Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pertiwi Triwidiahening Boeditomo
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan faktor-faktor tenaga kerja apa di dalam daya saing negara (country competitiveness) Vietnam yang berkontribusi kepada pertumbuhan kinerja Vietnam di industri tekstil, yang mengalahkan pertumbuhan kinerja Indonesia di industri yang sama. Selanjutnya, penelitian ini akan meringkas perbedaan pada kondisi buruh 'yang bekerja di Indonesia dan Vietnam dan menentukan bagaimana kita bisa meningkatkan industri tekstil Indonesia dan daya saing Indonesia di industri tekstil. Penelitian ini merupakan penelitian desk.riptif kualitatif. Data bersumber dari materi yang dipublikasikan, dari Better Work dan dari interview mendalam dengan auditor bersertifikasi di bi ang social compliance guna mendapatkan informasi lebih dalam tentang industri tekstil di Indonesia dan di Vietnam.
ABSTRACT
The purpose of this study is to define what labor factors within Vietnam's country competitiveness that contributed to higher perfonnance growth in textile industry than Indonesia's. Furthermore, this study will summarize the differences on labors' working condition in Indonesia and Vietnam and define how can we improve Indonesia's textile industry and country competitiveness. This research is a qualitative descriptive research. The data were collected from the published materials, Better Work data and in depth-interview with the certified social compliance auditors to gain more insight on textile industry in Indonesia and in Vietnam.
2012
T44137
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherin Amalia Noviandini
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai upaya Unit Hubungan Industrial PT Telkom Indonesia Tbk dalam pembentukan working condition yang harmonis di Era 4.0. Pembentukan kondisi kerja merupakan suatu aspek yang penting dalam suatu perusahaan, terlebih perusahaan BUMN. Kondisi kerja yang tercipta di PT Telkom Indonesia Tbk, baik secara fisik maupun sosial, masih menunjukkan beberapa hal yang menyebabkan karyawan merasa tidak nyaman dalam bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya pembentukan working condition yang harmonis di Era 4.0 yang dilakukan oleh Unit Hubungan Industrial PT Telkom Indonesia Tbk. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan langkahlangkah pembentukan working condition yang harmonis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan wawancara mendalam dan studi dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya Unit Hubungan Industrial dalam membentuk kondisi kerja yang harmonis di PT Telkom Indonesia Tbk sudah menerapkan metode smart office pada aspek fisik. Sementara itu, pada segi sosial, tahapan formal maupun informal juga dilakukan. ......This study discusses the efforts of the Industrial Relations Unit of PT Telkom Indonesia Tbk. In the formation of harmonious working conditions in Era 4.0. The formation of working conditions is an important aspect in a company, especially state-owned companies. The working conditions created at PT Telkom Indonesia Tbk, both physically and socially, still show several things that cause employees to feel uncomfortable at work. This study aims to analyze efforts to establish harmonious working conditions in Era 4.0 carried out by the Industrial Relations Unit of PT Telkom Indonesia Tbk. In addition, this study also aims to explain the steps for forming a harmonious working condition. This study used a qualitative approach and used in-depth interviews and documentation studies as data collection techniques. The results showed that the efforts of the Industrial Relations Unit in establishing harmonious working conditions at PT Telkom Indonesia Tbk have implemented the smart office method on the physical aspect. Meanwhile, on the social side, formal and informal stages are also carried out.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Maulana Thalib
Abstrak :
ABSTRAK
Budaya telah ditemukan mempengaruhi terjadinya Social Loafing dalam sebuah kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh budaya terhadap Social Loafing dalam kondisi kerja kolektif. Melalui 2x2 independent group design, 40 mahasiswa (20 berkewarganegaraan cina dan 20 berkewarganegaraan australia) yang mewakili budaya Individualism dan Collectivism berdasarkan dimensi budaya Hofstede. Partisipan ditugaskan untuk bekerja secara individu (koaktif) atau dalam kelompok yang terdiri dari lima orang (kolektif) untuk menghasilkan sebanyak mungkin kegunaan sendok dalam tiga menit, dimana hasilnya akan mewakili kinerja mereka. Hasil penelition menunjukkan bahwa peserta dari budaya kolektivis lebih banyak menemukan kegunaan sednok daripada peserta yang berasal dari budaya individualis. Studi ini menunjukkan bahwa budaya memang berpengaruh pada kemunculan social loafing dalam kondisi kerja kolektif. Studi selanjutnya perlu melibatkan prosedur tugas yang lebih sulit agar bisa lebih tepat mengidentifikasi performa dalam kondisi kerja kolektif dan mengidentifikasi penyebab social loafing.
ABSTRACT
Culture has been found to affect the occurrence of social loafing in groups. This study aims to examine the effect of culture on social loafing in collective working condition. Via a 2x2 independent group design, 40 university students (20 Chinese Citizen and 20 Australians Citizens) based on their culture determined by Hofstede cultural dimensions index of Individualism vs. Collectivism. They were assigned to work individually (coactive) or in groups of five (collective) to generate as many uses of a spoon in three minutes, as their results would represent performance. Results revealed that participants from collectivist culture generated more uses of a spoon than those from individualist culture. The finding suggest that culture does has an effect on social loafing in collective working condition. Future studies should use a more challenging task to examine social loafing precisely.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Syahda Nariswari
Abstrak :
Working condition merupakan hubungan antara pekerjaan dan hubungan kerja yang mencangkup (jam kerja, waktu kerja, waktu istirahat, jadwal kerja), kondisi fisik dan tuntutan mental di tempat kerja. Working condition sangat penting dalam suatu organisasi/ Perusahaan. PT Tatarasa Primatama merupakan salah satu Pedagang Besar Farmasi, yang selanjutnya disingkat PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/ataubahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Tujuan penulisan dan penyusunan ini mengkaji suatu dokumen working condition untuk menciptakan suatu lingkungan yang suportif untuk karyawan dalam bekerja sesuai dengan Peraturan Pemerintah dan CDOB yang ada. Penyusunan dokumen working condition pada BPFBO PT. Tatarasa Primatama dilakukan dengan literature review dengan mengumpulkan referensi mengenai working condition pada beberapa instansi kemudian menyesuaikan dengan kondisi di Indonesia dan peraturan yang berlaku. Hal-hal yang perlu di terapkan mengenai Working Condition meliputi ruang lingkup, personalia karyawan, pengupahan, waktu kerja, kondisi fisik dan mental, fasilitas keja, perlindungan data pribadi, komunikasi sosial, lingkungan kerja, diskriminasi dan pelecehan, kompensasi BPJS. Kemudian dari dokumen yang telah disusun dilakukan evaluasi terhdapa kondisi mengenai Working Condition di PT Tatarasa Primatama. Penerapan working condition dengan baik dan benar mempengaruhi kinerja para karyawan sehingga lebih produktif dan efisien sehingga output pekerjaan yang dihasilkan lebih baik hal ini berpengaruh baik terhadap perusahaan. ......Working conditions are the relationship between work and work relationships that include (working hours, working time, rest time, work schedule), physical conditions and mental demands in the workplace. Working conditions are very important in an organization / company. PT Tatarasa Primatama is one of the Pharmaceutical Wholesalers, hereinafter abbreviated as PBF is a company in the form of a legal entity that has a license to procure, store, distribute drugs and / or change drugs in large quantities in accordance with statutory provisions. The purpose of this writing and preparation is to review a working condition document to create a supportive environment for employees to work in accordance with existing Government Regulations and CDOB. The preparation of working condition documents at BPFBO PT Tatarasa Primatama was carried out by literature review by collecting references regarding working conditions in several agencies and then adjusting to conditions in Indonesia and applicable regulations. Matters that need to be applied regarding Working Conditions include scope, employee personnel, wages, working time, physical and mental conditions, work facilities, personal data protection, social communication, work environment, discrimination and harassment, BPJS compensation. Then from the documents that have been prepared, an evaluation of the conditions regarding Working Conditions at PT Tatarasa Primatama is carried out. The application of working conditions properly and correctly affects the performance of employees so that they are more productive and efficient so that the resulting work output is better, this has a good effect on the company.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ekawarna
Abstrak :
ABSTRAK
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung dari kondisi kerja fisik, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan kecemasan terhadap stres pekerjaan pada guru. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Untuk menganalisis pola hubungan kausalitas antar variabel digunakan structural equation modeling (SEM). Data diperoleh dari 358 kuesioner yang diberikan kepada guru di Kota Jambi, yang meliputi guru SDN sebanyak 214 responden, guru SMPN sebanyak 88 responden dan guru SMUN sebanyak 56 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung yang negatif dan signifikan dari kondisi kerja fisik dan partisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap kecemasan, pengaruh langsung yang positif dan signifikan dari kecemasan terhadap stres pekerjaan, dan pengaruh tidak langsung yang negatif dan signifikan dari kondisi kerja fisik dan partisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap stres pekerjaan melalui kecemasan. Temuan ini berimplikasi agar pengambil kebijakan peduli terhadap stres pekerjaan guru dengan menyusun kebijakan manajemen stres dengan memberi layanan, bantuan atau konseling, pelatihan dan pengembangan, untuk membantu guru dalam memahami dan mengenali penyebab dan dampak stres pekerjaan guru.

This research aims to analyze the direct and indirect effect of physical working conditions, participation in decision making and anxiety on the occupational stress of teachers. This research applies survey method. Structural equation modeling (SEM) is used to analyses the relationship of variables. There are 358 respondents, included 214 teachers from state primary schools, 88 teachers from state junior high schools, and 56 teachers from state senior high schools. Results show that there are direct negative and significant effect of the physical working conditions and participation in decision making to anxiety, direct positive and significant effect of anxiety to occupational stress, and indirect negative and significant effect of physical working conditions and participation in decision making to occupational stress through anxiety. These findings have an implication on the policy maker to give counseling, and training to assist all teachers in comprehending and recognizing the cause and impact of occupational stress.
Universitas Jambi. FKIP, 2010
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nidar Lutfiyatur Rohmah
Abstrak :
Penelitian ini membahas kondisi kerja yang dialami oleh animator freelance dalam industri anime Jepang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang kondisi kerja animator Jepang freelance serta menguraikan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh animator. Penelitian ini juga menganalisis persepsi animator Jepang freelance terhadap kerja afektif yang membuat mereka bertahan pada kondisi kerja yang rentan tereksploitasi. Teori eksploitasi dan affective labor digunakan dalam penelitian ini untuk mengkaji kondisi kerja animator freelance Jepang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif bersifat studi literatur dengan menggunakan data resmi yang diterbitkan oleh pemerintah Jepang, hasil survei lembaga, buku, artikel jurnal, video dan wawancara. Hasil studi menunjukkan bahwa kondisi kerja animator freelance dengan gaji yang rendah dan jam kerja yang panjang menjadi masalah utama bagi animator sejak tahun 1950-an hingga saat ini. Berbagai upaya perbaikan telah dilakukan oleh pemerintah hingga organisasi non-profit untuk membantu animator. Namun, sulit bagi animator freelance untuk mendapatkan gaji yang sesuai dengan standar karena adanya sistem komite produksi. Selain itu, adanya perasaan afektif terhadap pekerjaan, membuat animator tetap bertahan dalam kondisi kerja yang rentan tereksploitasi. ......This study examines the working conditions experienced by freelance animators in the Japanese anime industry. This study aimed to analyze the working conditions of Japanese freelance animators and describe the efforts made to overcome the problems faced by animators. This study also examines the perceptions of Japanese freelance animators on affective work that makes them survive the working conditions vulnerable to exploitation. The theory of exploitation and affective labor is used in this study to examine the working conditions of Japanese freelance animators. This study uses a qualitative method of literature study using official data published by the Japanese government, results of institutional surveys, books, journal articles, videos, and interviews. The study results show that working conditions for freelance animators with low salaries and long working hours have been a significant problem for animators from the 1950s until today. The government and non-profit organizations have made various improvement efforts to help animators. However, it is difficult for freelance animators to get a standard salary because of the production committee system. The existence of an affective feeling towards work makes animators survive in working conditions that are vulnerable to exploitation.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviyani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja yang didasari oleh dukungan organisasi terhadap prestasi kerja dan dalam membangun ketahanan serta pemberdayaan dari karyawan. Dalam penciptaan sustainable competitive advantage kemampuan manajemen sangat diperlukan. Pengalaman dan kompetensi serta konsistensi dengan lingkungan eksternal dapat sebagai hal yang penting dalam membentuk kesuksesan dalam perusahaan. Menurut Barney (1991), SCA memiliki atribut tertentu, seperti nilai, kelangkaan, ketidakmampuan untuk diduplikasi, dan non-substitusi. Seiring dengan perkembangan “organized” mengacu pada kemampuan perusahaan untuk mengeksploitasi sumberdaya atau kapabilitasnya. Selain itu juga sebaiknya didukung dengan praktik stratejik manajemen sumberdaya, yang terarah untuk pengelolaan sumberdaya manusia dari dalam. Tujuan penelitan ini untuk mengetahui apakah dukungan organisasi dapat mempengaruhi resilience sumberdaya manusia serta empowerment dalam meningkatkan kinerja. Industri garmen saat ini merupakan salah satu industri dengan sumber daya manusia yang kompleks serta massive dalam jumlahnya. Tentunya sumber daya manusia merupakan tonggak utama dalam perusahaan agar tetap dapat berjalan, pengaruh kecil dapat memberikan harapan yang besar. Perusahaan garmen harus dapat mengeksploitasi sumber daya manusia dengan baik, dan memberikan keuntungan terhadap karyawan dan juga perusahaan, dengan tata kelola perusahaan yang baik, dan manajemen yang mempunyai kapabilitas. Studi ini didasarkan pada penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Universitas Indonesia, Tufts University dan Realtime Analytics Vietnam. Ada 540 pekerja garmen dari 52 perusahaan yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Data diolah menggunakan Structural Equation Modeling PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penting untuk perusahaan melihat situasi kerja terhadap resiliensi dan pemberdayaan dan untuk meningkatkan produktifitas dari karyawan, sangat bagus diketahui bahwa semakin banyak pekerjaan justru menurunkankan kinerja. ......This study aims to determine the effect of work environment based on organizational support performance and building resilience and empowerment of employees. To create sustainable competitive advantage, management capabilities are indispensable. Experience and competence as well as consistency with the external environment can be important to shape the success of the company. According to Barney (1991), SCA has certain attributes, such as value, rarity, inability to be duplicated, and non-substitution. Along with the development of "organized" refers to the company's ability to exploit its resources or capabilities. In addition, it must also supported by strategic practice of resource management, which is directed at managing human resources from within. The purpose of this study is to determine whether organizational support can affect the resilience of human resources and empowerment to improve performance. The garment industry on the industries with complex and massive human resources. Of course, human resources are the main core of the in the company so that it can continue to run, a small influence can give big change. Garment companies must be able to exploit human resources well, and provide benefits to employees as well as the company, with good corporate governance, and capable management. This study based on quantitative research conducted by the University of Indonesia, Tufts University and Realtime Analytics Vietnam. There were 540 garment workers from 52 companies who participated in this study. The data was processed using Structural Equation Modeling PLS. The results show that it is important to look at the work situation for resilience and empowerment and to increase the productivity of employees, it is good to know that more work decreases performance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfianti Zakia
Abstrak :
Seperti negara berkembang lainnya, industri garmen merupakan salah satu industri andalan bagi perekonomian Indonesia. Namun, disamping menjadi industri andalan, industri garmen masih mengantongi banyak masalah terutama terkait kondisi kerja. Kondisi kerja yang buruk ini kemudian mempengaruhi kehidupan pribadi para pekerjanya, hingga menimbulkan konflik dan berbagai pengaruh negatif lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk memahami bagaimana work-family conflict yang dialami oleh pekerja di industri garmen di Indonesia diakibatkan oleh kondisi kerja yang buruk, dan bagaimana dukungan sosial berperan dalam hubungan antara keduanya. Data dikumpulkan dari 10 kelompok FGD yang melibatkan 93 responden yang berasal dari lima kota pusat industri garmen di Indonesia. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui proses coding manual dibantu dengan Qualitative Data Analysis Software (QDAS) berupa Nvivo 12. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa pekerja pada industri garmen masih merasakan kondisi kerja yang buruk berupa target harian yang berlebih dan jam kerja yang panjang. Akibat dari kondisi tersebut, banyak pekerja mengalami work-family conflict terutama yang berkaitan dengan anak-anak. Dukungan sosial dari pasangan dan rekan kerja ditemukan dapat mengurangi work-family conflict yang dirasakan pekerja. Perusahaan dapat membuat kebijakan untuk mengurangi beban kerja dan jam kerja menjadi lebih masuk akal. Dengan jam kerja dan target kerja harian yang lebih sedikit, work-family conflict dan efek negatif dari work-family conflict yang dirasakan pekerja akan berkurang
Garment industry is one of the mainstay industries for the Indonesia economy. However, despites being a mainstay industry, garment industry still holds many problems, especially related to its working conditions. These poor working conditions then affect the personal lives of workers, causing conflicts and other negative effect. This research was conducted to understand how work-family conflict which was experienced by workers in the garment industry in Indonesia derived from poor working condition and how social support plays a role in the relationship between the two. Data from 10 focus group discussion, wich involved 93 participants from five major garment industry cities in Indonesia, were gathered. The analysis was carried out using qualitative methods trough manual coding process assisted with Qualitative Data Analysis Software (QDAS) in the form of Nvivo 12. The analysis found that workers in the garment industry still experience poor working conditions in the form of excessive daily targets and long working hours. As a result of these conditions, many workers experience work-family conflicts, especially related to children. Social support from spouses and coworkers was found to reduce work-family conflict felt by workers. Companies can create policies that will reduce workload and work hours and make it more sensible. With fewer work hours and daily targets, work-family conflict and negative effects of work-family conflict felt by workers will decrease
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Halimah Imron
Abstrak :
ABSTRAK
Riset ini bertujuan untuk mengeksplorasi studi deskriptif mengenai kondisi kerja buruh pabrik garmen di Indonesa dan Vietnam berdasarkan gender dan untuk mencari tahu penyebab ketidaksetaraan gender di pabrik selama periode 2012-2014, terutama setelah temuan sebelumnya mengindikasi bahwa kesetaraan gender di tempat kerja bermanfaat untuk performa perusahaan saat dikelola dengan baik. Metodologi rsiet yang dipakai untuk riset ini adalah riset kuantitatif dan riset kualitatif. Metode riset kuantitatif yang digunakan adalah studi deskriptif untuk menjelaskan data survey pekerja yang diolah oleh Better Work. Metode riset kualitatif yang digunakan adalah studi literature mengenai hambatan di tempat kerja untuk wanita di Indonesia dan Vietnam.
ABSTRACT
This research aims to explore descriptive study on the working conditions for the garment factories workers in Indonesia and Vietnam based on gender and to find out the causes of gender inequality in the factories during the period of 2012-2014, especially since empirical evidences suggest gender equality in the workplace is beneficial for firm performance when managed properly. The research methodologies used for this study are quantitative research and qualitative research. The quantitative research is using descriptive study to explain the data of the workers? survey collected by Better Work. The qualitative research is using literature review on barriers in the workplace for women both in Indonesia and Vietnam.
2016
S63787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zuhdi
Abstrak :
ABSTRACT
Apprehensive working condition in garment sector has becoming an issue among some scholars. This study investigates the working conditions in some garment factory located in Java Island. The basis of standard applied was compliance working conditions in concordance with Better Work Indonesia. The other focus of this study is to examine the effects of work life balance WLB on worker rsquo s satisfaction in garment industry. Convenience sampling was used for this research and the samples consists some area in Java islands. This research was conducted with 55 samples. The hypotheses are tested using Statistical Package for Social Science SPSS version 23 and focus group discussion. The results show that work life balance does has influences towards worker rsquo s job and life satisfaction. It also reveals about worker rsquo s apprehensive working condition in garment factory.
ABSTRAK
Kondisi kerja yang memperihatinkan di sektor garmen telah menjadi isu di antara beberapa pakar. Studi ini meneliti kondisi kerja di beberapa pabrik garmen yang berlokasi di Pulau Jawa. Dasar penerapan standar adalah kepatuhan terhadap kondisi kerja yang sesuai dengan Better Work Indonesia. Fokus lain dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh work-life balance terhadap kepuasan pekerja pada industri garmen. Convenience sampling digunakan untuk penelitian ini dan sampelnya terdiri dari beberapa wilayah di pulau Jawa. Penelitian ini dilakukan dengan 55 sampel. Hipotesis diuji dengan menggunakan Statistical Package for Social Science SPSS versi 23 dan diskusi kelompok terarah. Hasil menunjukkan bahwa work-life balance memiliki pengaruh terhadap kepuasan pekerja baik di tempat kerja dan kehidupan di luar kerja. Penelitian ini juga mengungkapkan kondisi kerja pekerja yang memprihatinkan di pabrik garmen.
2017
S69984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>