Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachel Erika Gloria
Abstrak :
Perkembangan teknologi komunikasi bermanfaat untuk memproses dan menyampaikan informasi dengan cara yang semakin modern. Salah satu bentuk penyiaran dapat dilakukan melalui siaran televisi. Dalam skripsi ini membahas mengenai putusan pengadilan dalam Perjanjian Penunjukan Pelaksana Siaran Televisi Swasta Umum antara TVRI dan Indosiar. Perjanjian tersebut dimulai dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2014, dalam perjanjian tersebut menyatakan bahwa TVRI sebagai pihak pertama menunjuk Indosiar untuk menjadi siaran televisi swasta umum, kemudian Indosiar berjanji untuk memberikan 12,5% dari seluruh penghasilannya kepada TVRI selama 20 tahun. Pada tahun 2000, pemerintah mengesahkan peraturan baru yang mengubah status TVRI dari Yayasan ke Perusahaan Jawatan. Hal tersebut membuat pihak Indosiar merasa tidak perlu lagi melaksanakan prestasinya. Kemudian TVRI mengajukan permohonan gugatan kepada Indosiar karena Indosiar tidak melakukan prestasinya sampai dengan tahun 2000. Namun sampai dengan putusan akhir, hakim menolak permohonan dari TVRI tersebut dan menyatakan bahwa Indosiar tidak melakukan wanprestasi.
Development of communication technology is useful to process and convey information in a way that the more modern. One form of broadcasting can be done via television broadcasts. This thesis concerning judgment of a court in agreement appointment of execution private television broadcast common between TVRI and Indosiar. The deal is started from 1994 until 2014, in the treaty states that TVRI as the first party constitute Indosiar to become a television broadcast of public, then Indosiar promised to give 12.5% of all income is to TVRI for 20 years. In 2000, the government adopt new rules that change the status TVRI from the foundation into the company jawatan. It makes Indosiar feel no longer have to carry out the performance. Then TVRI submit the application for a lawsuit to Indosiar because Indosiar did not do the performance until the end of year 2000. But until the end of the court, with a verdict the judge refused the request of TVRI and expressed that Indosiar not doing the tort.
2014
S54344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Jasmine
Abstrak :
Persaingan yang ketat dalam industri televisi Indonesia akan semakin menajam dengan akan mulai mengudaranya 4 stasiun televisi baru, dengan tenggat waktu 25 Oktober 2001 ini. Belanja iklan yang pada tahun ini masih dinikmati oleh 6 stasiun televisi, mulai akhir tahun akan dibagi kepada 10 stasiun televisi. Untuk berusaha bertahan dalam situasi ini, hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah pendapatan, mengingat biaya operasional stasiun televisi yang sangat tinggi. Salah satu penentu utama dari pendapatan adalah penentuan harga spot iklan di stasiun televisi swasta, sehingga penentuan harga tersebut dapat dioptimalkan, namun juga sesuai dengan persepsi kualitas dan program tersebut dari sisi pemasang ikian. Dengan dasar pemikiran diatas, maka penelilian ini dilakukan untuk mengidentifikasi atribut-atribut yang mempengaruhi pemasang iklan dalam pengambilan keputusan pembelian spot iklan di stasiun televisi, kinerja masing-masing stasiun televisi, posisi relatif, dan pengaruh dari faktor-faktor tersebut pada penetapan harga yang sesuai untuk program-program di masing-masing stasiun televisi. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 30 responden yang bekerja di perusahaan periklanan pada bagian media planner atau media buyer, melalui pengisian kuesioner dengan metode self-administered. Data Sekunder diperoleh dari hasil riset AC Nielsen dan berbagai medìa cetak. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atribut-atnbut yang mempengaruhi pemasang iklan dalam memutuskan pembelian spot iklan di stasiun televisi tertentu berdasarkan peringkat adalah Cost Per Rating Point murah, rating tinggi, audience share tinggi, kecocokan profil pemirsa dengan target market produk, harga spot iklan, program yang menarik, jam tayang yang tepat, bonus spot, kemudahan dalam membeli spot iklan, kepastian perolehan spot iklan, nama stasiun televisi, harga spot iklan pada stasiun televisi kompetitor, informasi yang cepat mengenai program baru kemudahan menyerahkan copy iklan, dan rumah produksi yang melakukan produksi program. Hasil analisa terhadap kinerja atribut ?harga sesuai kualitas? menunjukkan bahwa Indosiar paling memberikan value bagi pemasang iklan, diikuti dengan SCTV dan RCTI. Kekuatan brand name stasiun televisi palìng tinggi dimiliki oleb RCTI, diikuti dengan Indosiar dan SCTV. Untuk atribut program, Indosiar kuat pada program Quiz, sementara RCTI kuat pada program Film Lepas, program Infotaiment dan program Anak-anak, sementara SCTV kuat pada program berita. Berkaitan dengan posisi antar stasiun televisi swasta, RCTI dan IVM telah melakukan positioning dengan baik, sementara SCTV terhhat belum jelas positìoningnya. Untuk atribut pelayanan yaitu kemudahan dalam melakukan pembelian spot iklan, kemudahan perolehan konfirmasi atas spot iklan, informasi mengenai program baru dengan cepat, serta kemudahan menyerahkan copy iklan dalam waktu dekat dengan penayangannya, diketahui bahwa SCTV paling unggul dalam 4 atribut pelayanan ini, Indosiar berada ditengah-tengah, sementara RCTI adalah yang paling buruk. Hasil dari analisa penentuan rentang harga menunjukkan bahwa untuk program tertentu seperti film lepas, anak-anak, ternyata kekuatan program yang dimiliki oeh stasiun televsì tidak cukup untuk memberikan diferensiasi sehingga rentang harga yang ditetapkannya tidak berbeda dengan kompetitor terdekatnya. Akan tetapi untuk program infotainment dan quiz, ternyata keunggulan yang dimiliki oleh stasiun televisi dapat dimanfaatkannya dalam menetapkan rentang harga yang lebih tinggi. Temuan-temuan pada penelitan ini mengarahkan pada hal-hal yang seyogyanya dilakukan oleh stasiun televisi swasta, yaitu: (1) memperkuat positioningnya sehingga memberinya kekuatan dan keleluasaan dalam menetapkan harga spot iklan (2) memperbaiki kinerja pelayanan yang akan sangat berpengaruh pada saat diferensiasi program tidak terasa (3) Dengan semakin tingginya perhatian pemasang iklan terhadap kecocokan profil pemirsa dengan target market produk atau jasa, stasìun televisi dapat mulai membuat program-program yang relatif lebih segmented (4) Dengan diperolehnya rentang harga yang optimal bagi masing-masing stasiun televisi, stasiun televisi sebaiknya menetapkan barga sesuai dengan rentang harga tersebut, sehingga tidak terjadi perubahan persepsi pemasang ikian terhadap kesesuaían harga dengan kualitas dan program tersebut dan tidak ada perubahan demand yang mencolok.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Cita Wardhani
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5397
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ade Armando
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini berusaha mengkaji basis ekonomi eksternal dan internal dari perkembangan pertelevisian swasta yang secara pesat berkembang sekitar empat tahun terakhir ini di Indonesia. Studi ini menunjukkan bukti-bukti yang mengkonfirmasi thesis bahwa televisi swasta memberi kemungkinan luas bagi berlangsungnya dominasi budaya dan komunikasi yang pada gilirannya membawa pada dominasi ekonomi negara-negara maju, terutama Amerika Serikat, terhadap masyarakat Indonesia. Berbeda dengan stasiun televisi pemerintah, stasiun swasta- karena serangkaian karakteristiknya sebagai lembaga bisnis yang sangat tergantung pada iklan. Hampir-hampir secara kodrati menggantungkan dari pada impor program televisi di Barat.

Namun, studi ini juga menunjukkan bahwa lahirnya kebutuhan akan tv swasta bukanlah sesuatu yang datang tiba-tiba. Ia justru menjadi mata-rantai, penting (bila bukan terpenting) dari sebuah proses panjang sejak awal Orde Baru.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Irmayanti Meliono
Abstrak :
This study reveals that some models of comercial breaks appeared at the indonesian private television program, e.g. shampoo and soap advertisement, could invite some interpretation and functions. Their appearance could reflect women's surrender facing the action of violence. These article discusses about the metaphor of the women's body and how it beceomes a medium that is constructed by two aspects, the power and the beauty. The result shows that the messages of comercial break have meaningfulness of the pragmatical values, the persuasive or ideological statement and the dialectically communicative process. Keywords appeared in the comercial breaks show the women's action of violence, pragmatical value, ideological value, dialectically communicate process.
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Drita Arivita
Abstrak :
Strategi untuk mempromosikan perusahaan memang akan sangat membantu dalam membesarkan suatLf produk/service yang akan dikeluarkan oleh suatu perusahaan tersebut. Image masyarakat akan tertanam terhadap perusahaan tersebut setelah melihat iklan perusahaan tersebut- Promosi yang unik dan menarik dan tetap sesuai dengan anggaran dari perusahaan tersebut adalah harus seimbang antara kualitas produk dengan promosi yang drlakukan. Gambaran ini dapat dilihat dari dari semakin maraknya promosi perusahaan/produk yang berbentuk "promotainment" di televisi terutama di televisi-televisi swasta di Indonesia, seperti beberapa diantaranya yang dapat langsung disaksikan oleh konsumen di media televisi, yang beberapa diantaranya dapat dilihat seperti "Gebyar BCA di Indosiar", "Layar BN1 di SCTV", "Semarak Bukopin beberapa waktu lalu di SCTV", "Telkomania di RCTI" atau yang baru-baai ini muncul yaitu "Pesta Federal Oil di Indosiar" dan beberapa promotainment lainnya di beberapa televisi swasta lainnya. Bentuk-bentuk promosi perusahaan seperti dalam bentuk promotainment tersebut juga merupakan sarana bagi perusahaan-perusahaan untuk melakukan "marketing public relation" kepada seluruh target market yang ingin dituju. Latar belakang ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan selalu berusaha agar dapat terus berkomunikasi dengan konsumennya, Hal tersebut dilakukan agar perusahaan mereka tersebut selalu terpositioning dalam benak konsumen. Salah cara perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumennya adalah dengan cara melalui tayangan promotainment. Dalam kaitannya dengan hal ini permasalahan yang muncul adalah apakah promotainment yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut dapat dianggap sebagai salah satu cara yang paling efektif untuk mengkomunikasikan produk / service yang ditawarkan karena mengingat dana promotainment tersebut yang cukup besar. Dan berdasarkan kondisi persaingan yang ada apakah promotainment tersebut merupakan pilihan yang tepat dan dapat diterima oleh konsumen yang dituju sebagai suatu bentuk acara promosi dan tidak hanya dianggap sebagai sekedar bisnis hiburan semata. Pemilihan media komunikasi melalui "promotainment" ini adalah terutama untuk kegiatan promosi atau "public relation" bagi perusahaan tersebut dapat dianggap sebagai suatu kegiatan yang akan memberikan pemasukan bagi perusahaan yang tidak dapat dilihat secara fisik saja, tetapi kegiatan ini diharapkan akan "menancapkan" awareness dalam benak konsumen terhadap suatu merek atau jasa yang akan ditawarkan oleh suatu perusahaan kepada konsumen. Penelitian ini sendiri dilakukan untuk mengetahui sampai sejauhmana efektifas promotainment dalam membentuk persepsi konsumen dan pada akhtrnya dapat disimpulkan sebagai suatu bentuk komunikasi yang paling tepat antara perusahaan dengan konsumennya yang dalam hal ini analisa persepsi dilakukan dari mulai tahap exposure sampai dengan tahap* retention terhadap ke-2 tayangan promotainment (Gebyar BCA dan Telkomania) sebagai contoh kasus yang akan diteliti dalam karya akhir ini.
2001
T795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Juwarno
Abstrak :
To those who run the private television station business, news program is marked as company flag carrier. This program has become a determination to know whether this station being operated seriously or not. Therefore, every private television station makes serious efforts to present the program attractively, actual and exclusively as well, to be placed in accordance with each airtime. One of the news programs that have been evaluated to be successful based on rating, informative and the most favorite, being chosen by the viewers, is ?Seputar Indonesia? produced by RCTI. The result of research finding indicated that people are, with many reasons, are fond of this news program. It has actual news, the journalistic comes to fulfill the wish of public, and the news presenter really understand to keep the profession properly. Despite the news program with high rating and the most favorite to viewers, yet, there are many things they must put into attention. This is in reference with the research finding that the more people watch certain program, it is not always to say that people are fond to this program. It is ?Patroli? produced by Indosiar and ?Liputan 6? produced by SCTV appeared to be potential competitors to ?Seputar Indonesia?. Therefore, the management of ?Seputar Indonesia? must take innovation in presenting information to the public aiming to the wish and the need of people to get information. This research provided by second data analyze, from where all survey being done by Asia market Intelligence (AMI) in accordance with the outline of positioning all RCTI program. By changing the presentation of quantitative to qualitative, it can be described why people watch ?Seputar Indonesia? news program and how people evaluate that news program to fulfill the need of information.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursatyo
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang mendalam dan menyeluruh tentang dinamika interaksi yang terjadi antara agen dan struktur penyiaran di Indonesia dalam menata sistem kepemilikan media televisi swasta di Indonesia, terutama sejak munculnya kasus akuisisi PT IDKM oleh PT EMTEK hingga proses persidangan uji materi UU Penyiaran di Mahkamah Konstitusi selama tahun 2011-2012. Teori strukturasi Anthony Giddens dikaitkan dengan konsep strukturasi ekonomi politik Vincent Mosco menjadi teori utama penelitian ini. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis yang memandang struktur kepemilikan media televisi swasta di Indonesia amat dipengaruhi oleh kekuasaan modal (kapital). Pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan desain penelitian Studi Kasus (Case Study) digunakan untuk dapat memberikan deskripsi yang komprehensif akan dinamika tersebut. Data dikumpulkan melalui wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksi korporasi IDKM oleh EMTEK mencerminkan pemusatan/ konsentrasi kepemilikan media yang merupakan konsekuensi dari sistem kapitalisme global. Struktur kapitalisme inilah yang mendominasi sistem kepemilikan media televisi swasta di Indonesia saat ini dimana upaya peningkatan akumulasi modal dilakukan melalui praktik penguasaan saham beberapa media televisi swasta pada level perusahaan induk (holding company). UU Penyiaran no.32 tahun 2002 yang memiliki prinsip diversity of ownership itu sendiri tidak mampu mencegah praktik konsentrasi tersebut karena adanya celah penafsiran terutama pada pasal 18 ayat (1) tentang pembatasan pemusatan kepemilikan dan pasal 34 ayat (4) tentang larangan pemindahtanganan izin penyiaran. Meski demikian, struktur kapitalisme tersebut terus mendapat perlawanan dari beberapa agensi yang menentang pemusatan kepemilikan media televisi di Indonesia......This research aims to provide a comprehensive description about the dynamics interaction between agent and structure of Indonesian broadcasting system particularly in order to organize commercial television media ownership. Our observation is since the case of acquisition PT IDKM by PT EMTEK until the Judicial Review proceedings in the Constitutional Court. Giddens‟s Structuration Theory combining with Political Economy Structuration Vincent Mosco is became the main theory. Critical paradigm is used to see the dominance of capital power in media ownership structure in Indonesia, especially commercial television. Descriptive qualitative approach with a case study research design is used to provide a comprehensive description about these dynamics process. The data were collected by means of interview and documents review. The results showed that the acquisition of IDKM by EMTEK reflect the concentration of media ownership as a consequence of the global capitalism system. The structure of capitalism were the dominant system of commercial television ownership in Indonesia effort to increase the accumulation of capital through stock purchase practices at holding company level. Broadcasting Act 2002 which has a principle of diversity of ownership itself cannot prevent the practice of the concentration is due to the multi interpretation of article 18 paragraph (1) about the restrictions of ownership concentration and article 34 paragraph (4) about the prohibition of transfer of broadcasting licenses. However, the structure of capitalism continue to get resistance from some agencies against the television media ownership concentration in Indonesia.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Sani
Abstrak :
Penelitian dalam tesis ini membahas mengenai persoalan penayangan film-film dan sinetron-sinetron serial bertema horor di televisi, yang dewasa ini nampak semakin marak. Semua stasiun televisi swasta memiliki jam tayang khusus untuk cerita-cerita mistik tersebut, dengan berbagai judul, RCTI memiliki Kembalinya Si Manis Jembatan AncoL dan Impian Pengantin. Indosiar menayangkan Mariam: si Manis Jembatan Ancol dan film-film misteri tiap Jum?at malam. An-Teve menayangkan Kisah Misteri tiap Kamis malam. Demikian juga dengan SCTV, Misteri Mirah Delima dan TPI dengan film-film horor yang sudah pernah di putar di bioskop.

jika diamati, dalam film-film tersebut ada kecenderungan terdapatnya penyimpangan dari nilai-nilai yang sebenarnya diajarkan agama Islam melalui Al-Qur?an dan hadist Rasulullah Muhammad SAW. Penyimpangan mana diakibatkan kuatnya melebih-lebihkan fungsi hiburan, dengan maksud menarik minat penonton. Bagi kalangan Ulama, tayangan ini dianggap sebagai suatu hal yang merugikan upaya pembinaan mental keagamaan masyarakat, karena tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Namun demikian, berdasarkan penelitian ini diketahui, ternyata di kalangan ulama sendiri meskipun sama-sama mendasarkan penilaian pada A1-Qur?an dan Hadist, ulama yang berasal dari Nahdlatul Ulama (NU) berbeda pandangan dengan ulama yang berasal dari kalangan Muhammadiyah dalam menilai film dan sinetron horor tersebut. Bagi kalangan ulama NU, sebagaimana terdapat dalam kitab-kitab peninggalan ulama terdahulu, pelukisan alam ghaib bukan merupakan hal yang asing, sedangkan bagi kalangan Muhammadiyah, kepercayaan semacam itu dianggap hanya akan membawa manusia ke arah kemusyrikan. Dengan demikian, peniaian fungsional atau disfungsionalnya siaran televisi swasta ini berbeda antara ulama dengan latar belakang golongan yang berlainan.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>