Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Lolo Suswanti
Abstrak :
Latar Belakang : Acalypha indica Linn. merupaksn tanaman yang mudah didapat tumbuh .Sepanjang tahun dan bisa ditemukan di kebun, halaman rumah maupun tempat-tempat pembuangan sampah. Semua bagian dari tanaman ini bisa digunakan dalam pengobatan trndisiooal untllk menangani berbagai masalah kesehatan. Pada penelitian sebelumnya didapatkan data bahwa ekstrak Acalypha indica Linn. terhukti memiliki efek. Sebagai neuroproteksi dan neuroterapi pada neuromuscular junction jaringan kstak dan mampu menghambat efek neurotoksik pada jaringan kalak. Oleh karena itu, ekstrak air akar Acalypha indica Linn. bisa mempengaruhi perbaikan neuron hipokampus pascahipoksia serebri. Tujuan : untllk menganalisa kerusakan sel neuron hipokampus pascahipoksia setelah pemberian ekstrak air akar Acalypha indica Linn. Metode penelitian : 30 ekor tikss Sprague Dawley tetbagi secara acak dalarn enam kelompok. Kelompok hlpoksia, tikss dimasukkan ke dalam sungkup hipoksia yang mengandung gas campuran (02 10% dan nitrogen 90 %) selama tujuh hari, untuk kelompok reoksigenasi tikss dibiarken mengbirup udara bebas. Setelah perlakuan hipoksia. Tiga kelompok terapi lainnya, setelab perlakuan hipoksia tikss kemndian dilanjutkan dengan pemberian ekstrak air akar Acalypha indica Linn pada dosis 300, 400 dan 500 mglkg BB selama tujuh hari. Kriteria penilaian yang digunakan dalam studi ini adalah jumlah sel rusak neuron hipokampus den gao mengamati : bentuk sel, ada tidaknya kodensasi kromatin, piksotik dan rasio sitoplasma dengan inti setelah pewaraan hemaktosilin eosin. Hasil : ekstrak air akar Acalypha indica Linn. pada dosis 400 dan 500 mg/kg BB secara signitikan mampu memperbaiki kerusakan sel neuron ( efek neuroterapi) hipokampus pascabipoksia serebral (p = 0,0 I). Kesimpulan : ekstrak air akar Acalypha indica Linn memiliki efek neuroterapi pada dosis 400 dan 500 mglkg BB. ......Background : Acalypha indica Linn is a common herb which can easily be found elsewhere in Indonesia, All the parts of plants are used in various traditional therapy for some diseases. Previous studies showed that Acalypha indica Linn extracts have neuro-protective and neuro-therapy effects on neuromuscular junction and inhibit neurotoxin on isolated frog tissues. Thus, administration of aqueous extracts of Acalyjpha. indica Linn root was assumed to improve hippocampus neuron injury after cerebral hypoxia. Objective : To investigate the effects of aqueous extracts of Acalypha indica Linn root on hippocampus neuron injury after cerebral hypoxia in the rat. Methods : Thirty male Sprague Dawley with 200-250 gr Body weight of rats were divided into six groups randomly. The rats were housed in hypoxic chamber containing gas mixture of I0 % O2 and 90 % N2 for seven days, followed by administration of 300, 400 and 500 mg/kg BW aqueous extracts of A. indica Linn root for seven days.. The other group was exposed to room air after hypoxia. The parameters measured were hippocampal cell damage ie : the quantity and type of hippocampal cell, chromatin condensation, pycnotic and cytoplasm nucleus ratio using hematoxyline eosin staining. Result : The aqueous extracts of A. indica Linn root of 400 and 500 mg/kg BW improve hippocampus neuron injury (neurothcrapy effect) alter cerebral hypoxia significantly (p = 0,0l). Conclusion : The aqueous extracts of A. indica Linn roots have neurotherapy effects on hippocampal neuron after cerebral hypoxia of 400 and 500 mg/kg BB.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T21146
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Acalypha indica Linn (Euphorbiaceae) atau akar kucing dikenal sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit asam urat. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa kimia fraksi n-heksana dan etil asetat dari ekstrak etanol akar tanaman Acalypha indica Linn. Ekstrak n-heksana dan etil asetat dipisahkan secara kromatografi kolom dengan silika gel 60 sebagai fase diam dan sebagai fase gerak digunakan campuran pelarut dengan kepolaran meningkat yaitu n-heksana-etil asetat untuk ekstrak n-heksana, sedangkan untuk ekstrak etil asetat digunakan n-heksana, etil asetat dan etil asetat-metanol. Pemurnian dilakukan dengan cara kromatografi kolom dan rekristalisasi. Dari ekstrak n-heksana, fraksi H-VII diperoleh isolat A dan fraksi H-X3 diperoleh isolat B. Sedangkan dari ekstrak etil asetat, fraksi E-XII5 diperoleh isolat C. Identifikasi isolat dilakukan dengan cara pengukuran titik lebur dan analisis spektroskopi (MS, FTIR, UV-Vis). Isolat A berupa kristal jarum putih, jarak lebur 143-145 oC, bobot molekul 412 dan mengandung gugus fungsi C-H alkana, C-O, dan C=O. Isolat B berupa kristal hablur putih, jarak lebur 188-190 oC, bobot molekul 428 dan mengandung gugus fungsi C-H alkana, C-O, dan C=O. Isolat C berupa serbuk kuning, jarak lebur 84-86 oC, bobot molekul 292 dan mengandung gugus fungsi cincin aromatis posisi orto, OH terikat, C=O, C-O, C-H alkana.
Universitas Indonesia, 2006
S32517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benbasyar Eliyanoor
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk memformulasikan sediaan tablet dari ekstrak herba Acalypha indica Linn. (Akar kucing) menggunakan metode kempa langsung. Ekstraksi dilakukan dengan cara merebus serbuk simplisia selama 30 menit menggunakan pelarut air. Ekstrak yang dihasilkan dipekatkan diatas penangas air dan dikeringkan dalam oven suhu 60 °C hingga menjadi serbuk ekstrak. Formulasi tablet dibuat 9 formula menggunakan serbuk ekstrak ukuran partikel mesh 40, 60 dan 80 dengan bahan tambahan yang berbeda-beda dan dosis 350 mg dan 520 mg ekstrak per tablet. Serbuk ekstrak dan satu formula dosis 350 mg dan 520 mg dievaluasi higroskopisitasnya pada RH ± 75% dan suhu 30 °C ± 2 °C selama 6 hari. Tablet dievaluasi berdasarkan persyaratan farmakope Indonesia edisi III dan IV. Hasil uji higroskopisitas menunjukkan bahwa kecepatan penyerapan lembab oleh ekstrak yaitu 26,46 mg/g ekstrak/hari dan formula dengan aerosil 0,25% menghambat kecepatan penyerapan lembab menjadi 21,95 mg/g ekstrak/hari serta formula dengan aerosil 0,5% menghambat kecepatan penyerapan lembab menjadi 15,58 mg/ g ekstrak/hari bahkan dengan jumlah ekstrak 50% lebih banyak. Hasil evaluasi tablet menunjukkan bahwa formula A3 dengan avicel 52,09%, aerosil 0,25% dan asam stearat 1% memiliki karakteristik paling baik diantara formula lainnya. The experiment to formulate the tablets from Acalypha indica Linn (Cat’s Nettle) herb extract using direct compression method had been conducted. The extraction of the plant powder was done by boiled in water for 30 minutes. The extract was concentrated at water bath and dried in oven at temperature 60 °C became powdered extract. Formulation tablets were made in 9 formulas using powdered extract with particle size 40, 60 and 80 mesh and different excipient containing 350 mg and 520 mg extract each tablet. The extract and one of tablet formulation with 350 mg and 520 mg has been evaluated to hygroscopicity at RH ± 75% and temperature 30 °C ± 2 °C for six days. The tablets were evaluated according to the 3rd and 4th of Indonesian pharmacopeia. Result of hygroscopicity test showed that the rate of moisture uptake from extract of A. indica was 26,46 mg/ g extract/day and the formula with aerosil 0,25% inhibited the rate of moisture uptake of extract of A. indica became 21,95 mg/g and formula with aerosil 0,5% inhibited the rate of moisture uptake of extract of A. indica became 15,58 mg/ g extract/ day even with 50% more extract. Result of tablet evaluation showed that A3 formula with avicel 52,09%, aerosil 0,25% and acid stearic 1% had the best characteristic than others.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Christian Nitihardjo
Abstrak :
Di Indonesia stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan disabilitas utama dimana tingkat mortalitas akibat stroke mencapai 15,4% dari seluruh kasus mortalitas di Indonesia. Terapi yang diberikan pada pasien pasca-stroke adalah dengan fisioterapi dan pirasetam. Peneliti melakukan penelitian mengenai efek kombinasi Acalypha indica Linn dan Centella asiatica terhadap perbaikan neuron sebagai alternatif terhadap pirasetam yang memiliki banyak efek samping. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan uji statistik One Way Anova (P < 0,05) dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Dari hasil uji statistik didapatkan kesimpulan pemberian kombinasi ekstrak acalypha indica Linn dan centella asiatica pada berbagai dosis maupun pirasetam tidak menunjukkan efek yang berbeda bermakna terhadap sel piknotik dibandingkan pemberian akuades. ......In Indonesia stroke is one of the main causes of death and disability due to stroke mortality rates which reached 15.4% of all cases of mortality in Indonesia. Therapy given to post-stroke patients is by physiotherapy and piracetam. Researchers conducted a study of the effects of the combination of Acalypha indica Linn and Centella asiatica on the repair of neurons as an alternative to pirasetam which has many side effects. This study is an experimental study using statistical tests One Way ANOVA (P<0,05) followed by post hoc test. From the statistical test results obtained the conclusion of a combination of extracts of Acalypha indica Linn and Centella asiatica at different doses or pirasetam did not show significantly different effects on picnotic cell compared with aquadest administration.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Ey Firsty
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan: Hiperglikemia adalah kondisi dimana nilai GDP >126 mg/dL atau GDPP >200 mg/dL, dan merupakan kriteria penegakan diagnosis diabetes mellitus tipe 2 T2DM dan sindroma metabolik. Konsumsi makanan tinggi fruktosa dan kolesterol berperan dalam patofisiologi hiperglikemia. Ekstrak Acalypha indica Linn. memiliki efek hipoglikemik untuk membantu menurunkan gula darah. Metode: Sebanyak 29 ekor tikus Sprague-Dawley dibagi dalam lima kelompok. Empat kelompok diberi diit tinggi fruktosa dan kolesterol DTFK selama 1,5 bulan. Pada bulan selanjutnya pemberian diit disertai dengan pemberian ekstrak etanol akar Acalypha indica Linn. sebanyak 250 mg/kgBB/hari, metformin 100mg/kgBB/hari, atau kombinasi keduanya. Gula darah tikus dinilai sebelum dan sesudah periode terapi. Hasil: Tidak ditemukan perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok yang diterapi AI p=0,831 , metformin p=0,056 , maupun kombinasi p=0,908 . Tidak ditemukan perbedaan berat badan, berat hepar, ataupun berat pankreas yang signifikan p=0,386; p=0,395; dan p=0,319 . Perbedaan yang signifikan tampak antara jenis terapi dengan berat lemak peritoneal p=0,031 . Kadar glukosa terendah ditemui pada kelompok yang mendapat terapi kombinasi. Analisis: Ekstrak etanol akar Acalypha indica Linn., meskipun tidak signifikan, tampak menurunkan kadar glukosa darah pada tikus. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan periode induksi dan terapi yang lebih lama untuk lebih memahami efek hipoglikemik AI.
ABSTRACT
Introduction Hyperglycemia is defined as condition where FBG 126mg dL or PPBG 200 mg dL, and is one of diagnosis criteria for type 2 diabetes mellitus T2DM and metabolic syndrome. Diet high in fructose and cholesterol plays a role in inducing hyperglycemia. Extract from Acalypha indica Linn. is proposed to have hypoglycemic effect, thus help reduce blood glucose. Methods Twenty nine Sprague Dawley rats were divided into five groups. Four groups were given high fructose high cholesterol diet for 1,5 month. In the following month, this diet was continued while rats were given either 250 mg kgBW day of ethanol extract of Acalypha indica Linn. root, 100 mg kgBW day of metformin, or both. Rats rsquo blood glucose before and after therapy were measured. Result There is no significant difference between pre therapy and post therapy blood glucose in groups treated with AI p 0,831 , metformin p 0,056 , or both p 0,908 . There is no significant difference in body weight, liver weight, nor pancreas weight p 0,386 p 0,395 and p 0,319 . Statistically significant differences are found between therapy given and peritoneal fat weight p 0,031 . Lowest glucose value is found in group receiving both AI and metformin. Analysis Ethanol extract of Acalypha indica Linn., albeit insignificant, is seen to lower blood glucose in rats. Further research with longer induction and therapy periods is needed to better understand AI rsquo s hypoglycemic effect.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Stefanus
Abstrak :
Stroke memiliki insiden yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, dengan gejala sisa terutama berupa hemi/paraplegia. Obat konvensional yang dipakai untuk pengobatan stroke relatif mahal dan memiliki banyak efek samping. Ekstrak air akar dari tanaman akar kucing (Acalypha indica Linn.) dipercaya masyarakat dapat mengatasi gejala hemi/paraplegia. Akar kucing memiliki efek antiradang, diuretik, antibiotik, laksatif, hemostasis, antidiabetes, dan menurunkan asam urat. Sampai saat ini, belum ada uji mengenai efek ekstrak air akar dari tanaman akar kucing tersebut, baik in vitro, eks vivo, maupun in vivo (uji praklinik) sebagai neuroterapi. Oleh karena itu, akan dilakukan uji efek neuroterapi ekstrak akar air dari Acalypha indica Linn. secara eks vivo. Penelitian eksperimental ini menggunakan sampel otot gastroknemius katak Bufo melanostictus Schneider. Pertama-tama setiap sampel direndam dengan ringer selama 10 menit, dicatat kontraksinya, kemudian dibilas. Selanjutnya direndam dengan pankuronium bromida 2 mg selama 10 menit, dibilas, saraf dirangsang dan dicatat kontraksinya. Sampel kemudian direndam ekstrak air akar Acalypha indica Linn. dengan dosis 5 mg dan 10 mg selama 10 menit, saraf dirangsang dan dicatat kontraksinya. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah aktivitas listrik otot katak seperti jumlah dan lama repolarisasi, depolarisasi, flat, dan amplitudo setelah distimulasi. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji Anova satu arah. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbaikan pada lama depolarisasi pada kelompok dosis 5 mg dan 10 mg (p=0,941) dan lama repolarisasi pada kelompok dosis 10 mg (p=0,657), walaupun hasil ini secara statistik tidak signifikan. ......Stroke incidence is likely to increase over time, with hemi/paraplegia as the common symptoms after stroke. Conventional drugs use for treatment of stroke is relatively expensive and have many side effects. People believed that extract water from the root of Acalypha indica Linn. can overcome the symptoms of hemi/paraplegia. Acalypha indica Linn. have the effect anti-inflammation, diuretics, antibiotics, laxative, hemostatis, anti-diabetic, and anti-urosemic. Until now, there has been no test of the effect of water extract from the roots of Acalypha indica Linn. both in vitro, ex vivo or in vivo (preclinical trial) as neurotherapy. Therefore, a test will be conducted to test the neuro-therapy effect of water extract from the roots of Acalypha indica Linn. ex vivo. M. gastrocnemius of frog Bufo melanostictus Schneider used in this experimental study as a sample. First each sample soaked with the ringer for 10 minutes, and the contraction is recorded, then rinsed. Second sample soaked with pancuronium bromide 2 mg for 10 minutes, rinsed, nerve stimulated, contraction recorded then rinsed. Then sample soaked with extract with dose of 5 mg and 10 mg for 10 minutes, nerve stimulated and contraction recorded. Parameters measured in this study were electrical activities of frog muscle, such as amount and duration of repolarization, depolarization, flat (resting potential), and amplitude after stimulation. Data are analyzed statistically with the one way Anova test. Results of this study indicate the improvement in the long depolarization in the 5 mg and 10 mg dose group (p=0.941) and long repolarization in the 10 mg dose group (p=0,657), although these result is not statistically significant.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faustine
Abstrak :
Kelumpuhan akibat miastenia gravis kini diobati dengan antikolinesterase sebagai obat lini pertama. Obat-obatan tersebut relatif mahal serta memiliki banyak efek samping sehingga dibutuhkan obat baru yang memiliki efektivitas tinggi tetapi aman digunakan dalam jangka panjang. Akar kucing (Acalypha indica Linn.) telah terbukti secara empiris untuk mengatasi gejala hemi/paraplegi. Namun, belum ada bukti ilmiah mengenai efeknya sebagai neuroterapi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek neuroterapi ekstrak akar Acalypha indica Linn. secara eks vivo. Pada penelitian digunakan tiga kelompok percobaan, yaitu kelompok ekstrak dosis 10 dan 15 mg, serta kontrol. Tiap kelompok menggunakan empat sampel. Sediaan otot gastroknemius katak direndam dengan ringer, kemudian dengan pankuronium bromida 4 mg, masing-masing selama 10 menit. Setelah itu, perendaman dilanjutkan dengan ekstrak dosis tertentu selama 10 menit. Pada setiap perlakuan, dilakukan pengukuran lama depolarisasi, lama repolarisasi, lama flat, dan amplitudo kontraksi pada stimulasi 5 mV. Efek neuroterapi ditentukan dari kemampuan otot untuk memberikan respons elektrik setelah direndam dengan ekstrak. Dari hasil analisis ditemukan tidak ada perbedaan bermakna pada variabel lama depolarisasi (p=0,0852), lama repolarisasi (p=0,920), lama flat (p=0,803), dan amplitudo stimulasi (p=0,311). Namun, pada pengukuran lama depolarisasi kelompok ekstrak 10 mg dan amplitudo stimulasi kelompok ekstrak 15 mg, terlihat data kembali mendekati kondisi semula setelah mengalami perubahan saat perendaman dengan pankuronium. Disimpulkan bahwa ekstrak akar Acalypha indica Linn. dosis 10 dan 15 mg berefek neuroterapi secara eks vivo walaupun tidak bermakna secara statistik (p=0,0852 dan p=0,311) dan tidak didapatkan perbedaan antara efek neuroterapi pada dosis 10 dan 15 mg. ......Limb paralysis due to miastenia gravis is cured by anticholinesterase as a first line drug which is expensive and possesses many side effects. Hence, a new safe and highly effective drug is needed. Akar kucing (Acalypha indica Linn.) has been proved empirically but not scientifically to cure hemi/paraplegia. This study is aimed to prove neurotherapeutic effect of Acalypha indica Linn. extract ex vivo. Three experimental groups (extract group dose 10 and 15 mg, and control group) were used in the research, four samples each. Pancuronium bromide was used as a muscle relaxant. M. gastrocnemius was incubated for 10 minutes sequentially in ringer, pancuronium bromide 4 mg, and extract with dose of 10 and 15 mg. During each experiment, this study measured several parameters, consisting of depolarization time, repolarization time, flat time, and the height of the spike after 5 mV electrical stimulation. Neurotherapeutic effect was determined by muscle ability to give electric response after being incubated in the extract. Analysis test found no significant mean differences in every variable, such as depolarization time (p=0,0852), repolarization time (p=0,920), flat time (p=0,803), and spike amplitude (p=0,311). However, data showed that depolarization time of the extract group dosage 10 mg and spike amplitude of the extract group dosage 15 mg tended to alter into the original condition after alteration due to pancuronium incubation. To conclude, Acalypha indica Linn. root extract dose of 10 and 15 mg shows neurotherapeutic effect ex vivo despite statistically insignificant (p=0,0852 dan p=0,311) and there is no difference in neurotherapeutic effect between the extract group dosage 10 and 15 mg.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Andries
Abstrak :
Myasthenia gravis adalah penyakit autoimun pada neuromuscular junction yang sampai saat ini pengobatannya hanya memberi perbaikan parsial. Oleh karenanya, dibutuhkan obat baru yang sebagai terapi alternatif. Tanaman akar kucing (Acalypha indica Linn.) adalah salah satu tanaman obat yang digunakan di masyarakat untuk mengatasi gejala kelumpuhan. Namun sayangnya, belum ada uji mengenai khasiat ekstrak tanaman ini sebagai neuroterapi. Oleh karena itu, akan dilakukan uji apakah ekstrak air akar Acalypha indica Linn. memberi efek neuroterapi pada dosis yang lebih rendah, yaitu 15 dan 20 mg dibandingkan dengan kontrol secara eks vivo. Penelitian ini dilakukan pada m. gastroknemius dan n. iskhiadikus Bufo melanostictus Schneider yang dibagi dalam 3 kelompok yaitu, kelompok kontrol, kelompok dosis 15 mg dan 20 mg, masing-masing 4 sampel. Sediaan saraf-otot tersebut dilumpuhkan dengan direndam dalam pankuronium bromida 4 mg selama 10 menit, kemudian direndam dalam ekstrak akar. Adanya efek neuroterapi ditentukan dengan membandingkan aktivitas listrik m. gastroknemius pada kontrol, setelah direndam dengan pankuronium bromida 0,2% dan setelah direndam dengan ekstrak Acalypha indica Linn. Aktivitas listrik yang diukur berupa lama depolarisasi, repolarisasi, flat (potensial istirahat), serta tinggi amplitudo saat pemberian stimulasi. Pada hasilnya kemudian dilakukan uji statistik Anova satu arah. Pada dosis 15 dan 20 mg, ekstrak air Acalypha indica Linn. menunjukkan adanya perbaikan pada lama depolarisasi (p=0,933), lama repolarisasi (p=0,965) dan amplitudo dari stimulasi (p=0,608), walaupun hasil ini secara statistik tidak signifikan.
Myasthenia gravis is an autoimune-mediated disorders in neuromuscular junction, which therapy only produces partial improvement in most patients. Therefore, there is a need to develop new alternative drugs. Acalypha indica Linn. is one of the traditional herb that has generally been used to treat paralyze, hemi or paraplegia. Unfortunately, there has not been any study that proves its effect as neuro-therapy. Based on that fact, this study was proposed to prove the neurotherapy effects of the extract in dose of 15 and 20 mg compared to control, ex vivo on m. gastrocnemius of frog. This experimental study were done on m. gastrocnemius and n. ischiadicus of Bufo melanostictus Schneider, which divided into 3 groups: group of control, group of doses 15 and 20 mg; each had 4 samples. Sample of m. gasctrocnemius and n. ischiadicus was then paralyzed by incubatingthem in pancuronium bromide 4 mg for 10 minutes, then in water extract for the same duration afterwards. Neurotherapy effect was determined by comparing electrical activities of muscle shown in control, after incubating with pancuronium bromide 4 mg, and after incubating with extract of Acalypha indica Linn. The electrical activities was measured as duration of depolarization, repolarization, resting potential, dan the height of spike after stimulation at 5 mV. The data were analyzed using one way Analysis of Variant. In the dose of 15 and 20 mg, water extract of Acalypha indica Linn. has shown improvement in duration of depolarization (p=0,933), duration of repolarization (p=0,965) dan height of spike after stimulation (p=0,608), although this result is not statistically significant.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S09134fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Putra Djohan
Abstrak :
ABSTRAK Penuaan menjadi masalah karena penyakit yang timbul akibat proses tersebut. Salah satu agen penyebab penuaan adalah radikal bebas yang bisa merusak komponen sel. Dibutuhkan substansi yang bisa mengurangi efek dari penuaan akibat radikal bebas, seperti antioksidan yang ada pada Acalpyha indica Linn. Penelitian eksperimental dilakukan di Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Balitbangkes Kemenkes RI), Departemen Histologi, dan Departemen Farmasi pada bulan Desember 2017 hingga September 2018 kepada tikus Sprague-Dawley. Terdapat 4 kelompok perlakuan, yaitu tikus muda dengan placebo, tikus tua dengan plasebo, tikus tua yang diberi Acalypha Indica Linn 250 mg/kgBB, dan tikus tua yang diberi vitamin E 6 IU dengan masing-masing 6 tikus per kelompok. Tikus diberi perlakuan selama 28 hari dan diambil hipokampus tikus pada hari ke 29 yang kemudian diwarnai dengan hematoksilin-eosin untuk melihat densitas sel neuron pada hipokampus. Acalypha indica Linn dapat meningkatkan secara bermakna jumlah sel neuron granular normal pada daerah CA3 (p = 0.000) dan girus dentatus (p = 0.018). Selain itu, Acalypha indica Linn dapat meningkatkan secara bermakna jumlah sel neuron granular abnormal pada daerah CA3 (p = 0.021), tetapi menurunkan secara bermakna jumlah sel piramid pada daerah CA3 (p = 0.000).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>