Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M.G. Ernawati Harman
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatik Cahyani Hartati
Abstrak :
ABSTRAK
Penulisan tesis ini berdasarkan hasil penelitian, metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan tentang penataan ruang Silimo secara utuh adalah metode kualitatif. Analisa ruang Silimo ini merupakan hasil pengamatan lapangan terhadap tiga buah ruang Silimo yang masing-masing berada di desa Jiwika, desa Waga-Waga, dan desa Wenabubaga, kecamatan Kurulu, kabupaten Jayawijaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan terlibat, wawancara mendalam dan wawancara tak terstruktur.

Berdasarkan metode penelitian tersebut di atas, penulis telah menemukan beberapa informasi penting. Di antaranya, informasi yang menyebutkan bahwa menata ruang Silimo senantiasa mendasarkan pada sebuah pandangan mikrokosmos. Hal ini tercermin dari ketiga ruang Silimo yang ada di tiga desa penelitian tersebut di atas dan ketiganya mencerminkan organ tubuh manusia secara utuh.

Dalam penataan ruang Silimo tersebut selalu terdiri atas: 1. Pilamo (ruang untuk laki-laki), melambangkan sebagai kepala manusia. Maknanya adalah kaum laki-laki dianggap sebagai kepala rumah tangga yang sudah sepantasnya mendapat penghormatan. 2. Ebeai (rumah kaum perempuan) yang. melambangkan tangan kanan manusia, sebagai pelaksana dari keinginan kepala. 3.Wam dabu (kandang babi) dan hunila (dapur) melambangkan tangan kiri manusia. 4. Mokari (pintu masuk ruang Silimo) melambangkan kaki manusia. 5. Bakte (sebuah cekungan yang ada di halaman silimo) melambangkan jantung dan halaman silimo melambangkan tubuh manusia, tempat ini Pula yang biasa digunakan untuk memasak pada waktu upacara adat.

Penataan ruang Silimo, juga didasarkan pada keyakinan terhadap keberadaan makhluk halus yang dapat mengganggu manusia sewaktu tidur. Hal ini terlihat pada bentuk honai (bangunan yang dipergunakan manusia untuk tidur), yakni pilamo dan ebeai. Pilamo berbentuk bulat seperti jamur, berpintu masuk satu. Pilamo tegak lurus dengan pintu terdapat benda pusaka, yang dipercayai sebagai penangkal setan dan dibuat tanpa jendela. Bentuk tersebut diharapkan oleh orang Dani sebagai wahana dalam penangkal gangguan mochat (setan) yang akan mengganggunya sewaktu tidur (istirahat).

Penatan ruang Silimo juga dipengaruhi oleh keberadaan benda-benda adat yang dianggap sakral, biasanya diletakkan dibagian bawah ruang pzlamo (agaroba) dan penempatannya harus secara khusus, karena jika salah penempatan, diyakini sebagai penyebab terjadinya bencana alam, seperti banjir, gempa bumi dan angin topan.

Orang Dani juga berpedoman pada arah mata angin seperti barat, timur, utara dan selatan. Arah barat digunakan untuk meletakkan wajah dari orang yang sudah meninggal, dalam posisi siap diperabukan. Arah timur digunakan oleh orang Dani saat mengikuti upacara menyambut hari kesuburan, kemudian arah utara digunakan orang Dani melakukan doa. Arah selatan digunakan sebagai pedoman untuk menyimpan tulang dan abu jenazah sebelum di bawa ke gunung.

Pengetahuan tentang kosmologi, kebudayaan dan kebutuhan orang Dani yang tercermin dalam ruang silimo, mempunyai beberapa implikasi. Pertama penting untuk perkembangan ilmu social khususnya antropologi, karena kajian tentang silimo dapat menambah bahan pengetahuan bagi cakupan ilmu antropologi dan arsitektur yang merupakan bagian dari kebudayaan suatu masyarakat. Kedua, kajian tentang silimo bisa memberikan kontribusi pengetahuan arsitektural tradisional dalam memperkaya pengetahuan tentang keragaman arsitektur Indonesia. Kajian ini juga memberikan kontribusi tentang signifikan pengetahuan budaya dalam kebijakan pembangunan pemukiman atau perumahan di Indonesia umumnya dan Irian Jaya khususnya.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Darwis
Abstrak :
Dalam perencanaan produksi diperlukan suatu Penjadwalan Induk Produksi (PIP) yang mampu mengatur pemakaian sumber daya yang terbatas dalam menghasilkan produk berdasarkan prioritas pesanan yang datang. Dalam mengembangkan suatu PIP salah satu caranya dilakukan dengan mensimulasikan komponen masukan untuk menghasilkan produk dalam jumlah dan waktu yang tepat. Adapun komponen masukan PIP yang menjadi fokus perhatian adalah: pesanan (order), bahan (material), mesin (resource), pengiriman (shipment), ramalan (forecasting), pesanan terlunda (backlog) dan persediaan (inventory). Aplikasi Simulator yang dikembangkan selanjutnya diujicobakan untuk jenis produk perabotan (meubelair). Simulator ini dikembangkan dengan menggunakan teknik pendekatan beorientasi objek. PIP yang dihasilkan dari simulator merupakan pengabungan 2 (dua) teknik yaitu Teknik Fase Waktu dan Teknik Penghitungan Kebutuhan Bersih dan Kotor. Kontribusi yang dihasilkan dari Aplikasi simulator ini adalah: dapat melakukan penyimpanan data secara simultan, tampilan data yang disajikan mempunyai informasi yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan PIP yang ada di lapangan dan mempunyai fleksibilitas dalam rangka mempertimbangkan kebutuhan perubahan data di lapangan seperti penambahan komponen produk. Dari hasil uji coba dengan data di lapangan, aplikasi ini dapat memberikan masukan kepada proses perencanaan produksi dalam hal efesiensi pemakaian material, penggunaan mesin, tingkat pencapaian jumlah dan tingkat pencapaian waktu produksi. Supaya aplikasi ini dapat digunakan secara lebih aplikatif untuk perusahaan dengan skala produksi lebih besar perlu dilakukan studi untuk melengkapi data dalam hal misalnya peramalan dengan menggunakan programa liner dan optimalisasi yang ada pada riset operasi (operation research). Dan agar aplikasi ini dapat digunakan untuk berbagai jenis produk diperlukan suatu kajian yang dapat menggeneralisasi karakteristik setiap produk tersebut.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwis
Abstrak :
Negara demokrasi memberikan kesempatan bagi rakyatnya untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik. Salah satu bentuknya adalah partisipasi warga negara dalam Pemilihan Umum (Pemilu), baik sebagai pemilih maupun sebagai calon yang dipilih. Akan tetapi karena keterbatasan peneliti, fokus penelitian dibatasi pada perilaku dalam menjatuhkan pilihan dalam Pemilu 1992 di Riau. Permasalahan ini menarik bagi peneliti, karena ada variasi keberhasilan OPP dalam menarik dukungan pemilih baik antar waktu pemilu maupun antar daerah di Riau. Realitas tersebut menimbulkan pertanyaan Mengapa pemilih menjatuhkan pilihannya pada OPP tertentu dalam Pemilu 1992". Untuk menjawab pertanyaan-pertaanyaan di atas ada beberapa teori perilaku pemilih yang digunakan dalam penelitian yaitu : (a) Teori Sosio Psikologis yang berkaitan dertgan faktor-faktor kejiwaan dan perasaan pemilih, disebut dengan identifikasi kepartaian, (b) Teori Sosiulogis yang berkaitan dengan faktor rasio (akal sehat) pemilih atas dasar informasi dan pemahaman mereka atas isyu-isyu kampanye dan calon-calon anggota legislatif, disebut sebagai orientasi pemilih terhadap isyu dan calon, (c) Teori negara yang berkaitan dengan faktor peranan birokrasi dalam kehidupan politik suatu negara, khususnya dalam memobilisasi massa agar mendukung OPP tertentu dalam Pemilu. Pengumpulan data primer dilakukan di dua desa sampel, yaitu desa Air Tiris dan Kelurahan Kijang yang ditentukan secara "purposive sampling" atas dasar pertimbangan (a) Kondisi budaya masyarakat, (b) Kondisi ekonomi, (c) Kondisi sosial. Di masing-masing desa sampel dipilih responden secara random 60 orang dari jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 1992. Berdasarkan temuan-temuan penelitian yang diuraikan di bab empat dan lima membenarkan asumsi-asumsi dan hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini. Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemilih diketahui bahwa faktor peranan birokrasi dapat dikatakan tinggi, yakni antara 70-90% pemilih menjatuhkan pilihannya karena pertimbangan himbauan aparat birokrasi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Abdullah
Abstrak :
Banyak pengelola Rumah Sakit telah melaksanakan kegiatan pemasaran walau belum didasari oleh manajemen pemasaran yang benar sehingga hasilnya belum optimal. Agar kegiatan pemasaran dapat berjalan sesuai dengan tujuannya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen atau manajerial yang utama meliputi perencanaan, organisasi, koordinasi kerja dan pengawasan. Kegiatan pemasaran yang direncanakan dengan baik, diorganisasikan, dikoordinasikan serta diawasi akan membuahkan hasil yang memuaskan. Kegiatan pemasaran yang seperti itulah yang disebut sebagai kagiatan Manajemen Pemasaran. Manajemen Pemasaran di Rumah Sakit X dalam pengamatan penulis selama melakukan kegiatan residensi beberapa waktu sebelumnya belum mempunyai departemen pemasaran formal dan belum menerapkan seluruh fungsi pemasaran. Dimana dari analisa situasinya Rumah Sakit X mempunyai beberapa peluang dan ancaman, seperti adanya perluasan kapasitasnya dan tingginya tingkat persaingan antar Rumah Sakit dewasa ini. Dengan adanya usulan model pengembangan manajemen pemasaran ini diharapkan dapat membantu dalam menghadapi permasalahan yang ada. Tujuan penelitian adalah membuat beberapa model manajemen pemasaran baik yang bersumber dari industri jasa kesehatan maupun industri jasa lainnya, yang kemudian akan dikaji kekuatan dan kelemahan dari masing-masing model untuk dibuat menjadi suatu karya (design) model yang sesuai untuk pengembangan manajemen pemasaran di Rumah Sakit X. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitiannya diskriptif analitik. Dari hasil penelitian tampak bahwa team pemasaran atau manajemen pemasaran Rumah Sakit X masih bergerak dalam ruang lingkup yang masih terbatas, baik dalam perencanaan pemasaran, struktur organisasi, pelaksanaan kegiatan dan pengawasan pemasaran yang dilakukannya. Usulan pengembangan model ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi pengembangan manajemen pemasaran di Rumah Sakit X. Daftar Pustaka : 29 (1980 ? 1996)
The Development of Marketing Management Model in the Hospital XMany hospital have carried out marketing activities, but they have not used correct marketing management, and the result is not maximum. In order to work as the plan, marketing activities need management activities or the main managerial which include Planning, organization, working coordination and control of marketing activities which are planned carefully, organized, coordinated and fully controlled with the hope to get best result. These activities are called marketing Management activities. As he writer observed juicing the residential program, the hospital "X" doesn't have a formal marketing department and it has not applied all marketing functions. Where from the situational analysis the hospital "X" has both opportunities and threats, such as capacity improvement and high competition among hospitals. The idea of improvement model of marketing management hopefully can help to face the existing problems. The aim of the observation is to make some models of marketing management both from the industry of health services and other service industries. Then based on these models, we can observe each model for its strength and weaknesses so in the end we can create a model which is suitable for improving marketing management in the Hospital "X". It is a qualitative observation with a model of analytical descriptive examination. From the observation we can conclude that the marketing team or marketing management in the hospital "X" work with a limited scope, such as in marketing plan, organization structure, activities performance and marketing control. The idea- of improving this model hopefully can be used for marketing management improvement in the Hospital "X".
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effendi Ghazali
Abstrak :
ABSTRAK
Seiring dengan berkembang pesatnya pertelevisian Indonesia, penelitian tentang televisi cenderung meningkat pula- Namun penelitian yang obyeknya bukan "output" siaran, amatlah langka bukan hanya di Indonesia tapi juga dalam perkembangan studi komunikasi secara global. Peneliti telah melakukan studi terhadap Manajemen Kebijaksanaan Siaran TVRI Stasiun Pusat Jakarta (1990, UI, skripsi S-1), dan kini ingin melanjutkannya di tingkat S-2 dalam konteks pertelevisian Indonesia yang sudah bukan tunggal atau monopoli TVRI lagi.

Studi ini berada pada genre "Interaksionisme Simbolik" dengan aliran `The Chicago School". Aliran ini menghindari pendekatan kuantitatif dan "scientific", namun menekankan pada kesejarahan, autobiografi, studi kasus, catatan-catatan, surat-Surat, wawancara tidak langsung, serta observasi terlibat.

Penelitian ini bergerak dari interaksi Teori Komunikasi dan Teori Organisasi, bahwa komunikasilah yang menciptakan struktur sosial, sehingga memasuki Teori Sistem dan Jaringan-nya yang luas. Dalam sistem (dengan analisis tatanan Weber, Garth dan Mills) terdapat tatanan ekonomi, politik, sosial, ideologi, dan budaya. Sedang anggota sistem yang abstraksinya lebih rendah dikaji dari analisis Kesejarahan llmu Media Massa. Interaksi dalam sistem berorientasi pada makna, sehingga antara anggola bisa lahir Teen Konvergensi dan Disvergensi.

Temuan penelitian yang perlama adalah pelaku-pelaku Budaya Pertelevisian Indonesia, yakni: Pemerintah (bersama Politisi), Praktisi Media (termasuk di dalamnya: Pengelola Stasiun TV, Rumah Produksi dan Periklanan), Peneliti (bersama Pemerhati), dan Pemirsa Sedangkan puncak penemuan adalah Model Budaya Pertelevisian Indonesia, yang sekaligus merupakan kritik terhadap Model Organisasi Industri Televisi diony'n Owen di& 1974 dan direvisi Agee dkk. 1991, serta Model McQuail, 1987. Model ini lebih fleksibel, terbuka untuk pergerakan, dan kemungkinan "overlapping" posisi dan sikap. sebagai dari Konvergensi dan Disvergensi.

Sebagaimana lazimnya aliran "Chicago School", penelitian ini memang mengarah pada studi makro, namun peneliti memperlengkapinya dengan pemeriksaan praktek model berupa sebuah studi kasus, yakni: Kasus Program "Perspektif" di SCTV, serta berbagai catatan terhadap fenomena lain yang merupakan ciri khasnya aliran "Chicago". Intinya tetaplah sebagai contoh terhadap: bagaimana "membaca" Budaya Pertelevisian Indonesia tersebut.

Temuan yang penting di dalam Budaya Pertelevisian Indonesia dan Modelnya adalah demikian kuatnya pertimbangan ekonomi politik dalam Budaya Pertelevisian Indonesia, yang seharusnya diimbangi dengan pertimbangan lainnya, terutama pertimbangan meningkatkan ketahanan komunikasi dengan dukungan ahli-ahli komunikasi dan bidang lain yang terkait serta berkompeten. Implikasi yang penting digarisbawahi dari penelitian ini antara lain perlunya segera dibentuk Badan Penyiaran Indonesia yang terpadu dan memegang otoritas tertinggi dalam bidang penyiaran. Badan inilah yang merencanakan, menganalisis dan membuat kebijakan serta keputusan mengenai pertelevisian Indonesia, dengan anggotanya yang terdiri dari berbagai departernen dan instansi serta pakar dari banyak bidang terkait.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Harsono Hadi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengoptimumkan sistem pompa air fotovoltaik (PVP) dengan kapasitas 3225 Wp yang dipasang di Serpong-Tangerang. Irradiasi matahari memancarkan energi dari pukul 6°° sampai pukul 18°° dengan intensitas yang berbeda-beda, sehingga energi yang dihasilkan oleh solar berubah-ubah pula. Untuk mengatasi masalah ini perlu diadakan pembebanan yang disesuaikan dengan cars mengoperasikan dua pompa (pompa I =1100 W dan pompa II = 2200 W) secara bergantian berdasarkan irradiasi. Dalam pelaksanaan pengaturan ini perangkat yang dibutuhkan sebuah antar-muka PCL 718 yang dipasang di dalam personal komputer. Hasil air yang dipompakan dengan pengaturan ini, menghasilkan air (32 m3) yang relatif lebih besar dibanding sistem PVP dengan beban satu pompa.

Perangkat antar-muka PCL, 718 juga dilengkapi dengan konverter analog-digital 12 bit 16 channel dan digital-digital 16 bit 16 channel. Dengan adanya konverter ini dapat dilakukan pengukuran data dari beberapa parameter PVP (arus-tegangan PV, irradiasi, tekanan air, daya inverter, laju aliran dan temperatur solar sal). Agar pengendalian dan pengukuran ini dapat terkoordinasi serta tersinkronisasi, dibuat suatu perangkat lunak dalam Bahasa C oleh penulis, yang ditempatkan dan dijalankan di dalam personal komputer. Untuk memudahkan dalam proses pengendalian dan pembacaan data pengukuran melalui register-register antar-muka PCL-718 dapat memanfaatkan fasilitas interupsi DMA (direct memory access).

Data-data pengukuran merupakan data komulatif yang dirata-ratakan setiap 60 detik dan disimpan di dalam hard disk. Untuk mendapatkan unjuk kerja dan karakteristik sistem PVP, maka dilakukan analisa dan evaluasi data pengukuran yang dikonversikan ke dalam nilai yang sesungguhnya. Dalam pengerjaan ini dilakukan oleh perangkat lunak yang disusun secara format khusus juga oleh penulis, mengingat data dan parameter pengukuran cukup banyak. Agar mempermudah pembacaan dan pengamatan, hasil analisa dan evaluasi tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koeshardo KS
Abstrak :
Peranan tanah dalam kegiatan pembangunan makin banyak dibutuhkan, sehingga nilainya semakin meningkat. Pelaksanaan administrasi pertanahan dan manajemen pelayanan, terutama pengurusan sertifikat hak tanah sering membawa permasalahan yang kompleks, antara lain praktek pelayanannya pada Kantor Pertanahan BPN kurang tertib dan kurang memuaskan masyarakat. Pokok permasalahan dalam penelitian ini, ialah bagaimana pengerahan sumber daya organisasi dan manajemen pelayanan Kantor Pertanahan BPN, sehingga menyebabkan masyarakat kurang puas. Atas dasar tersebut, penelitian ini mengkaji mengenai efektivitas organisasi Kantor Pertanahan BPN dalam melaksanakan tugas pelayanan penerbitan sertifikat hak tanah kepada masyarakat. Fokus perhatiannya ialah mengkaji hubungan antara faktor iklim organisasi, teknologi organisasi dan pelaksanaan pengendalian tugas dengan efektivitas organisasi Kantor Pertanahan BPN dalam melaksanakan tugas pelayanan penerbitan sertifikat hak tanah. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa faktor-faktor iklim kerja organisasi, teknologi organisasi dan pelaksanaan pengendalian tugas, masing-masing terbukti terdapat hubungan yang signifikan terhadap efektivitas tugas pelayanan pada Kantor Pertanahan. Temuan yang lain, terdapat penilaian yang berbeda antara pandangan pihak intern (pegawai Kantor Pertanahan) dengan pihak klien. Karena Kantor Pertanahan BPN terbukti efektif dalam tugas pelayanan, sedangkan dari sudut pandang pihak klien, pada umumnya menilai bahwa Kantor Pertanahan BPN dalam melaksanakan tugas pelayanan masih kurang efektif. Kesimpulan dari analisis data menunjukkan bahwa faktor sumber daya organisasi pada umumnya termasuk dalam katagori baik dan berpengaruh positif terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pelayanan sertifikat tanah. Namun terdapat indikasi lain, terutama menyangkut faktor teknologi, kondisinya dalam katagori kurang baik. Penggunaan alat-alat mekanis secara kuantitas maupun kualitas masih terbatas, pengetahuan dan keterampilan kerja pegawai kualitasnya lemah, koordinasi dalam pelaksanaan prosedur pelayanan masih kurang konsisten. Pendidikan dan latihan pegawai, kesempatannya masih terbatas. Akibatnya kurang menunjang upaya meningkatkan prestasi kerja, dan tingkat profesionalitas petugas dalam tugas pelayanan masih lemah. Atas dasar temuan tersebut, disarankan agar pada faktor iklim kerja lebih ditingkatkan program pendidikan dan latihan pegawai secara terencana, guna mendukung pengembangan prestasi kerja dan kualitas profesional pegawai. Faktor teknologi organisasi, agar ditingkatkan penyediaan dan penggunaan alat mekaniknya. Aspek prosedur kerja, agar dilakukan penyempurnaan perangkat lunaknya, dan pelaksanaan koordinasi dalam penanganan pelayanan lebih disinkronkan menurut urutan dan ketentuan tata kerjanya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman Khan
Abstrak :
Tesis ini mengungkap "fakta-fakta-moral" yang berlaku dalam kehidupan kongkret orang Minangkabau yang bersumber kepada adat. Dalam penelitian ini, pencarian norma-norma kehidupan masyarakat Minangkabau bertolak dari fakta-fakta moral yang dapat ditemukan dalam pepatah-petitih (peribahasa) Minangkabau yang diperkuat oleh Tambo Minangkabau dan beberapa buku tentang adat dan kebudayaan Minangkabau. Pada tahap formal filosofis, dilakukan penelitian awal untuk menemukan prinsip-prinsip hidup Minangkabau. Penelitian tahap awal ini, mengelompokkan pepatah-petitih dalam kategori dan sifat berdasarkan fakta objektif yang terkandung di dalamnya. Kategori meliputi sifat dan ciri manusia, hubungan kekeluargaan, kehidupan bernagari, bidang pekerjaan dan pencarian nafkah dan bidang kehidupan religius. Sedangkan sifat merupakan ungkapan-ungkapan pepatah-petitih yang bercirikan- deskriptif, evaluatif, persuasif dari performatif. Dalam bahasa berciri evaluatif ditemukan dua pokok nilai etis sosial sebagai prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam semua interaksi kehidupan kongkret orang Minangkabau, yaitu: prinsip musyawarah dan prinsip keadilan. Kedua prinsip ini dalam pelaksanaannya dilandasi oleh rasa Jo pareso dan keutamaan "buds". Dalam bahasa berciri persuasif ditemukan lima keutamaan perilaku manusia yang dapat dipandang sebagai keutamaan "buds" atau moral, yaitu: sikap mawas diri, tanggung jawab, kejujuran, tenggangrasa dan kerendahan hati. Lima keutamaan ini mempunyai nilai kontribusi dalam pokok-pokok pandangan moral Minangkabau. Bertitik tolak dari temuan inilah dilakukan suatu pendekatan etika normatif. Falsafah alam Minangkabau berisi ajaran-ajaran moral tentang bagaimana seseorang harus menempatkan diri dalam segala perilaku dan tindakan yang ditentukan oleh peraturan-peraturan yang berlaku dalam masyarakat. Dalam hal ini, adat juga memberikan kebebasan normatif yang harus dipertanggungjawabkan setiap pribadi Minangkabau. Dalam menjaga keutuhan masyarakat, seorang anak Minangkabau selalu dibatinkan untuk selalu menyelaraskan antara kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat. Berlakulah harmoni (selaras) dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan alam nyata dan alam gaib seperti yang diajarkan falsafah alam terkembang jadi guru. Oleh sebab itu, suara hati setiap pribadi dihimbau untuk selalu menjaga keselarasan sosial, mematuhi norma-norma masyarakat dalam mencapai hidup yang "berhasil" menurut pandangan hidup Minangkabau.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>