Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suryari Purnama
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu fungsi bank adalah memberi pinjaman berupa pembiayaan suatu poyek. Istilah kredit investasi, kredit modal kerja dan revolving /credit adalah beberapa contoh produk produk pembiayaan yang ditawarkan oleb bank konvensional.

Namun dalam beberapa tahun terakhir ini telah berdiri Lembaga-lembaga keuangan yang dalam pengoperasiannya berbeda dengan sistem bank-bank konvensional pada umumnya Institusi keuangan ini menggunakan sistem perbankan yang berlandaskan syariah Islam. Oleh karena ini sistem ini sering diistilahkan dengan sistem bank syariah untuk membedakaniiya dengan istilah bank konvensional. Sistem ini memang relatif baru di Indonesia, akan tetapi sebenarnya telah lama dikenal dan telah dìterapkan di negara-negara Islam seperti di Malaysia, Sudan, Mesir dan Emirat Arab. Untuk Indonesia baru mempergunakan sistem perbankan bagi hasil ini sejak tahun 1991.

Sebagaimana bank konvensional, bank syariah ini juga mempunyal fungsi perantara (intermediaries), yaitu menjembatani kepentingan orang yang membutuhkan dana dengan yang memiliki kelebiban dana. Akan tetapi bank syariah ini juga mempunyal fungsi amanah sebingga berkewajiban menjaga dan bertanggungjawab atas keamanan dana yang disimpan dan slap apabila dana tersebut ditarik kembali sesuai dengan perjanjiannya.

Perbedaan azasi antara kedua jenis bank, yaitu antara bank syariah dan bank konvensional dengan sistem bunga, terletak pada fungsinya sebagai lembaga penitipan dana, pemerata pendapatan dan sarana untuk memerangi kerniskinan. Pada bank syarìah dana dazj masyarakat menipakan penyertaan modal sebingga berhak memperoleh bagian keuntungan

Sementara itu pada bank konvensional dianggap sebagai pinjaman yang diberi hak untuk mendapatkan bunga

Sebagaimana bank konvensional, bank syariah ini juga memiliki berbagai macam produk Pembiayaan. Namun berdaSarkan Prinsip penghitungannya, produk pembiayaan bank syariah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

? produk pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hash yaitu bank membiayai seiuruh atau sebagian kebutuhan dana usaba, kemudian hasil usaha itu dibagi bersama antara bank dan debitur sesuai dengan ketentuan yang telab disepakati oleh kedua belah pihak. Produk pembiayaan ini ada dua yaitu Mudharabah dan Musyarakah.

? produk pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli terdiri dari:

? transaksi bank membeli barang secara tunai dan penjual.

? transaksí bank menjual barang tersebut secara cicilan ke debitur.

Dalam prosedur pemberian pembiayaan ini bank konvensional menetapkan adanya jaminan sesuai dengan UUP No 14 tahun 1967 pasal 24, dalam bank syariah jaminan tidak disyaratkan walaupun pihak bank dapat memintanya sebagai tindakan berjaga-jaga jika terjadi permasalahan dalam pengembalian pinjaman pembiayaan tersebut.

Dan jika teijadi kasus pembiayaan yang bermasalah, yang dapat saja terjadi karena berbagai hal, maka bank syariah juga memiliki beberapa pendekatan yang berdasarkan syariah Islam. Dasar pendekatan penyelesaian masalah ini yang terpenting adalah hubungan yang terjadi antara pihak bank dan pihak debitur adalah hubungan kemitraan. Sehingga dalam pengambilan keputusan, pihak bank juga selalu mempertimbangkan b]hasil yang akan diperoleh bagi pihak debitur. Disinilah perbedaan yang jelas terlihat dibandingkan dengan pendekatan yang dilakukan oleh bank konvensional,
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Norman
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi likuiditas bank syariah dengan studi kasus Bank Mualnalat Indonesia (BMI). Upaya untuk mencapai tujuan bank syariah yaitu mencapai profitabilitas, harus trade off (bertukar posisi) dengan kepentingan likuiditas. Sebagai lembaga keuangan, bank syariah harus mampu menjaga kepercayaan nasabah masyarakat melalui kemampuannya dalam memenuhi kewajibannya (likuiditas). Bank syariah memang belum nenghadapi masalah likuiditas yang serius. Tetapi masalah ini harus bisa diantisipasi para bankirnya. Jika tidak dideteksi lebih dini dikhawatiikan terjadi individual bank runs (penarikan dana nasabah suatu bank secara besar-besaran) yang menjurus ke arah public distrust (ketidakpercayaan publik) kepada bank syariah secara umum. Oleh karena itu perlu diantisipasi dengan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhinya. Finance to Deposit Ratio (FDR) adalah salah satu alat ukur yang bisa mewakili rasio likuiditas. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat dua faktor yang mempengaruhi likuiditas bank syariah (BMI). Dua faktor tersebut adalah volatilitas dana simpanan nasabah dan factor pembiayaan atau investasi yang dilakukan bank syariah (BMI).
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khaidar
Abstrak :
Bank syariah memiliki keunikan tersendiri dibandingkan bank konvensional pada umumnya, diantaranya adalah bank syariah tidak menggunakan bunga melainkan bagi hasil pada sistem operasionalnya, lalu tidak sekedar profit-oriented tetapi juga mengemban misi-misi sosial, memiliki ragam produk khususnya pembiayaan yang lebih Iuas dibandingkan bank konvensional, selain itu tentu juga usaha yang dibiayai harus berdasarkan syariat Islam (halal) dan tidak makruh. Bank syariah sendiri mengalami kemajuan yang luar biasa salah satunya adalah Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat Indonesia adalah bank syariah pertama di Indonesia. Setelah beberapa periode mengalami kerugian akibat krisis moileter di Indonesia, pada tahun 2006 bank ini bangkit dan menjadi bank syariah terbaik di Indonesia tahun 2006 versi majalah Investor. Pesatnya kemajuan bank syariah di Indonesia dianggap karena selama ini bank syariah terus membidik pasar sharia loyalis, yaitu konsumen yang meyakini bahwa bunga bank itu haram. Di lain pihak pasar sharia loyalis sudah mulai habis tergarap oleh bank-bank besar sepal-1i Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Artinya saat ini bank syariah mengalami kondisi persaingan yang sesungguhnya karena sama-sama membidik pasar rasional yang sensitif terhadap bunga. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana tingkat suku bunga tabungan, deposito dan kredit berpengaruh terhadap tabungan dan deposito mudharabah serta piutang dan pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia. Pengujian statistik yang dilakukan adalah analisis regresi sederhana antara satu variabel terhadap variabel Iainnya, hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh langsung antara satu variabel terhadap variabel lainnya. Sementara pengujian hipotesis dilakukan dua arah dikarenakan belum adanya suatu penelitian yang dapat dijadikan dasar untuk penelitian ini. Dari basil penelitian yang telah dilakukan dengan tingkat keyakinan 95%. dapat dilihat bahwa Suku bunga tabungan pada bank umum mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap jumlah tabungan mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia. Beberapa hal yang mendasari pengaruh ini, diantaranya adalah terdapat kemungkinan bahwa pasar sharia loyalis sudah mulai tergarap habis oleh bank-bank syariah yang cukup besar. Lalu yang kedua dana tabungan merupakan dana yang likuid bagi nasabah sehingga mudah untuk berpindah. Lalu selanjutnya suku bunga deposito pada bank umum mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia. Terdapat beberapa hal yang mendasari pengaruh ini, diantaranya adalah dana deposito meupakan dana yang tidak likuid bagi nasabah Hal ini dibuktikan ketika diteliti lebih lanjut pengaruh tingkat suku bunga deposito (peiode t) pada bank umum terhadap jumlah deposito mudharabah (periode t +1) pada Bank Muamalat Indonesia memiliki pengaruh yang negatif dengan tingkat signifikansi yang lebih baik. Sementara itu suku bunga kredit (konsumsi dan investasi) pada bank umum mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan dengan tingkat keyakinan 90% (a = 10%) terhadap jumlah piutang (murabahah dan is!ishna) pada Bank Muamalat Indonesia. Terdapat beberapa hal yang mendasari pengaruh ini, diantaranya adalah faktor yang mempengaruhi suku bunga adalah faktor-faktor yang mempengaruhi mark-up dalam murabahah. Bahkan suku bunga ikut diperhitungkan ketika mark-up dalam transaksi murabahah ditetapkan. Sehingga dari sisi jumlah tidak akan jauh berbeda. Suku bunga kredit (modal kerja) pada bank umum mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah pembiayaan (mudharabah dan musyarakah) pads Bank Muamalat Indonesia. Terdapat beberapa hat yang-inendasari pengaruh ini, diantaranya faktor mark-up yang dapat mempengaruhi penentuan nisbah dan suatu pembiayaan. Walaupun demikian, semuanya tergantung pads proyeksi pendapatan itu sendiri. Lalu yang kedua faktor makro ekonomi yang sama-sama mempengaruhi kedua bank seperti SBI dan SWBI. Dad basil penelitian dapat dibuktikan tingkat suku bunga SBI memiliki korelasi yang positif terhadap SWBI. Namun karena kecilnya return yang ditawarkan oleh SWBI, maka bank-bank syariah lebih agresif dalam melakukan aktivitas pembiayaan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan perbedaan mendasar dari bank syariah dengan bank konvensional adalah pandangannnya mengenai risiko. Bila pads bank konvensional risiko terbesar terletak pada peminjam, karena mereka hams membayar bunga yang sudah ditetapkan berapapun pendapatan yang didapat dari pinjaman tersebut. Sementara pihak lain yaitu deposan dan bank tinggal menikmati bunganya saja. Disisi lain, pads bank syariah masing-masing pihak baik itu deposan, bank, dan peminjam memikul risiko yang sarna. Hal ini mungkin menjawab kenapa dana pihak ketiga bank syariah masih kurang dari 2 dari total perbankan nasional sementara pembiayaan bank syariah sudah diatas 2 % dari total perbankan nasional.
Sharia banks has their own uniqueness compared to common conventional banks, which is, it use profit sharing rather than interest rate, and then it does not always profit-oriented but also has social mission in their operational system, after that it has more financing product than conventional banks, and of course the investment must be based on Islam sharia. Sharia banks were also enjoying incredible growth, one of them is Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat Indonesia is the first sharia bank in Indonesia. For few periods, Bank Muamalat Indonesia was suffering loss because of the monetary crysis in Indonesia but recently it succeed becoming the best sharia bank 2006 in Indonesia for Investor Magazine version. Many people assuming that the growth of sharia banks in Indonesia were incredible because they were just aiming the sharia loyalis market, who believe that interest rate is forbidden. On the other side, sharia loyalis market starting to short of after some largest sharia banks such as Bank Muamalat Indonesia and Bank Syariah Mandiri aiming them as their target. It means nowdays sharia banks is moving to the real competition since sharia banks and conventional banks is aiming at the same target which is the rational market, who very sensitive to return. The purpose of this research is to see how far the savings, deposits, and loan rate could effect to the mudharabah savings, mudharabah deposits, receivables and financing in Bank Muamalat Indonesia. For analyzing and process the data, the author use simple regression between one variable to another variable, so it will be show the direct influence from one variable to another variable. While the hypothesis was tested by two tail test because there is no research which can be the basis for this research were found. The result of this research with level of confidence 95%, one can see that the savings rate in common banks had negative influence and significant to the mudharabah savings in Bank Muamalat Indonesia. Some of the reasons are there is a possibility that sharia loyalis is started to sort. And the second is the fund in the savings was liquid for the depositor, so it can be easily moved. Next thing is the deposits rate has negative-not significant influence to mudharabah deposits in Bank Muamalat Indonesia. Some of the reasons are the fund in the deposits was not Iiquid for the depositor. This things was proved by analyzing the influence of deposits rate (at period t) in common banks to the mudharabah deposits (at period t + 1) in Bank Muamalat Indonesia which is also negative and have a better significance level. Meanwhile, the loan rate (consumption and investment) in common banks has negative influence and significant (a = 10%) to receivables (murabahah and istishna') in Bank Muamalat Indonesia. The reasons are the factor which influencing interest rate is also to factor which influencing mark-up in murabahah. Even the interest rate were calculated in mark-up. So there would not be so much different between interest rate and mark-up. And the loan rate (working capital) in common banks has negative influence and not significant to financing (mudharabah and musyarakah) in Bank Muamalat Indonesia. Some of the reasons are mark-up factor which can influencing the profit sharing of the financing. Eventhough it depends on the sales projection itself. And the second things is the makro economy factor such as SBI and SWBI which influence both banks were same. From the result of the research, one can see the SBI rate has positive correlation with SWB1 rate. But the return of SWBI were too low, so sharia banks were tend to be more aggressive in giving financing. From this research, we can conclude that the main difference between sharia banks and conventional banks is their risk perspective. In conventional banks, the biggest risk were on the creditor side because they should give the interest payment whatever the return of the loan. Meanwhile depositor and the bank were just enjoying the interest. On the other side, sharia banks whether the debitor, banks or creditor were having equal risk. This things should answer why until now the third-party fund were still less than 2 % from the total national banks, while the financing in sharia banks has more than 2 % from the total national banks.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Ubed Midchal
Abstrak :
Krisis Ekonomi Asia. Pada pertengahan 1997 perekonomian global (terutama kawasan Asia) mulai tidak stabil. Mata uangnya melemah terhadap USD, sehingga banyak perusahaan jatuh dan bank dilikuidasi. Pemicunya laju sektor finansial yang melebihi sektor riil (menurut Association of Muslim Scientist) serta perdagangan uang para fund manager. Krisis Ekonomi Indonesia akibat ketimpangan strukturnya (didominasi pelaku ekonomi minoritas), yang rawan gejolak internal/eksternal. Semula fundamental ekonomi kuat (PDB 7,6 %, 1996). Sejak Juli 1997 terpuruk : pertumbuhan 4,7% dan rupìah terus melemah dan Rp 2.430 menjadi Rp 10.000 per USD (Desember 1997). Karenanya BI menaìkkan SBI sarnpai 30% (Agustus 1997), 45 % (Januari-Maret 1998) dan 50% (Aprìl 1998). Tahun 1998 perekonomian kian buram (pertumbuhan -5%, inflasi 17%). Aktivitas dunia usaha menurun, bank menghadapi kredit macet dan dilikuidasi, sehingga membebani perekonomian nasional. Krisis ekonomi mengimbas Bank Muamalat Indonesia (BMI) : pertumbuhan pembiayaan sektor riil turun dari 48,59 % (September 1997) menjadi 47.11% (Desember); penempatan surat berharga kian rugi, penempatan valas rugi Rp 149 M (fluktuasi USD); margin dan bagi hasil turun. Namun berkat deposan setia, layanan dan pengawasan penyaluran dana, tabungan naik 19,8 %, pembiayaan 47% dan Laba 133%, dikarenakan BMI adalah bank Syariah Islam (tidak menerapkan bunga/riba). Riba sangat dilarang Islam, dalam AI Quran (Al baqarah 275 -276, 2 78-279, Ar Rum 39, Ali lmran 130, An Nisaa 160-161) dan Hadist (sabda Rasulullah SAW, harta seorang muslim memiliki kehormatan besar, sejajar dengan kehormatan Baitullah al Haram di bulan Dulhijah pada hari An Nahar). BMI didirikan tahun 1992 dengan modal Rp 500 milyar, Pemilik saham mayoritasnya H. Mohamad Hasan (24%) dan KH. Hasan Basri (19%). Jaringannya mencakup 37 kantor dengan SDM mayoritas sarjana (60%). Visinya adalah menjadi bank terbaik di kelasnya : Sehat (ketentuan BI dan syariah) profitable, sahamnya diminati umat Islam. jaringan luas/global. tempat berkarir dan beribadah. Misi : menunjang perekonomian Indonesia, berperan bagi umat lslam. meningkatkan kualitas kerja. Strategi dasar : pembiayaan selektif(usaha kecil) melalui lembaga Syariah. tanpa mengabaikan usaha menengah dan besar; meningkatkan mutu bulanan.produk. profesionalisme SDM, Teknologì informasi dan pengawasan perusahaan. Strategi bersaing BMI : menjaga hubungan dengan nasabah; kerjasama dengan BPRS (pembiayaan 1.3KM) dan bank (pembiayaan skala besar); peningkatan mutu SDM, penerapan teknologi dan jaringan di dalam/luar negeri; pengendalian intern, sosialisasi produk bank Syariah (Al Wadiah, Al Qardhul ¡-Jasan, Al Mudharabah/Al Qiradh, Al MusyarakahiAl Syirkah, A! Bai ?u Bithaman Ajil, Al Murabaha dll.) Kinerja BMI 1997 : sehat (modal, kualitas akiifa produktif, manajemen, rentabiljtas dan Iikuiditasnya), CAR jauh di atas batas minimum BI, LDR jauh di bawah batas maksimum BI. ROE dan ROA meningkat dua kali lipat, Likuiditas 8,1 % (di atas giro wajib minimum 5%). Namun NOP di atas batas maksimum BI (akibat transaksi valas antar bank). Kondisi Keuangan : aktiva meningkat 14,2 % (pembiayaan naik 47 %) sehingga pertumbuhan positif, kewajiban rneningkat 17% dan ekuitasnya 18,5 % dan total aset. Kinerja operasional : beban Operasional naik 11 ,6%. pendapatan naik 17,5%, laba bersih naik 133%, imbalan bonus dan bagi hasil naik 15%. dana terhimpun naik 16,9 %. Pembiayaan sehat (95% lancar) : bidang Perdagangan industri, jasa dan konstruksi. Prospek bank syariah di Indonesia baik yakni penduduk mayoritas Islam, banyak yang menghindari riba, mengerti bank syariah; alternatif mengatasi krisis ekonomi: banyak lembaga dapat dimobilisasi (universitas, sekolah. masjid, pesantren, BAZ1S), belum ada penampung zakat. infaq dan shadaqah yang modern dan efektif; pangsa pasar baru 0.07 % (BMI dan 77 BPRS). Tantangan BMI : bank syariah baru (UU No 10, 1998) dan bank asing: bunga tabungan bank tinggi 20 - 25% (bagi hasil BMI 4-5%); kurang sosialisasi, modal dan SDM. Manajemen Strategik adalah sain dan seni perumusan, penerapan dan evaluasi alternatif strategi yang terkait Lingkungan Ekstemal (Remote, Industry dan Operating Environment). Formulasinya, pertama The input Stage : merinci faktor internal-eksternal (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) yang terkait BMI untuk dianalisa dengan IFE-EFE Matrix. Kedua, The Matching Stage, menggunakan TOWS, SPACE, JE Matrix dan GSM. Faktor internal dan eksternal dicocokkan untuk pemilihan strategi. BMI pada JE Matrix terletak di area II (Growth and build). Strateginya: intensive (market penetration, market development dan product development) atau integrative (backward, forward dan horizontal integration). Pada SPACE Matrix posisinya di kuadran Aggressive, sesuai kuadran I GSM. Terakhir The Decision Stage, dengan QSPM menguji 5 alternatif strategi terbaik dan TOWS Matrix. Nilai tertinggi Memperbanyak cabang/jaringan 5,27. Strategi ini yang disarankan bagi BMI. Pendirian cabang baru akan menarik nasabah. Kerjasama dengan bank syariah/lnvestor negara lain akan mengatasi keterbatasan modal. Dapat juga memanfaatkan lembaga Syariah sebagai kantor cabang atau menerapkan bank keliling agar menjangkau pedesaan. Strategi ini harus didukung: peningkatan SDM, optimalisasi Dewan Pengembangan Perbankan Syarjah Nasional, riset pasar/pesaing, promosi dan menyentuh UKM dan Koperasi.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyah
Abstrak :
Bank Muamalat Indonesia adalah bank syariah pertama yang beroperasi di Indonesia dan menerapkan sistem bagi hasil. Masalah utama yang dihadapi adalah rendahnya kinerja Bank Muamalat Indonesia yang ditunjukkan dengan minimnya sumber daya manusia yang benar-benar memahami tentang bank syariah. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengkaji keadaan yang terjadi yang dalam hal ini adalah proses pembelajaran di Bank Muamalat Indonesia dalam upayanya meningkatkan kepuasan nasabah. Sedangkan tujuan penelitian dimaksudkan untuk melihat sejauh mama hubungan antara rendahnya kinerja dan kualitas sumber daya manusia atau variabel lain yang mempengaruhi kinerja tersebut. Penerapan aspek pembelajaran tertinggi di Bank Muamalat Indonesia adalah pada penerapan dinamika belajar. Sedangkan penerapan terendah adalah untuk aspek aplikasi teknologi. Dengan melihat persepsi nasabah terhadap layanan yang diterima dan harapan nasabah terhadap layanan yang diberikan, diperoleh hasil bahwa kualitas layanan Bank Muamalat Indonesia masih rendah dengan kesenjangan (tingkat Iayanan) (-) 0,93 serta tingkat kepuasan nasabah 77,56 % yang berarti bahwa layanan yang diberikan masih dibawah harapan nasabah, sehingga masih perlu ditingkatkan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu upaya peningkatan kinerja melalui peningkatan disiplin pembelajaran khususnya dalam menyelesaikan permasalahan yang cukup kompleks yang terjadi di Bank Muamalat Indonesia termasuk di dalamnya melakukan perubahan-perubahan yang diharuskan. Perbaikan ini dapat dilakukan melalui dinamika belajar (baik individual learning dan team learning) yang merupakan jalan terbaik dalam meningkatkan kinerja Bank Muamalat Indonesia.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Sito Dwi Irvianti
Abstrak :
abstrait
Tout le monde devrait préparer sa retraité parce que le revenu Va dirrnuer. Mais, beaucoup de personne qui ne fait pas attention à sa retraitée

Ce dernier temps, le gouvernement a commencé de socializer du plan de la pension depuis la loi du fond de pension No. 11/1992 était concrétisé. Il Y a environ 80 millions employés qui ne sont ps encore participer au plan de la pension et ils sont le client potentiel pour le marché du fond de pension.

C?est clair que ce marché est encore grand, et pour cette raison que PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk créé l?institution financière du fond de pension (financiai institution pension fund) qui légalisé par le Ministre des Finances.

Le fond de pension Muamalat doit être géré en manière qui convient avec le principe Islamique parce que la bank Muamalat Indonesia est une banque Islamique. Pour conséquence, les fonds du client doivent être investi en manière qui convient avec le principe Islamique. ça pourrait être sa force et faiblesse.

À cause de ses forces et faiblesses, elle ne peut pas devenir le leader du marché. Elle a plusieur concurrents, spécialement l?entreprise d?assurance étrangère ou la banque privée qui a déjà son propre marché avec beaucoup d?assets. D?aiUeurs, il y a les substitutions du produit comme le dépôt bancaire, la police d?assurance ou investir d?argent sous forme des choses qui ont valeur comme la maison ou les bijoux.
ABSTRACT
Everybody should prepare their old days because the earnings after retirement will be decrease. But, a lot of people who do not care about their old days.

Lately, the government start to socialize the pension plan since the Law of Pension Fund No. 11.11992 was put into effect There are about 80 million employees who do not yet join the pension plan and they are potential customer of pension fund market.

Because the market is still big, so PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk established the Financial Institution Pension Fùnd that was legalized by Minister of Finance.

The management of Muamalat?s pension fund is compatible with Islamic syariah, because bank Muamaiat lndone?ia is an Islamic bank. uf client?s funa must be Invested In Islamic way. Managing fund that ¡s compatible to Islamic Syariah can be Its strength and also ts weakness, eventhough there are another strengths or weaknesses of Muamalat?s pension fund.

With all its strengths and weaknesses, until now, Muamalat?s pension fund can not be the market leader. It has competitors, especially foreign insurance company or other private bank that already has own market with big asset. Beside that, there are subsitution products of pension fund, such as bank deposit, insurance policy or investing money into valuable things like house or jewelry. That?s why the management of pension fund of bank Muamalat need to think its strategy to win the competition, for the short term or long term.
2001
T3072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Sumirat Bassar
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kinerja penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia sebelum dan sesudah kebijakan perbankan 1998. Kebijakan perbankan 1998 telah memperjelas landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Kinerja penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia merupakan salah satu indikator kebeahasilan mobilisasi dana mayarakat dalam menginvestasikan dananya pada bank syariah tersebut, serta keberhasilan dalam melayani masyarakat membutuhkan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah. Dengan penelitian tersebut dapat diketahui apakah sesudah kebijakan perbankan 1998 kinerja penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia lebih baik dibandingkan sebelumnya. Lebih jauh lagi dari hasil penelitian ini dapat diketahui pola penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia. Dari basil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa sesudah kebijakan perbankan 1998 kinerja penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia Lebih baik dibandingkan sebelumnya. Lebih jauh lagi, dapat dianalisis bahwa baik sebelurn maupun sesudah kebijakan perbankan I998, Bank Muamalat Indonesia masih tampak berhati-hati dalam penyaluran dananya. Oleh karena itu, disarankan agar Bank Muamalat Indonesia Lebih agresif dalam menyalurkan dananya tanpa mengabaikan aturan-aturan yang ada.
This research was to see the performance of public fund collecting and distributing at PT. Bank Muamalat Indonesia before and after the banking policies of 1998. The banking policies of 1998 have clarified the legal basis and business types that can he operated and implemented by syariah bank. The performance of public fund collecting and distributing at PT Bank Muamalat Indonesia constitutes one indicator of successful public fund mobilization in investing it's fund at the syariah bank and the success in serving the people who need the banking services that are in accordance with the principles of Syariah. By this research, it can be known whether the per:armance of public fund collecting and distributing at PT Bank Muamalat Indonesia after the banking policies is better than the one before it. Further, from this research, the pattern of public fund collecting and distributing at PT Bank Muamalat Indonesia can be known. The results of the research indicated that after the banking policies of 1998, the performance of public fund collecting and distributing at PT. Bank Muamalat Indonesia was better than that before. Further, it could be analyzed that either after or before the banking policies of 1998, PT. Bank Muamalat Indonesia seemed to be prudential in distributing its fund. Therefore, it is recommended that PT Bank Muamalat Indonesia should be more aggressive in distributing its fund without ignoring the existing rules.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk membuat model strategi perusahaan dengan pendekatan sistem dinamik pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Usaha untuk mencapai tujuan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah upaya untuk mendapatkan strategi perusahaan dengan mempertimbangkan variabel eksternal dan variabel internal yang mempengaruhinya. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk belum secara optimal dalam melakukan strategi perusahaan. Untuk itu perlu dilakukan penanganan khusus terhadap strategi perusahaan di antaranya yaitu dengan membuat model strategi perusahaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstemal dan faktor-faktor internal yang mempengaruhinya berbentuk diagram alir (stock flow diagram) yang dibuat berdasarkan lima strategi pengembangan bank syariah. Penelitian ini menghasilkan model sistem strategi perusahaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal dengan pendekatan sistem dinamik yang kemudian diolah dengan perangkat lunak Powersim (software dynamic system). Kemudian dilakukan skenario kebijakan melalui simulasi model sistem strategi perusahaan dengan 4 skenario yang menghasilkan skenario terbaik yaitu skenario kebijakan keempat dengan melakukan treatment terhadap faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal sehingga menghasilkan titik koordinat pada posisi Internal Factor Evaluation (FE) berada pada nilai 5,08 dan posisi External Factor Evaluation (EFE) pada nilai 4,45. Dilihat dengan matriks General Electric, angka ini menunjukkan posisi perusahaan pada set 1, yaitu sel yang paling optimal.
This research aims to make strategic model of corporate with dynamic system in PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. This research considers two factors that are external and internal variables. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk does not make corporate strategic optimally, so it needs special handling for corporate strategic such as making strategic model of corporate like stock flow diagram which base on five strategic of sharia developing bank. This research results a strategic model system that considers internal and external factors by using dynamic system. Simulation with this model create four scenario which result the best scenario that consider internal and external scenario and the optimum coordinate of position Internal Factor Evaluation (WE) under score 5,08 and External Factor Evaluation (EFE) under score 4,45. This score can be seen in General Electric Matrix in sell one which is the optimal score.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Hapsari Dewi
Abstrak :
ABSTRAK
Bank Muamalat Indonesia sebagai bank Syariah pertama yang menerapkan konsep bagi hasil yang sangat berbeda dengan konsep piranti bunga perbank konvensional, sangat wajar bila dalam Operasiorìalnya mendapat tekanan-tekanan persaingan dari bank-bank konvensional dalam industri perbankan di Indonesia.

Tekanan persaingan dan bank konvensional dapat berupa pemberian pendapatan yang lebih tinggi, sebagai akibat perang tingkat suku bunga perbankan, dan/atau beberapa jenis layanan perbankan yang lebih baik dari BMI.

Sebagai bank Syariah pertama di tanah air, BMI berhasil memanfaatkan emosional umat Islam yang mendambakan kehadiran bank yang mampu menyeimbangkan kepentingan bank dengan nasabah yang merupakan prinsip bank Islam. Selama ini posisi nasabah, khususnya penerima pembiayaan relatif tidak menguntungkan dengan mekanisme perbankan konvensional.

Sebagal bank yang relatif masih baru, BMI berhasil rnengungguli bank-bank konvensional yang telah ada di industri dalam menghmpun kekuatan finansial dan emosional umat Islam yang cukup besar. Bertolak dari pertimbangan faktor inilah, BMI memandang pesaingnya adalah seluruh bank yang ada dalam industri. Dari pandangan inilah dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif posisi BMI dalam industri.

Dari analisis kuantitatif, posisi BMT relatif kurang menguntungkan dan rata-rata industri, walaupun kinerja BMI menunjukkan pertumbuhan cukup balk untuk beberapa indikator usaha perbankan. Posisi yang kurang menguntungkan ini lebih disebabkan bank-bank konvensional yang telah ada dalam industri telah mencapai skala ekonomi sehingga mampu menekan biaya overhead perusahaan.

Danri analisis kualitatif, posisi EMI relatif mampu bersaing dalam indusntri. Hal ini disebabkan personal value pengelola BMI yang memiliki ekspektasi terhadap keber hasilan BMI berkat dukungan umat Islam.

Dihadapkan pada posisi yang kurang menguntungkan ini, strategi bersaing EMI diarahkan pada strategi focus, yang mana BMI hanya berhadapan dengan bank-bank yang merupakan pesaing utamanya, serta memfokuskan pada kegiatan pembiayaan usaha kecil yang merupakan potensial market segment bagi BMI.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Saleh
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungannya antara faktor syariah, bauran pemasaran (produk, harga, lokasi, promosi, SDM, proses, fisik); karyawan, dan investor terhadap loyalitas nasabah bank syariah. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan teknik analisa deskriptif statistik dan korelasi Kendal tau (r) terhadap 100 responden sebagai sampel populasi penelitian (nasabah bank Muamalat Indonesia cabang Sudirman), disimpulkan bahwa variabel independen yang memiliki korelasi signifikan pada level 0,01 adalah Syariah (0,352), Produk (0,308), Harga (0,232), Promosi (0,343), SDM (0,268), dan Proses (0,317), sedangkan yang signifikan pada level 0,05 adalah Lokasi (0,172), Fisik (0,189), dan faktor loyalitas karyawan (0,191). Semua variabel tersebut bertanda positif yang menunjukkan bahwa peningkatan variabel-variabel tersebut akan meningkatkan juga loyalitas nasabah. Sedangkan variabel loyalitas investor menunjukkan korelasi yang tidak signifikan dengan loyalitas nasabah.
This research aims to evaluate the factors that correlation affects to decision in customers loyalty of Islamic Banking (Bank Muamalat Indonesia branch Sudirman). The factors that being tested represent 10 aspect of analyses as follows syariah aspect, product aspect, price aspect, promotion aspect, place aspect, people aspect, physical evidence aspect, process aspect, employee loyalty aspect, and investor loyalty aspect. With using 100 questionnaires distributed to customers of Islamic Banking in Bank Muamalat Indonesia branch Sudirman and using kendal tau model, the results of the research indicates variables that correlation decision of customers loyalty significantly level of 0,001 are Syariah aspect (0,352), Product aspect (0,308), Price aspect (0,232), Promotion aspect (0,343), People aspect (0,268), and Process aspect (0,317). The significantly correlation level of 0,005 are place aspect (0,172), physical evidence aspect (0,189), and employee loyalty aspect (0,191). There are aspects with sign positive to correlation and effect the influencing aspects of customers loyalty to use the Bank Muamalat Indonesia. The investor loyalty aspect is no correlations siqnificantly with decision of customer?s loyalty.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T 15188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>