Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Dewi Hatri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menjelaskan bagaimana komitmen bekerja yang ada di PT. Pasaraya Nusakarya (PNK) sesuai dengan iklim komunikasi yang berkembang di perusahaan ini. Dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa kondisi perusahaan Pasaraya yang sedang mengalami krisis sedikit banyak mempengaruhi individu untuk tetap bertahan atau meninggalkan pekerjaannya. lklim komunikasi yang terjadi pada saat krisis turut mempengaruhi interaksi komunikasi dalam menunjang atau memperlemah komitmen bekerja paxa karyawan. Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat perputaran karyawan (turn over) yang cukup tinggi di saat krisis terjadi. Iklim komunikasi dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman yang subyektif yang timbul dari persepsi karyawan terhadap interaksi dalam organisasi. Dimensi dalam iklirn komunikasi organisasi adalah dukungan, kepercayaan dan keterbukaan, tujuan kinerja tinggi dan partisipasi dalam keputusan (Redding, 1988). Sedangkan komitmen berorganisasi merupakan keadaan psikologis yang memberi ciri hubungan karyawan dengan organisasi tempatnya bekerja dan berimplikasi pada pengambilan keputusan untuk melanjutkan atau tidak keanggotaannya dalam organisasi. Allen dan Meyer menggolongkan komitmen berorganisasi ke dalam. tiga komponen yaitu, komitmen afektzf yaitu komitmen yang mengacu pada kedekatan emosional, keterlibatan dan identifikasi diri individu terhadap organisasi; komitmen berkesinambungan yaitu, komitmen yang didasarkan pada persepsi individu terhadap kerugian yang diasosiasikan oleh individu jika meninggalkan organisasi; komitrnen normatif yaitu komitmen yang mengacu pada perasaan kewajiban untuk tetap berada pada organisasi. Ketiga komponen ini merefleksikan keadaan psikologis tertentu (want to, need to dan ought to) dimana seorang individu dapat berada dalam keadaan psikologis yang berbeda derajat kekuatannya pada masing-masing komponen tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengamatan berperan serta (participant observation) yang berlokasi di Pasaraya Grande, salah satu toko ritel serba ada di Jakarta. Menggunakan paradigma interpretif untuk melihat bagaimana individu yang terlibat dalam organisasi mengartikan proses komunikasi yang terjadi di ruang lingkup kerjanya, sehingga dapat dilihat komitmen berorganisasi yang ada merupakan hasil dari proses interaksi komunikasi tersebut. Penelitian ini memfokuskan bagaimana iklim komunikasi pada saat krisis di perusahaan dapat membentuk suatu komitmen para anggota, yaitu untuk bertahan atau memutuskan keluar dari PT. Pasaraya Nusakarya. Data primer diperoleh dan wawancara mendalam (in depth interview) dan pengamatan (obeservation) terhadap lima informan para eksekutif tingkat menengah di PT. Pasaraya Nusakarya. Pemilihan informan ini didasarkan pada kriteria yaitu eksekutif menengah yang sudah bekerja minimal lima tahun, kinerj a karyawan tidak pernah bermasalah terhadap perusahaan, telah mengikuti pelatihan minimal tiga kali sehingga internalisasi nilai terwujud baik dan dapat memberikan keterangan yang pasti dan terinci sehingga dapat menunjukkan bukti-bukti atas apa yang dilakukannya. Pemilihan informan ini disebabkan karena sebagian besar karyawan non eksekutif adalah karyawan kontrak dan pekerja paruh waktu sehingga hal yang lumrah jika perputaran karyawan non eksekutif lebih tinggi dibanding eksekutif. Dari hasil penelitian, didapati bahwa komitmen berkaitan erat dengan nilai organisasi dan iklim komunikasi yang terjalin di antara anggota organisasi. Dari lima informan yang diwawancarai dan diamati, terbagi menjadi tiga kelompok komitmen, yaitu kelompok pertama, informan yang berkomitrnen afektif yang mendasarkan komitmennya pada kenyamanan dan mempunyai pemahaman nilai organisasi yang rendah. Kedua, adalah kelompok informan yang berkomitmen berkesinambungan yang mendasarkan komitmen pada kesempatan, mereka akan berkomitrnen jika ada sesuatu yang bisa diharapkan dan diperoleh dari organisasi dengan atau tanpa internalisasi nilai organisasi. Ketiga, kelompok informan dengan komitmen normatif, yaitu mereka yang tetap memegang teguh komitraen karena faktor keharusan dan atas kebanggaan diri dalam diri mereka. Nilai organisasi cenderung tertanam kuat sebagai akibat dari internalisasi nilai yang cukup lama. Interaksi komunikasi yang terbuka dan suportif juga mempengaruhi individu dalam meneruskan komitmennya pada perusahaan, terutanna dan aspek lingkungan dan rekan sekerja. Hal ini membentuk iklim komunikasi yang mendorong individu untuk dapat menikmati keanggotaannya dalam organisasi walaupun kondisi krisis terjadi dalam perusahaan dimana hal ini mampu meningkatkan komitmen mereka untuk tetap bertahan di suatu organisasi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martin Susanto
Abstrak :
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam menjalankan sebuah organisasi. Apa yang mereka rasakan tentang pekerjaan dan hasil dari pekerjaannya, berdampak langsung pada pencapaian dari sebuah organisasi. Kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh kepuasan mereka terhadap pekerjaan dan lingkungan kerjanya. Rumah sakit perlu memiliki sistem pengelolahan SDM yang baik dan mengidentifikasi hal-hal yang dapat mendorong motivasi kerja dari tenaga kerjanya. Tingkat kepuasan karyawan RS Eka Pekanbaru berdasarkan survei kepuasan karyawan pada tahun 2018, menunjukkan terdapat beberapa hal yang memiliki tingkat kepuasan rendah. Faktor atasan langsung, pelatihan dan pengembangan karir, rekan kerja, kompensasi, dan kondisi lingkungan kerja merupakan faktor kepuasan karyawan yang dinilai rendah (80%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor kepuasan kerja (pendapatan, pelatihan, penyelia/ atasan, kondisi dan lingkungan kerja, serta rekan kerja) yang mempengaruhi kinerja karyawan di RS Eka Pekanbaru. Penelitian menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metodologi cross-sectional design yang dilakukan pada Bulan April 2019. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner tertulis. Teknik pengambilan sampling dilakukan dengan teknik Incidental/ convinience sampling dengan jumlah responden 257. Data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan metode analisa data statistik deskriptif dan analisa jalur menggunakan pemodelan Structural Equational Modelling dengan pendekatan Partial Least Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepuasan Kerja berpengaruh positif dan signifikan baik secara langsung terhadap Kinerja Karyawan, dengan nilai p-value sebesar 0.001 dan koefisien jalur senilai 0.5 maupun melalui komitmen Kerja karyawan sebagai variabel pemediasi, dengan nilai pengaruh 0.001 dan koefisien jalur 0.629, sehingga variabel komitmen bersifat partial mediation, dengan determinasi model sebesar 41%. Faktor yang dominan dalam mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan adalah kepuasan dalam hubungan antara atasan dan bawahan, serta hubungan dengan rekan kerja, yang menunjukkan kenyamanan dalam bekerja sebagai faktor penting bagi karyawan agar memiliki kinerja yang baik, dan pendapatan sebagai faktor yang paling kecil pengaruhnya dalam menciptakan kepuasan kerja. Sedangkan pada pengukuran kinerja lebih ditekankan dengan memperhatikan efektivitas kerja karyawan, sebagai faktor yang dianggap paling kuat pengaruhnya.
Human Resources (HR) is an important factor in running an organization. What they feel about work and the results of their work has a direct impact on the achievement of an organization. Employee performance is strongly influenced by their satisfaction with the work and work environment. Hospitals need to have a good HR management system and identify things that can encourage work motivation from their workforce. The level of employee satisfaction at Eka Hospital Pekanbaru based on the employee satisfaction survey in 2018, shows that there are a number of things that have low satisfaction levels. Direct supervisor factors, career training and development, coworkers, compensation, and working environment conditions are considered employee satisfaction factors that are considered low (80%). This study aims to analyze job satisfaction factors (income, training, supervisor / supervisor, working conditions and environment, and coworkers) that affect employee performance at Eka Hospital Pekanbaru. The study used a quantitative research design with a cross-sectional design methodology carried out in April 2019. The instrument used for collecting data in this study was a written questionnaire. The sampling technique was done by incidental / convinience sampling technique with the number of respondents 257. The collected data was analyzed using descriptive statistical data analysis methods and Structural Equational Modelling with Partial Least Square approach. The results showed that Job Satisfaction had a positive and significant effect both directly on Employee Performance, with a p-value of 0.001 and a path coefficient of 0.5 and through employee commitment as a mediating variable, with the effect of 0.001 and path coefficient 0.629, so commitment variables partial mediation, with a model determination of 41%. The dominant factor in influencing Employee Satisfaction is satisfaction in the relationship between superiors and subordinates, as well as relations with colleagues, which shows comfort in work as an important factor for employees to have good performance, and income as the least influential factor in creating satisfaction work. While the performance measurement is more emphasized by considering the work effectiveness of employees, as a factor that is considered to be the most influential.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Asri Nurahma
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan self-related work commitment sebagai variabel moderator pada hubungan antara trait kepribadian Machiavellianisme dan perilaku kerja inovatif. Data diperoleh dari 196 karyawan di beberapa perusahaan yang bergerak di bidang industri kreatif dan dianalisis menggunakan teknik analisis statistik regresi dengan program Macro Hayes PROCESS dalam SPSS Statistics 22. Skala perilaku kerja inovatif dari Janssen 2000 yang telah diadaptasi oleh Etikariena dan Muluk 2014 ?=0.82 digunakan untuk mengukur perilaku inovatif di tempat kerja, Machiavellian Personality Scale yang diadaptasi dari Dahling dkk 2009 ?=0.89 digunakan untuk mengukur kecenderungan trait kepribadian Machiavellianisme, dan alat ukur Employee Commitment yang diadaptasi dari Zettler dkk 2011 ?=0.94 digunakan untuk mengukur self-related work commitment. Analisis moderasi menunjukkan bahwa self-related work commitment tidak dapat berperan sebagai moderator yang memperkuat hubungan antara trait kepribadian Machiavellianisme dan perilaku kerja inovatif. Implikasi secara teoretis dan praktis akan dibahas dalam penelitian ini.
ABSTRACT
This study aims to determine the moderating role of self related work commitment on the relationship between Machiavellianism personality trait and Innovative Work Behavior. Data were collected among 196 employees from various creative industry companies and were analyzed using statistical regression analysis technique with Hayes PROCESS Macro program on SPSS Statistics 22. Innovative Work Behavior Scale from Janssen 2000 that has been adapted by Etikariena and Muluk 2014 was used 0.82 to measure innovative behavior in the workplace, Machiavellian Personality Scale from Dahling dkk 2009 was used to measure Machiavellianism personality trait 0.89 , and Employee Commitment from Zettler dkk 2011 was used to measure self related work commitment 0.94 . Moderation analysis showed that self related work commitment have no significant role on enhancing the positive relationship between Machiavellianism and Innovative Work Behavior. Theoretical and practical implications were discussed.
2017
S67533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Nina Liche Seniati
Abstrak :
Latar Belakang Masalah Dalam dunia organisasi, setiap orang yang bekerja dalam organisasi tertentu disebut karyawan. Dari karyawan-karyawan tersebut, ada sebagian besar yang merupakan kelompok profesi tertentu, seperti misalnya akuntan, insinyur, pengacara dan sebagainya. Di dalam dunia kedokteran, profesi yang umum adalah dokter baik dokter umum maupun spesialis. Di dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan tinggi, istilah profesi belum banyak digunakan meskipun istilah ini dapat disandang oleh seorang staf akademik. Morrow & Goetz (1988) mengemukakan bahwa seseorang yang melakukan pekerjaan tertentu dapat dikatakan memiliki profesi tertentu. Hasil penelitian All Nina dan Tjut Rifameutia (1999) tentang persepsi staf akademik Universitas Indonesia mengenai karakteristik staf akademik yang profesional, juga menunjukkan bahwa hampir seluruh responden penelitian yaitu staf akademik di lingkungan Universitas Indonesia menyatakan bahwa pekerjaan sebagai staf akademik merupakan suatu profesi. Pembicaraan mengenai profesi tidaklah dapat dilepaskan dengan istilah profesional dan profesionalisme. Menurut Tris Budiono (1998), istilah profesional dalam pendidikan tinggi adalah kata benda yang mengidentifikasi kemampuan individual di bidang profesi tertentu yang terukur dan teruji keandalannya serta memiliki potensi martabat dan nilai imbal kesepadanan proporsional yang dapat menjamin hidup dan kehidupan profesi termasuk terselenggaranya proses belajar sepanjang hayat untuk kepentingan aktualisasi serta relevansi kemampuannya tersebut. Sedangkan profesionalisme adalah kata sifat yang mengandung "konsekuensi legal" yang mencerminkan akuntabilitas sebagai aktualisasi tanggung-gugat profesi yang menjamin si penerima manfaat terhadap berbagai resiko serta dampak yang mungkin ditimbulkan dari jasa kemampuan profesional yang diterimanya. Sementara itu, dari hasil penelitian All Nina dan Tjut Rifameutia (1999), disimpulkan bahwa definisi profesional mengandung pengertian bahwa seseorang yang memegang profesi tertentu antara lain harus menguasai, mahir, atau ahli dalam bidangnya; melakukan tugas sesuai aturan atau standar profesilkode etik profesi; serta memiliki disiplin, bertanggung jawab, serius dan bermoral. Selain itu, staf akademik haruslah profesional dalam bidang pengajaran dan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dalam kualitas pribadinya, serta dalam hubungan pribadinya dengan orang lain. Namun demikian, dalam penelitian .tersebut belum diteliti secara mendalam mengenai profesionalisme staf akademik Universitas Indonesia. Berdasarkan beberapa hasil penelitian mengenai komitmen kerja (work commitment), Morrow & Goetz (1988) menyimpulkan bahwa banyak konsep yang saling berkaitan dan tumpang tindih dalam konsep komitmen kerja. Oleh karena itu, mereka mengusulkan konsep alternatif yaitu profesionalisme. Sejalan dengan konsep profesionalisme ini, Aranya, Pollock, dan Armenic (1981) mengemukakan konsep komitmen profesi yang menunjukkan kekuatan relatif dari identifikasi dan keterlibatan seseorang terhadap profesi tertentu.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
LP 2000 26
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Buana Yudha
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh hubungan gaya kepemimpinan transformasional,transaksional dan komitmen terhadap kinerja anggota penyidik wilayah hukum polda metro jaya. Kinerja penyidik secara keseluruhan akan berakumulasi dalam mewujudkan kinerja organisasi sehingga kinerja penyidik sangat strategis dalam mendukung kinerja dan produktif organisasi Polda Metro Jaya. Kinerja memerlukan kemampuan individu untuk melakukan suatu pekerjaan, dengan di dukung oleh sikap dan perilaku yang mendukung terwujudnya kualitas kerja yang diharapkan sesuai dengan standard kinerja yang telah ditetapkan organisasi. Jika disederhanakan, sejumlah faktor tersebut berasal dari internal individu (faktor intrinsik) dan eksternal individu (faktor ekstrinsik).Hipotesa awal pada penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh ketiga variable bebas terhadap kinerja anggota penyidik harda wilayah hukum polda metro jaya. Kuesioner digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dari 150 penyidik di wilayah hukum polda metro jaya yang tersebar di beberapa Polres dan Polda. Variabel Multivarian yang diteliti dianalisis dengan Structural Equation Modeling (SEM) dan Software Partial Least Square (PLS) untuk menentukan dan menganalisis model pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara parsial memiliki pengaruh hubungan positif atau signifikan terhadap variabel terikat. Selain itu kepemimpinan Transformasional dan kepemimpina Transaksioan masing-masing berpengaruh terhadap kinerja dengan dimediasi oleh Komitmen. ......The aim of this research was to examined the influence of transformational leadership, transactional leadership, work commitment, and job performance on Police Harda Investigator of Jakarta Police Department. Investigator job performance simultaneously accumulated in organizational performance. Thus, the investigator job performance is important to support the organizational performance and productivity of the Jakarta Police Department organization. Job performance requires the ability of individuals to do a job, supported by the attitude and appropriate behavior that leads to the expected quality of work in accordance with the organizational standards performance. Furthermore, a number of these factors were based on internal (intrinsic) and external (extrinsic) factor of individuals. The initial hypothesis of this research stated that there was an influence or correlation of these three independent variables on job performance of Jakarta Police Department Harda Investigator. The questionnaire used as a tool to collect data from 150 investigators in the Jakarta Police Department, both regional and subregional. Multivariate variables were analyzed with Structural Equation Modeling (SEM) and Partial Least Square (PLS) software to determine and analyze the influence model between the independent variables and the dependent variable. The results of this study indicate that the independent variable partially has positive and significant effect to the dependent variable. In addition, either transformational leadership or transactional leadership influenced job performance by intervening variable of work commitment.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T55509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melinia Ayu Pebryanti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh quality of work life terhadap work life balance melalui peran mediasi job stress, job satisfaction, dan job commitment pada karyawan yang bekerja pada perusahaan jasa konsultan bisnis di daerah Jabodetabek. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan bersifat single cross sectional. Responden sejumlah 225 orang terlibat dalam penelitian ini. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah dikembangkan dari penelitian sebelumnya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik covariance based structural equation modeling. Temuan penelitian menunjukan bahwa quality of work life berpengaruh secara tidak langsung melalui peran mediasi job stress, job satisfaction, dan job commitment terhadap work life balance. Berdasarkan hasil penelitian ini secara praktis dapat disarankan bahwa untuk menciptakan keseimbangan kehidupan dan pekerjaan pada karyawan, manajemen perusahaan jasa konsultan dapat menciptakan lingkungan kerja atau kondisi kerja yang positif sehingga kelelahan kerja yang dirasakan oleh karyawan dapat berkurang, kepuasan kerja yang dirasakan meningkat, dan rasa ingin berkomitmen kerja yang tinggi. Secara teoritis penelitian ini dapat mengkonfirmasi penelitian-penelitian sebelumnya yang menyelidiki dinamika hubungan antara quality of work life, work life balance, job stress, job satisfaction, dan job commitment. ...... This study aims to examine the effect of quality of work life on work life balance through the mediating role of job stress, job satisfaction, and job commitment in employees who work in business consulting services companies in the Jabodetabek area. The approach used is a quantitative approach and is single cross sectional. Respondents were 225 people involved in this study. Data collection was carried out using a questionnaire that had been developed from previous studies. Data processing was carried out using a covariance based structural equation modeling technique. The research findings show that the quality of work life has an indirect effect through the mediating role of job stress, job satisfaction, and job commitment to work life balance. Based on the results of this study it can be practically suggested that in order to create a work-life balance for employees, the management of a consulting service company can create a positive work environment or working conditions so that the work fatigue felt by employees can be reduced, perceived job satisfaction increases, and a high sense of work commitment. Theoretically, this research can confirm previous studies that investigated the dynamics of the relationship between quality of work life, work life balance, job stress, job satisfaction, and job commitment.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library