Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Merdhika Firmansyah
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S22580
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Memi
"ABSTRAK
Pasal 3 Undang-Undang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa menyatakan bahwa pengadilan negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para pihak yang telah terikat dengan perjanjian arbitrase, akan tetapi sampai saat ini masih saja terdapat pertentangan kompetensi absolut antara arbitrase dan pengadilan. Sebagai contoh dan sekaligus fokus dalam pembahasan tulisan ini adalah dalam hal penanganan perkara antara PT B melawan PT CTPI. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode penelitian hukum normatif. Berdasarkan Putusan Nomor 10/PDT.G/2010/PN.JKT.PST, perkara ini telah diputus oleh pengadilan dengan menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang mengadili perkara bahkan putusan ini kemudian dikuatkan sampai tingkat peninjauan kembali di Mahkamah Agung berdasarkan Putusan Nomor 238 PK/PDT/2014. Sementara di pihak lain perkara ini juga diputus oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) dengan Putusan Nomor 547/XI/ARB-BANI/2013 yang menyatakan bahwa BANI berwenang dalam mengadili perkara yang sama. Pertentangan kompetensi absolut antara dua lembaga tersebut tentu perlu diselesaikan dengan menentukan lembaga mana yang sebenarnya berwenang dalam menangani perkara bersangkutan. Berdasarkan kajian yang dilakukan dalam tulisan ini, diperoleh jawaban bahwa yang berwenang dalam mengadili perkara PT B melawan PT CTPI adalah BANI bukan pengadilan."
Lengkap +
Jakarta: Komisi Yudisial Republik Indonesia, 2017
353 JY 10:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hardiono Iskandar Setiawan
"Skripsi ini membahas analisis mengenai kewenangan mengadili (kompetensi absolut) pengadilan di Indonesia dalam hal adanya sengketa dalam perjanjian dengan klausul arbitrase. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan normatif dengan metode analisis data deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menyarankan bahwa pengadilan melalui hakim perlu lebih memahami Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa terkait adanya klausula pilihan penyelesaian sengketa.

The focus of the study is the analysis on absolute competence of Indonesian District Court in a condition where there is an arbitration clause within the agreement from which the disputes arises. This study uses a normative approach with descriptive qualitative data analysis method. The results suggest that the court through the judges should give more consideration to Law No. 30 year 1999 concerrning Arbitration and Alternative Dispute Resolutions, related to the existence of alternative dispute resolutions clause."
Lengkap +
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S44864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiska
"Tesis ini membahas bahwa terdapat dualisme mengenai pengadilan yang berwenang mengadili gugatan tentang Risalah Lelang. Dari beberapa putusan Mahkamah Agung, terlihat ketidak-konsistenan hakim dalam memutus apakah suatu gugatan yang menyangkut Risalah Lelang tersebut memang merupakan kompetensi dari Pengadilan Tata Usaha Negara atau Pengadilan Negeri. Disatu sisi ada yang menyatakan bahwa Risalah Lelang merupakan Keputusan Tata Usaha Negara karena merupakan produk dari Pejabat Lelang yang merupakan Pejabat Tata Usaha Negara sehingga seharusnya diperiksa di Pengadilan Tata Usaha Negara. Disisi lain, ada yang menyatakan bahwa Risalah Lelang bukan merupakan Keputusan Tata Usaha Negara karena hanya berisi berita acara tentang perbuatan hukum jual beli melalui lelang, jadi hanya perbuatan perdata semata yang seharusnya diperiksa di Pengadilan Negeri. Oleh karena latar belakang tersebut di atas, maka pokok permasalahan dalam tesis ini adalah apakah Risalah Lelang merupakan Keputusan Tata Usaha Negara dan pengadilan mana yang berwenang dalam memeriksa dan mengadili gugatan mengenai Risalah Lelang. Permasalahan tersebut dibahas menggunakan tipologi penelitian deskriptif dan preskriptif dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan sehingga menghasilkan kesimpulan yaitu Risalah Lelang bukan Keputusan Tata Usaha Negara dan Pengadilan Negeri-lah yang berwenang memeriksa dan mengadili gugatan tentang Risalah Lelang.

This thesis discusses that there is a dualism of the court's authority to examine a claim in connection with Minutes of Auction. Several of the Supreme Court decisions, we found inconsistencies of judges in deciding whether a claim should be examine by the Administrative Court or District Court. On one side, there is an opinion that claim regarding Minutes of Auction should be examine in Administrative court because it is an Administrative Decision made by the Auction Officials. On the other hand, there is an opinion stated that claims regarding Minutes of the auction is not an Administrative Decision because it only contains the Minutes of Trading, so only a mere civil actions that should be examined in the District Court. From the above background, the main issues in this thesis are whether a Minutes of Auction is an Administrative Decision or not and which court have the right to examine a claim regarding Minutes of Auction. These problems are discussed using a typology of descriptive and prescriptive research using library research methods so as to produce a conclusion that Minutes of Auction is not an Administrative Decision and the District Court have the competence in examining a claim regarding Minutes of Auction."
Lengkap +
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T28168
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mustofa Syarif
"ABSTRAK
Penelitian historis faktual dilakukan terutama dengan metode kepustakaan berdasar sumber-sumber primer dan sekunder. Dalam mempertahankan etika material (isi) Max Scheler mengadakan kritik terhadap Etika Formal Kant dan reduksionalisme pada umumnya yang memang mampu mempertahankan absolutisme moral tetapi melupakan dimensi kehidupan kongkrit yang bersifat historis. Dengan metode fenomenologi Max Scheler telah mampu mengemukakan behwa nilai-nilai itu bersifat material dan absolut serta secara intuitif tersusun dalam empat hirarki yang a-priori, yaitu sisi kesenangan, nilai hayati, nilai rohani dan nilai kekudusan. Nilai-nilai moral membonceng pada nilai-nilai non-moral tersebut. Dengan demikian Max Scheler telah mampu menyusun etika nilai material dan tetap mempertahankan absolutisme moral. Disamping iyu Max Scheler menolak relativisme moral tetapi menghargai data-data yang bersifat historis yang dikemukakan oleh kaum relativis dan menepatkannya sebagai dimensi relativitas. Etos merupakan salah satu bentuk dimensi relativitas yang mempunyai peranan penting dalam pendekatan manusia terhadap dunia nilai. Etos itu bersifat relatif dan historis serta sangat menentukan perkembangan sejarah. Untuk mendudukkan dimensi absolut (dunia nilai-nilai) dan dimensi relativitas (etos) Max Scheler mengemukakan teori perspektivisme atau partisipasi dalam dunia yang absolut berdasar dan sebatas kemampuan perspektivnya. Dengan demikian Max Scheler telah mampu mengadalan sintesis antara absolutisme etis dan relativisme moral. Dengan kajian tersebut mampu membuka wawasan yang lebih luas dan kemampuan kritis dalam menghadapi masalah-masalah kongkrit faktual dalam kaitannya dengan masalah ideal yang absolut.

"
Lengkap +
1989
S16191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniyanto
"Latar Belakang. Virulensi methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) yang berasal dari komunitas terutama karena keberadaan toksin Panton Valentin Leukocidin (PVL) dan Phenol Soluble Modulin (PSM) yang tidak dimiliki oleh MRSA yang berasal dari rumah sakit. Kedua toksin tersebut diketahui menyebabkan lisis neutrofil yang kemudian menurunkan kadar neutrofil.
Tujuan. Penelitian bertujuan menilai perbedaan nilai hitung neutrofil absolut antara infeksi MRSA yang didapat dari rumah sakit dengan yang dari komunitas.
Metode. Penelitian in merupakan studi potong lintang yang melibatkan pasien terinfeksi MRSA yang dirawat di RSCM pada kurun waktu 2012-2017. Klasifikasi varian MRSA dilakukan berdasarkan pola kepekaan dan resistensi kuman terhadap antibiotik non beta laktam menjadi CA-MRSA (resisten ≤ 2 antibiotik non beta laktam) dan HA-MRSA (resisten ≥ 3 antibiotik non beta laktam). Hitung neutrofil absolut diambil pada 24 jam dilakukan kultur yang positif MRSA. Uji hipotesis yang dilakukan adalah uji T tidak berpasangan bila memenuhi syarat.
Hasil. Dari penelitian ini didapatkan 62 subyek dengan infeksi MRSA dengan infeksi HA-MRSA (n=35) lebih banyak dibandingkan CA-MRSA (n=27). Median hitung neutrofil absolut CA-MRSA 7410.7 (1147.3-26560.2) dan HA-MRSA 16198.0 (3921.6-28794.1) dengan p < 0.001.
Kesimpulan. Dari penelitian ini terdapat perbedaan nilai hitung neutrofil absolut antara infeksi MRSA yang berasal dari rumah sakit dengan yang dari komunitas.

Background. The virulence factors from community acquired-methicillin resistant Staphylococcus aureus (CA-MRSA) mainly due to toxins like Panton Valentin Leukocidin (PVL) and Phenol Soluble Modulin (PSM). Both of toxins cause decrease of value through neutrophil lysis.
Objective. The objective of this research is to identify different value of absolute neutrophil count between hospital and community acquired MRSA.
Method. This is a cross sectional research which included subjects who were infected by MRSA and hospitalized during 2012-2017. Classification of MRSA were divided due to it’s sensitivity and resistance to non-beta lactam antibiotics. Isolate that resistance to ≤ 2 antibiotics were classified as CA-MRSA. The others with resistance to ≥ 3 antibiotics were HA-MRSA. Absolute neutrophils count (ANC) were collected 24 hours from the positive MRSA culture. Hypothesis were analyzed by using independent T test.
Result.  We collected 62 subjects infected by MRSA which 35 subjects were HA-MRSA and 27 subjects were CA-MRSA. The median of ANC from CA-MRSA is 7410.7 (1147.3-26560.2) and HA-MRSA 16198.0 (3921.6-28794.1) with p < 0.001.
Conclusion. There were a different value of absolute neutrophil count in infections due to community and hospital acquired MRSA.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bonnie Permana Negara
"Dengan menggunakan data panel 505 kabupaten/kota di Indonesia selama periode pelaksanaan desentralisasi dari tahun 2001-2017, penelitian ini bertujuan untuk menguji tentang indikasi konvergensi perekonomian antar daerah di Indonesia dan untuk mengetahui pengaruh kebijakan desentralisasi fiskal terhadap konvergensi pendapatan perkapita antar daerah di Indonesia. Indikator desentralisasi fiskal menggunakan indikator pendapatan dan indikator belanja daerah. Indikator pendapatan daerah terdiri dari pendapatatan asli daerah, dana bagi hasil, dan dana transfer. Indikator belanja daerah fokus pada belanja sektor pendidikan, sektor kesehatan, dan sektor infrastruktur.
Menggunakan analisa konvergensi statis, penelitian ini menemukan bukti bahwa terjadi konvergensi pendapatan perkapita antar kabupaten/kota di Indonesia. Analisa konvergensi dinamis dengan model absolute convergence dan conditional convergence. Hasil estimasi model absolute convergence menunjukkan terjadinya konvergensi pendapatan perkapita antar kabupaten/kota di Indonesia dengan tingkat konvergensi sebesar 7 persen. Sedangkan hasil estimasi model conditional convergence menghasilkan tingkat konvergensi sebesar 19 persen ketika tenaga kerja, investasi, angka partisipasi pendidikan, dan indikator desentralisasi fiskal disertakan dalam model.

Using panel data of 505 regency/municipality in Indonesia during the implementation period of decentralization from 2001-2017, this study aims to examine indications of economic convergence between regions in Indonesia and to determine the effect of fiscal decentralization policies on the convergence of per capita income between regions in Indonesia. Fiscal decentralization indicators use income indicators and regional expenditure indicators. Regional income indicators consist of local revenue, revenue sharing funds and transfer funds. Regional expenditure indicators focus on spending on the education sector, the health sector, and the infrastructure sector.
Using a static convergence analysis, this study found evidence that there was a convergence of per capita income between regency/municipality in Indonesia. Analysis of dynamic convergence with absolute convergence and conditional convergence models. The absolute convergence model estimation results show the convergence of per capita income between regency/municipality in Indonesia with a convergence rate of 7 percent. While the estimation results of the conditional convergence model produce a convergence rate of 19 percent when labor, investment, education participation rates, and indicators of fiscal decentralization are included in the model.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Y. Arif Gunawan
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
S22640
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Kurniawan
"ABSTRAK
Teknologi adsorpsi menjadi salah satu solusi oleh peneliti saat ini untuk menyelesaikan permasalahan energi dan lingkungan. Bagian utama sistem pendingin adsorpsi adalah adsorben dan adsorbat. Salah satu adsorben yang paling banyak digunakan dalam penelitian tentang pendinginan adsorpsi adalah silika gel. Konfigurasi chiller terdiri atas dua ruang penyerapan dengan menggunakan fin tube heat exchangers sebagai adsorber, kondenser, and evaporator. Chiller diuji pada kondisi temperatur hot water inlet/cooling water inlet/chilled water inlet/outlet sebesar 79.2/29.4/11.0/8.5oC. Heat dan mass recovery diadopsi dalam eksperimen untuk meningkatkan kapasitas pendinginan. Waktu proses pendinginan divariasikan untuk memperoleh waktu optimal berkaitan dengan performa. Nilai terbaik untuk COP dan kapasitas pendinginan diperoleh sebesar 0.52 dan 3.1 kW menggunakan jarak fin 3 mm pada saat waktu adsorpsi/desorpsi sebesar 700 s.

ABSTRACT
The adsorption technology is becoming the more expected solution by today 39 s researchers for fix the energy and environmental issues. The main part of the cooling system adsorption is adsorbent and adsorbate. One of the most widely used adsorbents in research of adsorption technology is silica gel. A new silica gel water adsorption chiller design was developed that composed of two sorption chambers with compact fin tube heat exchangers as adsorber, condenser, and evaporator. The chiller is tested under typical condition for hot water inlet cooling water inlet chilled water inlet outlet temperatures are 79.2 29.4 11.0 8.5oC, respectively. Heat and mass recovery were adopted in experiment to increase the cooling capacity. The cooling time was variated to obtain the heat recovery optimum time related to the performance. Best value of COP and cooling power were obtained 0.52 and 3.1 kW using 3 mm range of fin, respectively, at adsorption desorption time 700 s."
Lengkap +
2018
T50886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frisky Maulida
"Background: Infection has been identified as a major cause of death and also morbidity in SLE patients. Studies in SLE patients have shown several risk factors that contribute to fungal infections or infections in general, including the risk of certain pharmacological treatments such as corticosteroids and cytotoxic agents, as well as the effects of intrinsic factors such as CD4 + counts.
Methods: A total of 20 medical records of SLE patients with fungal infections were obtained, and a case control study was carried out with age and gender suitable for a control group of 20 patients. Data obtained from the Cipto Mangunkusumo National Hospital. The confirmation diagnosis of SLE was based on the 2012 ACR criteria. Patients with comorbidities of various chronic diseases (diabetes, HIV, CKD) were excluded. In identifying risk factors, Chi-square and Mann-Whitney U-tests were used.
Results: The maximum corticosteroid dose of 24 (4-250) mg over the past 1 year was statistically significant with the development of fungal infections (P = 0.047). Lower ALC (748 (99-3312)) compared to the control group (1635 (259-2743)) was also significantly correlated with the occurrence of fungal infections in patients diagnosed with SLE.
Conclusion: Identifying predisposing factors in SLE patients is important to prevent the occurrence of serious fungal infections which are one of the main causes of death in SLE patients.

Latar Belakang: Infeksi telah diketahui sebagai penyebab utama kematian dan juga morbiditas pada pasien SLE. Studi pada pasien SLE telah menunjukkan beberapa faktor risiko yang berkontribusi terhadap infeksi jamur atau infeksi secara umum, termasuk risiko pengobatan farmakologis tertentu seperti kortikosteroid dan agen sitotoksik, serta efek faktor intrinsik seperti jumlah CD4 +.
Metode: Total 20 catatan medis pasien SLE dengan infeksi jamur diperoleh, dan studi kasus kontrol dilakukan dengan usia dan jenis kelamin yang cocok untuk kelompok kontrol yang terdiri dari 20 pasien. Data diperoleh dari Rumah Sakit Nasional Cipto Mangunkusumo. Diagnosis konfirmasi SLE didasarkan pada kriteria ACR 2012. Pasien dengan komorbiditas berbagai penyakit kronis (diabetes, HIV, CKD) dikeluarkan. Dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko, Chi-square dan Mann-Whitney U-test digunakan.
Hasil: Dosis kortikosteroid maksimum 24 (4 - 250) mg selama 1 tahun terakhir bermakna secara statistik dengan perkembangan infeksi jamur (P = 0,047). ALC yang lebih rendah (748 (99-3312)) dibandingkan dengan kelompok kontrol (1635 (259-2743)) juga secara signifikan berkorelasi dengan terjadinya infeksi jamur pada pasien yang didiagnosis dengan SLE.
Kesimpulan: Mengidentifikasi faktor predisposisi pada pasien SLE penting untuk mencegah terjadinya infeksi jamur serius yang merupakan salah satu penyebab utama kematian pada pasien SLE.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>