginda M.S.
Abstrak :
Pemahaman tentang mutu pelumas dan pelumasan menjadi penting karena dapat menghindari digunakannya pelumas berrnutu rendah yang dapat menurunkan umur teknis mesin. Setiap pelumas yang dipasarkan kebanyakan sudah ditambahkan aditif tertentu sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan berdasarkan produsen minyak pelumas tersebut, sehingga diharapkan minyak pelumas tersebut dapat memenuhi kondisi operasi mesin-mesin yang selalu berkembang. Namun, kenyataannya di pasaran dijual bermacam-rnacam merek aditif improves atau treatment minyak pelumas. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui pengaruh penambahan aditif improver STP oil yang ditambahkan pada minyak pelumas Meditran S40. Proses pengujian dilakukan dengan dua pengujian yaim pengujian kelahanan oksidasi dan pengujian keausan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa pada pengujian ketahanan oksidasi, perubahan viskositas minyak pelumas. Meditran S40 yang telah ditambahkan dengan aditif STP oil mengalami perubahan viskositas yang lebih kecil (26%) dibandingkan dengan perubahan viskositas pada base oil (326%) dan perubahan viskositas pada Medinan S40 tanpa penambahan aditif STP oil (45%) Sedangkan untuk nilai TBN perubahan nilai TBN minyak pelumas Meditran S40 yang telah ditambahkan dengan aditif STP oil mengalami perubahan sebesar 15%, perubahan nilai TBN pada base oil 54% dan perubahan nilai TBN pada Meditran S40 tanpa penambahan aditif STP oil sebesar 4%. Untuk uji keausan menunjukan bahwa base oil memiliki nilai keausan yang lebih kecil dibandingkan dengan Meditran S40 dan Meditran S40 yang telah ditambahkan dengan STP oil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Siswantoro
Abstrak :
Salah satu fenomena menarik dalam fluida adalah terjadinya disipasi energi dalam aliran yang bergerak yang disebabkan adanya drag atau gaya hambat. Seringkali terjadi gradien kecepatan dalam hal aliran yang tidak dikendalikan oleh adanya batas padat (solid boundary). Hal ini kadang-kadang disebut ikhwal turbulensi bebas. Viskositas adalah sifat tluida yang menyebabkan tegangan geser di dalam tluida yang bergerak; di mana viskositas adalah juga satu sarana dengan mana ketidak mampu balikan (irreversible) atau kemgian (losses) terjadi. Ungginya viskositas yang diperoleh terjadi karena adanya defonnasi molekul polimer dan bahwa fenomena ini merupakan mekanisme utama dan raduksi drag pada aliran turbulen. Dalam fenomena transport, mereduksi drag bertujuan akhir untuk meningkatkan efisiensi dan meminimalkan kerugian yang timbul dalam aliran. Parameter penting yang mempengaruhi reduksi drag antara lain bilangan Reynolds, bobot molekul dan konsentrasi polimer, dan terjadi pada nilai terlentu dari tegangan geser dinding pelarutnya. Pengaruh aditlf polimer terhadap reduksi drag terjadi hanya di atas bilangan kritis Reynolds terlentu yang tidak dipenganlhi oleh konsentrasi. Adlttf polimer mempengaruhi aliran di sekltar batas padat. Dengan tidak adanya batas, misalnya aliran jet bebas, aditif polimer ticlak mempunyai pengaruh terhadap karalctenstlk aliran. Dalam daerah aliran yang mengandung aditlf, viskositas eddy yang ditemukan jauh lebih rendah daripada di air. Mekanisme ini dihubungkan kepada rusaknya eddy suatu ukuran yang berkorespondensi dengan ukuran lilitan molekul, sehingga mempengaruhi produksi dan transportasi disipasi energi turbulensi. Hasil studi ini yang mengindikaslkan bahwa reduksi drag terjadi dalam batas keenceran yang tidak terbatas meyakinkan klta bahwa fenomena reduksi drag terjadi lebih dikarenakan adanya interaksi antara masing-masing molekul polimer yang terisolasi dengan Iingkungan pelarutnya daripada efek interpartikel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S36890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: The Royal Society of Chemistry , 1992
667.9 ADD
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Adnan
Abstrak :
Penggunaan mesin diesel telah berkembang dengan pesat sehingga dari total konsumsi bahan bakar minyak, minyak diesel (solar) digunakan sekitar 40 %. Peningkatan jumlah kendaraan bermesin diesel dengan konsumsi solar sebesar 20 juta kiloliter pada tahun 2002 menjadi salah satu penyebab polusi udara. Polusi udara yang merupakan masalah lingkungan terutama disebabkan tercemarinya udara ambien oleh gas buang dari kendaraan bermotor terutama mesin diesel seperti NOX, SO*, dan Partikulat yang berukuran < 10 μm (PM-10). Untuk mengurangi laju polusi udara maka perlu dilakukan perbaikan kualitas bahan bakar solar dengan peningkatan Cetane Number (CN). Semakin tinggi CN berarti waktu tunda penyalaan (ignition delay) lebih singkat dan jumlah minyak solar yang dibutuhkan untuk pembakaran menjadi lebih sedikit. CN yang tinggi juga menyebabkan rendahnya laju kenaikan tekanan dan meningkatkan kontrol pembakaran yang berarti meningkatkan eflsiensi mesin, mengurangi getaran, mengurangi jumlah kalor yang hilang serta mengurangi emisi NO* dan partikulat. Untuk mendapatkan solar dengan CN yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan mencampur minyak solar dengan metii ester dari minyak sawit yang mempunyai CN antara 50-60. Cara lainnya ialah dengan penambahan aditif. Aditif yang telah komersial merupakan senyawa organik nitrat, salah satu contohnya yaitu 2 Ethyl Hexyl Nitrate (2-EHN). Penambahan 2-EHN pada solar dengan dosis 0.05 % -0.4 % akan memberikan kenaikan CN sekitar 4-7 angka. Penelitian sebelumnya melaporkan pembuatan aditif berupa senyawa nitrat berbahab baku ester dari minyak sawit dengan proses nitrasi. Aditif tersebut meningkatkan CN 3 -4 angka dengan penambahan 0.5-1.5 % volume pada solar. Mengingat reaksi pra-nitrasi dapat dilakukan dengan berbagai metode, maka perlu diteliti efektifitas dari salah sat metode yaitu dengan menggunakan reagensia Grignard. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan aditif dengan metode analisis menggunakan Infrared untuk melihat daerah serapan atau gugus senyawa yang terbentuk, Atomic Absorption Spectrometry (AAS) untuk menghitung yield logam Magnesium yang bereaksi dan Gas Cromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). untuk menganalisa struktur metil ester serta berat molekulnya. Adapun tahapan reaksi yang dilakukan adalah sebagai berikut: reaksi transesterifikasi untuk menghasilkan metil ester, hasilnya struktur palmitat dari minyak kelapa sawit dominan pada metil ester ini. Langkah selanjutnya dengan melakukan sintesis senyawa Grignard, yield dari reaksi ini adalah 66.67 %. Grignard hasil sintesis direaksikan dengan metil ester untuk menghasilkan senyawa antara yaitu alkohol tersier, yield reaksinya adalah 26.41 %. Lalu dilakukan reaksi nitrasi pada campuran alkohol tersier yang terbentuk dan metil ester sisa, sehingga dihasilkan aditif yang merupakan campuran senyawa Ester Nitrat dan senyawa Ester Nitrit. Penggunaan dosis 0,25-1.5 % meningkatkan CN minyak solar 0-8-4 angka. Penambahan 1 % sudah cukup meningkatkan CN minyak solar indonesia dari 45 menjadi 48 untuk memenuhi standar intemasional kategori I. Penambahan 2 % senyawa ini meningkatkan CN menjadi 11-15 angka dan minyak solar bersifat lebih eksplosif.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Perkembangan teknologi yang pesat, mendukung munculnya berbagai inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan aplikasinya khususnya di dunia teknik sipil. Hal ini dapat dilihat dari mulai pergunakannya pelat karbon sebagai material perkuatan struktur, akibat dari berkembangnya dinamika aktivitas manusia yang berdampak pada berubahnya fungsi suatu bangunan. Perubahan inilah yang dapat menyebabkan beban-beban rencana semakin besar sehingga dibutuhkan langkah-langkah perbaikan yang dalam penelitian ini ditinjau sebagai sistem pertukaran struktur dengan penebalan dimensi secara concrete menggunakan tambahan bahan aditif Sila Viscocrete. Bangunan beton bertulang merupakan struktur yang dirancang dengan mutu dan umur rencana tertentu. Apaliba pembenanan pada struktur beton melebihi beban rencana, maka akan terjadi penurunan kekuatan struktur bangunan (deteriorate) sehingga umur yang direncanakan tidak dapat tercapai. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan-tindakan perbaikan untuk mendukung struktur bangunan agar umur bangunan yang direncanakan dapat tercapai. Pekerjaan perkuatan struktur seringkali merupakan pekerjaan dengan permasalahan tersendiri sebab pekerjaan perkuatan ini dilakukan pada struktur-struktur yang sudah ada, sehingga factor lokasi (kemudahan untuk dicapai), cuaca, lama waktu pengerjaan dan biaya pelaksanaan merupakan factor-faktor penentu yang seharusnya dipertimbangkan dengan seksama oleh seorang perencana. Perbaikan mutu beton sebagai perkuatan struktur dapat dilakukan dengan mengaplikasikan bahan aditif dengan nama produksi ViscoCrete. Pemakaian produk ini memiliki kemudahan dalam pelaksanaan instalasi material perkuatan dan efektivitas waktu pengerjaan perkuatan. Dalam penelitian ini yang ditinjau adalah besar peningkatan kekuatan lentur elemen struktur balok dengan penebalan dimensi yang relatif kecil menggunakan bahan aditif ViscoCrete yang merupakan hasil perbandingan kekuatan struktur sebelum dan sesudah penebalan. Benda uji balok yang tidak dipertebal dan sudah dipertebal dimensinya akan diuji terhadap gaya aksial lentur sampai runtuh.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Estuning R.
Abstrak :
Efek drag reduction dapat dihasilkan dengan penambahan aditif berupa polymer yang dapat menimbulkan peredaman turbulensi yang disebabkan oleh karakteristik dan gerakan fluida Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan guar gum kedalam crude oil yang dialirkan dalam pipa diameter 8 mm dan pengaruh penambahan konsentrasi guar gum terhadap efek drag reduction. Penambahan polimer dilakukan pada kisaran konsentrasi sampai 10 kali lipat, dan dihasilkan efek drag reduction sampai 2 kali lipat lebih besar. Analisa dilakukan dengan mengamati hubungan antara koeiisien gesek dan bilangan Reynolds untuk menampilkan efek drag reduction. Dari hasil eksperimen, didapat hasil pada penarnbahan polimer 500 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm, 3500 ppm, dan 5000 ppm didapatkan efek drag reduction sebesar berturut-turut 93%, 11,1%, 12,3%, 13,6% dan 18,7%. ......Drag reduction phenomena can be obtained using additive polymer that can generate turbulence damping by fluid movement and characteristic. This research was carried out to observe the effect of additive guar gum in crude oil solvent, which flow through 8 mm diametered pipe, and the increments effect of guar gum concentration. The increment concentrations are ranged up to 10 times and drag reduction eject was obtained up to 2 times bigger. This research analysis was done using j?-iction coejicients and Reynolds numbers relation to put forward drag reduction phenomena. The researchs results using P06/MEF additive in 500 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm, 3500 ppm and 5000 ppm concentrations were obtained drag reduction phenomena about 9.3%, 11.1 %, 12.3%, 13.6% and 18,7%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyala Dwis Merthania
Abstrak :
ABSTRAK
Penggilingan clinker pada industri semen tidak selalu bekerja optimum karena mesin penggilingan akhir yang dilengkapi ball mill selalu di ?on-off? untuk menghindari suhu tinggi pada mesin penggiling. Akibat utamanya adalah pemborosan bahan bakar listrik dan waktu produksi.

Mengingat bahwa pelaksanaan tidak dapat dilakukan di lapangan, maka penelitian dilakukan secara skala laboraturium. Dengan ditambahkannya fly ash sebagai aditif pada penggilingan clinker (1-10% per kilogram clinker), maka proses penggilingan semen diharapkan akan semakin lancar karena sifat aditif tersebut akan memecah ikatan elektrostatif antara ball mill dengan semen sehingga semen yang keluar dari proses penggilingan akhir menjadi lebih lancar yang berarti pemborosan listrik dan waktu produksi dapat diatasi.

Penambahan fly ash I-5% pada penggilingan akhir semen berdasarkan pada keoptimuman fly ash bekerja tampa merubah sifat semen Portland tipe 1(blaine 2800-330Ocm2/g, distribusi partikel dengan mesh<325 sekitar 70-75%, komposisi kimia terpenuhi). Hasil penelitian diperoleh bahwa dengan penambahan I-5% fly ash /kg clinker, komposisi kimia yang disyaratkan untuk semen Portland tipe I tetap terpenuhi. Kenaikan blaine bertambah, yaitu sekjtar 5-15% dari standart yang dibuat saat penelitian yaitu 2979 cm2/g dan kenakan distribusi partikel yang dilihat dari naiknya persentase mesh semen diatas 325 sekitar 2-11% dari standart penelitian dengan lamanya penggilingan 60 menit untuk tiap sampel.

Sehingga penghematan penggunaan energi listrik pada proses penggilingan akhir semen dicapai sampai dengan 20%.
2001
S49128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Adhitya
Abstrak :
Biodiesel merupakan salah satu solusi bahan bakar alternatif yang tepat digunakan di Indonesia karena Indonesia merupakan salah satu produsen Crude Palm Oil CPO terbesar di dunia. Saat ini, Biodiesel digunakan sebagai campuran dari diesel dari minyak bumi Solar. Masalah utama yang terjadi adalah kecenderungan biodiesel untuk teroksidasi sehingga menurunkan storage life. Masalah tersebut dapat diatasi dengan penambahan aditif antioksidan seperti tert-Butylhydroquinone TBHQ yang harganya murah dan banyak tersedia di pasaran. Performa TBHQ kurang memuaskan karena dispersinya yang buruk saat dicampur pada biodiesel. Oleh karena itu, TBHQ dicampurkan kedalam biodiesel dengan bantuan surfaktan Sorbitan monooleate yang bertujuan untuk meningkatkan dispersi sehingga performanya sebagai antioksidan lebih baik. Pencampuran tersebut dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu pertama-tama mencampurkan TBHQ dengan surfaktan, kemudian dicampurkan kedalam biodiesel, serta dilakukan uji dispersi. Biodiesel diuji ketahanan oksidasinya sebelum dan setelah dicampurkan TBHQ dan surfaktan dengan bilangan asam dan bilangan iodin. Pengujian tersebut menunjukkan bahwa penambahan surfaktan Sorbitan Monooleate mampu meningkatkan dispersi TBHQ pada biodiesel. Peningkatan ketahanan oksidasi pada biodiesel paling baik terjadi setelah penambahan surfaktan Sorbitan Monooleate 300 ppm dan TBHQ 2000 ppm.
Biodiesel is one of the best alternative fuels solutions to be used in Indonesia because Indonesia is one of the largest producers of Crude Palm Oil CPO in the world. Currently, Biodiesel is used as a mixture of diesel from petroleum Solar. The main problem that occurs is the tendency of biodiesel to oxidize, thus lowering the shelf life. The problem can be solved by the addition of antioxidant additives such as tert Butylhydroquinone TBHQ which is cheap and widely available in the market. TBHQ performance is less satisfactory because of poor dispersion when mixed in biodiesel. Therefore, TBHQ is incorporated into biodiesel with the help of Sorbitan monooleate surfactant which aims to increase dispersion so that its performance as an antioxidant is better. Mixing can be done with several steps, namely first mixing TBHQ with surfactant, then mixed into biodiesel, and conducted by dispersion test. Biodiesel tested its oxidation resistance before and after mixed TBHQ and surfactant with acid number and iodine number. The tests showed that the addition of Sorbitan Monooleate surfactant increased the dispersion of TBHQ antioxidant additive in biodiesel. The best improvement of oxidative stability of biodiesel occur after adding the Sorbitan Monooleate 300 ppm and TBHQ 2000 ppm to the biodiesel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luki Farhandika
Abstrak :
Pemakaian bahan bakar pada kendaraan seringkali menimbulkan deposit dan pencemaran yang berasal dari pembakaran tidak sempurna. Peningkatan efisiensi pembakaran bahan bakar dan pengurangan pencemaran udara dapat dilakukan dengan memformulasi bahan bakar dengan zat aditif yang berfungsi untuk mengendalikan deposit dalam ruang mesin kendaraan. Deposit control additive (DCA) terdiri atas kepala polar dan hidrokarbon sebagai buntut non-polar memiliki kemiripan dengan struktur suatu surfaktan. Salah satu jenis hasil sintesis melalui reaksi aminasi Poliisobutilena (PIB) -amina telah dibuktikan penggunaannya sebagai aditif pengendali deposit. Ketika panjang molekul PIB semakin besar, maka peningkatan efisiensi pembakaran juga semakin besar. Komposisi gugus amina yang semakin banyak memperbanyak deposit yang dapat diikat. Penelitian ini dilakukan dengan mensintesis 2 tipe PIB dengan berat molekul rata-rata 950, dan 1300 dengan 2 tipe amina berupa tetraethylenepentamine (TEPA) dan diethylenetriamine (DETA) dengan reaksi aminasi. Selama reaksi aminasi juga digunakan pelarut heksadekana karena PIB memiliki kekentalan yang tinggi. Hasil sintesis diuji karakteristik fisika-kimia dan performa anti depositnya dalam mesin bensin dengan dilarutkan kepada gasoline. Analisis gugus fungsi poliisobutilena-amina (PIBA) menunjukkan adanya ikatan C-H, C-N, N-H, N-H2, dan C=C. Keberhasilan sintesis dibuktikan dengan pergeseran peak gugus C-N ke angka gelombang yang lebih besar dan berkurangnya intensitas gugus C=C pada grafik FTIR. Uji performa aditif pengendali deposit menunjukkan deposit yang terbentuk pada intake valve untuk PIB (mw = 950) – DETA 0,1338 g; PIB (mw = 950) – TEPA 0,0925 g; dan PIB (mw = 1300) – TEPA 0,0812 g. ......Usage of fuel in vehicle at times cause deposit and pollution from imperfect combustion. Improving fuel efficiency and reducing pollution can be done by adding additive substance which can controls deposit in vehicle engine. Deposit control additive consist of polar head and hydrocarbon as non-polar tail has similar structure with surfactant. One of the results of amination reaction is polyisobutylene (PIB)-amine has proven its effectiveness as deposit control additive. The longer the length of PIB, the higher its effect on improving combustion efficiency. A larger amount of amine in its composition increase its ability to attract deposit. This research is done by synthesize 2 type of PIBs with average molecular weight of 950 and 1300 with 2 type of amines which are tetraethylenepentamine (TEPA) and diethylenetriamine (DETA) with amination reaction. During the reaction hexadecane is also use as solvent because the high viscosity of PIB. The synthesized results will be tested their physic-chemical characteristics and their DCA performance in gasoline engine when reconstituted in gasoline. Functional group analysis showed the synthesized polyisobutylene-amines (PIBA) have C-H, C-N, N-H, N-H2, and C=C bonds. Succesful synthesis can be proved from a shift of C-N bond’s peak to a greater wave number and the decreasing intensity of C=C bond in FTIR graph. Deposit control additive performance test showed the amount of deposit formed in the intake valve for PIB (mw = 950) – DETA 0,1338 g; PIB (mw = 950) – TEPA 0,0925 g; and PIB (mw = 1300) – TEPA 0,0812 g.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>