Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggit Silo Saktiko
"Penilaian kembali (revaluasi) aktiva tetap dalam akuntansi pada umumnya tidak diperkenankan. Alasan yang dikemukakan sesuai PSAK Nomor 16 paragraf 29 adalah penilaian aktiva yang paling obyektif adalah berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah khususnya ketentuan perpajakan.
Diperkenankannya fasilitas perpajakan beruapa penilaian kembali aktiva tetap perusahaan bertolak dari kondisi perekonomian Indonesia yang kerap dilanda krisis dan memicu adanya perkembangan harga (inflasi) yang mencolok atau perubahan kebijakan di bidang moneter. Kondisi ini yang menyebabkan pada sektor dunia usaha terdapat ketidakserasian antara biaya dan penghasilan yang mengakibatkan posisi keuangan perusahaan menjadi tidak wajar. Berdasarkan pertimbangan tersebut Pemerintah memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan penilaian kembali aktiva tetapnya.
Menteri Keuangan sebagai pejabat yang berwenang menetapkan peraturan tentang penilaian kembali aktiva tetap, terakhir telah mengeluarkan keputusan Nomor : 4 86/KMK.03/2002 tanggal 2 8 November 2002 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan. Untuk pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-519/PJ/2002 tanggal 02 Desember 2002 tentang Tata Cara dan Prosedur Pelaksanaan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan.
Dengan mencermati seperangkat ketentuan perpajakannya, perusahaan yang mempertimbangkan akan melakukan penilaian kembali atas aktiva tetapnya akan mendapatkan peluang tax planning yang dapat dilakukan untuk dapat memperkecil atau meminimalisir jumlah beban PPh Badannya. Upaya tax planning tersebut tidak terlepas dari implikasi pemajakan terhadap penilaian kembali aktiva tetap, yaitu selain syarat administratif dan teknis serta pilihan waktu, umumnya lebih ditujukan kepada beberapa hal yang terkait dengan beban pajak yang akan dipikul oleh perusahaan pelaku penilaian kembali.
Suatu metode analisis biaya dan manfaat (cost and benefit) menjadi penting bagi perusahaan dalam mempertimbangkan pelaksanaan penilaian kembali aktiva yang bersifat optional. Keuntungan saat melakukan penilaian kembali (current benefit) dan keuntungan masa depan (discounted future benefits) dapat dibandingkan dengan pengorbanan (cost) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk pelaksanaan penilaian kembali tersebut. Keuntungan mengalokasikan selisih lebih penilaian kembali sepanjang masa manfaat bagi kelompok aktiva dimaksud, akan menghasilkan penghematan pajak (tax saving) relatif sebesar tarif maksimum PPh Badan perusahaan. Sementara pengorbanan berupa pengeluaran dana untuk melakukan penilaian kembali aktiva tetap (misalnya : PPh final, jasa appraisal, jasa akuntan publik) merupakan cost bagi perusahaan.
Penghematan pajak tersebut dapat diproyeksikan kenilai kini arus kas (discounted cash flow). Akumulasi arus kas bersih atas proyeksi nilai kini dari penghematan pajak akan dibandingkan dengan pengeluaran biaya (cost) yang terjadi saat penilaian kembali (initial investment) misalnya PPh final 10%, biaya appraisal, atau jasa akuntan publik. Proyeksi arus kas (ran cash flows effect) melalui tax saving berdasar nilai kini (present value) dapat menghasilkan angka positif atau negatif. Beberapa faktor yang kemungkinan mempengaruhi besaran tax saving adalah tarif PPh Badan yang berlaku, tingkat bunga, besar kecilnya jumlah selisih penilaian kembali, dan karakteristik aktiva tetap (metode penyusutan, masa manfaat). Pendekatan terhadap arus kas (cash flow) perusahaan menjadi signifikan dalam kondisi sumber pendanaan yang menekankan pentingnya efisiensi.
Selain pertimbangan atas dasar basil analisis cost and benefit dengan pendekatan cash flow present value tersebut di atas, dalam rangka tax planning yang baik, masih terdapat hal-hal penting lainnya yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan, yaitu terkait aspek fungsi budgeter, aspek administrasi perpajakan dan aspek pembukuan atau akuntansi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damara Aldio Pradhana
"ABSTRAK
Man of action merupakan sebuah tahapan yang dinamis. Dinamika eksistensial vita activa yang terdiri dari animal laborans, homo faber dan man of action menentukan status eksistensial dari seorang subjek. Relasi subjek dengan kelompok tertentu selalu memiliki konsekuensi eksistensial tersebut. Konsekuensi eksistensial tersebut menuntut faktor-faktor lainnya seperti pluralitas, kebanalan dan kebebasan. Di dalam relasi subjek dengan kelompok tertentu, subjek dapat menjadi man of action dan tidak menjadi man of action. Dengan kata lain struktur dinamika eksistensial yang terjelaskan dalam film Imperium bukanlah sebuah tahapan akhir yang bersifat hierarkis, akan tetapi merupakan kondisi transmisi yang membutuhkan momentum.

ABSTRACT
Man of action becomes a dynamic stage. The existential dynamics of the vita activa consisting of animal laborans, homo faber and man of action determine the existential status of a subject. The subject 39 s relation to a particular group always has that existential rigidity. The existential consequences are other factors such as plurality, banality and freedom. In a subject relation with a particular group, the subject can be a man of action and not be a man of action. In other words the structure of the existential dynamics described in the Imperium film which is a hierarchical final stage, but is a displacement condition that requires momentum."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendi Lustanto
"ABSTRAK
Perbincangan dalam politik seringkali berfokus pada sistem politik atau pergerakan politik dalam cakupan luas. Fokus tersebut mengarah pada uaha untuk mengarahkan publik dalam percakapan Politik sebagai sebuah sistem, serta melupakan bahwa politik dibangun melalui kristalisasi ide dari individu yang memaknai kondisi togetherness di dunia. Padahal pemaknaan itu menjadi sangat penting karena sebagai titik awal dari diskursus itu tumbuh dan berkembang, sering menyebut kondisi tersebut sebagai pergulatan politik individu. Pergulatan tersebut melibatkan percakapan antara me dan myself yang kemudian diejawantahkan menjadi sebuah gagasan politik individu. Upaya untuk menguak pentingnya politik dalam kerangka pergulatan individu menjadi sangat penting ketika diskursus yang ditawarkan oleh Politik mengalami kemampatan. Kondisi tersebut dapat , berdampak pada kualitas dari Politik yang dapat menyebabkan penurunan yang signifikan, Politik bukan lagi diartikan sebagai jalan untuk mencapai sebuah keadilan, melainkan hanya menjadi sarana mengejar kepentingan semata. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berdasarkan kajian teoritis dan studi pustaka terhadap pemikiran eksistensialisme dari Hannah Arendt yaitu teori Vita Activa. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah upaya rekonstruksi konsep politik dari tingkatan individu yang menjadi syarat perlu bagi manusia untuk mengada di dunia.

ABSTRACT
Discussions in politics often focus on a broad range of political systems or political movements. This focus leads to efforts to direct the public in the conversation Politics in the sense of a system, and forget that politics is built through the crystallization of ideas from individuals who interpret conditions togetherness in the world. Though the meaning becomes very important because it is the starting point of the political discourse that grows and develops, it often calls it an individual political struggle. The struggle involved a conversation between me and myself which was later embodied into an individual political idea. Efforts to uncover the importance of politics within the framework of individual struggle become very important when the discourse offered by Politics suffers. These conditions can have an impact on the quality of politics which can cause a significant decline, politics is not interpreted as a way to achieve justice, but only as a means of pursuing mere interests. This study uses qualitative methods based on theoretical studies and literature studies on the existentialism of Hannah Arendt, the Vita Activa theory. The expected result of this study itself is the effort to reconstruct the political concepts of the individual level that are necessary for human beings to be in the world."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delilah Ivo Swaraswati
"Virtual kitchen merupakan restoran atau bisnis berfokus pada menghasilkan makanan untuk dibawa pulang dan mereka tidak menyediakan fasilitas makan di tempat. Virtual kitchen juga menjadi salah satu bagian dari home-based internet business, yang berarti bisa dijalankan dari rumah dengan bantuan internet. Masa pandemi COVID-19 ini mengakibatkan banyak yang menjalani virtual kitchen dari rumah tinggalnya. Ini menunjukkan bahwa adanya interupsi aktivitas bisnis yang masuk ke dalam domestik mengakibatkan terbentuknya ruang-ruang dan respon dari hubungan antar aktivitas. Dari pemahaman teori vita activa, studi kasus menunjukkan bahwa terdapat tiga aktivitas yang hadir di rumah tinggal, work, labor, dan action. Aktivitas labor dan work dapat dilakukan berdampingan dan dapat menimbulkan konflik. Respon dari konflik yang dihasilkan dipengaruhi seberapa besar aktivitas itu memakan ruang dan menentukan apakah perlu pemisahan secara waktu atau fisik. Aktivitas action hanya muncul di dunia maya dan ketika menggunakan perangkat dan sebagian besar tidak menimbulkan konflik dengan aktivitas lainnya. Dalam melaksanakan aktivitas action, perangkat yang digunakan juga berpengaruh dalam seberapa besar ruang digunakan. Pengaruh dunia maya terhadap ruang juga memunculkan adanya social realmyang muncul di dalam rumah.

Virtual kitchen is a restaurant or a business that focus on making take-away food and do not serve dine-in facilities. Virtual kitchen is also a part of the home-based internet business, which means that it can be run from home with the help of internet. COVID-19 pandemic has created people that do virtual kitchen in their residential home. This shows that there is an interruption of business activity that comes into the domestic and create spaces and response from the connection between activities. From the perspective of vita activa, study cases has shown that there is three kinds of activities that appear in residential home that runs virtual kitchen, work, labor, and action. Work and labor activities can be done side by side or creating a conflict. The response from conflict is influenced by how big the activities is taking up space and is deciding whether it should need a physical or a time seperation. Action activities only shows in cyberspace and when they use device and most of them does not bring conflict to other activities. When doing action activities, device that being use give some influences to how much space is taken up. Influence by the cyberspace towards physical space is bringing the social realm into residential home."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathan Nuha Octovan
"Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh saliva buatan dengan pH 4,5 terhadap kekerasan dari material restoratif bioaktif. Metode penelitian: Dalam penelitian ini dilakukan penelitian menggunakan material restorative bioaktif, Activa Bioactive (RMGI), Cention-N (RK Alkasit), Fuji II LC (RMGIC), Zirconomer (Zirconia reinforced Glass Ionomer) , dan Beautifill II LS (Giomer). Masing-masing specimen material tersebut dengan ukuran diameter 15 mm dengan tinggi 1 mm direndam dalam saliva buatan pH 4,5 selama 7 hari. Setelah 7 hari, specimen dilakukan uji kekerasan menggunakan Knoop Hardness test dengan 5 jejas per spesimen. Kemudian hasil pengujian dilakukan uji normalitas Shapiro-Wilk, dilanjutkan dengan One-Way Anova. Lalu dilakukan uji homogenitas Levene dan dilanjutkan uji Post-hoc Tamhane. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna pada nilai kekerasan di antara material restoratif bioaktif yang diuji (One way anova, p<0,05). Dengan nilai tertinggi pada material Cention-N dan terendah material Activa Bioactive. Pada uji Post-hoc Tamhane didapati perbedaan bermakna, kecuali antara Beautifill II LS dengan Zirconomer. Kesimpulan: Setelah dilakukan perendaman pada saliva dengan pH 4,5, material Cention N memiliki nilai kekerasan tertinggi dan Material Activa yang terendah.

Objective: This study aims to compare the effect of artificial saliva with pH 4.5 on the microhardness of bioactive restorative materials. Method: In this study, research was carried out using restorative bioactive materials, Activa Bioactive (RMGI), Cention N (RK Alkasit), Fuji II LC (RMGIC), Zirconomer (Zirconia reinforced Glass Ionomer), and Beautifill II LS (Giomer). Each specimen of the materials are made with a diameter of 15 mm and a height of 1 mm, and were immersed in artificial saliva pH 4.5 for 7 days. After 7 days the material was subjected to a microhardness tester using the Knoop Hardness test with 5 per specimen of materials. Statistic analysis were performed using Shapiro-Wilk normality test, followed by One-Way Anova. Then the Levene homogeneity test was carried out and continued with the Post-hoc Tamhane test. Result: There was a significant difference in the hardness value between bioactive restorative materials (One way ANOVA, p <0.05). With the highest value for the Cention-N material and the lowest for Activa Bioactive material. In the Post-hoc Tamhane test, there was a significant difference, except between Beautifill II LS and Zirconomer. Conclusion: After soaking in saliva with a pH of 4.5, the Cention N material had the highest hardness value and the lowest Activa Material."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library