Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irene Febriani
"Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor risiko dominan dan membuat skor risiko diabetes tidak terdiagnosis (UDDM) dan prediabetes. Metode: Pembuatan skor risiko berdasarkan data yang tersedia hasil Riset Kesehatan Dasar 2013, dengan kriteria ≥ 18 tahun, baru terdiagnosis saat Riskesdas, tidak menderita penyakit kronis/menular lainnya. Nilai koefisien β hasil analisis regresi logistik multinomial model prediksi digunakan untuk mengenmbangkan skor. Keakuratan skor prediksi diabetes dan prediabetes dinilai dengan ROC (Receiver Operating Characteristic). Hasil: Dua model prediksi dikembangkan menjadi skor risiko. Model 1 prediksi diabetes tidak terdiagnosis dengan 7 prediktor AUC 73,5%, sen 62,2%, spes 70,8%, PPV 12,8%, NPV 96,5%, titik potong ≥22, model 2 prediksi diabetes tidak terdiagnosis dengan 5 prediktor AUC 72,4%, sen 68,3%, spes 64,7%, PPV 11,8%, NPV 96,7%, titik potong ≥20. Prediksi prediabetes tidak dikembangkan menjadi skor karena tidak akurat, tetapi dapat diketahui faktor dominannya. Kesimpulan: Indonesia dapat memiliki perhitungan skor risiko guna memprediksi diabetes yang tidak terdiagnosis berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar yang tersedia. Skor Risiko tersebut dapat digunakan tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi individu dengan risiko tinggi dan masyarakat awam mampu menggunakan skor tersebut.

Objective: This studi aims to find the risk factors and develop risk score for undiagnosed diabetes and prediabetes. Method: Risk score made based on available data from Basic Health Research 2013 in Indonesia, with criteria 18-55 years old, newly diagnosed diabetes, and not affected by chronic /infectious diseases before.β coeff value from multinomial logistic regression analysis results of predictive models are used to develop risk score. The accuracy of risk score assessed with ROC (Receiver Operating Characteristic). Result: 2 prediction models are use to develop risk score. The accuracy form 7 predictors for undiagnosed diabetes in model 1 are AUC 73.5%, sen 62.2%, spes 70.8%, PPV 12.8%, NPV 96.5%, cut off ≥22. The accuracy form 5 predictors for undiagnosed diabetes in model 2 are AUC 72.4%, sen 68.3%, spes 64.7%, PPV 11.8%, NPV 96.7%, cut off ≥20 . Score predikction for diabetes not developed, because of poor accuray, but the result of analysis can showed prediabetes dominant risk factors. Conclusion: Indonesia may have a risk score calculation for predicting undiagnosed diabetes based on data from Health Research provided. The risk score can be used by health workers to indentified individuals with high-risk and the general public are able to use these scores."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Maulana Hasyim
"ABSTRAK
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg yang berlangsung lama. Sering tidak
menunjukkan gejala dan tidak terdeteksi dini, baru disadari apabila telah
menyebabkan gangguan organ. Prevalensi hipertensi Provinsi Lampung cukup
tinggi dan meningkat.Tujuan penelitian diketahuinya hubungan penuaan populasi,
dukungan sosial, populasi menikah, kualitas SDM, produktivitas SDM, kepadatan
penduduk terhadap terjadinya hipertensi pada masyarakat Provinsi Lampung
tahun 2013 setelah dikontrol kovariat umur, jenis kelamin, status pernikahan,
status pekerjaan, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal. Desain penelitian ini
study ekologi yang dilaksanakan bulan Januari-Juni tahun 2016 pada 21898
sampel. Variabel independen menggunakan data BPS 2013 dan variabel kovariat
Riskesdas 2013. Data dianalisis dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian
menunjukkan penuaan populasi (POR=1,45,95%CI=1,32-160), kualitas SDM
(POR=1,54, 95%CI=1,41-1,68), kepadatan populasi (POR=1,29,95%CI= 1,19-
1,40) berhubungan dengan peningkatan hipertensi, sedangkan populasi menikah
(POR=0,83, 95%CI= 0,76-0,91), produktivitas SDM (POR= 0,69, 95%CI=0,63-
0,76) berhubungan manurunkan terjadinya hipertensi. Dibutuhkan kerjasama
lintas sektor terkait, advokasi, KIE, screening kelompok risiko tinggi,
meningkatkan dan mengaktifkan Posbindu penyakit tidak menular

ABSTRACT
Hypertension is increase systolic blood pressure ≥ 140 mmHg or diastolic blood
pressure ≥ 90 mmHg which lasted for long time. Often has no symptoms so it is
not detected early, it was realized when causes disruption organ. Prevalence in
Lampung Province is quite high and likely increase. Purpose this study known
relationship aging population, social support, population married, quality human
resources, productivity human resources, population density at society Lampung
Province in 2013 after controled covariate variable age, type of sex, marital status,
job, education, area residence. Research design ecology study carried out January-
June 2016 at 21898 sample, using data from Central Bureau Statistics as
independent variables and covariate variables Riskesdas 2013. Analyzed using
logistic regression. Results showed relationship increases hypertension at
population aging (POR=1,45,95%CI=1,32-160), quality human resources
(POR=1,54, 95%CI=1,41-1,68), population density (POR=1,29,95%CI=1,19-
1,40), while population married (POR=0,83, 95%CI= 0,76-0,91), productivity
human resources (POR= 0,69, 95%CI=0,63-0,76) related to lower hypertension. It
takes cooperation among relevant sectors, advocacy, IEC, screening high-risk
groups, to improve and enable Posbindu non communicable disease"
2016
T45681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Shahnaz Ilma
"This study examines the abolition of English subject for elementary students in Indonesia?s 2013 curriculum. English subject has been abolished due to the poor result of PISA (Programme for International Student Assessment) that led to the making of a new curriculum. The new curriculum focuses on character building and put more hours (English subject hours) into it. The non-existence of English subject is believed to hinder the progress of Indonesia?s next leader to compete in the even-more globalized world. This study argues about the importance of teaching English to early-age children by referring to some studies from Phillipson (1993), Brown (2007) and Pennycook (2007). After some research done on comparing 2013 curriculum and English Language Teaching theories, the argument that English postponed Indonesian students? character building, which was proposed by the Ministry of Education and Culture, was overthrown by the fact that there has not been any actual research on national?s morality decrease done by westernization (the school of thought which puts English as the main weapon of westernization). This study concludes that without any further proof on English diminishing national?s morality, English subject still needs to be taught to elementary level students."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Traviata Prakarti
"Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan, terutama di wilayah perdesaan Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari hasil Riskesdas 2013 dimana prevalensi malaria di wilayah perdesaan Indonesia masih mencapai 7,1% lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional sebesar 6,0%. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah perdesaan Indonesia. Penelitian dengan studi kuantitatif melibatkan 382.231 subjek penelitian yang diambil dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang berusia ≥15 tahun, berdomisili di wilayah perdesaan Indonesia, dan memiliki data yang lengkap (tidak missing).
Hasil menunjukkan prevalensi malaria berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan pada penduduk usia ≥15 tahun sebesar 3,3%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna (nilai p<0,05) antara faktor karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pekerjaan, status gizi), faktor lingkungan tempat tinggal (plafon, dinding rumah, jenis sumber air, tempat pembuangan akhir tinja, lingkungan kumuh), faktor perilaku pencegahan (kelambu, pemakaian kawat kasa pada ventilasi, pemakaian obat anti nyamuk bakar/elektrik, repellent, dan minum obat kemoprofilaksis). Untuk itu diperlukan peningkatan upaya pengendalian fisik untuk memutus rantai penularan vektor nyamuk Anopheles yang didukung oleh modifikasi perilaku hidup sehat oleh masyarakat.

Malaria is one of the infectious diseases that become a major health problem especially in rural areas of Indonesia. It is shown from the result of Riskesdas 2013 where malaria prevalence in rural areas of Indonesia was 7.1%, higher than national prevalence (6.0%). This study used cross sectional design which aims to determine the factors associated with the occurrence of malaria in rural areas of Indonesia. This quantitative studies involving 382,231 subject collected from the secondary data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) in 2013. Samples were population aged ≥15 years, living in rural areas of Indonesia, and had complete data.
Results showed that the prevalence of malaria based on the diagnosis of health personnel in the population aged ≥15 years was 3.3%. The results of the bivariate analysis showed there was a significant association (p value<0.05) between individual factors (age, sex, occupation, nutritional status), environmental factors (ceiling, walls of houses, types of water sources, landfills feces, seedy neighborhood), health prevention behavioral factors (use of bed nets, use of wire netting on the ventilation, use of anti-mosquito drugs/electric, repellent, and taking chemoprophylaxis). Therefore, it?s necessary to increase environmental control to break the chain of malaria transmission supported by people?s health behavior modification.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikriyatul Arifah
"ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi kejadian stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan di Indonesia mengalami peningkatan dari 8,3? pada tahun 2007 menjadi 12,1? pada tahun 2013. Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu provinsi yang mengalami kenaikan prevalensi yang tinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan kejadian stroke pada penduduk usia ≥ 15 Tahun di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2007 dan 2013. Penelitian ini merupakan analisis dari Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2013 yang menggunakan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah penduduk provinsi Sulawesi Barat yang berusia ≥ 15 tahun yang berhasil diwawancarai sebagai sampel Riskesdas 2007 dan/atau Riskesdas 2013 dan memiliki data variabel penelitian yang lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke pada tahun 2007 adalah usia, hipertensi, dan aktivitas fisik sedangkan pada tahun 2013 yaitu usia, hipertensi, obesitas, obesitas sentral dan aktivitas fisik.

ABSTRACT
Stroke is leading cause of death in Indonesia. According to Riskesdas, prevalence of stroke based on health workers diagnosis in Indonesia has increased from 8,3? in 2007 became 12,1? in 2013. West Sulawesi is one of province that has biggest increasing of stroke prevalence in Indonesia. This study aims to analyze the risk factor that have relationship of stroke cases among population aged ≥ 15 years old in West Sulawesi in 2007 and 2013. This study using cross-sectional design. The participants were member of population of ≥ 15 years old in West Sulawesi who had complete variable data needed. The result showed that the risk factor that have relationship with stroke cases in 2007 are age, hypertension, and physical activity. In 2013, are age, hypertension, obesity, abdominal obesity, and physical activity."
2016
S65229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaidan Fajar Nurmansyah
"ABSTRAK
Pengadaan buku kurikulum nasional 2013 dilaksanakan mengikuti adanya kebijakan pergantian kurikulum pendidikan dari yang sebelumnya menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diubah menjadi Kurikulum Nasional 2013. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses pelaksanaan, tantangan, dan manfaat konsolidasi pengadaan buku kurikulum nasional 2013. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa konsolidasi pengadaan buku kurikulum nasional 2013 dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu; tahap perencanaan, tahap pemilihan penyedia, dan tahap pelaksanaan kontrak. Kemudian, terdapat berbagai tantangan yang dihadapi, antara lain: adanya kekhawatiran gagal lelang, HPS yang ditetapkan dinilai terlalu kecil oleh para penyedia, penyedia yang terpusat di Pulau Jawa, dan lain-lain. Meskipun demikian, terdapat manfaat yang diperoleh dari adanya pelaksanaan konsolidasi pengadaan buku kurikulum nasional 2013 ini, yaitu: mengurangi biaya pembelian, mengurangi biaya manajemen pengadaan dan penawaran, dan mengurangi ketidakpatuhan para pemangku kepentingan.

ABSTRACT
Procurement of 2013 National Curriculum Book was carried out due to the change of policy of Education Unit Level Curriculum (KTSP) into the 2013 National Curriculum. Therefore, this research aims to describe the implementation process, challenges, and benefits from consolidating procurement of 2013 national curriculum book. The research is classified as descriptive research with utilizing qualitative methods. Based on research that has been done, it can be seen that the consolidation procurement of 2013 national curriculum book is carried out through three stages: planning stage, suppliers selection stage, and contract implementation stage. Then, there are various challenges the consolidating procurement faced, these include: fears of auction failure, the determined HPS is considered too be to small by the suppliers, suppliers that are centered on Java, and others. Nevertheless, there are benefits to be gained from the implementation consolidation procurement of 2013 national curriculum book, namely: reducing purchasing costs, reducing procurement and management costs, and reducing non-compliance of stakeholders."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Agustina
"Belakangan ini, pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya mempromosikan gerakan literasi di tanah air. Di sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum 2013, literasi bahakn diwajibkan atau diberikan waktu khusus."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 45 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Musanna, Al
"Kajian ini bertujuan untuk menyajikan perspektif terkait urgensi keyakinan guru dalam implementasi kurikulum. Masalah yang menjadi fokus kajian ini mencakup hakikat keyakinan guru dan implementasi kurikulum, serta pendekatan reformulasi keyakinan guru. Kajian ini dilakukan melalui penelusuran pustaka atau literatur. Hasil kajian menunjukkan bahwa implementasi kurikulum tidak hanya menuntut adanya guru yang kompeten. Kesuksesan dan kebermaknaan implementasi kurikulum meniscayakan adanya guru yang mempunyai dan memiliki keyakinan yang positif terhadap kurikulum. Keyakinan guru merupakan dimensi emik dari seorang guru yang membentuk perspektifnya terhadap praksis kurikulum. Selama beberapa dekade, reformulasi keyakinan guru masih berada pada posisi periferal dan subordinat dalam praksis pengembangan kurikulum karena dominasi atau pengarus-utamaan (mainstreaming) pengembangan kompetensi teknis guru dalam menjalankan prosedur pengajaran. Reformulasi keyakinan guru yang positif terhadap kurikulum merupakan prasyarat keberhasilan dan kebermaknaan implementasi kurikulum. Perubahan keyakinan guru memerlukan pendekatan personal dan emosional, tidak hanya bertumpu pada pendekatan rasional.
"
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Badan Penelitian dan Pengembangan, 2016
370 JPK 1:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Setiadi
"[ABSTRAK
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa, ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Semakin muda umur remaja melakukan hubungan seksual, semakin besar resiko terjadinya penularan penyakit-penyakit infeksi menular seksual, kehamilan tak diinginkan, dan aborsi. Data SDKI 2012 menyatakan umur remaja Indonesia yang telah melakukan hubungan seksual pranikah berkisar antara 9 – 24 tahun. Prevalensi remaja yang belum menikah yang telah melakukan hubungan seksual sebesar 8,3 % laki-laki dan remaja perempuan sebesar 1%. Suwarni (2009) menyatakan bahwa 14,7% remaja SMA di Pontianak telah melakukan intercourse (hubungan seks) pranikah dan proporsi remaja yang melakukan hubungan seksual di Semarang sebesar 12,1% (Azinar, 2013). Penelitian ini bertujuan mengetahui determinan ketahanan remaja untuk tidak melakukan hubungan seksual pranikah. Proporsi kumulatif ketahanan remaja sebesar 92,6% dengan rata-rata usia pertama kali melakukan hubungan seksual pranikah 15,8 tahun. Determinan ketahanan remaja meliputi perilaku rangsang seksual (AHR: 7,7; 95% CI: 5,2 – 11,3), perilaku mabuk karena alkohol (AHR: 1,5; 95% CI: 1,1 – 2) dan perilaku berciuman. Hubungan antara perilaku berciuman dengan ketahanan remaja berbeda tiap satuan waktu. Diperlukan upaya penyuluhan kesehatan reproduksi yang lebih dini bukan hanya di lingkungan sekolah, namun juga di lingkungan keluarga dan komunitas remaja agar perilaku hubungan seksual pranikah dapat dicegah.

ABSTRACT
Adolescent is a transition period from childhood to adulthood, signed by rapid development in physical, mental, emotional and social. Earlier sexual initiation by adolescent, increasing risk to get sexual transmitted diseases, unmeet need, teen’s pregnancies, and unsafe abortion. According to data DHS 2012, adolescent in Indonesia had have premarital sexual on 9 – 24 years old. Prevalence of unmarried boys who had have sex are 8,3 % and girls are 1%. Suwarni (2009) announced that 14,7% of high school students in Pontianak had have premarital sex. Meanwhile, based on Azinar (2013) study in Semarang, about 12,1% adolescents had it. This study aim to know determinants of adolescent’s survival not to have premarital sex. The results show that adolescent’s survival cumulative proportion is about 92,6% and age mean of sexual debut is 15,8 years old. Factors associated with adolescent’s survival not to have premarital sex are sexual arrousal behavior (AHR: 7,7; 95% CI: 5,2 – 11,3), ever drunk by alkohol (AHR: 1,5; 95% CI: 1,1 – 2) and kissing. The association between kissing and adolescent’s survival rate is difference in each time unit (year). Need enforcements to give earlier education about adolescent’s health reproduction, not just as formal education in high school, but also in the family and adolescent’s community to prevent premarital sex among adolescents., Adolescent is a transition period from childhood to adulthood, signed by rapid development in physical, mental, emotional and social. Earlier sexual initiation by adolescent, increasing risk to get sexual transmitted diseases, unmeet need, teen’s pregnancies, and unsafe abortion. According to data DHS 2012, adolescent in Indonesia had have premarital sexual on 9 – 24 years old. Prevalence of unmarried boys who had have sex are 8,3 % and girls are 1%. Suwarni (2009) announced that 14,7% of high school students in Pontianak had have premarital sex. Meanwhile, based on Azinar (2013) study in Semarang, about 12,1% adolescents had it. This study aim to know determinants of adolescent’s survival not to have premarital sex. The results show that adolescent’s survival cumulative proportion is about 92,6% and age mean of sexual debut is 15,8 years old. Factors associated with adolescent’s survival not to have premarital sex are sexual arrousal behavior (AHR: 7,7; 95% CI: 5,2 – 11,3), ever drunk by alkohol (AHR: 1,5; 95% CI: 1,1 – 2) and kissing. The association between kissing and adolescent’s survival rate is difference in each time unit (year). Need enforcements to give earlier education about adolescent’s health reproduction, not just as formal education in high school, but also in the family and adolescent’s community to prevent premarital sex among adolescents.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novika Candra Fertilia
"Proyek EPC (Engineering, Procurement, and Construction) merupakan jenis proyek konstruksi yang kompleks, sehingga keterlambatan proyek merupakan fenomena yang kerap terjadi pada proyek EPC. PT. KE merupakan salah satu badan usaha yang mengelola proyek EPC yang dalam pelaksanaannya banyak mengalami keterlambatan, salah satu penyebabnya adalah dispute antara desain dan dokumen kontrak yang menunjukkan lemahnya proses perencanaan.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi peristiwa risiko dalam tahap perencanaan yang mempengaruhi kualitas perencanaan dalam keterkaitannya dengan kinerja waktu untuk mengembangkan kerangka perencanaan proyek yang diharapkan dapat dijadikan strategi baru dalam meningkatkan kinerja waktu proyek berbasis PMBOK 2013. Pada penelitian ini ditemukan 3 faktor risiko dominan dan 1 tambahan aktivitas precanaan berdasarkan PMBOK 2013.

EPC project (Engineering, Procurement, Construction) ia a complex construction project, in such a way that delay becomes heaps of times phenomenon. PT. KE is one of the most EPC company which execute many EPC project in each successive is delay and one of causal factor is the weaknes of project planning processes.
This paper will indicate risk factors in project planning phases had an effect on time performance to developt a new frame work of planning process as a strategy to increase time performance. The result of this paper are 3 high risk and 1 activity in planning process need to be added according to PMBOK 2013.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>