Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Az Zahra
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi bencana alam. Berdasarkan kondisi geologi yang menempatkan Indonesia dalam lingkaran api (ring of fire), bencana alam yang kerap kali mengancam seperti gempa bumi, banjir dan gunung meletus (vulkanik maupun tektonik). Terdapat 129 gunung api aktif tersebar di wilayah Indonesia, oleh karena itu diperlukan pemantauan aktivitas dari gunung api tersebut. Namun area yang berbahaya disekitar gunung api menyebabkan kesulitan yang besar untuk pemantauan dan pengamatan secara langsung. Oleh karena itu digunakan teknik penginderaan jauh dengan metode Differential Interferometric Synthetic Aperture Radar (DInSAR). Pada penelitian ini DInSAR digunakan untuk mendeteksi deformasi sebelum dan sesudah erupsi Gunung Merapi tahun 2010 menggunakan citra satelit ALOS/PALSAR. Hasil dari analisis menunjukkan adanya deformasi yang terjadi pada rentang waktu 26 Oktober 2008 hingga 1 Februari 2010 sebesar 0,230 meter. Hasil analisis deformasi ini berguna untuk pengamatan aktivitas gunung api serta rencana penanggulangan bencana gunung api yang akan terjadi selanjutnya.
ABSTRAK
Indonesia is a country that prone to natural disasters. Based on the geological conditions that put Indonesia in the ring of fire, natural disasters often occur such as earthquake, flood and volcanoes (volcanic and tectonic). Since there are 129 active volcano in Indonesia it is necessary to monitor the activity of the volcano. But the dangerous area around the volcano causing major difficulties for monitoring and direct observation. Therefore volcano monitoring using remote sensing technique such as Differential Interferometric Synthetic Aperture Radar (DInSAR) is preferred. In this study, DInSAR is used to detect vertical ground deformation of Mount Merapi before and after the eruption in 2010 using ALOS/PALSAR data. Analysis results showed that the deformation obtained from 26 October 2008 to 1 February 2010 is 0.230 meters. The deformation result from this analysis is useful to monitor volcanic activity and build mitigation plan in volcano disasters in the future.
2016
S64179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Sri Tampomas
Abstrak :
Perencanaan tata ruang sebagai dasar pembangunan suatu wilayah, memerlukan informasi spasial yang akurat dan lengkap agar hasil perencanaan tata ruang yang dihasilkan tepat sasaran. Peta dasar rupa bumi sebagai informasi spasial utama di Indonesia pada umumnya menggunakan sumber data foto udara. Perkembangan teknologi penginderaan jauh akhir-akhir ini telah dapat mengasilkan citra satelit dengan resolusi spasial yang tinggi. Salah satunya adalah Citra ALOS PRISM dengan resolusi 2.5 m. Pemetaan rupa bumi skala 1:25.000 menggunakan Citra ALOS PRISM tersebut menghasilkan peta rupabumi dengan tingkat akurasi Horizontal (x,y) yang baik secara relatif terhadap peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) skala 1:25.000 dan secara absolut terhadap hasil pengukuran di lapangan. Sementara tingkat akurasi vertikal-nya dapat memenuhi standar pemetaan nasional hanya pada wilayah topografi datar tetapi tidak dapat memenuhi standar pada wilayah topografi bergelombang dan bergunung.
Spatial planning as the foundation of spatial development needs the accurate and complete spatial information so the results could meet the aim. Topographic map is one of the main spatial information that generally uses the source of the aerial photograph data. Recent development of remote sensing technology produce the satellite image with the high spatial resolution. One of them is ALOS PRISM with the spatial resolution 2.5 m. Topographic mapping at various topographic area using ALOS PRISM image has produced map at scale 1:25.000 with the level of the Horizontal accuracy (x,y) that was relatively good against the RBI map at the scale 1:25.000 and absolutely towards ground-surveyed reference points. While the level of it?s vertical accuracy could meet the standard of the national mapping only on the flat area but could not meet the standard on undulating and mountainous area.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Rizkinia
Abstrak :
Banjir yang terjadi di Jakarta tidak hanya dapat dipengaruhi oleh faktor curah hujan, sistem tata kota, dan drainase saja, tetapi juga dapat melibatkan faktor penurunan muka tanah (PMT). PMT di Jakarta dimungkinkan karena Jakarta berdiri di atas lapisan sedimen dan adanya pengambilan air tanah dalam jumlah yang sangat besar. Penelitian ini akan mengolah data ALOS/PALSAR untuk menentukan tingkat PMT di wilayah Jakarta dan hubungannya dengan daerah rawan banjir. Metode Differensial Interferometri (DInSAR) dilakukan pada dua data PALSAR untuk wilayah yang sama dengan waktu akuisisi yang berbeda, yaitu tahun 2007 dan 2008. Pengolahan DInSAR akan dihasilkan citra yang mengandung informasi PMT yang dapat diterjemahkan. Untuk memperkuat analisa terhadap daerah perubahan, diterapkan algoritma Log Ratio terhadap dua citra tersebut. Citra hasil Log Ratio kemudian ditumpangkan (overlay) dengan citra DInSAR dan peta genangan Jakarta tahun 2009, sehingga didapat hubungan antara PMT dengan banjir dan peta kerawanan banjir Jakarta berdasarkan PMT. Diperoleh hasil PMT daerah banjir berkisar pada rata-rata 10,57 cm, dengan nilai minimum 5,25 cm dan maksimum 22,5 cm. Semakin besar nilai PMT, genangan yang terjadi juga cenderung semakin tinggi. Kecuali pada beberapa wilayah yang memiliki kondisi khusus, seperti adanya waduk, pemecahan aliran sungai, sistem pompa air dan pintu air. Akurasi citra hasil DInSAR cukup baik dengan selisih 0,03 cm (0,18%) hingga 0,55 cm (3,37%) dibanding pengukuran GPS. Hasil ini dapat menjadi bahan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk meminimalisir risiko potensi terjadinya PMT dan banjir, sekaligus menjadi bahan perencanaan tata kota Jakarta untuk ke depannya. ......Floods that occurred in Jakarta is not only be influenced by factors of rainfall, urban planning systems, and drainage alone, but also may involve land subsidence (LS). LS in Jakarta possible because Jakarta is standing on top of layers of sediments and the presence of ground water consumption in very large quantities. In this research, we will process ALOS / PALSAR data to determine the level of LS in the Jakarta area and its relation to flood prone areas. Differential interferometry method (DInSAR) was performed on two PALSAR data for the same region with different acquisition times, i.e. in 2007 and 2008, and respectively. DInSAR processing will generate image containing information that can be translated into LS. To find the elevation changing area, Log Ratio algorithm is applied to two images as an additional analysis. The Log Ratio image is superimposed with the image of DInSAR result and Jakarta inundation map of 2009, in order to get the relationship between the LS with the flood and flood vulnerability map of Jakarta based on LS. It is found that land on the flood area subsided in average 10.57 cm, with a minimum value of 5.25 cm and a maximum of 22.5 cm. The greater the value of LS, inundation area also tend to widen, except in a few areas that have special conditions, such as reservoirs, river flow solution, water pump system and floodgates. Accuracy of DInSAR result image is quite high, with the difference of 0.03 cm (0,18%) to 0.55 cm (3.37%) compared to GPS measurements. These results can be recommended to the local government of Jakarta to minimize the potential risk of LS and floods, as well as the subject of city planning for the future.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40962
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mian Rizkinia
Abstrak :
Banjir yang terjadi di Jakarta hanya dapat dipengaruhi oleh faktor curah hujan, sistem tata kota, dan drainase saja, tetapi juga dapat melibatkan faktor penurunan muka tanah (PMT). PMT di Jakarta dimungkinkan karena Jakarta berdiri di atas lapisan sedimen dan adanya pengambilan air tanah dalam jumlah yang sangat besar. Penelitian ini akan mengolah data ALOS/PALSAR untuk menentukan tingkat PMT di wilayah Jakarta dan hubungannya dengan daerah rawan banjir. Metode Differensial Interferometri (DInSAR) dilakukan pada dua data PALSAR untuk wilayah yang sama dengan waktu akuisisi yang berbeda, yaitu tahun 2007 dan 2008. Pengolahan DInSAR akan dihasilkan citra yang mengandung informasi PMT yang dapat diterjemahkan. Untuk memperkuat analisa terhadap daerah perubahan, diterapkan algoritma Log Ratio terhadap dua citra tersebut. Citra hasil Log Ratio kemudian ditumpangkan (overlay) dengan citra DInSAR dan peta genangan Jakarta tahun 2009, sehingga didapat hubungan antara PMT dengan banjir dan peta kerawanan banjir Jakarta berdasarkan PMT. Diperoleh hasil PMT daerah banjir berkisar pada rata-rata 10,57 cm, dengan nilai minimum 5,25 cm dan maksimum 22,5 cm. Semakin besar nilai PMT, genangan yang terjadi juga cenderung semakin tinggi. Kecuali pada beberapa wilayah yang memiliki kondisi khusus, seperti adanya waduk, pemecahan aliran sungai, sistem pompa air dan pintu air. Akurasi citra hasil DInSAR cukup baik dengan selisih 0,03 cm (0,18%) hingga 0,55 cm (3,37%) dibanding pengukuran GPS. Hasil ini dapat menjadi bahan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk meminimalisir risiko potensi terjadinya PMT dan banjir, sekaligus menjadi bahan perencanaan tata kota Jakarta untuk ke depannya. ......Floods that occurred in Jakarta is not only be influenced by factors of rainfall, urban planning systems, and drainage alone, but also may involve land subsidence (LS). LS in Jakarta possible because Jakarta is standing on top of layers of sediments and the presence of ground water consumption in very large quantities. In this research, we will process ALOS / PALSAR data to determine the level of LS in the Jakarta area and its relation to flood prone areas. Differential interferometry method (DInSAR) was performed on two PALSAR data for the same region with different acquisition times, i.e. in 2007 and 2008, and respectively. DInSAR processing will generate image containing information that can be translated into LS. To find the elevation changing area, Log Ratio algorithm is applied to two images as an additional analysis. The Log Ratio image is superimposed with the image of DInSAR result and Jakarta inundation map of 2009, in order to get the relationship between the LS with the flood and flood vulnerability map of Jakarta based on LS. It is found that land on the flood area subsided in average 10.57 cm, with a minimum value of 5.25 cm and a maximum of 22.5 cm. The greater the value of LS, inundation area also tend to widen, except in a few areas that have special conditions, such as reservoirs, river flow solution, water pump system and floodgates. Accuracy of DInSAR result image is quite high, with the difference of 0.03 cm (0,18%) to 0.55 cm (3.37%) compared to GPS measurements. These results can be recommended to the local government of Jakarta to minimize the potential risk of LS and floods, as well as the subject of city planning for the future.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30543
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The study that located at southern of Lembeh Strait, Bitung, North Sulawesi, include five locations, those are Kandang ayam, Tanjung Merah, Dermaga Penyu and Pin-pin....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Sri Tampomas
Abstrak :
Perencanaan tata ruang sebagai dasar pembangunan suatu wilayah, memerlukan informasi spasial yang akurat dan lengkap agar hasil perencanaan tata ruang yang dihasilkan tepat sasaran. Peta dasar rupa bumi sebagai informasi spasial utama di Indonesia pada umumnya menggunakan sumber data foto udara. Perkembangan teknologi penginderaan jauh akhir-akhir ini telah dapat mengasilkan citra satelit dengan resolusi spasial yang tinggi. Salah satunya adalah Citra ALOS PRISM dengan resolusi 2.5 m. Pemetaan rupa bumi skala 1:25.000 menggunakan Citra ALOS PRISM tersebut menghasilkan peta rupabumi dengan tingkat akurasi Horizontal (x,y) yang baik secara relatif terhadap peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) skala 1:25.000 dan secara absolut terhadap hasil pengukuran di lapangan. Sementara tingkat akurasi vertikal-nya dapat memenuhi standar pemetaan nasional hanya pada wilayah topografi datar tetapi tidak dapat memenuhi standar pada wilayah topografi bergelombang dan bergunung. ......Spatial planning as the foundation of spatial development needs the accurate and complete spatial information so the results could meet the aim. Topographic map is one of the main spatial information that generally uses the source of the aerial photograph data. Recent development of remote sensing technology produce the satellite image with the high spatial resolution. One of them is ALOS PRISM with the spatial resolution 2.5 m. Topographic mapping at various topographic area using ALOS PRISM image has produced map at scale 1:25.000 with the level of the Horizontal accuracy (x,y) that was relatively good against the RBI map at the scale 1:25.000 and absolutely towards ground-surveyed reference points. While the level of it’s vertical accuracy could meet the standard of the national mapping only on the flat area but could not meet the standard on undulating and mountainous area.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T45426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luana Fahmi Romala
Abstrak :
ABSTRAK
Letak geologis Indonesia terletak diantara tiga lempeng utama yang ada di dunia yakni Lempeng Autralia, Eurasia, dan Pasifik. Hal ini juga yang menyebabkan kenapa di Indonesia sering terjadi bencana alam termasuk kota Bandung. Penurunan muka tanah di Bandung dimungkinkan karena adanya pengambilan air tanah dalam jumlah yang sangat besar serta semakin berkembangnya pembangunan di daerah Bandung. Analisa penurunan muka tanah dapat digunakan untuk mengantisipasi bencana alam seperti tanah longsor dan banjir. Penelitian untuk menghitung penurunan muka tanah ini akan mengolah data satelit remote sensing ALOS/PALSAR 1 level 1.0 dengan menggunakan metode Differential Interferometri (DInSAR). DInSAR menghasilkan inormasi yang cukup akurat untuk nilai penurunan muka tanah. Metode DInSAR dilakukan pada dua data ALOS/PALSAR untuk wilayah Bandung dengan waktu akuisisi yang berbeda yaitu kurun waktu 2008-2011. Hasil analisis menunjukkan pada tahun 2008 ? 2009 Bandung mengalami penurunan muka tanah 14 cm, tahun 2009 ? 2010 sebesar 16 cm dan 2010 ? 2011 sebesar 16 cm . Di Bandung nilai penurunan muka tanah cukup besar (lebih dari 9 cm) yaitu sekitar 15 cm per tahun. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan pemangku kepentingan untuk meminimalisir potensi bencana yang diakibatkan penurunan muka tanah itu sendiri.
ABSTRACT
Indonesian geological layout located between three major plates that exist in the world of the Australian Plate, the Eurasian and Pacific. It is also the cause why in Indonesia frequent natural disasters, including the city of Bandung. Land subsidence in Bandung possible because of the extraction of ground in very large quantities as well as the growing development in the area of ​​Bandung. Analysis of land subsidence can be used to anticipate natural disasters such as landslides and floods. Research to calculate land subsidence will process the remote sensing satellite data ALOS / PALSAR 1 level 1.0 using Differential Interferometry (DInSAR). DInSAR produce accurate information for the value of land subsidence. DInSAR method performed on the two data ALOS / PALSAR for Bandung with different acquisition time is the period of 2008-2011. Landslides values from the analysis at 2008-2009 is 14cm, at 2009-2010 is 16 cm and 2010-2011 is 16 cm. In Bandung, the value of land subsidence is quite large (over 9 cm) that is about 15 cm per year. The results of this study can be used stakeholders to minimize potential disaster caused land subsidence itself.;;
[;, ]: 2016
S65271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari teknik dan metode pengolahan data optik ALOS dengan metode fusi (pansharpening) data ALOS (AVNIR-2 dan PRISM) untuk identifikasi objek-objek penutup lahan/tanaman pertanian sawah. Metode pelaksanaan penelitian adalah berdasarkan literatur dan dengan melakukan penelitian atau uji coba pada suatu daerah studi kasus, dan melakukan pula penilaian hasil-hasil pengolahan dengan melakukan analisis visual data citra Pansharp ALOS yang diperoleh. Penelitian ini menggunakan data ALOS (AVNIR-2 dan PRISM), akuisisi tanggal 12 Juni 2006, yang meliput daerah studi kasus: daerah pertanian Bantul, DIY. Dari uji coba yang dilakukan diperoleh bahwa untuk identifikasi objek-objek penutup lahan/tanaman pertanian sawah, citra Pansharp, hasil metode Pansharpening (HSV Image Sharpening) AVNIR-2 komposit 321 dan PRISM (nadir), adalah terbaik dibandingkan dengan metode-metode lain: a) Color Normalized (Brovey), b) Gram-Schmidt Spectral Sharpening, dan c) PC Spectral Sharpening. Hasil lainnya adalah peta citra informasi spasial objek-objek penutup lahan/tanaman pertanian sawah, skala 1:50.000, hasil digitasi on-screen menggunakan data citra Pansharp ALOS (AVNIR-2 dan PRISM), perekaman tanggal 12 Juni 2006 yang meliput daerah pertanian Bantul, DIY.
620 DIR 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library