Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bongaarts, John
New York: Academic Press, 1983
304.634 BON f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Poedjastoeti
Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1991
301.321 SRI f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Warhus, Susan
New York: McGraw-Hill, 2007
616.692 WAR f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wallingford: CAB International, 1993
R 631.491 TRO
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Lestari
"Meningkatnya angka prevalensi kontrascpsi telah memberikan kontribusi yang bosar bagi penurunan fertilitas yang mantap di Indonesia dan telah berhasil menekan Iaju pertumbuhan penduduk. Narnun tidak semua wanita marnpu mempertahankan ukuran keluarga yang mereka inginkan dengan konsisten. Hal ini mengakibatkan tingginya angka fertilitas tidak di Indonesia. Jika kelahiran anak yang tidak diinginkan dapat dicegah maka seharusnya angka fertilitas di Indonesia akan dapat ditunmkan hingga mencapai 2,2 anak per wanita pada tahun 2007 .
Dengan menggunakan data Survei Dcmograii dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007 (SDKI2007), penelitian ini menemukan bahwa pendidikan memiliki peranan penting dalam mempengaruhi keputusan wanita untuk mengalami fenilitas tidak diinginkan. Semalcin tinggi pendidikan wanita semakin kecil peluangnya untuk mengalami fertilitas tidak. Pengaruh pendidikan wanita bekerja melalui penunman preferensi fertilitas, dimana mereka yang menginginkan anak lebih sedildt (0-2 anak) mempunyai peluang yang Iebih kccil untuk mengalami fertilitas tidak diinginkan Sementara status bekerja wanita dan tingkat kekayaan rumah tangga tidak dapat menjelaskan pengaruh pendidikan terhadap keputusan wanita untuk mengalami fertilitas tidak Dimana wanita yang bekelja cenderung tmtuk mengalami fertilitas tidak diinginkan dan semakin tinggi tingkat kekayaan rumah tangga maka semakin cenderung untuk mengalami fertilitas tidak diinginkan.
Kemampuan wanita untuk mencegah fertilitas tidak diinginkan yang dilihat dari keoepatan wanita untuk mengalami fertilitas tidak diinginkan tidak sepenuhnya dapat dijelaskan olch pendidikan wanita karena mereka yang bcrpendidikan SMP keatas berisiko lebih cepat untuk mengalami fertilitas tidak diinginkan. Namun kecepatan wanita untuk mcngalami fertilitas tidak diinginkan lebih dapat dijelaskan oieh penurunan preferensi fertilitas dan status bekezja mereka dimana mereka yang menginginkan anak lebih sedikit berisiko lebih laznbat untuk mengalami fertilitas tidak diinginkan demikian pula mereka yang bekerja bedsiko lebih Iambat untuk mengalami fertilitas tidak diinginkan. Selain itu semakin tinggi tingkat kekayaan rumah tangga semakin bcrisiko lebih lambat untuk mengalami ferlilitas yang tidak diinginkan.

The increasing of contraceptive prevalence rate had a high contribution for sustain fertility decline in Indonesia Unfortimately, women’s control over reproduction is far from perfect, and, as a consequence, the number of unwanted reproductive events is substantial in Indonesia. If unwanted birth could be eliminated than total fertility rate in Indonesia would be 2,2 children per women rather than 2,6 children per women in 2007.
Using the Indonesian Demographic and Health Survei 2007 (IDHS 2007), this research find that women’s education is an important factor in iniluence women’s decision to have unwanted fertility. Women with lower levels of education are more likely to have unwanted fertility than women with higher education. The elfect of women’s education works through the decline of fertility preferences, which women who want large number of children are more likely to have unwanted fertility. While women’s working status and levels of household's wealth can't explain how women’s education work to women’s decision of having unwanted fertility. Which women with working status and women with higher levels of household’s wealth are more likely to have unwanted fertility.
Women's ability to avoid unwanted fertility, which in this research is from the women's speed to have unwanted fertility is clearly can’t explain by women education Women with secondary level of education are more risk to have unwanted fertility quickly than women with lower education. Women's ability are more clear to explain with the decline of fertility preferences and women's working status. Women who want large number of children are more risk to have unwanted fertility quickly and women with "not working status" are more risk to have unwanted fertility quicldy. While women with lower levels of household's wealth are more risk to have unwanted fertility quickly than women with higher levels of household's wealth.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34299
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Buraerah H. Abd Hakim
"Fertilitas ialah jumlah kelahiran hidupyang dihasilkan oleh seorang wanita selama aktifitas masa reproduksinya tetap berlangsung, dan dipengaruhi oleh beberapa faktor langsung maupun tidak langsung. Dari keempat determinan fertilitas, penggunaan kontrasepsi memberikan dampak positif, dan pengaruhnya bervariasi sehubungan dengan prevalensi "Current user". Dari data sekunder tahun 1988 menunjukkan fluktuasi pemakaian kontrasepsi di Sulawesi Selatan dan kenyataan itu secara langsung atau tidak langsung memberi konsekuensi meningkatnya tingkat fertilitas di Sulawesi Selatan terutama golongan umur 20 - 44 tahun.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder, Survey Pencapaian Program Keluarga Berencana Serta Pengaruhnya Terhadap Fertilitas di Sulawesi Selatan tahun 1988. Yang termasuk responden adalah Pasangan Usia Subur, yaitu ibu yang sejak penelitian ini dilakukan berada di dalamkeadaan status kawin dan berumur 15 -40 tahun, serta menggunakan salah satu jenis alat kontrasepsi. Dalam pengolahan dan analisa data, digunakan program SPSS, sedangkan perkiraan besarnya TFR diterapkan cara yaitu dikemukakan oleh Bongaart, yang memperhitungkan TFR langsung dari faktor-faktor yang dianggap berpengaruh. Dalam penelitian ini akan dihitung besarnya TFRuntuk empat Kabupaten serta masing-masing Kabupaten, kemudian mempelajari pola serta perubahan fertilitas sehubungan dengan perubahan dari faktor-faktor yang dianggap mempengaruhinya. Setelah itu secara khusus akan dipelajari besarnya dampak masing-masing determinan fertilitas terhadap ?Total Fecundity " ( TF ) utamanya penggunaan kontrasepsi, baik untuk empat Kabupaten maupun per Kabupaton. Dalam menentukan besarnya TFR dan faktor-faktor yang meinpengaruhinya diterapkan cara Bongaart, sedangkan pola fertilitas akan dihitung menurut umur ibu, selanjutnya perubahan fertilitas dinilai berdasarkan grafik 5 dan 6.
Dari basil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:
1. TFR untuk empat Kabupaten adalah 3,4 kelahiran perwanita, sedangkan untuk masing-masing Kabupaten adalah Jeneponto 2,9 kelahiran perwanita; Luwu 3,2 kelahiran perwanita; Barru 2,5 kelahiran perwanita; dan Bone 5,1 kelahiran perwanita.
2. Pola fertilitas menurut umur ibu untuk empat Kabupaten berbentuk hurup U terbalik, dan pola tersebut bervariasi menurut Kabupaten.
3. Tingkat fertilitas mengalami perubahan untuk tiga tahun terakhir baik untuk empat Kabupaten maupun masing-masing Kabupaten.
4. Penggunaan kontrasepsi mempengaruhi tingkat fertilitas di Sulawesi Selatan baik untuk empat Kabupaten maupun masing-masing Kabupaten.
5. Untuk masing-masing Kabupaten pengaruh tersebut bervariasi dan cenderung ditentukan oleh prevalensi current user yang ada setempat.
Dengan melihat pada keempat determinan fertilitas yang termasuk dalam rumus Bongaart maka proporsi wanita usia subur status kawin, masa tidak subur selama masa menyusui, pengaruhnya hampir merata pada semua Kabupaten, sedangkan dua determinan lainnya yaitu keguguran dan penggunaan kontrasepsi pengaruhnya bervariasi menurut Kabupaten. Disarankan bahwa untuk menekan tingkat fertilitas di Sulawesi Selatan perlu ditingkatkan penggunaan kontrasepsi secara aktif, serta mempertahankan lamanya menyusui. Perlu dilakukan penelitian yang berskala lebih luas untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi dan efektifitas penggunaannya. Bahwa metode Bongaart merupakan cara yang cukup baik dan sederhana untuk memperkirakan besarnya TFR sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuningsih
"Intensi fertilitas terkait dengan banyak faktor seperti psikologi, ekonomi, demografi dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan tipe kepribadian perempuan dan intensi fertilitas di Indonesia dengan menggunakan data hasil Indonesian Family Life Survey IFLS 2014. Dalam penelitian ini, intensi fertilitas didefinisikan sebagai keinginan untuk menambah anak lagi oleh perempuan menikah berumur 15-49 tahun pada tahun 2014. Intensi fertilitas dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu tidak menginginkan anak lagi, menginginkan tambahan satu anak dan menginginkan tambahan dua anak atau lebih.
Dengan menggunakan regresi logistik multinomial, hasilnya menunjukkan bahwa tipe kepribadian memiliki hubungan yang signifikan dengan intensi penambahan anak. Extraversion kurang cenderung untuk menginginkan tambahan anak lagi, sementara agreeableness dan openness lebih cenderung untuk menginginkan tambahan anak lagi. Selanjutnya, conscientiousness kurang cenderung untuk menginginkan tambahan dua anak atau lebih, namun tidak signifikan pada keinginan menambah satu anak. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa neuroticism tidak berhubungan signifikan dengan intensi penambahan anak.

Many factors are related to fertility intention, such as personality psychologists, economics, demography and social. This study examines to explore the association of women rsquo s personality traits and childbearing intention in Indonesia by using Indonesian Family Life Survey IFLS 2014. In this study, childbearing intention is defined as the intention to add another child by married women aged 15 49 years old in 2014. The categories of childbearing intention are not to add any child, adding one child, and adding two child or over.
Using multinomial logistic regression, the result shows that women rsquo s personality traits have significant effect on childbearing intention. Extraversion is less likely to add children, while agreeableness and openness are more likely to add children. Furthermore, conscientiousness only tends to add more than one child. This study also concludes that neuroticism has no effect on childbearing intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurni Satria
Jakarta: National Family Planning Coordinating Board , 2000
304.632 YUR r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Nurvidya Anwar
"Dalam analisis determinan fertilitas ada dua jenis pengukuran yang dipakai sebagai variabel terikat, yaitu fertilitas kumulatif dan fertilitas current. Analisis fertilitas dengan menggunakan fertilitas kumulatif sebagai variabel terikat telah banyak dilakukan di Indonesia. Namun, pemakaian variabel ini dapat menyembunyikan suatu hubungan yang sebenarnya karena masalah urutan waktu kejadian antar variabel yang digunakan. Sedangkan analisis yang menggunakan fertilitas current bisa dipandang sebagai suatu hubungan kausal yang lebih baik. Sayangnya, analisis semacam ini masih jarang dilakukan.
Berkaitan dengan kedua jenis pengukuran tersebut terdapat dua kegiatan yang dilakukan dalam tesis ini, pertama studi pustaka mengenai analisis fertilitas dengan menggunakan fertilitas kumulatif. Studi ini dilakukan secara mendalam yang tidak terbatas pada analisis yang telah ada melainkan juga dengan analisis tambahan sehubungan tersedianya data yang Baru. Selain itu juga studi pustaka mengenai analisis fertilitas dengan fertilitas current yang jumlahmya terbatas.
Kegiatan kedua yaitu analisis determinan fertiiitas di Indonesia dengan menggunakan pendekatan proximate determinant yang dipengaruhi oleh variabel sosial ekonomi. Dalam pendekatan ini, proximate determinant merupakan variabel antara yang langsung berpengaruh terhadap fertilitas. Sedangkan variabel sosial ekonomi mempengaruhi fertilitas melalui dampaknya pada proximate determinant. Dalam hal ini fertilitas diukur sebagai fertilitas current.
Penelitian ini menggunakan data Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1991, dan merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan Ananta et al (1991). Dengan data yang tersedia memungkinkan beberapa modifikasi dapat dilakukan. Modifikasi tersebut terdapat pada model statistik, pengu-kuran proximate determinant dan pemilihan sampel yang dipakai.
Suatu rangkaian model statistik digunakan sehingga memungkinkan menganalisis dampak proximate determinant terhadap fertilitas dan dampak variabel sosial ekonomi pada proximate determinant. Serta model untuk menguji apakah variabel sosial ekonomi mempengaruhi fertilitas melalui proximate determinant yang dipakai atau tidak."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>