Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Barua, Yogesh
Abstrak :
Dayal, Denzyl P.
New Delhi: Dominant Publishers and distributors, 2001
364.1 BAR c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Barua, Yogesh
New Delhi: Dominant Publishers and distributors, 2001
364.1 BAR c I (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Barua, Yogesh
New Delhi: Dominant Publishers and distributors, 2001
364.1 BAR c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Barua, Yogesh
New Delhi: Dominant Publishers and distributors, [2001;2001;2001, 2001]
364.1 BAR c IV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Freddy Harris
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 2008
343.099 FRE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Golose, Petrus Reinhard
Abstrak :
Buku ini berupaya mengungkapkan bahaya dan potensi penggunaan internet dalam kejahatan terorisme yang banyak ditemui di cyberspace, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, 2015
363.325 095 98 GOL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Waltham, MA: Syngress, 2014
005.8 CYB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Faby Izaura Yulvahera
Abstrak :
Tulisan ini mengkaji konsep cyberterrorism dalam konteks Indonesia, menggunakan pendekatan teoritis yang dikembangkan oleh Correia (2022) dan Prof. Golose (2015), serta berdasarkan kasus-kasus serangan siber aktual di negara tersebut. Studi ini memberi fokus pada karakteristik unik cyberterrorism yang mencakup aspek kognitif, di mana kerusakan di wilayah siber, korban, dan ancaman yang ditimbulkan menjadi kriteria penting dalam mengklasifikasikan jenis serangan. Correia mengidentifikasi bahwa cyberterrorism mencakup aktivitas siber yang mengajukan ideologi tertentu dan mengancam publik serta properti. Analisis kasus Bjorka, Polrileak, dan kebocoran data Bank Syariah Indonesia (BSI) dalam penelitian ini menyediakan contoh konkret dari Cyber Dependent Terrorism. Penelitian ini juga menyoroti bahwa parameter utama dalam mengevaluasi cyberterrorism bukanlah pada korban jiwa atau kerusakan fisik yang langsung tampak, melainkan lebih pada kerusakan data dan dampak psikologis yang diakibatkannya. Dampak serangan siber ini tidak hanya mengganggu layanan publik dan ekonomi, tetapi juga menimbulkan rasa takut dan ketidakamanan di masyarakat. Studi ini menekankan pentingnya pengembangan strategi pencegahan dan respons yang cepat dan efektif dalam menghadapi cyberterrorism, yang meliputi aspek kerjasama internasional dan peningkatan kesadaran serta pendidikan masyarakat. Dengan menggarisbawahi bahwa potensi ancaman cyberterrorism di Indonesia akan terus meningkat, penelitian ini mengajukan pendekatan holistik dalam mengatasi tantangan ini. Pendekatan tersebut mencakup perlunya kebijakan yang lebih kuat, kerjasama antar-sektor yang lebih intensif, dan pengembangan program pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya cyberterrorism. Diharapkan, dengan strategi dan langkah-langkah yang komprehensif ini, Indonesia dapat lebih efektif dalam melindungi keamanan nasionalnya serta privasi dan keamanan warganya dari ancaman cyberterrorism yang berkembang. ......This paper examines the concept of cyberterrorism in the context of Indonesia, using theoretical approaches developed by Correia (2022) and Prof. Golose (2015), and based on actual cases of cyber attacks in the country. The study focuses on the unique characteristics of cyberterrorism, which include cognitive aspects, where damage in the cyber realm, victims, and the threats posed become important criteria in classifying the type of attack. Correia identifies that cyberterrorism encompasses cyber activities that advocate certain ideologies and threaten the public and property. The analysis of cases such as Bjorka, Polrileak, and the data breach of Bank Syariah Indonesia (BSI) in this study provides concrete examples of Cyber Dependent Terrorism. This paper also highlights that the main parameters in evaluating cyberterrorism are not based on casualties or immediate physical damage, but rather on data damage and the psychological impact it causes. The impact of these cyber attacks disrupts public services and the economy, and also generates fear and insecurity in society. The study emphasizes the importance of developing prevention strategies and rapid and effective responses to cyberterrorism, which include aspects of international cooperation and enhancing public awareness and education. By underlining that the potential threat of cyberterrorism in Indonesia will continue to increase, this study proposes a holistic approach to address this challenge. This approach includes the need for stronger policies, more intensive inter-sector cooperation, and the development of educational programs aimed at raising awareness of the dangers of cyberterrorism. It is hoped that with these comprehensive strategies and measures, Indonesia can be more effective in protecting its national security as well as the privacy and safety of its citizens from the growing threat of cyberterrorism.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Achmad Sazali
Abstrak :
Bebasnya penggunaan media sosial di bawah teknologi web 2.0 mendorong para pengguna untuk dapat berinteraksi antar sesamanya dengan berbagai informasi. Kelebihan ini kemudian dimanfaatkan oleh pihak yang sengaja menyebarkan propaganda sekitar isu terorisme di media sosial. Youtube yang di dalamnya terdapat fasilitas interaksi berupa video dijadikan sebagai wadah oleh para pengguna tersebut. Dengan begitu, aktivitas ini menjadikannya sebagai sebuah tindakan yang terklasifikasi ke dalam cyberterrorism. Melalui sintesis baru tentang cyberterrorism dan analisis semiotika Christian Metz serta digunakannya paradigma konstruktivisme dan pendekatan kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa cyberterrorism di media sosial Youtube adalah berupa propaganda yang di dalamnya terdapat radikalisasi dan penghasutan. Hal ini tercermin dari beberapa kode sinematografi seperti ikon atribut; metafora gerak jalan; dan displacement instruksi; indeks menembak; metonimia pernyataan; explanatory insert; diegetic sound; dan condentation pujian. Dengan begitu penelitian ini menyimpulkan bahwa video dalam media sosial di bawah turunan web 2.0 merupakan medium yang dijadikan alat propaganda cyberterrorism.
Indiscriminate use of social media under the web 2.0 technology encourages users to interact with one and another with a variety of information. This excess is then used by the party who intentionally spread the propaganda around the issue of terrorism in social media. Youtube in which there are facilities such as video interaction serve as the container by the user. By doing so, these activities make it as an action classified into cyberterrorism. Through a new synthesis of cyberterrorism and Christian Metz rsquo s semiotic analysis and the use of constructivism paradigm and qualitative approach, the study found that cyberterrorism in social media Youtube is a form of propaganda in which there radicalization and incitement. This is reflected in some code of cinematography as an icon of attribute metaphor of hiking and displacement of instruction index of shot metonymy of statement explanatory insert diegetic sound and condentation of praise. With this study concluded that video in social media under the derivative of web 2.0 is a medium used as a tool of propaganda cyberterrorism.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T47293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinniss, Heather Harrison
Cambridge, UK: Cambridge Univ. Press, 2014
341.63 DIN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>