Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kurniawan Suriya
Abstrak :
Ruang lingkup: Benzena, bahan kimia yang berdampak negatif terhadap kesehatan dalam jangka panjang, pada saat ini masih banyak digunakan di industri percetakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, pendidikan, status kawin, masa kerja, kebiasaan merokok dan lokasi kerja di lingkungan terpajan benzena dengan tingginya fenol urin. Metodologi: Penelitian ini menggunakan disain krosseksional dan melakukan perhitungan Odd Ratio ( OR ), untuk itu digunakan metode kasus-kontrol. Sebanyak 65 subjek penelitian didapat yang terdiri atas 32 dari lingkungan kerja terpajan tinggi dan 33 dari lingkungan kerja terpajan rendah. Data diperoleh dengan Cara wawancara terstruktur, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan sampel urin yang dikumpulkan setelah 8 jam kerja. Hasil penelitian: Kadar uap benzena di lingkungan kerja terpajan tinggi lima kali lebih tinggi dari NAB yang ditetapkan, sedangkan di lingkungan kerja terpajan rendah < 1/10 NAB. Penelitian ini tidak menemukan adanya hubungan bermakna ( p = 0,485 ) antara pajanan uap benzena dengan peningkatan kadar fenol urin. Hanya dua responden dari kelompok terpajan rendah mempunyai kadar normal fenol urin. Kesimpulan: Tidak terbukti adanya hubungan yang bermakna antara peningkatan kadar fenol urin pekerja di lokasi kerja dengan faktor-faktor umur, pendidikan, status kawin, masa kerja, dan kebiasaan merokok. Pajanan terjadi tidak hanya di lokasi kerja terpajan tinggi tapi juga di lokasi kerja terpajan rendah, Walaupun kadar uap benzena di lingkungan kerja terpajan rendah < 1 ppm , kadar fenol urin pekerja di lokasi tersebut rata-rata di atas normal. Karena tingginya kadar uap benzena di lingkungan kerja, manajemen perusahaan perlu menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Hal ini perlu diperhatikan oleh Hiperkes, Dinas Kesehatan, Departemen Tenaga Kerja, Departemen Kesehatan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan K3 untuk mencegah dan mengurangi dampak negatif jangka panjang pada pekerja di percetakan tersebut.
Analysis of The Relationship of Urinary Phenol With The Exposure of Benzene Volatile on The Workers at a Printing Company in JakartaScope: Benzene, a chemical substance which has long-term negative impacts on health is still widely used in printing industry. The goal of this study is to find the relationship between age, education, marital status, working period, smoking habit and workplace at the environment exposed to benzene with the increase of urinary phenol. Methodology: This study used cross sectional design. Since Odd Ratio (OR) was also calculated, case-control method had been used. A total number of 65 respondents consisting of 32 workers worked at high-exposed workplace and of 33 workers worked at low-exposed workplace. The data were obtained from structured interview, physical examination and test of urine collected after 8 working-hours. Results: Benzene volatile at the high-exposed workplace is fivefold higher than TLV (threshold limit value), meanwhile at the low-exposed one is less than 1110 of TLV. This study did not find a significant relationship ( p = 0,485 ) between exposure of benzene volatile with the increase of urinary phenol. Only two respondens of low-exposed workplace have normal urinary phenol Conclusion: No relationship was found between the increase of urinary phenol with workplace and all those factors mentioned above. The exposure happened not only at high-exposed but also low-exposed workplace. Although the benzene-volatile at low-exposed workplace is less than 1 ppm, the average of workers' urinary phenol is above normal ( 28,39 mg/1) Due to high exposure of benzene volatile at workplace, the management of this printing industry should apply the Occupational Health and Safety. This should also be noticed by the Industry Hygiene and Occupational Health, Health Service, Departement of Workers, Departement of Health, Departement of Industry and Trade and Occupational Health and Safety to prevent and decrease long-term negative impacts on workers at this company.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T12384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummyatul Hajrah
Abstrak :
ABSTRAK
Pada proses produksi alas kaki, lem sering digunakan sebagai bahan perekat yang mengandung benzena. Benzena telah ditetapkan sebagai bahan karsinogen pada manusia dimana jalur pajanan utama melalui inhalasi.Pajanan benzena terhadap tubuh mempunyai dampak yang sangat buruk pada kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi tingkat risiko kesehatan pekerja menurut pajanan benzena udara di lingkungan kerja dan mengetahui gambaranintake non karsinogen dan intakekarsinogen pajanan benzena terhadap gejala gangguan pernapasan pekerja. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dan pendekatan analisis risiko pada pekerja di empat industri alas kaki informal di Desa Pagelaran, Ciomas, Bogor pada Agustus ndash; September 2017. Jumlah sampel sebanyak 96 pekerja yang diperoleh dengan metode purposif sampling. Sampel udara sebanyak 12 titik untuk mengukur konsentrasi benzena di dalam ruang kerja yang diukur dengan alat perangkap udara dan instrument Gas Chromatography GC . Data pekerja diperoleh melalui wawancara, pengukuran tinggi badan denganmicrotoise dan berat badan menggunakan alat timbangan. Hasil penelitian menujukkan 21pekerja memiliki risiko kanker ECR>1?10-4 dan11 pekerjamemiliki risiko non kanker real time RQ
ABSTRACT
In the production process of footwear, glue is often used as an adhesive material containing benzene. Benzene has been established as a carcinogenic substance in humans where the main exposure pathway is through inhalation. Benzene exposure to the body has a very bad impact on healtuat h. This study aims to estimate the level of occupational health risk by exposure to benzene in the work place and to know the scope of non carcinogenic intake and carcinogen intake of benzene exposure against respiratory symptoms. This study uses cross sectional study design and risk analysis approaches to workers in four informal footwear industries located in Pagelaran, Ciomas, Bogor in August to September 2017. The total sample is 96 workers obtained by purposive sampling method. Air samples of 12 points to measure benzene concentrations in the workspace as measured by air trapping device and Gas Chromatography GC instrument. Workers data obtained through interviews, measurements of height with microtoise and weight using the instrument weighing scale. The results showed 21 workers had cancer risk ECR 1 10 4 and 11 workers had non cancer risk real time RQ
2018
T49669
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliga Setyawati
Abstrak :
Dalam penelitian ini, reaksi alkilasi benzena dengan asam lewis AlCl3 menggunakan diklorometana sebagai electrophilic agent dan cairan ionik sebagai katalis. Asam lewis AlCl3 didikombinasikan dengan cairan ionik membentuk katalis cairan ionik asam. Katalis cairan ionik asam dibuat dengan perbandingan mol [bmim]Cl/AlCl3 1:1,8. Katalis ini dikarakterisasi dengan FTIR. Hasil karakterisasi menunjukan serapan =CN pada 1340,53 cm-1 dan serapan C?Cl pada 752,24 cm-1. Selain itu, katalis AlCl3 dan [bmim]Cl/AlCl3 diimpregnasi ke dalam silika gel untuk membentuk AlCl3-silika gel dan [bmim]Cl/AlCl3-silika gel. Hasil karakterisasi katalis ini dengan FTIR menunjukan serapan Si-O-Si pada 1083,99 cm-1 dan serapan Si-O-Al pada 418,12 cm-1. Reaksi Alkilasi dilakukan dengan variasi waktu dan suhu. Produk reaksi dianalisis dengan GC dan menunjukan persen konversi benzena dengan waktu reaksi 3 jam masing-masing sebesar 27,04% pada suhu 30°C menggunakan katalis AlCl3 dan 24,64 % pada suhu 10°C menggunakan katalis cairan ionik asam. Konversi dengan AlCl3-silika gel menunjukan konversi benzena sebesar 21,42% dan 0% menggunakan katalis [bmim]Cl/AlCl3-silika gel. Identifikasi produk dilakukan dengan GC-MS dan menunjukkan terbentuknya benzil klorida sebagai produk intermediet. ......In this study, the alkylation reaction of benzene with Lewis acid AlCl3 was conducted using Dichloromethane as the electrophilic agent and ionic liquid [bmim]Cl as catalyst. The Lewis acid AlCl3 was combined with [bmim]Cl to produce acidic ionic liquid, which was prepared by a fixed molar ratio of [bmim]Cl/AlCl3 1:1,8. This acid catalyst was characterized by FTIR. The FTIR spectrum showed the absorption band of =CN at 1340,53 cm-1 and C?Cl absorption band at 752,24 cm-1. In addition, AlCl3 and [bmim]Cl/AlCl3 catalysts were impregnated into silica gel to produce AlCl3-silica gel and [bmim]Cl/AlCl3-silica gel. The FTIR spectra showed the absorption of Si-O-Si at 1083,99 cm-1 and Si-O-Al absorption at 418,12 cm-1. The alkylation reactions were carried out by varying the reaction time and the reactions temperature. The reaction products were analyzed by GC and showed the percentage conversion of benzene in 3 hours were respectively 27,04% at 30°C using AlCl3 catalyst and 24,64 % at 10°C using [bmim]Cl/AlCl3 catalyst. Meanwhile the conversion with AlCl3-silica gel catalyst showed the benzene conversion of 21,42% and 0% using [bmim]Cl/AlCl3-silca gel catalyst. The products identification were conducted by GC-MS and showed benzyl chloride compound as the intermediate product.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1400
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Handoyo
Abstrak :
Sumber utama pencemaran perkotaan adalah transportasi. BTX (Benzene, Toluene dan Xylene) adalah merupakan agen pencemar polutan udara kegiatan transportasi yang berbahaya bagi kesehatan. Petugas pintu tol merupakan kelompok berisiko tinggi terpajan BTX. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) bertujuan untuk mengetahui besarnya risiko kesehatan akibat pajanan BTX pada petugas pintu tol kebun jeruk Jakarta barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bagian gardu pintu tol rata-rata konsentrasi (mean+SD) benzena sebesar 0,00167+0,000056 mg/m3, Toluena sebesar 0,00124+0.000049 mg/m3 dan Xylena sebesar 0,00147+0,000063 mg/m3 sedangkan pada kantor administrasi konsentrasi tidak terdeteksi oleh alat (Method Detection Limit). Rata-rata RQ benzene 0,007, toluene 0,00003 dan xylene 0,002 pada petugas tol lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata RQ benzene 0,002, toluene 0,00001 dan xylene 0,007 petugas administrasi. Kesimpulan bahwa risiko nonkarsinogenik BTX semua pekerja memiliki RQ≤1. Risiko kesehatan nonkarsinogenik dan karsinogenik untuk seluruh pekerja di gerbang pintu tol kebun jeruk pada saat ini belum menunjukkan adanya risiko. Namun demikian, tindakan pencegahan tetap perlu dilakukan dalam rangka pengendalian risk agent tersebut di masa yang akan datang. ...... The main sources of urban pollution is transportation. BTX (Benzene, Toluene and Xylene) is an air pollutant pollutant agent transport activities that are harmful to health. Worker in toll gate is high risk groups exposed to BTX. Design of this study is cross-sectional with Environmental Health Risk Analysis approach to determine the magnitude of health risks due to exposure to benzene, toluene and xylene in the Kebun Jeruk toll gate, west Jakarta. The results showed that at the toll collectors average concentration (mean+SD) was : benzene 0.00167+0.000056 mg/m3, toluene 0.00124+0.000049 mg/m3 and xylene 0.00147+0,000063 mg/m3. while at the administrative office was not detected (Minimum Detection Limit). The average RQ collector workers of benzene was 0.007, toluene was 0.00004, xylene was 0.002, & At administrative officer RQ of benzene was 0.002, toluene was 0.00001, xylene was 0.0006 lower than the average of worker toll gate. In conclusion, the risk of all workers have the RQ ≤ 1. Noncarcinogenic and carcinogenic health risks to all workers at the kebun jeruk toll gate at this point have not shown any risk yet. Nevertheless, protections is needed in order to control the risk of the agent in the future.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joesri Djamaloeddin
Abstrak :
ABSTRAK Berbagai cara untuk mengetahui derajat keterpaparan uap benzene yang dapat mengganggu kesehatan manusia, salah satunya adalah dengan kadar fenol dalam urine sebagai indikator, terutama pada para pekerja yang sehari harinya kontak dengan bahan ini. Penelitian dengan pendekatan cross sectional ini, bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana keterpaparan fenol dalam uap benzene. Hasil wawancara dan pemeriksaan kadar fenol dalam urine di laboratorium FKM Ul terhadap 57 responden yang bekerja di SUPPDN Pertamina Palembang, Balik Papan, Semarang dan Surabaya menunjukkan kadar urine rata-rata 9,333 mg/liter. Kisaran yang didapat terendah 1,354 mg/liter, tertinggi 61,351. Dari nilai ini diketahui bahwa 43 orang (75,4%) kadar fenolnya dibawah 10 mg/liter masih dalam batas normal, dan 14 orang (24,6 %) diatas l0 mg/liter dianggap sudah terkena pemaparan uap benzene. HasiI analisis bivariat, dari 5 variabel yang dijadikan model, hanya 2 variabel yang bermakna yaitu lama kerja dengan kadar fenol dalam urine (p=0,000) dan penggunaan alat pelindung dengan kadar fenol dalam urine (p=0,000). Analisa multivariat dari ketiga variabel yang menjadi model tidak ada satupun menunjukkan hasil yang bcrmakna p hitung > p=0,05. Studi ini membuktikan bahwa ada perbedaan lama kerja dan penggunaan alat pelindung faktor yang dapat mengurangi pemaparan para pekerja dari uap benzene. Maka sebagai saran untuk mengantisipasi terhadap pemaparan uap benzene yang berbahaya ini perlu dilakukan usaha antara lain, memindahkan karyawan yang telah bekerja lebih dari 5 tahun ketempat lain, untuk memulihkan kesehatannya kembali. Penggunaan alat-alat pelindung dengan baik dan benar secara lengkap ketika sedang bekerja dan mengganti alat alat pelindung yang sudah tidak layak digunakan. Pemeriksaan kesehatan secara berkala pada karyawan untuk mencegah terjadi kelainan dan penyakit akibat pemaparan benzene serta pemantauan kadar benzene dalam udara ditempat kerja minimal 3 bulan sekali.
ABSTRACT There are various ways to detect benzene vapor exposure that jeopardize the human health. One is through indicator to ensure the content of phenol level in urine, especially among employees who have a direct daily contact to this chemical. Research through cross sectional approach is targeting to detect how far their (employees) exposure of benzene vapor. Interview and checking phenol content In urine of 57 respondents working at the SUPPDN Pertamina Palembang, Balikpapan, Semarang and Surabaya at the laboratory of FKM UI shows that the average phenol content is 9.333 mg/liter. The lowest content is 1.354 mg/liter and the highest 61.351 mg/liter. It is detected that phenol content of 43 people (75.4%) is under 10 mg/liter and below the normal limit, and 14 others (24.6%) above 10 mg/liter and considered exposed to benzene vapor. Bivariate analysis shows that there are only 2 from 4 model variables which are meaningful. I.e. working period and phenol content in urine (df 1 p=0.000) and the use of protecting tools with phenol content in urine (df 1 p=0.000). Multivariates analysis of the 3 variables shows no meaningful result of p count > p=0,05. The study proves that the difference of working period and using the protecting instruments can reduce the exposure of employees toward benzene vapor. To anticipate the exposure of hazardous benzene vapor, we suggest to do several acts such as: relocating employees who have been working for 5 years to another locations to get them recovered; utilizing protecting Instruments well when working and replacing the damaged or out of date ones; regular general check-up to prevent abnormality and sickness caused by benzene level: and monitoring of benzene content in working area per 3 months minimally.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukardi
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas Pajanan Penanganan Bahan Kimia Berbahaya Beracun (B3) Benzene dan xylene pada Divisi Industrial Chemical Specialties PT Clariant Indonesia. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pajanan Benzene dan xylene serta untuk mengetahui upaya pengendalian yang sudah dilakukan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Data dikumpulkan dengan membagikan kuesioner terbuka dan melakukan pengukuran langsung dengan metode personal active sampling untuk mengetahui kadar Benzene dan xylene di tempat kerja . Hasil penelitian menyarankan bahwa karyawan perlu meningkatkan kesadaran dalam menggunakan alat pelindung diri pada saat bersinggungan dengan bahan kimia B3. Perusahaan perlu melakukan review terhadap PPE management khususnya respirator. Perusahaan juga perlu meningkatkan program preventive maintenance terhadap sarana dan prasarana yang terkait dengan penanganan bahan kimia Benzene dan xylene.
ABSTRACT
The focus of this study is the exposure assessment of handling Dangerous Goods benzene and xylene in Industrial Chemical Specialties Department at PT ABCIndonesia. The purpose of this study is to analyze the exposure of benzene and xylene also to evaluate the control programs of dangerous chemical exposure. This study is a qualitative research with descriptive interpretive. The data were collected by open questionnaires and environment monitoring by personal sampling method to ensure the level of air quality. From the results, the researcher suggests that workers need to increase awareness regarding personal protective equipment used especially when handling dangerous goods chemicals. Company also has to improve management of personal protective equipment which involved all workers who contact with dangerous chemicals. Company also has to improve preventive maintenance programs to equipments related with handling benzene and xylene
2016
T46248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hondli Putra
Abstrak :
Benzena adalah salah satu zat yang bersifat toksik dan mudah menguap yang dikenal dengan Volatile Organic Compounds VOCs . Benzena dapat menyebabkan kanker dan leukemia. Salah satu biomarker benzena dalam tubuh untuk lingkungan udara ambien adalah S-Phenylmercapturic Acid S-PMA . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi benzena di udara dan konsentrasi S-PMA dalam urin serta hubungan antara keduanya. Perlu juga di ketahuinya kekuatan hubungan antara konsentrasi S-PMA dengan variabel umur, lama pajanan, status merokok, transportasi sekolah, garasi kendaraan dan penggunaan masker. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain studi potong lintang cross sectional . Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Kota Bandung pada bulan Mei 2017. Jumlah sampel sebesar 33 sampel murid kelas VIII dengan pemilihan sampel adalah acak sederhana. Konsentrasi benzena diukur dengan teknik gas kromatografi metode NIOSH 1501 dan S-PMA di ukur dengan metode LC-MS/MS. Hasil pengukuran didapatkan konsentrasi benzena di udara tidak terdeteksi < 0,092 ppm pada 10 titik pengukuran. Rata-rata konsentrasi S-PMA pada urin siswa yaitu sebesar 1,39 g/g kreatinin. Tidak ada hubungan antara konsentrasi benzena dengan konsentrasi S-PMA di urin. Kekuatan hubungan antara konsentrasi S-PMA dalam urin dengan variabel umur, lama pajanan, status merokok, transportasi sekolah dan penggunaan masker dapat digambarkan dengan persamaan regresi linier: Kadar S-PMA = 1,646 ndash; 0,179 lama pajanan 0,337 status merokok 0,596 transportasi 1,021 penggunaan masker ndash; 0,108 umur. Variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap penentuan peningkatan konsentrasi S-PMA di urin adalah penggunaan masker diperoleh p value = 0,040 artinya secara statistik ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan masker dengan peningkatan konsentrasi S-PMA. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar memperhatikan metode pengukuran benzena ke tingkat yang lebih rendah ppb.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranti Ekasari
Abstrak :
Industri sepatu merupakan salah satu industri informal yang semakin berkembang di Indonesia. Proses pembuatan sandal/sepatu menggunakan bahan kimia yaitu benzena pada proses pengeleman. Pajanan benzena akan mengakibatkan masalah pada sistem hematopoetik yang menyebabkan penurunan kadar hemoglobin. Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi hubungan benzena di dalam tubuh melalui pengukuran biomarker SPhenylmercapturic Acid (S-PMA) terhadap kadar hemoglobin pekerja bengkel sandal/sepatu di Desa Sukajaya. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yang dilaksanakan pada Maret-Mei 2018. Jumlah sampel sebanyak 73 pekerja dengan metode total sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa pekerja dengan umur >29 tahun berisiko 1,76 kali, memiliki riwayat infeksi berisiko 1,51 kali, IMT tidak normal berisiko 1,51 kali, masa kerja >5 tahun berisiko 1,01 kali, dan durasi >11 jam berisiko 1,04 kali memiliki kadar hemoglobin <14 g/dL. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa pekerja dengan konsentrasi S-PMA tinggi (>1,53 µg/g kreatinin) berisiko 1,84 kali lebih besar memiliki kadar hemoglobin <14 g/dL dibandingkan pekerja dengan konsentrasi S-PMA rendah (< 1,53 µg/g kreatinin) setelah dikontrol variabel umur, kebiasaan olahraga, dan jenis pekerjaan. Perlu dilakukan pengendalian risiko di tempat kerja dengan membatasi jam kerja, pengaturan ruang kerja, dan menerapkan pelarangan merokok di ruang kerja. ...... The shoe industry is one of the growing informal industries in Indonesia. The process of making sandals/shoes used a chemical benzene in the process of sizing. Benzene exposure will caused problems in the hematopoetic system that caused a decrease in hemoglobin levels. This study aimed to identify benzene relationship in the body through measurement of S Phenylmercapturic Acid (S-PMA) biomarker on hemoglobin level of sandals/shoes workshop workers in Sukajaya Village. This study used crosssectional study conducted in March-May 2018. The number of sample was 73 workers with total sampling method. The results of the analysis showed that workers with age> 29 years were at risk 1.76 times, had a history of infection at risk 1.51 times, Body Mass Indices (BMI) was not normal at risk 1.51 times, working period > 5 years at risk 1.01 times, and working hours > 11 hours at risk of 1.04 times having hemoglobin <14 g/dL. The results also showed that workers with high S-PMA concentrations (> 1.53 μg / g creatinine) were 1.84 times more likely to have hemoglobin <14 g/dL than those who had low S-PMA concentrations (<1.53 μg/g creatinine) after controlled by age, exercise, and type of work variables. Risk control in the workplace is required by limiting of working hours, arranging working space, and applying smoking ban in the workplace.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Erica Celiawaty
Abstrak :
Benzene bersifat toksik dan karsinogenik yang ditemukan dalam proses operasional Kilang Paraxylene di PT. X. Dalam proses kerjanya, pekerja terpajan benzene sehingga dilakukan analisa pajanan benzene terhadap pekerja. Desain penelitian adalah analisa kuantitatif dengan metode potong lintang dari data sekunder perusahaan. Variabel penelitian meliputi konsentrasi personal benzene, kadar SpMA, usia, masa kerja, status gizi, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, shift kerja, durasi pajanan per hari dan penggunaan APP dari 64 pekerja. Konsentrasi personal benzene diukur pada breathing zone pekerja berkisar antara 0,02 sd 0,44 ppm. Sebanyak 28 pekerja (43,75%) memiliki kadar SpMA melebihi IPB ACGIH 2021 (25 µg/g kreatinin), UCL 1,95% di semua SEG melebihi IPB, berarti ada ketidakyakinan sebesar 95% bahwa kadar SpMA pekerja Kilang Paraxylene tidak melebihi IPB. Uji korelasi pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi personal benzene dengan kadar SpMA, p=0,195. Hasil uji statistic menemukan adanya hubungan signifikan antara kadar SpMA dengan masa kerja, p=0,04. Kadar SpMA hanya menggambarkan metabolit di tubuh namun tidak dapat memberikan rute pajanan. Penelitian lanjutan diperlukan untuk menganalisa dampak pajanan benzene pada pekerja yang melebihi durasi aman pajanan benzene pada PT. X. ......Benzene is presence in routine operational activities of Paraxylene Refinery Unit in PT. X. The process exposed the worker to benzene. Hence, the need to analyze its exposure to the workers. The study design was quantitative analysis with cross sectional design by analyzing secondary data. The variables studied were personal benzene, SpMA level, age, length of work, BMI, smoking habit, alcohol consumption, shift/non shift, length of exposure per day, and use of PPE from the sampel of 64 workers. The result showed personal benzene concentrations measured in the breathing zone are below the recommended exposure limit (NAB Permenaker No 5/2018: 0,5 ppm), 28 respondents (43,75%) had SpMA level above the value of BEI ACGIH 2021 (25 µg/g kreatinin ), UCL 1,95% of all SEG is higher than BEI meaning there is 95% inconfident that benzene concentrations in the breathing zones are below the standard. There is no correlation between personal benzene concentrations and SpMA p=0,195. There is a significant correlation between length of work with SpMA level, p=0,04. SpMA is useful in determining benzene exposure even in low level exposure however it does not recognize where benzene is coming from. Implementation of work rotation and benzene awareness need to be improved. Further study should be conducted to analyze risk of cancer to worker who has been exposed to benzene longer than the safe duration of exposure in PT. X.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5   >>