Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Windraseptamadya Asrah
"Demam dengue adalah salah satu jenis demam yang umum terdapat pada negara beriklim tropis. Demam ini disebabkan oleh virus dengue (DENV) yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang umumnya bereproduksi di iklim tropis serta dapat berubah menjadi demam berdarah dengue (DBD) apabila penderita tidak dirawat dengan tepat yang dapat berakibat fatal. DENV melakukan replikasi di dalam retikulum endoplasma dari sel manusia dengan bantuan enzim ?-Glucosidase yang dapat diinhibisi dengan menggunakan senyawa berbasis iminosakarida yang mengakibatkan DENV mengalami misfold dan terdegradasi. Ligan standar dan modifikasi telah dilakukan studi ADMET dan RO5 sebelum dilakukan docking dengan protein. Ligan modifikasi tersebut adalah senyawa organoboron yang berbasis terhadap 1-deoxynojirimycin yang meningkatkan energi ikatan bebas pada kompleks protein-ligan yang terbentuk jika dibandingkan dengan senyawa yang tidak termodifikasi. Dari sepuluh ligan modifikasi, ligan nomor dua dan tiga memiliki interaksi terbaik dengan ?-Glucosidase I dan II secara berturut-turut dengan sebesar -8,622 kkal/mol dan -8,858 kkal/mol secara berturut-turut.

Dengue fever is a type of fever that is commonly found in tropical countries. It is caused by dengue virus (DENV) that transmitted by Aedes aegypti or Aedes albopictus mosquitos that mostly reproduces in tropical climates, that can develop into more severe and fatal disease called dengue hemorrhagic fever. DENV can replicate inside endoplasmic reticulum of human cells with the help of ?-Glucosidase enzymes, which can be inhibited using iminosaccharide based drug, that could lead to DENV degradation due to misfolded protein. Standard and modified ligand underwent ADMET and RO5 analysis before being prepared alongside with protein to be docked. The modified ligand is an organoboron compound based on 1-deoxynojirimycin that increases binding free energy on formed ligand-protein complex compared to non-modified compound. From ten modified ligands, ligand number two and three had the best interaction with ?-Glucosidase I and II respectively with of -8.622 kcal/mol and -8.858 kcal/mol respectively."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Delita
"Garcinia fruticosa Lauterb. merupakan anggota suku Clusiaceae. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa ekstrak etil asetat kulit batang G. fruticosa Lauterb. dapat mengambat aktivitas enzim α-glukosidase dan sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi, dan uji aktivitas antioksidan dan penghambatan terhadap α-glukosidase secara in vitro dari ekstrak etil asetat kulit batang G. fruticosa Lauterb. Isolasi dilakukan dengan kromatografi kolom dan diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis. Hasil fraksinasi ekstrak etil asetat diperoleh fraksi dengan potensi penghambatan terhadap α-glukosidase dan antioksidan. Pemurnian dan isolasi lebih lanjut dilakukan pada Fraksi D dan I. Pemurnian Fraksi D menghasilkan isolat D7a yang memiliki aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase (IC50 297,42 μg/mL), dan aktivitas antioksidan (IC50 71,06 μg/mL dengan metode DPPH dan 7,76 μg/mL dengan metode FRAP). Hasil elusidasi struktur isolat dari data spektroskopi IR, LC-MS/MS, 1H-NMR, 13C-NMR, 2D-NMR (HSQC, HMBC), dan literatur, menunjukkan bahwa isolat D7a adalah asam 4-hidroksi-3-metoksi benzoate (Asam Vanilat) dan isolat I-1 adalah β-Sitosterol dan Stigmasterol.

Garcinia fruticosa Lauterb. is the member of Clusiaceae family Previous research reported that the ethyl acetate extract of G. fruticosa Lauterb stem bark was able to inhibit α-glucosidase enzyme activity and as an antioxidant activity. This research's aim is to isolate, identify, and antioxidant activity test and inhibition of α-glucosidase in vitro from ethyl acetate extract of G. fruticosa Lauterb. stem bark. Isolation was performed by column chromatography and identified by thin-layer chromatography. The fractionation result of ethyl acetate extract was obtained fractions with potential inhibition of α-glucosidase and as antioxidant. Further purification and isolation were carried out at fractions D and I. Purification of fraction D resulting isolate D7a with α-glucosidase enzyme inhibitory activity (IC50 297.42 μg/mL), and antioxidant activity (IC50 71.06 μg/mL with DPPH method and 7.76 μg/mL with FRAP method). The results of structural elusidation by spectroscopy IR, LC-MS/ MS, 1H-NMR, 13C-NMR, 2D-NMR (HSQC, HMBC), and literature, showed that the isolate D7a is 4-hydroxy-3-methoxy benzoic acid (Vanillic acid) and isolate I-1 are β-Sitosterol and Stigmasterol."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T54820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puja Andana
"Kawasan tropis dan subtropis merupakan tempat yang sesuai untuk berkembangnya virus dengue. Virus ini penyebarannya kepada manusia melalui nyamuk aedes aegypti. Dari data WHO sekitar 50-100 juta kasus infeksi dengue terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya, tetapi belum terdapat vaksin maupun antivirus yang bisa mencegah dan mengobati penyakit ini. Pengembangan antiviral untuk infeksi DENV seringkali mengalami kendala. Hal ini disebabkan karena DENV memiliki lebih dari satu jenis serotipe. Pengembangan sebuah antiviral yang dapat menangani infeksi dari semua jenis serotipe DENV sangat diperlukan. Antiviral ini dapat dikembangkan melalui inhibisi protein inang yang terlibat dalam siklus hidup DENV. Salah satu protein inang yang dapat dijadikan target adalah enzim α- glucosidase I. Enzim ini memiliki peran penting dalam proses pematangan envelope glikoprotein dari DENV. Pengembangan antiviral berbasis penautan fragmen secara in silico dapat menghasilkan kandidat obat terbarukan dengan afinitas pengikatan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan bahan alam flavonoid untuk menghibisi aktivitas enzimatis dari sisi aktif enzim alfa-glukosidase 1 yang berperan dalam mensintesis cap- RNA virus dengue. Metode yang digunakan pada penelitian secara in silico ini adalah metode penapisan virtual (virtual screening). Senyawa inhibitor yang digunakan adalah ligan flavonoid yang diunduh dari pangkalan data PubChem. Penelitian ini akan melakukan penambatan molekul (molecular docking) terhadap inhibitor pada sisi aktif protein target. Selanjutnya, pada senyawa inhibitor terbaik dilakukan uji farmakologi untuk mengetahui kesesuaian karakteristik senyawa kandidat dengan karakteristik senyawa obat yang telah beredar di pasaran.

The tropical and subtropics area is a suitable place to develop its viral dengue, this virus is a message to mankind through the mosquito Aedes egypti, from the data WHO around 50- 100 million cases of dengue worldwide infections each year. But there is no vaccine or antivirus that can prevent and treat this disease. The antiviral development for DENV infections is often subjected to problems. This is due to DENV having more than one type of serotype. The development of an antiviral that can handle infections of all types of DENV serotypes is indispensable. This antiviral can be developed through the inhibition of host proteins involved in the DENV lifecycle. One of the host proteins that can be targeted is the enzyme α-glucosidase I. This enzyme has an important role in the proeses of maturation of envelope glycoprotein from DENV. The development of fragment-based antiviral in silico can result in renewable drug candidates with good binding affinity the purpose of this study is to utilize natural ingredients of flavonoids to hyddate the enzymatic activity of The active side of the enzyme alpha-glucosidase 1 which plays a role in synthesizes cap-RNA virus with dengue. The method used in silico in this study is a virtual screening method. The inhibitor compounds used are the Flavonod ligands downloaded from the PubChem database. This research will conduct molecular docking against inhibitors on the active side of the target proteins. Furthermore, the best inhibitor compounds will be conducted pharmacological test to be used as a candidate for drug."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kun Fitriana Mahmudah
"Diabetes melitus adalah suatu gangguan metabolisme yang ditandai oleh hiperglikemia maupun abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Salah satu pengobatan hiperglikemia ialah mengurangi penyerapan glukosa dengan menekan pencernaan karbohidrat oleh inhibitor α-glukosidase. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas penghambatan α-glukosidase dan golongan senyawa kimia beberapa tanaman obat Indonesia yang digunakan untuk pengobatan diabetes melitus. Metode yang digunakan untuk menguji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase adalah spektrofotometri. Serbuk simplisia direfluks dengan etanol 80%. Dalam uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase diperoleh ekstrak yang berpotensi tinggi memiliki aktivitas penghambatan yaitu ekstrak buah ketapang (Terminalia catappa L.), biji kesumba (Bixa orellana L.) dan daun srikaya (Annona squamosa L.) dengan nilai IC50 -1-1 -1 berturut-turut 3,02 µg mL ; 28,61 µg mL ; dan 90,47 µg mL . Uji kinetika enzim menunjukkan bahwa ekstrak buah ketapang mempunyai aktivitas penghambatan kompetitif. Dari hasil identifikasi kimia yang dilakukan ternyata ekstrak buah ketapang, biji kesumba dan daun srikaya memiliki kandungan kimia alkaloid, terpen dan glikosida.

Diabetes Mellitus is a group of metabolic disorders characterized by hyperglycemic and abnormalities in carbohydrate, fat, and protein metabolism. One of the hyperglycemic remedies is glucose absorption reduction by suppressing carbohydrate digestion due to utilization of α-Glucosidase inhibitors (AGIs). The purpose of this research was to determine α-glucosidase inhibitory activity and to screen phytochemicals of some Indonesian medicinal plants which used to treat diabetes mellitus. The inhibitory activity of α-glucosidase enzyme was assayed by spectrophotometric method. Simplisia powder was refluxed with 80% ethanol. In α-Glucosidase inhibitory activity assay, extracts that have high-potential inhibitory activity are Terminalia catappa fruits, Bixa orellana seeds, and Annona squamosa leaves extracts with IC50 values respectively 3.02 µg -1-1 -1 mL ; 28.61 µg mL ; and 90.47 µg mL . The result of enzyme kinetics showed that Terminalia catappa fruits extract has a competitive inhibitory activity. Phytochemical identification indicated that Terminalia catappa fruits, Bixa orellana seeds, and Annona squamosa leaves extracts contained alkaloid, terpen, and glycoside. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S786
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Indah Permatasari
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Salah satu terapi diabetes melitus yaitu menurunkan kadar glukosa post-prandial melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat yaitu α-amilase dan α-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan senyawa kimia dan mengetahui penghambatan aktivitas enzim pada 10 ekstrak tanaman yang digunakan secara tradisional sebagai antidiabetes. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode refluks dengan etanol 70%. Uji penghambatan α-amilase dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis (λ=540 nm). Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bungur (Lagerstroemia speciosa (L.) Pers.) memiliki persen penghambatan terbesar yaitu 80,06%. Sedangkan, uji penghambatan α-glukosidase dilakukan menggunakan microplate reader (λ=405 nm). Hasil menunjukkan ekstrak etanol daun bungur memiliki aktivitas penghambatan terbaik dengan nilai IC50 33,86 μg/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa pada 10 ekstrak yang diuji umumnya mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, dan terpenoid."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aisyah Sudarmawan
"Hepatitis merupakan suatu peradangan pada hati yang dapat disebabkan oleh beberapa sebab antara lain virus, alkohol, dan obat-obatan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 2 miliar orang saat ini terinfeksi oleh salah satu dari virus yang menyebabkan hepatitis. Jumlah penderita hepatitis B dan C di Indonesia diperkirakan mencapai 30 juta orang dan menempati peringkat ketiga penderita hepatitis terbanyak di dunia setelah India dan Cina (Kementerian Koordinator Bidang Kesehatan Masyarakat, 2011). Akar ilalang (Imperata cylindrica) merupakan salah satu tanaman yang secara tradisional dapat digunakan sebagai obat hepatitis. Salah satu kandungan kimia dalam akar Imperata cylindrica adalah senyawa triterpenoid. Senyawa triterpenoid mempunyai sifat sebagai antivirus. Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi ekstrak akar Imperata cylindrica terhadap penghambatan enzim α-glukosidase, karena enzim ini merupakan salah satu penyusun amplop virus. Penelitian ini dilakukan dengan metode ekstraksi sonikasi selama 60 menit, frekuensi 40 kHz, suhu 25°C menggunakan pelarut etanol 70%. Rendemen yang dihasilkan sebesar 24,92 % massa. Setelah dilakukan uji fitokimia, hasil ekstraksi akar Imperata cylindrica positif mengandung senyawa triterpenoid terhadap reagen Liebermannn-burchard. Aktivitas inhibisi terbesar terhadap enzim α-glukosidase pada konsentrasi ekstrak 16% yaitu sebesar 86,67%. Pada analisis FTIR, triterpenoid akar Imperata cylindrica digolongkan dalam triterpenoid asam karboksilat.

Hepatitis is an inflammation of the liver that can be caused by viruses alcohol and drugs The World Health Organization WHO estimates that approximately 2 billion people are currently infected by one of the viruses that cause hepatitis Number of patients with hepatitis B and C in Indonesia is estimated at 30 million people and third rank in the world suffering from hepatitis after India and China Coordinating Ministry for Public Health 2011 The roots of cogon grass Imperata cylindrica is one of the plants that are traditionally used as hepatitis medicine One of the chemical constituents in the roots of Imperata cylindrica is a triterpenoid compound Triterpenoid compounds have function as antiviral This study aimed to test the potential of Imperata cylindrica root extract against glucosidase enzyme inhibition because this enzyme is one of the constituent of the viral envelope This research was conducted by sonication extraction for 60 min a frequency of 40 kHz a temperature of 25°C using 70 ethanol The yield is 24 92 massa After phytochemical test positive result Imperata cylindrica root extract contains compounds triterpenoids against reagent Liebermannn burchard Greatest inhibitory activity against glucosidase enzyme was obtained at 16 concentration of extract is equal to 86 67 FTIR analysis showed triterpenoids Imperata cylindrica roots classified in triterpenoid carboxylic acids."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library