Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dita Pradini
Abstrak :
Tingkat persediaan pada suatu perusahaan menjadi salah satu hal yang menarik perhatian ketika melakukan pengelolaan rantai pasok. Salah satu permasalahan yang kerap terjadi adalah tingkat persediaan tidak berada pada tingkat yang optimal sehingga mengakibatkan ketidakefisienan pada sistem rantai pasok perusahaan. Penelitian ini menganalisis manajemen persediaan pada perusahaan Maintenance and Repair Organisation Aviasi di Indonesia dengan melakukan kategorisasi material dan mencari akar permasalahan yang menyebabkan tingkat persediaan tinggi. Hasil kategorisasi ABC digunakan untuk pencarian akar permasalahan menggunakan Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan beberapa potensi akar masalah dan Interpretative Structural Matrix (ISM) untuk melihat hubungan kausal potensi akar masalah dan merumuskan akar masalah sesungguhnya dari kejadian. Strategi perbaikan disusun berdasarkan hasil ISM sehingga menghasilkan langkah-langkah yang tepat sasaran bagi perusahaan untuk memperbaiki manajemen rantai pasoknya, terutama pada perencanaan dan persediaan. Studi ini akan berguna bagi para manajer dan praktisi rantai pasok perusahaan untuk menganalisis persediaan yang manfaatnya dapat meningkatkan profit perusahaan. ......The level of inventory in a company is one of the things that attracts attention when managing supply chains, one of which is the Aviation Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) company. One of the problems that often occurs is that inventory levels are not at optimal levels, resulting in inefficiencies in the company's supply chain system. Material overplanning is one of the phenomena that causes inventory to increase. This study analyzes inventory management in companies by categorizing materials and looking for the root causes of overplanning which causes high inventory levels. ABC analysis using multiple criteria is used to categorize inventory. The results of the categorization is used to search for root causes using Focus Group Discussion (FGD) to formulate several potential root causes and Interpretative Structural Matrix (ISM) to see the causal relationship of potential root causes and formulate the real root causes of events. Improvement strategies are prepared based on ISM results to produce targeted steps for companies to improve their supply chain management, especially in planning and inventory management. This study is useful for managers and practitioners of the company's supply chain to analyze inventory which can increase company profits.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Shaqiena Lukman
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mencari bagaimana cara mengoptimalisasi tingkat persediaan material dengan pengaplikasian persediaan pengaman safety stock yang optimal untuk dapat mengakomodir jadwal pemboran yang dapat berubah-ubah. Kegiatan pemboran merupakan pekerjaan yang beresiko tinggi dan memerlukan biaya besar sehingga optimasi tingkat persediaan material sangat penting dalam kelangsungan proses tersebut. Tujuan sebenarnya adalah untuk menentukan jumlah dari persediaan yang mendukung service level yang tinggi dan memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan. Service level digunakan dalam manajemen persediaan untuk mengukur kinerja kebijakan persediaan dan menunjukkan kemungkinan tidak terjadinya stockout. Safety stock adalah persediaan untuk mencegah terjadinya stockout. Perusahaan memilih untuk menjaga tingkat Safety stock sebagai penyangga terhadap variabilitas permintaan yang mengakibatkan kurangnya efisiensi dan modal kerja yang tinggi. Pengoptimalan tingkat persediaan memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan perputaran persediaan.Material pemboran yang akan menjadi objek penelitian dipilih dengan menggunakan klasifikasi ABC yang selanjutnya diklasfikasikan kembali frekuensi penggunaannya. Perhitungan selanjutnya adalah penentuan biaya pengadaan dan persediaan dari material. Perhitungan tingkat persediaan menggunakan metode min-max. Hasil dari perhitungan dengan menggunakan metode min-max adalah jumlah pemesanan kembali Q , titik pemesanan kembali ROP/Min, tingkat persediaan maksimum Max dan persediaan pengaman SS. ......This study aims to find out how to optimize the level of material inventory with optimal application of safety stock to accommodate the varying drilling schedule. Drilling activity is a high risk job and requires substantial cost, therefore, optimization of material inventory is critical for the process continuity. The actual objective is to determine the value and the mix of inventory that support a high service level and that maximizing the companies rsquo financial performance. Service level is used in inventory management to measure the performance of inventory policies and represents the probability of not being stock out. Safety stock is inventory that is carried to prevent stock outs. Safety stock determinations are not intended to eliminate all stock outs, just majority of them. Companies choose to keep safety stock level high as a buffer against demand variability resulting in inefficiencies and high working capital requirements. Safety stock optimization enables companies to achieve savings and increase inventory turns.The selection of the drilling material that will be the research object uses ABC classification which further being re classified by the usage frequency. The next calculation is to determine material setup cost and holding cost, which will be used in the next calculation, which is inventory calculation method by using min max method. The calculation result using the min max method is the total of re orders Q, re order point ROP Min , maximum inventory level Max, and safety stock SS.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T52040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wafa Makhasha Ulfah
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai manajemen persediaan obat pada suatu rumah sakit tipe D di Indonesia yang dilakukan untuk mendukung target pemerintah yaitu 95% pengadaan obat di rumah sakit dan puskesmas terpenuhi. Rumah sakit yang dijadikan objek penelitian juga memiliki dua target utama pada proses pengadaan obat yaitu kendali mutu dan kendali biaya, yang keduanya dapat dicapai dengan adanya pengelolaan manajemen persediaan obat yang baik. Salah satu cara untuk menerapkan manajemen persediaan obat yang baik adalah mengefisiensikan keputusan kuantitas (Q) obat yang dipesan dan waktu pesan (T) sehingga diperoleh total biaya persediaan obat yang minimal dan permintaan obat dari pasien terpenuhi. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah klasifikasi ABC untuk menentukan tingkat pemakaian obat dalam kurun waktu satu tahun dan Mixed Integer Linear Programming (MILP) untuk mendapatkan total biaya persediaan obat yang minimal. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 50 jenis obat yang termasuk ke dalam kategori A dari 526 obat di rumah sakit, jumlah kuantitas pesan (Q) obat, lead time kedatangan obat (T), dan total biaya persediaan 10 obat klasifikasi A yang berkurang sekitar Rp36.899.512 dari kondisi aktual, serta diperoleh perbandingan hasil model matematika dengan dan tanpa memperhatikan faktor kadaluarsa obat.
ABSTRACT This research discusses the management of drug inventory in a regional public hospital (type D) in Indonesia that is carried out to support the government's target regarding 95% of drug procurement in hospitals has to be fulfilled. The object hospital of this research also has two main targets in the procurement process of drugs, namely quality control and cost control, both of which can be achieved by the efficient management of drug supplies. One of the strategies to obtain efficient drug inventory management is to plan efficient decisions on quantity (Q) of ordered drugs and order time (T) so that the minimum total cost of the drug procurement process is achieved and the demand for drugs from patients is fulfilled. The method applied in this research is the ABC classification to determine the level of drug use within one year and Mixed Integer Linear Programming (MILP) to obtain a minimum total drug procurement process cost. The results of this research are 50 types of drugs that categorized as category A from 526 drugs in the hospital, quantity of order (Q) of drugs, arrival lead time of drugs (T), and total cost of 10 drugs from classification A which was reduced by Rp36.899.512 from the actual conditions, and obtained a comparison results of mathematical models that include drug expiration factors.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library