Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Tajudin
"Penetapan tarif Unit Kamar Bedah (UKB) di Rumah Sakit Islam Jakarta Timur (RSIJT) tanpa menggunakan perhitungan biaya satuan yang benar dapat mengakibatkan kerugian pihak Rumah Sakit. Pada unit pelayanan yang produknya beragam (heterogen) seperti UKB perlu dilakukan analisis biaya di tiap golongan karena pemakaian yang bervariasi untuk bahan medis, alat kesehatan dan lama operasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran penetapan tarif yang lebih realistis berdasarkan biaya satuan di UKB. Penelitian ini merupakan penelitian operasional yang bersifat deslaiptif. Metode analisis biaya yang digunakan adalah dengan memberikan pembobotan (relative value unit) pada setiap golongan operasi yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu golongan operasi kecil, sedang, besar dan khusus. Untuk setiap kelompok dipilih satu jenis operasi yang dapat mewakili.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya satuan di masing-masing golongan operasi adalah Rp.770.830 untuk operasi kecil, Rp.835.304 untuk operasi sedang, Rp.1.035.938 untuk operasi besar dan Rp.1.651.445 untuk golongan operasi khusus.
Penelitian ini juga membuat simulasi tarif yang dihitung menurut kelas perawatan. Hasil simulasi tarif bila memperhitungkan semua komponen biaya (full cost) ternyata lebih tinggi dari tarif yang berlaku sekarang. Sebagai contoh untuk operasi kecil di kelas VIP sebesar Rp.1.510.827 sedangkan tarif yang saat ini berlaku adalah Rp.850.000. Dibanding tarif Rumah Sakit pesaing, tarif di RSUT lebih rendah. Akhirnya penelitian ini ditutup dengan saran agar RSIJT hendaknya melakukan evaluasi terhadap tarif operasi yang berlaku saat ini.

Analysis of Price Setting of Surgical Unit at Rumah Sakit Islam Jakarta-East Jakarta in the Year 2000Price setting of surgery unit without computation of unit cost will lead loss to the hospital. Therefore, in a service unit producing various products needs to be supported by proper cost analysis.
The study was aimed to get more realistic description of price computation and price setting in a Surgical Unit. This research was a descriptive operational research using relative value unit technique as method of unit cost computation for every group of surgery, which divided into 4 (four) groups i.e. minor surgery, middle surgery, major surgery, and special surgery. For each surgery group was picked one of surgeries that represented its group.
The finding of this research showed that unit cost of every group of surgery was as follows: minor surgery was Rp 770.830,-, middle surgery was Rp 835.304,-, major surgery was Rp 1.035.938,-, and special surgery was Rp 1.651.445,-.
This study also conducted tariff simulation that computed according to type of inpatient class. The finding of this simulation which including full cost revealed that tariff for every group of surgery was higher than the existing tariff in the hospital. For example, the tariff for minor surgery in VIP class was Rp 1.510.827,-while the existing tariff was Rp 850.000,-. In comparison to the tariff applied in the hospital's competitors, the tariff applied in Rumah Sakit Islam Jakarta was lower.
Based on the above-mentioned findings, it is suggested to Rumah Sakit Islam Jakarta to conduct the evaluation for surgery tariff.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 9269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Rini Puji Lestari
"Penyalahgunaan hak terhadap pasien selaku konsumen dapat terjadi tanpa dirasakan oleh pihak rumah sakit, apalagi bila konsumen tidak mengungkapkan keluhan atau kekecewaan secara formal. Meskipun tidak dipermasalahkan, penyalahgunaan hak ini secara hakikatnya adalah masalah. Kita tidak dapat membiarkan suatu penyimpangan terjadi terus menerus, karena sekali terjadi ia akan merusak kebaikan-kebaikan yang sudah diupayakan (mempengaruhi image positif di masyarakat).
Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan hak dan kewajiban pasien serta faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pemenuhan hak dan kewajiban pasien di ruang rawat Inap. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) pada bulan Mei - Juni tahun 2004. Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi kuantitatif, cross sectional, pada 160 pasien rawat Inap. Sampel penelitiannya adalah pasien yang telah menjalani perawatan minimal 3 hari, berusia minimal 15 tahun, dalam keadaan sadar, kooperatif, dan tidak dalam keadaan gawat darurat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 87,5 % responden menyatakan terpenuhi hak dan kewajibannya di ruang rawat inap RSIJ. Sedangkan dari responden yang tidak terpenuhi haknya paling banyak berkaitan dengan tidak diberikan kebebasan untuk memilih (menerima/menolak) tindakan pengobatan yang akan diberikan oleh perawat dan dokter dan tidak mendapat penjelasan dari perawat dan dokter tentang peraturan rumah sakit pada hari pertama masuk rumah sakit. Sedangkan kewajiban yang tidak terpenuhi responden paling banyak mencakup pencarian informasi terbanyak selain informasi dari petugas dan pencarian second opinion.
Hasi analisis bivariat didapat hubungan yang bermakna antara persepsi terhadap sikap perawat dan dokter dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya dengan pemenuhan hak dan kewajiban pasien serta persepsi pasien terhadap pemanfaatan sarana yang berkaitan dengan upaya pemenuhan hak dan kewajibannya dengan pemenuhan hak dan kewajiban pasien.
Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik ganda, didapat dua variabel yang berhubungan dengan pemenuhan hak dan kewajiban pasien, yaitu variabel pengetahuan dan variabel persepsi terhadap sikap perawat dan dokter dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya, namun tidak ada interaksi. Dari kedua variabel tersebut didapat variabel pengetahuan yang paling dominan berhubungan dengan pemenuhan hak dan kewajiban pasien.
Bila dilihat lebih mendalam ternyata kurangnya pengetahuan responden paling banyak dalam hal informasi tentang kebolehan untuk memilih dokter selama proses pengobatan. Sedangkan dari responden yang berpersepsi negatif terhadap sikap perawat dan dokter, ternyata paling banyak menyatakan bahwa mereka tidak diberi kesempatan untuk mengetahui isi catatan medik (status) tentang penyakit yang sedang dideritanya.
Penelitian ini menyarankan untuk lebih meningkatkan layanan yang berorientasi kepada kebutuhan pasien terutama layanan dokter dan perawat. Terutama untuk tim manajemen perlu melakukan pembinaan tentang public relation, sosialisasi tentang SOPITupoksi dalam rangka pemenuhan hak dan kewajiban pasien. Untuk petugas kesehatan perlu dilakukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan diri serta profesionalisme guna memberikan pelayanan prima pada pasien. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran pemenuhan hak dan kewajiban pasien yang lebih luas.

Factors Related to Rights Fulfillment and Patients Obligations in Confinement of Rumah Sakit Islam Jakarta in 2004Patient rights violation as consumer could happen without any knowledge from the hospital, especially when the consumer has no formal complaint or disappointment. Although it is not an issue, this violation shows that there is a problem. We cannot tolerate this mistreatment to continue, since once it happened, it will damage the previous quality serve (destroy the positive image within society).
This study wants to get the description of rights fulfillment and patients' obligations along with factors related to the level of rights fulfillment and patients' obligations in confinement. The research was done at Jakarta Islamic Hospital (Rumah Sakit Islam Jakarta - RSIJ) on May - June, 2004. The Research design used was quantitative study, cross sectional, to 160 confinement patients. The samples were patients with 3 days confinement at the minimum, and with 15 years of age also at the minimum, conscious, cooperative, and not in critical condition.
The research shows that 87.5 % of respondents stated that their rights and obligations were fulfilled during their stays in confinement of RSIJ. Meanwhile, the respondents that the rights are not fulfilled are mostly related to the freedom to choose (accepting/rejecting) the medication treatment given by nurses and doctors and there are not any explanations from them about the regulations of the hospital in the day they enter. While the obligations that are not fulfilled by respondents are mostly related to the searching of information?s beside those that are got from the officers and the second opinion searched.
Bi-variant analysis shows that there are significant relations between perception toward nurses and doctors in their efforts to fulfill their rights and obligations with patients' rights and obligations fulfillment and patients' perception in using any means related to the fulfillment of their rights and obligations for the purpose of rights and obligations fulfillment.
Multi-variant analysis with double logistic regression shows that there are two variables related to the fulfillment of patients rights and obligations, they are the knowledge variable and perception toward nurses and doctors in fulfilling their rights and obligations variable. From those two variables, the knowledge variable is more dominant related to the fulfillment of patients rights and obligations.
If it is seen in more circumstantial way, the respondents' lack of knowledge are mostly in the information that are got about the allowance to choose doctor during the medication process. While the respondents who have negative perceptions on the attitudes of nurses and doctors, most of them said that they do not give the opportunity to know the content of their medical note (pandemic status) of what they suffered of.
This research suggests that there should be an improvement on the patients' services, especially the services of doctors and nurses. For managerial team, there should be a further improvement of public relation functions, publication of SOPI Tupoksi for patients' rights and obligations fulfillment. For health personnel, there should be a knowledge and skill development and professionalism enhancement for the services quality of patients. There should be further research to identify broader fulfillment of patients' rights and obligations.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Citraresmi
"Masalah kecacatan cenderung meningkat terus sebagai dampak keberhasilan pembangunan di segala bidang. Peningkatan kecacatan bisa terjadi seiring transisi demografi ke arah struktur umur menua karena bertambahnya usia harapan hidup. Meningkatnya lanjut usia dapat berarti meningkatnya kelompok rentan terhadap kecacatan. Tingginya mobilitas manusia dan kemudahan transportasi meningkatkan angka kecelakaan dengan bermacam kecacatan. Pola penyakit yang mengarah kepada penyakit degeneratif, kanker, AIDS dan penyakit kronis lainnya, juga menjadi ancaman pada peningkatan kecacatan.
Rehabilitasi Medik adalah salah satu upaya kesehatan guna memulihkan fungsi-fungsi tubuh kembali seperti semula sehingga seseorang dapat hidup produktif atau lebih produktif. Dengan semakin meningkatnya keinginan untuk memperoleh mutu hidup yang lebih baik, upaya rehabilitasi menjadi lebih panting. Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta saat ini mulai menjadi unit yang berperan penting dalam pelayanan dan memiliki pasar yang semakin bertambah. Dengan dijadikannya Unit Stroke Center sebagai layanan unggulan di Rumah Sakit Islam Jakarta, maka peran dari Unit Rehabilitasi Medik menjadi semakin penting dalam mendukung layanan unggulan tersebut.
Namun Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta memiliki banyak pesaing yang perlu dicermati. Banyak rumah sakit yang kini sudah melengkapi diri dengan fasilitas Rehabilitasi Medik, bahkan kini mulai bermunculan Klinik Rehabilitasi Medik yang tidak tergabung dalam Rumah Sakit. Tidak adanya strategi pemasaran bagi Unit Rehabilitasi Medik dapat membuat Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta sulit untuk bersaing dengan fasilitas Rehabilitasi Medik lain. Untuk itu, dilakukan penelitian analitik deskriptif yang mengidentifikasi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan bagi Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta dengan menggunakan analisis SWOT, dan merumuskan strategi pemasaran bagi Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta.
Dari hasil analisis SWOT, maka strategi yang sebaiknya dijalankan oleh Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta dalam memasarkan produk layanannya untuk periode 2001 -- 2002 adalah Strategi Penetrasi Pasar. Strategi ini merupakan upaya untuk merebut market share secara agresif dengan mempromosikan produk secara intensif. Promosi produk ini harus dilakukan pada dua komponen, yaitu pasien sebagai end user dan pada dokter yang merujuk, baik dokter yang berpraktek di RSIJ maupun yang tidak berpraktek di RSIJ.

Marketing Strategy for Rehabilitation Medicine Unit at Jakarta Islamic HospitalDisability and impairment problems tend to increase as an impact of development in every sector. The increasing of disability and impairment can be happened as a result of several factors. One of those factors is demographic transition yielding older people in population because of increasing of life expectancy. Arising in the number of older people means the increasing of susceptibility to disability and impairment. Other factors are high mobility and quick access to transportation that can increase the accident rate with various disabilities. The morbidity pattern that is shifting to degenerative diseases, cancer, AIDS, and other chronic diseases, also is factor that can increase the disability and impairment.
Rehabilitation medicine is one of efforts that can be done to recover body functions that can make one can live productively or more productive. Rehabilitation medicine is becoming more important as increasing of willingness to have better quality of life. Rehabilitation medicine unit at Jakarta Islamic Hospital (RSIJ) currently becomes a unit that plays important role in services and has good potential market.
On the other hand, rehabilitation medicine unit RSIJ has several competitors to be aware. Rehabilitation medicine unit RSIJ will be difficult to compete because there is no marketing strategy. For that reason, a descriptive analytical study has been done using SWOT analysis to identify the opportunities, threats, strengths, and weaknesses of rehabilitation medicine unit of RSIJ.
From the result of SWOT analysis, rehabilitation medicine unit of RSIJ should take market penetration strategy as marketing strategy. The strategy is an effort to take or steal market snare aggressively by promoting the product intensively. The promotion should be done to 2 components: the patients as end user, and doctors, either works in RSIJ or not.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supratman
"Perjanjian GATS membawa dampak pada pelayanan kesehatan sehingga penting untuk membuat sistem regulasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi di masing-masing negara. Strategi untuk memperbaiki sistem pelayanan kesehatan antara lain memperbaiki sistem pendidikan kesehatan, menggalang kehidupan keprofesian dan penataan kembali sistem pemberian pelayanan kesehatan sehingga mampu memberi pelayanan yang baik dan transparan, bermutu dan memperhatikan kepentingan pasien. Oleh karena itu penting untuk meningkatkan sistem manajemen termasuk manajemen keperawatan sehingga mampu meningkatkan prestasi kerja perawat. Penelitian prestasi kerja di RS Islam Jakarta dilaksanakan mengingat prestasi kerja mereka selama ini secara umum belum memuaskan.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan rancangan deskriptif korelatif. Metode pengambilan sampel dilakukan secara cross sectional dimana unit analisisnya adalah perawat pelaksana yang bekerja minimal satu tahun di unit rawat inap . Instrumen yang dipakai adalah kuesioner yang menggunakan konsep teori motivasi isi dari Maslow dan Herzberg. Sedangkan instrumen prestasi kerja diadopsi dari hasil penelitian Ilyas di RS Islam Jawa Tengah tahun 1994. Variabel motivasi kerja meliputi motivasi intrinsik (penghargaan atas prestasi, tanggung jawab dalam pekerjaan, kesempatan untuk berkembang dan otonomi dalam pekerjaan) dan motivasi ekstrinsik (penerimaan gaji, kondisi lingkungan kerja, kebijakan institusi dan supervisi atasan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) secara umum prestasi kerja perawat di RS Islam Jakarta, 56,5% berprestasi tinggi (2) motivasi kerja ekstrinsik perawat di rumah sakit, 44% tinggi dan motivasi kerja intrinsik, 55,4% tinggi (3) terbukti dalam penelitian ini yang berhubungan secara bermakna terhadap prestasi kerja perawat ialah gaji, kebijakan institusi, supervisi, penghargaan, tanggung jawab dan kesempatan berkembang (4) dari enam komponen motivasi yang berhubungan maka terdapat dua faktor yang dominan, yaitu gaji dan kesempatan berkembang. Mempertimbangkan hasil penelitian diatas maka dapat disampaikan saran antara lain (1) perlunya merubah kebijakan rumah sakit tentang gaji perawat (2) kondisi lingkungan kerja perlu lebih ditingkatkan lagi kualitasnya (3) pelaksanaan supervisi perlu ditingkatkan baik kaulitas dan kuantitasnya (4) perlu ditingkatkan sistem penghargaan yang adil (5) pemberian tanggung jawab yang lebih luas kepada perawat (6) diperluasnya kesempatan bagi perawat untuk dapat lebih maju dan berkembang.

GATS agreement impacted to health services, so it is important to make a suitable regulation system to the situation and condition in each country. The strategies in improving the health services system are to improve the health education system, to do professional life and to rearrange the system of giving the health service. So it will give transparent and good services, qualified and patient need orientation. It is important to improve management system including nursing management so that it can increase nurse performance.
This research done because of unsatisfied performance of nursing staff in Jakarta Islamic Hospital. This research is non experimental quantitative research with correlative descriptive design. Sampling method is done by cross sectional in which its analysis unit is nurses with one year working experience in hospital. The instrument is questionnaires that use content motivation theory from Maslow and Herzberg (La Monica, 1996). Whereas the nurses? performance instrument is adopted from Ilyas?s research results in Islamic Hospital in Central Java on 1994. Motivation factors variable include intrinsic motivation (reward of achievement, responsibility in working, opportunity to improve self, autonomy) and extrinsic motivation (salary acceptance, working environment condition, institution policy, quality of supervision).
Research result showed that (1) generally, nurses performance in Jakarta Islamic Hospital, 56,5% is high (2) nurses extrinsic motivation, 44% is high and intrinsic motivation, 55,4% is high (3) in this research proof that significant correlation to the nurses performance is salary acceptance, institution policy, quality of supervision, reward system, responsibility in working, opportunity to improve (4) there is two dominant factors is salary acceptance and opportunity to improve. Considering the research result above so can be suggested that (1) it is necessary to increase salary (2) increasing the quality of work condition (3) increasing the quantity and quality of supervision (4) reward system in equity (5) giving more responsibility to the nurses, and (6) giving more opportunity to improve.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T8239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meris Wiyardi
"Penelitian ini dilaksanakan pada Rumah Sakit Islam Jakarta Timur, untuk mengetahui : kepuasan pegawai, kepuasan pasien, kinerja pegawai, kesesuaian imbalan, perbandingan antara kepuasan kerja pegawai dan kepuasan pasien, serta mengetahui pengaruh kinerja pegawai dan kesesuaian imbalan terhadap kepuasan kerja pegawai dan besarnya masing-masing pengaruh tersebut.
Dengan menggunakan pendekatan model dinamis Wagner III & Hoflenbeck, (1992: 257), kepuasan kerja akan dijelaskan / dipengaruhi secara langsung oleh kinerja (performance) dan keadilan imbalan (equity of reward), model secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2.1, dimana antara variabel kinerja dan imbalan terdapat hubungan korelatif. Keadilan imbalan yang pengukurannya menggunakan teori keadilan Stacy Adam, mengingat kompleksitas dalam pengukuran input, maka dalam hat ini sebagai pendekatan keadilan imbalan digunakan kesesuain imbalan . Kesesuain imbalan termaksud yang merupakan besaran sisi outcome ( hasil ) yang terdiri dari 7 indikator sebagaimana diuraikan dalam operasional variable.
Dalam penelitian ini, mengingat terdapat perbedaan pada jenis kegiatan dan keahlian yang dibutuhkan, maka terhadap responden pegawai dibagi dalam 3 strata, yaitu Paramedis Perawat ( Strata-1 ), Paramedis Non Perawat ( Strata-2 ) dan Non Paramedis ( Strata-3 ). Adapun terhadap responden pasien dibedakan antara Pasien Rawat Inap dan Pasien Rawat Jalan.
Penelitian ini menggunkan pendekatan kuantitatif, dalam arti jenis data yang akan digali berupa pemahaman terhadap fenomena yang bersifat kualitatif. Diterjemahkan kedalam anggka kuantitatif. Pendekatan kuantitatif ini dimaksudkan agar data yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dianalisis menggunakan statistik, kemudian hasil analisis statisik trersebut diinterprestasikan kembali kedalam bahasa kualitatif, sehingga mudah dipahami oleh berbagai pihak yang membutuhkannya.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survey yaitu penelitian yang mengambil sample dari suatu populasi, dan menggunakan instrumen pengumpulan data berupa kuisioner yang akan dibagikan kepada responden yang telah ditentukan.
Hasil pengukuran dan pengujian menunjukan bahwa kepuasan pegawai adalah baik ( puas), dimana pegawai pada strata-2 menduduki posisi tertinggi, kemudian strata-I dan strata-3. Kepuasan pasien secara umum baik (puas). Kepuasan pasien rawat inap & rawat jalan yang terkait dengan pelayanan strata-I adalah sangat puas, bahkan untuk pasien rawat inap predikat sangat puas juga dirasakan terhadap pelayanan strata-2. Bila dibandingkan, maka terlihat bahwa nilai kepuasan pasien lebih tinggi dari nilai kepuasan pegawai, kecuali pegawai strata-2.
Nilai kinerja responden pegawai hampir seluruhnya ( 77%) adalah baik, sisanya (18% ) adalah cukup. Adapun nilai kesesuaian imbalan adalah baik, artinya mereka merasa puas dengan imbalan yang diterima, hanya saja terdapat indikator yang nilainya tidak puas, yaitu gaji, tunjangan dan fasilitas.
Selanjutnya hasil pengukuran dan pengujian menunjukkan adanya pengaruh antara kinerja dan kesesuaian imbalan terhadap kepuasan kerja pegawai, yang besarnya 56,4%. Namun pengaruh kinerja terhadap kepuasan kerja ( sebesar 38,8%) merupakan pengaruh yang bertanda negatif, artinya semakin tinggi kinerja semakin rendah nilai kepuasannya, dan sebaliknya. Sedangkan pengaruh kesesuaian imbalan terhadap kepuasan kerja ( sebesar 21,6%) merupakan pengaruh yang bertanda positif, artinya semakin tinggi nilai kesesuaian imbalan semakin tinggi pula kepuasan kerjanya, dan sebaliknya.
Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa model motivasi dan kinerja dari Wagner ill & Hoileabeck, khususnya mengenai pengaruh kinerja dan keadilan imbalan ( yang dalam hal ini didekati dengan kesesuaian imbalan ) terhadap kepuasan kerja telah teruji, artinya kepuasan kerja dapat dinyatakan / dijelaskan oleh kinerja dan keadilan imbalan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E.M. Thamrin Thaib
"Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dokter dalam membuat resume medik dari rekam medik pasien rawat nginap merupakan faktor-faktor dalam subsistem layanan administrasi medik pada sistem layanan medik rumah sakit. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dokter ini merupakan masalah perilaku dan sikap Sumber daya manusia yang menyangkut salah satu masalah ketenagaan di Rumah Sakit dan hal ini merupakan salah satu masalah bagi Administrator rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dan sikap dokter pada layanan administrasi medik dalam membuat rekam medik, dan kemudian membuat analisa serta saran pemecahan masalahnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan Cara pengamatan dan wawancara serta diskusi. Pengumpulan data objektif dilakukan melalui pengamatan terhadap dokumen,data statistik dan informasi yang tersedia di rumah sakit (RSIJ).
Hasil penelitian nenunjukkan bahwa perlu dilakukan peningkatan tugas dan fungsi UPF (Unit Pelaksana Fungsionil) sebagai pengawasan dan pengendalian layanan medik (Audit medik internal) dalam memonitor kegiatan layanan medik meinbuat rekam medik, serta perlu mendapat dukungan ( political will ) dari Direktur medik dan Majelis Ahli.
Disimpulkan bahwa UPF belum mempunyai prosedur kerja dan uraian tugas serta flow chart ( skema arus kerja ) didalam Prosedur Operasional Baku dan Tata tertib (POB&T) layanan medik di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ). Disarankan untuk mengembangkan dan menyempurnakan SK.BPYRSIJ Rio.08 tahun 1987 dan POB&T layanan medik dengan tugas dan fungsi UPF, uraian tugas UPF dan skema arus kerja UPF, sehingga nantinya UPF dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Cara analisa pemecahan tnasalah yang dipilih yaitu dengan menggunakan model rumus KARR, metode Bryant dan S.W.O.T serta Semi-kwantitatif."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Saljan
"Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Pondok Kopi Jakarta Timur sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan masyarakat, dalam era globalisasi berusaha meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Salah satu indikator untuk menjaga kualitas pelayanan adalah peningkatan kinerja perawat pelaksana. Agar kinerja perawat pelaksana meningkat dilakukan kegiatan supervisi secara kontinyu. Supervisi adalah suatu usaha untuk meningkatkan kinerja dengan cara merencanakan, mengarahkan, menilai, dan melatih dalam setiap kegiatan supervisi, terhadap perawat pelaksana dalam memberikan Asuhan Keperawatan. Pelatihan supervisi tentang peran supervisor sebagai perencana, pengarah, penilai dan pelatih telah pernah dilakukan kepada para supervisor di RSIJ Pondok Kopi, untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan supervisi oleh supervisor, dimaukan penelitian dengan tujuan memperoleh informasi tentang pengaruh pelatihan supervisi terhadap peningkatan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat Map RSIJ Pondok Kopi Jakarta Timur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelational yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh pelatihan supervisi terhadap peningkatan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat map RSIJ Pondok Kopi Jakarta Timur. Sampel penelitian dengan menggunakan purposive sampling adalah 55 perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap perawatan umum RSIJ Pondok Kopi Jakrta Timur. Hasil penelitian dari analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan peran supervisor sebagai penilai dalam supervisi terhadap peningkatan kinerja perawat pelaksana setelah dimasukan faktor counfonding umur, jenis kelamin dan lama kerja dengan nilai OR=22,16 dan nilai p=0,003 (p<0,05). Berdasar hasil penelitian dapat disarankan agar bidang perawatan dapat membuat job description dari para supervisor, menetukan kriterianya, memelihara dan meningkatkan peran supervisor dalam melaksanakan perannya dalam upaya meningkatkan kinerja perawat pelaksana.

Islamic Hospital Pondok Kopi east Jakarta as the public health care service institution is taking part in globalization development in improving health care service as well as nursing care. One of the indicator in maintaining the quality of nursing care is improvement of the clinical performance of the nursing staff In order to improve the clinical performance, it is implemented the supervision course program on the nursing staff regularly. Supervision course is preparing the supervisor to plan, supervise, evaluate and couch the nursing staff in implementing the nursing care. After intervention is given, the study examines the clinical performance of the nursing staff in the in-patient unit in Islamic Hospital Pondok Kopi east Jakarta. This study was descriptive correlation in order to see the influence of supervising course program to the improvement of clinical performance of nursing staff in patient unit in Islamic Hospital Pondok Kopi east Jakarta. The sample of this study was purposive sampling of 55 clinical nurses who were working in general ward in Islamic Hospital Pondok Kopi east Jakarta. The result of the study which was analyze using multivariate & logistic regression, showed the- high significance of supervisor role in supervising the nursing staff in order to improve the clinical performance. The result was using the confounding factor such as age, sex, and working experience with the result of OR = 22,16 and the p = 0,003 (p < 0,05). Some recommendation are suggested that the nursing officer should have the job description for supervisor, deciding the criteria to be a supervisor, maintaining and improving the role of supervisor in order to improve the clinical performance of the staff nurse."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lannasari
"Rumah Sakit Islam Jakarta sebagai institusi pelayanan kesehatan yang selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan, perlu didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai motivasi tinggi dalam bekerja. Salah satunya dengan pengaturan reward system yang baik dan adil yang disesuaikan dengan kinerja perawat.
Desain penelitian ini merupakan deskriptif korelational dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik demografi dan persepsi perawat tentang reward system dengan motivasi kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Jakarta. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bertugas di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Jakarta yang berjumlah 464 perawat. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 211 perawat ditentukan dengan metode simple random sampling. Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu: data demografi dengan analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji chi square untuk melihat hubungan dua variabel independen dan dependen serta analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistik ganda untuk melihat variabel yang paling mempengaruhi motivasi kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel karakteristik demografi yang mempengaruhi motivasi kerja adalah pendidikan, sedangkan variabel reward system yang mempengaruhi motivasi kerja adalah: insentif, pengakuan dalam bekerja, pemberian tanggung jawab, pengembangan diri, dan faktor yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja adalah pemberian tanggung jawab dalam bekerja dan adanya pengakuan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan agar pihak manajemen rumah sakit dapat meninjau kembali kebijakan yang terkait dengan reward system seperti: pemberian insentif disesuaikan dengan kinerja, meningkatkan pengakuan dalam bekerja, pemberian tanggung jawab yang lebih luas bagi perawat dalam bekerja dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan din. Dalam hal ini akan lebih efektif apabila reward finansial dan non finansial dapat diintegrasikan secara terpadu.

Jakarta Islamic Hospital is health care institution, maintaining and improving health care services, which are still needs qualified and capable human resources. Ones of all are by given reward system program which are adjusting with good and fair nurses motivation. This research design is co relational description using cross sectional approach.
The purpose of this research is to see the correlation between Demographic Characterize and Nurse Perceptions to Reward System in Nursing Staff Motivations. The populations are 464 nurses on in-patient unit in Jakarta Islamic Hospital. The sample takes 211 nurses selected by simple random sampling. The analyze process is divided by two fazes; first, demographic data analyzed by unvaried with frequency distribution. Second, the bivariate analysis, by using technique chi square test to analyze the correlation between two independent and dependent variable, and the multivariate analyzing, using double logistic regression analyzing to see the variable of the highest influenced to the staff nurse motivation.
The result of this study shows the demographic characterize variable that shown the highest influenced to the staff nurse motivations are educational background, and for the reward system variable which is influencing the motivation are incentive, job guarantee, and an opportunity in responsibility and self- characteristic development. And dominantly factor influence the job encouragements.
Based on survey in field the management hospital should evaluate and reform the system for hospital decision for example, such as incentive awarding, based on the staff nurse clinical applier performance, job encouragement, and most of all give them an opportunity in increasing their field. And because of this, it becomes more effective if the rewards for nursing staff are integrated.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18694
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library