Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zainal C. Airlangga
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang dinamika lembaga kemahasiswaan di kampus Universitas Indonesia (UI) sepanjang tahun 1986 - 1992. Sebagian besar penelitian ini menguraikan penyikapan mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah yaitu Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad Hasan, No.0457/1990 (SK.0457), tentang Panduan Umum Organisasi Kemahasiswaan. SK ini bermaksud antara lain untuk menghidupkan kembali organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas, yaitu dengan konsep Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT). Namun dalam penerapannya, kebijakan SK. 0457 (SMPT) ini mendapat penolakan dari mahasiswa melalui Forum Komunikasi Mahasiswa UI (Forkom UI) karena SK tersebut dianggap tidak memenuhi aspirasi mahasiswa. Forkom UI sendiri merupakan wadah informal yang dibentuk pada tahun 1986 dengan beranggotakan para ketua SM dan BPM fakultas. Skripsi ini juga menguraikan tentang perubahan sikap Forkom dari penolakan menjadi penerimaan SK.0457. Dari telaah sumber diketahui bahwa perubahan sikap Forkom UI ini disebabkan adanya proses negosiasi dan sejumlah pertemuan antara Forkom UI dengan pimpinan UI untuk mencapai kesepakatan yang kemudian dituangkan dalam ?Memorandum SMUI. Dengan dasar memorandum inilah, Forkom UI bersama pimpinan UI berperan penting dalam pembahasanpembahsan SK.0457 sampai dengan terbentuknya SMUI yang disahkan melalui SK Rektor No. 121/1992.
This study discusses the dynamics of institutions in the campus Student, University of Indonesia (UI) during the year 1986 - 1992. Most of this research penyikapan students construe the policy against the government decree from the Minister of Education and Culture, Fuad Hasan, No.0457/1990 (SK.0457), General Organization of the Student Guide. This policy means, among others, to revive the organization in the university level Affairs, the Student Senate with the concept of Universities (SMPT). But in its application, the policy SK. 0457 (SMPT) this rejection of the students get through the UI Student Communication Forum (Forkom UI) because the policy is not considered to meet the aspirations of students. Forkom UI itself is a vessel that was formed informally in 1986 with the chairman of the BC faculty and BPM. This study also decompose the change of attitude of rejection Forkom a reception SK.0457. Assessment of the source is known that changes attitudes Forkom UI is due to the negotiation process and a number of meetings between leaders Forkom UI with the UI to reach an agreement, which was then poured in the "Memorandum SMUI. With this basic morandum, together with leaders Forkom UI UI plays an important role in the discussion-pembahsan SK.0457 up with the SMUI that passed through the Rector's Decree no. 121/1992.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12636
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dias Syeh Tarmidzi
Abstrak :
ABSTRAK
Prestasi akademik dipengaruhi faktor internal dan eksternal mahasiswa termasuk variabel kepribadian. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan mengidentifikasi hubungan antara tipe kepribadian ektrovert dan introvert dengan prestasi akademik mahasiswa. Sampel pada penelitian ini berjumlah 107 mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia dari setiap program studi. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling. Hasil uji kolomogorov-smirnov menunjukkan faktor tidak adanya hubungan antara tipe kepribadian ekstrovert dan introvert dengan prestasi akademik (p value 0,885; α= 0,1). Saran bagi penelitian selanjutnya adalah menyertakan faktor lain yang mempengaruhi prestasi pencapaian belajar sehingga terlihat pengaruh dari setiap faktor lain tersebut.
Abstract
Accademic achievement influence by internal and external factors include personality. This study uses descriptive correlative design that aims to identify the relationship between personality types and introvert ektrovert with student academic achievement. Samples in this study amounted to 107 students from the Faculty of Engineering, University of Indonesia study program. Sampling technique used was stratified random sampling. The results of kolmogorovsmirnov test showed no relationship between the factors of personality types extrovert and introvert with academic achievement (p value 0.885; α= 0.1). Suggestions for future research is to include other factors that influence the achievement of learning achievement so that the visible effects of each factor.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43436
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melok Roro Kinanthi
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak henti-hentinya dihadapkan pads berbagai macam masalah. Individu yang memiliki karakteristik kepribadian tertentu tampaknya mampu mengatasi dan beradaptasi dengan masalah yang dihadapinya tanpa hams terkena dampak negatif dad hal tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal ini adalah problem solving appraisal yang dimiliki individu, yaitu bagaimana individu menilai kemampuan dirinya dalam menyelesaikan suatu masalah. Hasil penelitian menunjukan adanya korelasi antara ketrampilan individu dalam memecahkan masalah yang dihadapi dengan simtom -simtom depresi, kenutusasaan, ataupun ide bunuh diri.

Corey (1977) mengemukakan setiap psikolog memiliki blind spot, dimana masing-masing memiliki masalah pribadi yang belum terselesaikan, yang kemungkinan akan mempengaruhi efektivitas psikolog dalam menjalankan tugasnya. Gunarsa (2001) mengajukan pertanyaan: apakah seorang psikolog yang sedang memiliki masalah di dalam kehidupan pribadinya sendiri dapat membantu orang lain mengatasi masalah pules?

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran problem solving appraisal pads mahasiswa Magister Profesi Psikologi Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan instrumen problem solving inventory yang diformulasikan oleh Heppner sebagai alat untuk mengetahui penelaian individu terhadap kemampuan dirinya dalam menyelesaikan masalah. Pendekatan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Selain itu, pendekatan kualitatif jugs diperlukan dalam mengolah data pendukung berupa hasil wawancara subyek tertentu. Subyek penelitian ini berjumlah 43 orang yaitu mahasiswa Magister Profesi Psikologi Universitas Indonesia yang telah atau sedang menempuh mass Mayor Praktik-Institusi.

Teknik sampling yang digunakan adalah insidental sampling dimana subyek diambil berdasarkan ketersediaan dan kemudahan (Guilford & Fruchter, 1987).

Metode validitas yang digunakan adalah construct validity melalui teknik internal consistency dan menggunakan rumus pearson product moment.

Metode validitas yang digunakan adalah construct validity melalui teknik internal consistency dan menggunakan rumus pearson product moment. Uji reliabilitas dilakukan melalui pendekatan single form reliability dengan menggunakan rumus koefisien cronbach alpha.

Basil uji validitas dan reliabilitas menunjukkan mayoritas item pads alat ukur ini rnemiliki koefisien validitas yang cukup memuaskan yaitu r > 0,2. Hanya lima item yang koefisien validitasnya r < 0,2 (yaitu item no.4, 7, 8, 15, dan 32). Sementara itu reliabilitas yang dihasilkan juga cukup memuaskan (a = 0,8578).Wawancara yang dilakukan kemudian terhadap reponden dengan skor terendah dan responden dengan skor tertinggi menunjukan adanya perbedaan problem solving appraisal yang signifikan diantara keduanya. Dengan demikian dapat disimpulkan item-item yang ada telah telah benar-benar mengukur konstruk yang ada di tiap-tiap kategori serta cukup dapat menunjukkan perbedaan antar subyek pads aspek yang diukur.

Adapapun gambaran problem solving appraisal mahasiswa Magister Profesi Psikologi Universitas Indonesia yang menjadi sampel penelitian ini adalah: sebanyak 11 responden (25,58%) memiliki skor total Problem Solving Inventory kategori rendah. Dengan demikian, individu tersebut memiliki penilaian yang positif terhadap kemampuan mereka dalam menyelesaikan suatu masalah. Sebanyak 29 orang (67,44%) memperoleh skor total Problem Solving Inventory kategori menengah.

Hal ini berarti individu yang bersangkutan menilai kemampuan diri mereka berada pada tingkatan rata-rata dalam menyelesaikan suatu permasalahan secara efektif. Hanya 3 responden (6,98%) yang memiliki jumlah skor keseluruhan Problem Solving Inventory yang tergolong tinggi. Hal ini menunjukan mereka memiliki penilaian yang negatif terhadap kemampuan mereka dalam memecahkan suatu masalah secara efektif.

Diperlukan revisi terhadap penulisan kelima item yang memperoleh koefisien validitas r < 0,2, untuk selanjutnya dapat pula dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji kembali item-item yang telah direvisi tersebut. Secara umum, alat ukur Problem Solving Inventory menghasilkan validitas dan reliabilitas yang cukup baik, sehingga peneliti menyarankan penggunaan alat ukur ini dalam bidang klinis.
2007
T17829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library