Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bram
"Latar belakang : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pemberian cairan Ringer laktat dan cairan Ringer asetat dalam mencegah hipotermia dan menggigil yang terjadi pada wanita hamil yang menjalani operasi sesar dengan analgesia spinal.
Metode : Seratus tiga puluh empat pasien yang menjalani operasi sesar menggunakan analgesia spinal di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, diberikan cairan Ringer laktat dan cairan Ringer asetat. Perubahan suhu membran timpani, perubahan suhu perifer dan kekerapan serta derajat menggigil dinilai sampai 50 menit setelah operasi dimulai.
Hasil : Didapatkan perbedaan bermakna (p=0,003) antara penurunan suhu membran timpani di antara kedua kelompok, kelompok yang mendapatkan cairan Ringer asetat mengalami penurunan suhu sebesar 0,730°C, sementara kelompok yang mendapatkan cairan Ringer laktat mengalami penurunan suhu sebesar 1,013°C. Perubahan suhu perifer diantara kedua kelompok juga berbeda bermakna (p=0,005), kelompok yang mendapatkan cairan Ringer asetat mengalami penurunan suhu perifer 0,724°C, sementara kelompok yang mendapat cairan Ringer laktat mengalami penurunan 0,964°C. Kejadian menggigil diantara kedua kelompok berbeda berakna (p=0,012), kejadian menggigil kelompok Ringer asetat 52,23% sementara kelompok Ringer laktat 74,62%. Tidak terdapat perbedaan bermakna derajat meggigil diantara kedua kelompok.
Kesimpulan : Bahwa pemberian cairan Ringer asetat lebih efektif mencegah hipotermia dan menggigil pada pasien yang menjalani operasi sesar dengan analgesia spinal

Background: The aim of this study is to determine the efficacy of lactated Ringer and acetated Ringer solutions in preventing hypothermia and shivering to parturitions women undergoing caesarean section using spinal analgesia.
Methods: One hundred thirty four parturitions women undergoing caesarean sections using spinal analgesia in emergency operating theatre of Cipto Mangunkusumo Hospital were included in this study. Those parturitions women were divided into two groups. One group received lactated Ringer solution and the other received acetated Ringer solution intravenously as maintenance and co-loading fluid. Tympanic membrane temperature and skin temperature were recorded every five minute within 50 minute interval.
Results: There was significant difference (p=0,003) between two groups in tympanic membrane temperature decrease. Acetated Ringer group had 0,730°C decrease in tympanic membrane temperature, while the lactated Ringer group had 1,013°C decrease. There was significant difference (p=0,005) between two groups in skin temperature. Acetated Ringer group had 0,724°C decrease in skin temperature, while the lactated Ringer group had 0,964°C decrease. Shivering incidence also show significant difference (p=0,412). Acetated Ringer group had 52,23% incidence while lactated Ringer group had 74,62%. There were no significant differences in shivering grade between two groups.
Conclusions: Acetated Ringer solution had greater efficacy in preventing hypothermia and shivering in parturitions women undergoing caesarean section using spinal analgesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
M. Ruswan Dachlan
"Hemodilusi normovolemik autologus (ANH) adalah salah satu cam untuk menghemat darah donor (homologus). Penyadapan darah pasien (plebotomi) dilakukan setelah indukxi anestexia dan pada waktu bersamaan diberikan cairan koloid atau kristaloid. Darah ini dapat diberikan lagi setelah prosedur mama bedah selesai. Dengan metoda ini penurunan hemoglobin (Hb) karena perdarahan pada bedah mayor dapal diminimalkan dan sekaligus hematokrit (Ht) dapat disesuaikan. Akan tetapi, karena ketidakpraktisannya dalam aplikasi klinis, digunakan metoda hemodilusi lain yang lebih mudah, yaitu hemodilusi hipervolemik (HMD) dengan menggunakan larutan 6% dextran 70 dan Ringer laktat, cairan diberikan sebelum pembedahun dimulai tanpa penyadapan darah. Tujuan dari studi acak komparatif ini adalah untuk mengetahui efek-efek dari kedua metoda hemodilusi (ANH dan HHD) terhadap tekanan arteri rata-rala (MAP), laju jantung (HR), hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht) pada pasien yang dianestesi untuk bedah mayor. Empatbelas (14) wanita yang mememdii kriteria inklusi dan eksklusi dibagi dalam 2 kelompok. Tujuh (7) wanita menerima metoda ANH dan tujuh (7) wanita menerima metoda HHD. Ternyata terdapat perbedaan yang bermakna (P<0.05) pada MAP dan Ht setelah 1 menit pasca hemodilusi, (86,3+9,1 vs. 99,1+6,4 pada MAP) dan (27,3±1,7 vs. 31,5±4.4 pada Ht), dan setelah 20 menit pasca hemodilusi (87,7±7,3 vs. 98,3+6,8 pd MAP) dan (27,4± 1,7 vs. 32,6+4,8 pd Ht) pada kelompok ANH dan HHD. Akan tetapi tidak ditemukan perbedaan yang berarti pada HR dan Hb dikedua waktu pencatatan tersebut di atas. Tidak ada perbedaan berarti pada keempat parameter yang diuji setelah 120 menit pasca hemodilusi. Dapat disimpulkan bahwa kedua metoda dapat dipergunakan dalam aplikasi klinis, meskipun studi-studi lanjutan masih diperlukan. (Med J Indones 2006; 15:246-50).

Autologous nonnovolemic hemodilution (ANH) is one of the methods to conserve blood donor (homologous). The decrease in hemoglobin (Hb) due lo bleeding in major surgery will be minimized and the hematocrite (Hct) will be adjusted accordingly by this method. However, due to its impractical clinical application, another simpler hemodilution method is used. i.e. hypervolemic hemodilution (HHD), using 6% dextran 70 and lactated Ringer solutions. Tlie aim of this randomized comparative study was to investigate the impacts of both hemodilution methods (ANH and HHD) on mean arterial pressure (MAP), heart rate (HR), hemoglobin (Hb) and hematoerite (Hct) in anesthetized patients undergoing major surgery. Fourteen (14) women fulfilling the inclusion and exclusion criteria were divided into 2 groups. Seven (7) women received ANH and seven (7) women received HHD method. There were significant .statistical differences (P<0.05) between ANH and HHD groups in MAP and Hcl after / minute (86.3*9.1 vs. 99.1+6.4 on MAP) and (27.3±1.7 vs. 31.5+4A on Hct) and after 20 minutes (87.7+7.3 vs. 98.3+6.8 on MAP) and (27.4± 1.7 vs. 3.6±4.8 on Hct) post-hemodilution respectively. There was no difference in HR and Hb. No statistical difference between the four parameters tested after 120 minutes post-hemodilution. it may be concluded that both methods worth to be used in clinical setting although farther studies are required. (Med J Indones 2006; 15:246-50)."
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 2006
MJIN-15-4-OctDec2006-246
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library