Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febrika
"DNA adduct dapat menjadi suatu biomarker dari senyawa kimia
genotoksik. Pembentukan adduct merupakan salah satu indikator awal
terjadinya mutagenesis dan karsinogenesis. Penelitian ini dilakukan untuk
mempelajari potensi formaidehid dan benzaldehid dalam menyebabkan
terbentuknya adduct pada basa-basa DNA. Sebagai basa DNA digunakan 2-
deoksiguanosin (dG) dan 2-deoksiguanosin-5-monofosfat (dGMP). Analisis
dilakukan dengan mbnggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
fase terballk kolom 018 dan 08, eiuen larutan dapar fosfat: metanol (9;1).
Has!! yang diperoieh menunjukkan formaidehid terbukti mampu membentuk
adduct dengan dG dan dGMP, sedangkan benzaldehid belum terbukti. Dari
sampling lapangan yang dilakukan, diketahui terdapat penggunaan
formaidehid (formalin) sebagai bahan pengawet dalam makanan. Penelitian
mengenai peranan formaidehid dan benzaldehid dalam menyebabkan
mutagenesis dan karsinogenesis perlu dilakukan"
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novatina N.T.
"Pembentukan adduct antara senyawa akrilamida dengan seriyawa
makromoleku! sel' yaitu protein (hemoglobin) dan basa-basa dari DMA
(guanin) merupakan metode alternatif yang dapat mereduksi rangkaian
metode-metode yang harus dilakukan dalam meneliti sifat karsinogenitas
suatu senyawa kimia.
Penelitian dilakukan untuk menyelidiki adanya interaksi yang terjadi
antara akrilamida dengan 2'-deoxyguanosin-5'-monofosfat (dGMP) yang
merupakan salah satu basa dari DMA dan antara akrilamida dengan
hemoglobin yang merupakan protein dalam darah Proses pembentukan adduct dari dGMP dilakukan dengan
menginkubasi senyawa tersebut terhadap akrilamida dengan variasi kondisi
yaitu pH (asam=3.5, netral=7, basa=9) dan variasi suhu (antara 37°C -
80°C).
Dari hasil pengukuran dengan HPLC, terlihat bahwa kenaikan suhu dan
kenaikan pH memberikan pengaruh yang linear berbanding lurus dengan
jumlah adduct yang terbentuk.
Sedangkan pada proses pembentukan adduct dari dGMp dilakukan
dengan menginkubasi sampel darah dengan akrilamida dan kemudian
mengisolasi hemoglobin-adduct yang terbentuk.
Dari hasil pengukuran HPLC, terlihat bahwa hemoglobin dapat pula
berinteraksi dengan senyawa akrilamida membentuk suatu adduct. Pada
sampel ini juga dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer UV yang
memberikan hasil adanya pergeseran panjang gelombang dari adduct"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agitha Nurul Komara Putri
"Pada penelitian ini dilakukan studi pembentukan DNA adduct 8-OHdG sebagai biomarker kerusakan DNA akibat oksidatif stress. Penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan basa DNA 2?-deoksiguanosin 5?-monofosfat dengan senyawa-senyawa yang dapat berkontribusi menghasilkan radikal seperti Benzena, Naftalena, dan Ni(II). Profil pembentukan 8-OHdG dilakukan pada suhu 37°C dan 60°C, pH 7,4 dan pH 8,4 , dengan waktu inkubasi 5 jam serta dengan variasi penambahan hidrogen peroksida. Hasil adduct dianalisis menggunakan HPLC reversed phase dengan detektor UV pada panjang gelombang 254 nm. Eluen yang digunakan yaitu campuran Buffer fosfat pH 6,7 10 mM dan Metanol, dengan perbandingan 85:15. Waktu retensi dGMP standar yang diperoleh yaitu 7,3 menit dan 8-OHdG pada 9,0 menit. Hasil analisis yang diperoleh menunjukan bahwa 8-OHdG terbentuk akibat reaksi deoksiguanosin monofosfat dengan hidroksi radikal yang dihasilkan oleh benzena, naftalena, dan Ni(II). Pada penambahan hidrogen peroksida terlihat bahwa adduct terbentuk pada semua variasi kondisi, sedangkan tanpa penambahan hidrogen peroksida, adduct hanya terdeteksi pada suhu 60°C dengan pH 7,4 dan 8,4. Sementara itu pada suhu 37°C, adduct 8-OHdG tidak terdeteksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembentukan adduct dipengaruhi oleh suhu. Pada kondisi suhu yang lebih tinggi, jumlah adduct yang dihasilkan lebih banyak.

This research was carried out to study DNA adduct 8-OHdG formation as biomarkers of DNA damage due to oxidative stress. This research was conducted by reacting the nucleotide 2?deoxyguanosine-5'-monophosphate with compounds that can contribute to generate radicals such as Benzene, Naphthalene, and Ni(II). Formation of 8-OHdG was performed at 37°C and 60°C, pH 7,4 and pH 8,4 for 5 hour incubation time and variation of the addition of hydrogen peroxide. The adduct obtained from these reactions were analyzed using reversed phase HPLC with UV detector at a wavelength of 254 nm. Eluent was used in this study was a mixture of phosphate buffer pH 6,7 10 mM and methanol at ratio 85:15 The retention time of dGMP and 8-OHdG obtanied at 7,3 minute and at 9,0 minute respectively. The HPLC analysis showed that 8-OHdG was successfully formed by reaction of deoxyguanosine monophosphate with hydroxy radical generated by benzene, naphthalene, and Ni (II). In the presence of hydrogen peroxide, 8-OHdG was formed in all variation conditions, whereas in absence of hydrogen peroxide, the adduct was detected only in the condition at temperature of 60°C with a pH of 7,4 and 8,4 . While at 37°C, 8-OHdG was undetected. This study shows that adduct formation was affected by temperature. The higher the temperatures, the greater the number of adducts would be obtained."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswanto Adi Wijanarko
"Polusi lingkungan yang semakin parah disertai merebaknya pola hidup yang tidak sehat di masyarakat dapat meningkatkan sumber paparan bahan karsinogenik yang dapat menyebabkan penyakit kanker. Benzo[a]pirena dan Kobalt II adalah beberapa contoh bahan karsinogenik yang umum ditemukan di lingkungan. Kedua bahan ini dapat secara bersamaan masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau udara tercemar dan merusak DNA. Pada penelitian ini dipelajari bagaimana pengaruh paparan BaP dan Co II secara in vitro pada 2'-deoksiguanosin terhadap pembentuka senyawa 8-hidroksi-2'-deoksiguanosin 8-OHdG. Peningkatan jumlah senyawa 8-OHdG dipakai sebagai indikator terjadinya kerusakan DNA sekaligus digunakan sebagai biomarker risiko kanker. Ditemukan bahwa kombinasi BaP dan Co II tidak memberikan efek sinergis dalam pembentukan 8-OHdG. Jumlah 8-OHdG yang terbentuk tidak berbeda jauh dengan jumlah yang dihasilkan dari paparan BaP saja. Paparan Co II melalui reaksi Fenton-Like memberikan hasil pembentukan 8-OHdG yang paling tinggi. Diikuti dengan BaP dan Co II , kemudian BaP dan H2O2.

Increasingly severe environmental pollution with an unhealthy pattern of life in the community can increase the source of exposure of carcinogenic substances that can cause cancer. Benzo a pirena and Cobalt II are some examples of carcinogenic substances commonly found in the environment. Both of these materials can simultaneously enter the body through food or polluted air and damage DNA. In this study we studied how the effect of BaP and Co II exposure in vitro on 2'-deoxyguanosine. An increase in the amount of the 8 hydroxy 2'-deoxyguanosin compound is used as an indicator of the occurrence of DNA damage as well as being used as a cancer risk biomarker. It was found that the combination of BaP and Co II did not provide a synergistic effect in the formation of 8 OHdG. The amount 8 OHdG formed does not vary much with the amount that resulted from BaP exposure alone. Exposure Co II through Fenton Like reaction gives the highest yield of 8 OHdG formation. Followed by BaP and Co II, then BaP and H2O2.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Movadhy Rakhman
"Adduct merupakan zat hasil reaksi yang akan terbentuk dalam penggunaan zat pengalkil (alkylating agent) pada kemoterapi. N7-metilguanin merupakan adduct yang berkaitan erat dengan efektivitas zat pengalkil, sedangkan O6-metilguanin berkaitan erat dengan karsinogenisitas zat pengalkil. Pemisahan dan analisis kuantitatif campuran adduct tersebut berguna untuk memprediksi efektivitas dan karsinogenisitas suatu zat pengalkil. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kondisi analisis dari campuran guanin, N7-metilguanin, adenin, O6-metilguanin, N1-metiladenin, dan N3-metiladenin, serta melakukan validasi atas metode analisis optimal tersebut. Metode yang digunakan ialah Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan kolom penukar kation kuat Supelcosil LC-SCX dengan fase gerak amonium format-metanol (94:6) yang mengandung amonium format dengan konsentrasi akhir 30mM, pH 4, laju alir 1,2 ml/menit, suhu 30oC, dan detektor UV pada 274 nm. Persamaan kurva kalibrasi yang diperoleh menunjukkan hubungan linear dengan koefisien korelasi di atas 0,999. Batas deteksi dan batas kuantitasi untuk guanin dan N3-metiladenin berturut-turut ialah 0,1 dan 0,3 μg/ml, sedangkan untuk N7-metilguanin, adenin, O6-metilguanin, N1-metiladenin berturut-turut ialah 0,3 dan 0,5 μg/ml. Uji keterulangan pada keenam komponen sampel memberikan koefisien variasi di bawah 2%. Uji stabilitas menunjukkan koefisien variasi di bawah 2% pada pengujian selama 3 hari berturut-turut."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Yusrika Utami
"
ABSTRAK
Kanker merupakan penyakit yang dapat menyerang berbagai organ tubuh
sehingga berisiko mematikan. Kurangnya informasi dan metode untuk mendeteksi
risiko kanker secara dini menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka
kejadian dan kematian akibat kanker di dunia. Oleh karena itu, berbagai metode
sedang dikembangkan untuk mendeteksi risiko kanker secara dini, salah satunya
dengan identifikasi biomarker kerusakan DNA berupa DNA adduct. Pada
penelitian ini dianalisis 8-OHdG, yaitu adduct dari basa guanin yang mengalami
serangan spesies reaktif pada posisi C-8. Analisis kuantitatif konsentrasi 8-OHdG
dalam sampel dilakukan menggunakan instrumen HPLC-UV pada panjang
gelombang 254 nm dengan komposisi eluen metanol : buffer fosfat 20:80.
Sembilan orang penderita kanker payudara (CA) dan 17 orang perokok (SP)
dipilih sebagai sampel pada penelitian ini. Sebagai kontrol, diambil 31 sampel non
perokok (NK). Pada sampel kelompok CA, SP, dan NK terdeteksi 8-OHdG
masing-masing sebesar 0,913 ? 124,171 mg 8-OHdG/g kreatinin, 4,121 - 66,731
mg 8-OHdG/g kreatinin, dan 0,035 - 47,493 mg 8-OHdG/g kreatinin. Hasil
analisis dan uji statistik menunjukkan bahwa sampel penderita kanker payudara
memiliki konsentrasi 8-OHdG yang lebih tinggi daripada sampel perokok dan
sampel kontrol. Konsentrasi 8-OHdG dapat menggambarkan tingkat kerusakan oksidatif DNA

ABSTRACT
Cancer is a disease that can affect various organs of the body so that it
may cause the risk of lethal. Lack of information and methods for early detection
of cancer risk is one cause of increasing incidence of and mortality from cancer in
the world. Therefore, various methods are being developed for early detection of
cancer risk, one methods is with the identification of biomarkers of DNA damage
in the form of DNA adducts. In this study, 8-OHdG was analyzed, which is the
guanine base adducts of the reactive species atatck at C-8 position. Quantitative
analysis of 8-OHdG concentration in the sample was carried out using HPLC-UV
instrument at a wavelength of 254 nm with eluen composition of methanol :
phosphate buffer 20:80. Nine people with breast cancer (CA) and 17 smokers (SP)
was chosen as the sample in this study. As a control, 31 samples of non-smokers
was taken. On a sample group of CA, SP, and NK, 8-OHdG were detected
respectively by 0,913 ? 124,171 mg 8-OHdG/g creatinine, 4,121 - 66,731 mg 8-
OHdG/g creatinine, dan 0,035 - 47,493 mg 8-OHdG/g creatinine. Analysis and
statistical result indicate that breast cancer samples have higher concentrations of
8-OHdG than the control samples and samples of smokers. 8-OHdG
concentrations may reflect the level of oxidative DNA damage.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43733
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Juniarti
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan bisphenol A sebagai prooksidan. Pembentukan DNA adduct 8-OHdG dilakukan dengan mereaksikan dG dengan bisphenol A serta penambahan reagen Fenton. DNA adduct 8-OHdG dianalisis menggunakan HPLC kromatografi fasa terbalik dengan detector UV/vis pada panjang gelombang 254 nm. Kondisi optimum untuk menganalisis 8-OHdG menggunakan eluen dengan campuran buffer fosfat pH 6,7 10 mM dan metanol pada rasio 85:15. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bisphenol A bersifat sebagai prooksidan ditandai dengan peningkatan hasil 8-OHdG yang terbentuk pada reaksi dengan penambahan bisphenol A. Penambahan reagen Fenton juga meningkatkan hasil 8-OHdG.Variasi pada penelitian kali ini meliputi variasi suhu, pH, dan waktu inkubasi. Variasi pH 7,4 dan 8,4, suhu 37⁰C dan 60⁰C, serta waktu inkubasi 5 dan 7 jam. Sebagian besar konsentrasi 8-OHdG akan meningkat dengan meningkatnya pH, suhu, dan dengan waktu inkubasi yang lebih lama.

This reseach was conducted to study the ability of bisphenol A as a prooxidant. The formation of DNA adduct 8-OHdG was being done by reacting dG with bisphenol A with addition of Fenton reagent. DNA adduct 8-OHdG were analyzed by using reversed phase HPLC with UV/vis detector at 254 nm. The optimum condition to analyze 8-OHdG obtained by using eluent with a mixture of phosphate buffer pH 6,7 10 mM and methanol at ratio 85:15. The results of this study indicate that bisphenol A act as prooxidant because of the increased yield of 8-OHdG formed in the reaction by the addition of bisphenol A. The addition of Fenton reagent also increased the yield of 8-OHdG.Variations in this present study include the variations of temperature, pH, and incubation time. Variations of pH 7.4 and 8.4, temperature 37⁰C and 60⁰C, also the incubation time 5 and 7 hours. Mostly the concentration of 8-OHdG will increased with the increasing of pH, temperature, and with longer incubation time.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filia Stephanie
"Pada penelitian ini dilakukan studi pembentukan 8-OHdG akibat paparan Kromium III Dan Benzo[a]piren terhadap senyawa 2 rsquo;-deoksiguanosin. Studi pembentukan 8-OHdG dilakukan dengan mereaksikan basa DNA 2 rsquo;-deoksiguanosin dengan xenobiotika berupa Benzo[a]piren dengan variasi pH 7,4 dan 8,4, waktu inkubasi 7 dan 12 jam, dan variasi suhu inkubasi 37oC dan 60oC. Pada campuran ini kemudian di tambahkan logam Kromium III dan H2O2 sebagai reagen reaksi Fenton-like. DNA Adduct 8-OHdG yang terbentuk dianalisis menggunakan High Performance Liquid Chromatography HPLC fasa terbalik dengan detektor UV pada panjang gelombang 254 nm. Eluen yang digunakan pada pengukuran 8-OHdG adalah campuran Buffer Fosfat pH 6,7 10mM dan LC-Grade metanol dengan rasio 85:15 dengan laju alir 1 mL/menit. Hasil penelitian didapatkan bahwa pada semua campuran di semua variasi waktu, suhu, dan pH terdeteksi 8-OHdG, akan tetapi tidak dapat terkuantifikasi. Penambahan reagen Fenton juga meningkatkan hasil 8-OHdG yang terbentuk. Waktu inkubasi yang lebih lama serta suhu yang lebih tinggi menghasilkan 8-OHdG dengan konsentrasi yang lebih banyak, sedangkan variasi pH antara 7,4 dan 8,4 tidak berpengaruh secara signifikan pada pembentukan 8-OHdG.

In this research, study of 8 hydroxy 2 rsquo deoxyguanosine 8 OHdG caused by exposure of Chromium III and Benzo a pyrene was conducted. This study was done by reacting 2 rsquo deoxyguanosine as DNA base with xenobiotic like Benzo a pyrene with variation of pH 7.4 and 8.4, incubation time 7 and 12 hours, and incubation temperature 37oC and 60oC. On this mixture, another observation was conducted with addition of Chromium III and H2O2 as the Fenton like reaction reagent. 8 OHdG DNA Adduct was then analyzed with High Performance Liquid Chromatography HPLC reversed phase with UV detector on 245 nm wavelength. The mixture of pH 6.7 Phospate Buffer 10mM and LC grade methanol with ratio of 85 15 and 1 mL minute flow rate were used in the measurement of 8 OHdG. On every mixture in all pH, time, and temperature variation, 8 OHdG was detected with the concentration below the Limit of Quantification, thus the concentration can not be quantified. Addition of the Fenton like reaction reagent also impacted on higher 8 OHdG concentration in result. Longer incubation time and higher incubation temperature were proved to generate more 8 OHdG, meanwhile the variation of pH did not significantly affect the concentration of generated 8 OHdG in the mixture.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Irawati
"Penyakit kanker disebabkan oleh peristiwa karsinogenesis dan ditandai dengan adanya kerusakan oksidatif DNA. Senyawa tert-butilhidroquinon TBHQ diduga sebagai pemicu terjadinya peristiwa karsinogenesis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi adanya pembentukan DNA adduct 8-hidroksi-2 rsquo;-deoksiguanosin 8-OHdG akibat adanya paparan senyawa TBHQ pada 2 rsquo;-deoksiguanosin dan calf thymus DNA secara in vitro dengan variasi pH, waktu, dan suhu.
Penelitian ini dilakukan menggunakan 2 39;-deoksiguanosin-5 39;-monophosphat dan TBHQ melalui reaksi fenton dengan variasi pH yaitu 7,4 dan 8,4, variasi waktu inkubasi yaitu 1 jam dan 3 jam, dan variasi suhu yaitu 37oC dan 60oC. Kemudian sampel dari 2 rsquo;-deoksiguanosin dianalisis menggunakan HPLC, sedangkan sampel dari calf thymus DNA dianalisis menggunakan UV-Vis. Dilakukan juga uji kestabilan 8-OHdG dengan variasi pH menggunakan HPLC.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi pembentukan 8-OHdG lebih banyak terjadi berturut-turut pada pH 8,4 daripada pH 7,4, dengan waktu inkubasi 3 jam daripada dengan waktu inkubasi 1 jam, dan pada suhu 60oC daripada suhu 37oC, serta menunjukkan adanya reaksi fenton. Rasio kemurnian calf thymus DNA pada ?260/?280 yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1,83. Terjadi pergeseran puncak panjang gelombang maksimum dari hasil inkubasi calf thymus DNA dan senyawa TBHQ serta Fe2 yang menandakan terjadinya perubahan struktur DNA. Hasil uji kestabilan 8-OHdG pada kondisi asam dan basa menunjukkan 8-OHdG mengalami kerusakan.

Cancer is caused by a carcinogenesis and is characterized by DNA oxidative damage. The tert butylhydroquinone TBHQ compound is thought to be the trigger for the carcinogenesis. The aim of this study was to investigate and identify the formation of 8 hydroxy 2 39 deoxyguanosine 8 OHdG adduct DNA due to exposure of TBHQ compounds to 2 39 deoxyguanosine and calf thymus DNA in vitro by pH, time, and temperature variations.
This study was carried out using 2 39 deoxyguanosine 5 39 monophosphate and TBHQ by fenton reaction with pH variation of 7.4 and 8.4, variation of incubation time ie 1 hour and 3 hours, and temperature variation ie 37oC and 60oC. Then a sample of 2 39 deoxyguanosine was analyzed using HPLC, while samples from the calf thymus DNA were analyzed using UV Vis. It also performed a stability test of 8 OHdG with pH variation using HPLC.
The results show that the concentration of 8 OHdG formation occurs more successively at pH 8.4 than pH 7.4, with an incubation time of 3 hours than with an incubation time of 1 hour, and at a temperature of 60 C rather than 37 C, fenton reaction. The purity ratio of calf thymus DNA in 260 280 used in this study was 1,83. There is a maximum wavelength peak shift from the incubation of the calf thymus DNA and the TBHQ and Fe2 compounds indicating the change in DNA structure. Stability test results of 8 OHdG on acid and base conditions showed 8 OHdG damage.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Silva Putri Hindarsyah
"ABSTRACT
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pembentukan DNA Adduct 8-OHdG akibat kerusakan oksidatif DNA yang disebabkan oleh paparan formaldehida dan logam Cu (II). Studi in vivo dilakukan dengan menggunakan kelompok tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberi paparan formaldehida (82 mg/kg BB) dan Cu (II) (10 mg/kg BB) selama 28 hari. Sampel urin diambil setiap minggunya. Studi in vitro dilakukan dengan mereaksikan 2-deoksiguanosin dengan formaldehida, logam Cu (II), dan H2O2 melalui reaksi Fenton-like. Reaksi dilakukan pada suhu 37°C dengan variasi pH (7,4 dan pH 8,4) serta waktu inkubasi (7 dan 12 jam). Analisis pembentukan 8-OHdG secara in vivo dan in vitro dilakukan menggunakan instrumen LC-MS/MS dengan kromatogafi fasa terbalik. Fasa gerak yang digunakan adalah campuran amonium asetat 20 mM pH 4 dan asetonitril dengan gadien elusi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa paparan formaldehida dan logam Cu (II) dapat menyebabkan terbentuknya DNA Adduct 8-OHdG. Pada studi in vivo, ditemukan kadar 8-OHdG tertinggi pada kelompok paparan formaldehida dengan Cu (II). Pada studi in vitro, terbentuk 8-OHdG dengan konsentrasi paling tinggi pada kelompok variasi formaldehida, Cu (II) dan H2O2.

ABSTRACT
This research was conducted to analyze the formation of DNA Adduct 8-OHdG due to oxidative DNA damage caused by exposure formaldehyde and Cu (II). In vivo studies were conducted using a group of rat (Rattus norvegicus) which were exposed to formaldehyde (82 mg/kg BW) and Cu (II) (10 mg/kg BW) for 28 days. Urin samples were taken every week. In vitro studies were carried out by reacting 2-deoxyguanosine with formaldehyde, Cu (II) and H2O2 through a Fenton-like reaction. The reaction was carried out at 37°C with variation in pH (7,4 and 8,4) and incubation time (7 and 12 hours). Analysis of the formation DNA Adduct 8-OHdG with in vivo and in vitro studies using LC-MS/MS with reverse phase chromatogaphy. The mobile phase used was a mixture of 20 mM ammonium acetate pH 4 and acetonitrile with elution gadient. The results of the study show that exposure of formaldehyde and Cu (II) can cause the formation of a DNA Adduct 8-OHdG. In vivo study showed that the highest levels of 8-OHdG were found in the group that exposed to formaldehyde with Cu (II). In vitro study showed that 8-OHdG was formed with the highest concentration in the formaldehyde, Cu (II) and H2O2 variation groups."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>