Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Abu Dhabi: Al-Hokama, 2019
060 GLO
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Zalfa Az Zahra
"Tulisan ini mengkaji upaya ekspatriat Indonesia di Abu Dhabi dalam menavigasi identitas yang kompleks dan sense of belonging di tengah keterhubungan global. Di kota yang dinamis dan multikultural ini, komunitas diaspora yang beragam menjaga ikatan budaya yang kuat dengan tanah air mereka melalui rasa nostalgia, masakan tradisional, dan komunikasi rutin dengan keluarga. Komunitas diaspora menciptakan kembali rasa seperti di rumah, melestarikan praktik budaya dan identitas bersama. Tulisan ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi untuk memberikan pemahaman mendalam tentang kehidupan sehari-hari dan praktik budaya ekspatriat. Penelitian ini mengungkapkan bahwa aktivitas komunitas dan simbol budaya memperkuat ikatan dengan Indonesia, menumbuhkan sense of belonging meskipun ada jarak fisik. Konsep kewarganegaraan sosial dan budaya telah berkembang, beralih dari model berbasis negara menjadi model inklusif dan berorientasi hak asasi manusia, yang memungkinkan ekspatriat mendapatkan manfaat dari pendidikan, layanan kesehatan, dan perumahan sambil mengekspresikan identitas mereka melalui praktik kehidupan sehari-hari. Kewarganegaraan yang fleksibel menyoroti sifat dinamis dari pengalaman diaspora, menekankan manajemen identitas strategis untuk menavigasi peluang di berbagai negara. Studi ini menyimpulkan bahwa memahami keterkaitan antara kebijakan identitas, kepemilikan, dan kewarganegaraan sangat penting untuk mendorong masyarakat inklusif dan mendukung komunitas diaspora di dunia yang saling terhubung.
This paper examines how Indonesian expatriates in Abu Dhabi navigate complex identities and a sense of belonging amid global interconnectedness. In this dynamic and multicultural city, diverse diaspora communities maintain strong cultural ties to their homeland through nostalgic feelings, traditional cuisine, and regular communication with family. Diaspora communities recreate a sense of home, preserving cultural practices and shared identities. This paper is a qualitative research with an ethnographic approach to provide an in-depth understanding of the daily lives and cultural practices of the expatriates. The research reveals that community activities and cultural symbols reinforce connections to Indonesia, fostering a sense of belonging despite physical distance. The concept of social and cultural citizenship has evolved, shifting from state-based to inclusive, human rights-oriented models, allowing expatriates to benefit from education, healthcare, and housing while expressing their identity through daily practices. Flexible citizenship highlights the dynamic nature of diaspora experiences, emphasizing strategic identity management to navigate opportunities in various countries. This study concludes that understanding the interplay of identity, belonging, and citizenship policies is crucial for fostering inclusive societies and supporting diaspora communities in an interconnected world."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Nabil Robbani
"Perbankan Syariah yang berkembang belakangan ini tentunya berkat adanya gagasan yang dahulu pertama kali digagasankan dalam The Mith Ghamr di Kairo Mesir, hingga perkembangannya saat ini sangat pesat dan berpengaruh ke seluruh lembaga keuangan Islam. Negara Timur Tengah menjadi penggagas pertama atas ide ini, pada tahun 1975 UEA menerapkan sistem bank syariah untuk pertama kalinya dengan lembaga perbankannya Dubai Islamic Bank dan Sharjah Islamic Bank yanv menjadi lembaga keuangan yang pertama kali menerapakan sistem ini. Dan dengan seiring berjalannya waktu dan zaman penerapan sistem tersebut, di tahun 2007-2008 UEA meluncurkan Visi Ekonomi Abu Dhabi 2030 yang berisi rencana pembangunan, perencanaan dan pengembangan ekonomi yang mana salah satu visinya yaitu mengedepankan dan mengenalkan sistem bank syariah secara global. Perkembangannya yang begitu baik menjadi pembahasan dalam penelitian ini berhubung karena UEA adalah yang pertama kali menerapkan sistem bank syariah tersebut, serta tujuan dari pembahasan ini yaitu untuk menganalisis visi tersebut juga bertujuan untuk membahas tantangan yang dihadapi perbankan syariah di wilayah Timur Tengah khususnya di UEA. Metode kualitatif menjadi pilihan metode pada penelitian ini dan menggunakan studi literasi dengan metode analisis deskriptif, komparatif, eksploratif dan dengan pengamatan observasi. Dari hasil analisis ditemukan berbagai dukungan dan tantangan bank syariah seperti tantangan regulasi, operasional, pasar, sosial budaya, teknologi, stabilitas ekonomi dan politik serta tantangan hukum yang berlaku. Selain itu ditemukan bahwa UEA konsisten menerapkan sistem syariah, walaupun kontribusinya masih belum sebanyak bank konvensional. Ditemukan juga bahwa dinamika lembaga keuangan di UEA sangat berkontribusi baik dalam pembangunan ekonomi yang sejalan dengan target regional maupun internasional dari visi ekonomi 2030. Hasil juga menemukan bahwa perbankan syariah UEA menduduki peringkat pertama pada fintech dengan rating A+ dalam ranking Bank Syariah Negara GCC, hal ini dikarenakan UEA melakukan inovasi produk murabahah yang sangat diminati disana. Sehingga pemerintah fokus pada satu produk yang bisa membangun ekonomi, maka hal ini bisa dijadikan contoh negara lain dalam mengelola perbankan syariah untuk menganalisis produk syariah mana yang cocok diterapkan di negaranya.
Islamic banking that has developed lately is certainly thanks to the idea that was first initiated in The Mith Ghamr in Cairo Egypt, until its current development is very rapid and influential throughout Islamic financial institutions. Middle Eastern countries became the first initiators of this idea, in 1975 the UAE implemented an Islamic bank system for the first time with its banking institutions Dubai Islamic Bank and Sharjah Islamic Bank which became the first financial institutions to apply this system. And with the passage of time and the era of implementing the system, in 2007-2008 the UAE launched the Abu Dhabi Economic Vision 2030 which contains development plans, planning and economic development which one of the visions is to promote and introduce the Islamic banking system globally. The development is so good that it becomes a discussion in this study because the UAE was the first to implement the Islamic banking system, and the purpose of this discussion is to analyse the vision and also aims to discuss the challenges faced by Islamic banking in the Middle East region, especially in the UAE. The qualitative method is the choice of method in this research and uses a literacy study with descriptive, comparative, exploratory and observational analysis methods. The analysis found various supports and challenges for Islamic banks such as regulatory, operational, market, socio-cultural, technological, economic and political stability and legal challenges. In addition, it was found that the UAE has consistently implemented the Islamic system, although its contribution is still not as much as conventional banks. It was also found that the dynamics of financial institutions in the UAE greatly contribute to both economic development in line with regional and international targets of the 2030 economic vision. The results also found that UAE Islamic banking was ranked first in fintech with an A+ rating in the ranking of GCC Country Islamic Banks, this is because the UAE innovated murabaha products which are in great demand there. So that the government focuses on one product that can build the economy, this can be used as an example of other countries in managing Islamic banking to analyse which Islamic products are suitable for implementation in their country."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library