Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Jocky Maraldo
"Tesis ini mengangkat tema tentang bagaimana peran dan tanggung jawab Notaris dalam pembuatan APJB tanah terkait adanya Akta Hibah serta bagaimana tanggung jawab pemberi hibah dalam proses pembuatan APJB tanah dalam Putusan Pengadilan Negeri Kepanjen Nomor: 162/Pdt.G/2012/PN.KPJ. Untuk memahami tentang bentuk pertanggungjawaban hukum Notaris beserta segala akibat hukumnya, metode yang digunakan penulis adalah metode penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis-normatif, yang bermula pada ketentuan hukum, norma dasar maupun peraturan perundang-undangan terkait. Berdasarkan analisis maka penulis memberikan kesimpulan bahwa Tergugat memang telah terbukti secara sah dan benar telah melakukan perbuatan melawan hukum dalam kasus ini. Sebaliknya, Penggugat dalam hal ini pada prinsipnya berdasarkan Putusan tersebut telah dinyatakan adalah sebagai pemilik yang benar dan sah atas obyek sengketa dan berhak memiliki dan menguasai obyek sengketa. Hal tersebut dibuktikan dengan Akta Hibah Nomor: 370/PKS/RP/201 tertanggal 28 Desember 2011 yang dibuat oleh dan/atau di hadapan Rachmat Praptono, S.H. yang pada prinsipnya berdasarkan Putusan tersebut telah dinyatakan sebagai akta yang sah dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat di mata hukum. Pada intinya Notaris dan PPAT baik dalam menjalankan tugas jabatannya maupun dalam kapasitasnya sebagai masyarakat sipil agar tidak menyalahgunakan kewenangan, pengetahuan serta keahlian tersebut untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu perbuatan demi menguntungkan/memperkaya diri sendiri atau kelompok dalam bentuk baik seperti penyelundupan hukum maupun perbuatan melawan hukum. Demikianlah maka disimpulkan bahwa isi dari putusan pengadilan yang dijadikan acuan contoh kasus pada penulisan ini, berdasarkan pertimbangan hukumnya telah sesuai dan cukup beralasan berdasarkan uraian dan analisis pada bagian pembahasan.

This thesis envelops the roles and responsibilities of a Notary in the making of APJB of land related to the Deed of Grant and how the grant's responsibility in the process of making APJB in the verdict of Kepanjen District Court Number: 162/Pdt.G/2012/PN.KPJ. In order to comprehend the forms of responsibility as well as legal causes of Notary law, the writer chose to use the juridical-normative method of research, which roots to the provisions of law, basic norms and related legislations. After analysis, the writer concludes that the Defendant is proven legitimately and legally has conducted acts against the law. On the contrary, the Plaintiff principally, based on the verdict, is acknowledged legitimately and legally as the owner of the disputed object and has the rights to own and rule over the disputed object. Such verdict has been proven by the Deed of Grant Number: 370/PKS/RP/201 dated December 28, 2011 that has been made by and/or before Rachmat Praptono, S.H., which principally, based on such verdict has been acknowledged as a legitimate deed and has an abiding force of law. Conclusively, on their duty and role as a civilian, a Notary and PPAT should not abuse their authority, knowledge and competency in the form of smuggling of law, against the provisions of law in order to profit themselves. Thus, the court verdict of this case, that has been used as a reference for this thesis, based on its legal considerations is in line and reasonable analytically."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T53992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Arnanda
"Tesis ini membahas tentang keabsahan Akta Pengikatan Jual Beli (APJB) menggunakan Kuasa Jual berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor 714/Pdt.G/2017/PN.Bks. Permasalahan yang diangkat adalah keabsahan Akta Pengikatan Jual Beli menggunakan kuasa jual serta pertimbangan Majelis Hakim dalam memutuskan perkara a quo. Metode Penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif, dengan penelusuran data sekunder dari berbagai dokumen sumber hukum primer, sekunder dan tersier. Pendekatan yang digunakan kualitatif dengan tipologi penelitian eksplanatoris analitis. Hasil penelitian menyatakan bahwa bilamana kuasa jual tidak disertai dengan perjanjian pokoknya atau berdiri sendiri maka kuasa jual tersebut tidaklah sah. APJB yang ditandatangani antara Penjual AM dan Pembeli MFW harusnya dapat dimintakan pembatalan karena Penjual AM bertindak dengan kuasa jual yang tidak sah. Tidak sahnya kuasa jual menyebabkan Penjual AM tidak cakap untuk bertindak dalam APJB, sehingga salah satu syarat subyektif tidak terpenuhi yaitu Pasal 1320 KUHPerdata Ayat (2) mengenai kecakapan bertindak seseorang dalam suatu perjanjian. Pertimbangan Majelis Hakim memutuskan perkara a quo merupakan perbuatan melawan hukum adalah karena tidak dilaksanakannya salah satu kewajiban oleh Penjual AM dalam APJB. Tidak dilaksanakannya salah satu kewajiban baik dalam APJB maupun perjanjian penyelesaian rumah, berdasarkan analisis merupakan suatu tindakan yang lebih memenuhi unsur wanprestasi dibandingkan perbuatan melawan hukumnya, hal ini sesuai dengan unsur pertama wanprestasi yaitu “tidak melakukan suatu kewajiban yang telah disanggupi untuk dilakukannya”.

This thesis discussing the validity of the Sale and Purchase Agreement Deed (“APJB”) using a power of attorney to sell pursuant to the Bekasi District Court Decision Number 714/Pdt.G/2017PN.Bks. The issues that being raised in this thesis are the legal consequences of the sale and purchase agreement that using a power of attorney to sell and the consideration of the panel judges in giving award on a quo case. The method of this thesis using juridical normative, with researching secondary data from various legal source documents such as primary, secondary and tertiary. This thesis using qualitative approach and analytical descriptive type. The result of this research shows that the power of attorney to sell is null and void by law if it didn’t come hand-in-hand with the agreement of the Conditional Sale and Purchase.  The APJB signed by the AM as a Seller and the MFW as a Buyer should be repealed because the seller acting based on the invalid power of attorney to sell. The invalidity of the power of attorney to sell causing the Am as Seller is incompetent in signing APJB, thus the subjective requirements which namely in Article 1320 of the Civil Code Paragraph (2) regarding “the capacity to conclude an agreement” is not fulfilled. The consideration of the panel judge in giving award on the a quo case is tort because the seller not fulfilling one of its obligation in APJB. By no fulfilling the obligation under the APJB, it will be considered as default instead of tort, it is in accordance with the first element of default, which is “do not conducting an obligation that been agreed”."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library