Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leli Mulyati
Abstrak :
Penurunan kesadaran merupakan salah satu kondisi kritis yang perlu mendapatkan penanganan dan intervensi yang cepat dan tepat. Kecepatan dan ketepatan intervensi akan mencegah berbagai komplikasi jangka pendek dan jangka panjang pada pasien. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh intervensi stimulasi sensori berbasis teori caring dan uncertainty terhadap proses pemulihan pasien penurunan kesadaran. Penelitian ini terbagi atas dua tahap yaitu penelitian kualitatif (fenomenologi dan diskusi kelompok terfokus) yang melibatkan 24 informan, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan intervensi stimulasi sensori dan penelitian kuantitatif (quasi eksperimen) yang melibatkan 63 responden secara consecutive sampling, yang dibagi dalam kelompok intervensi 1 dan 2 serta kelompok kontrol. Penelitian tahap ini dilakukan di tiga Rumah sakit, 2 di Jakarta dan 1 di Bengkulu. Hasil penelitian tahap satu didapatkan 5 tema dari hasil wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus yang dijadikan sebagai salah sumber untuk menyusun intervensi stimulasi sensori yang dirangkum dalam buku panduan intervensi stimulasi sensori untuk pasien dan perawat dan keluarga. Hasil penelitian tahap dua didapatkan bahwa stimulasi sensori memberikan perbedaan bermakna pada tingkat kesadaran, fungsi sensori dan hemodinamik laju pernapasan dan saturasi okdigen dengan nilai (P<0.05. Tetapi tidak memberikan perbedaan secara bermakna secara uji statistik (P>0.05) pada indikator hemodinamik yang lainnya di antara 3 kelompok terhadap proses pemulihan kesadaran. Meskipun demikian secara klinis terlihat dapat memperpendek masa proses pemulihan kesadaran berdasarkan nilai mean tiap kelompok. Kesimpulan hasil penelitian yaitu intervensi stimulasi sensori dapat mempersingkat proses pemulihan kesadaran pasien. ......Decreased awareness is a critical condition that needs to get fast and appropriate treatment and intervention. Speed ​​and accuracy of intervention will prevent various short-term and long-term complications in patients. This study aims to identify the effect of sensory stimulation interventions based on caring theory and uncertainty on the recovery process of patients with reduced consciousness. This study was divided into two stages, namely qualitative research (phenomenology and focus group discussions) involving 24 informants, then followed by the preparation of sensory stimulation interventions and quantitative research (quasi experiments). involving 63 respondents respectively consecutive sampling, divided into intervention groups 1 and 2 as well as the control group. This stage of the research was conducted in three hospitals, 2 in Jakarta and 1 in Bengkulu. The results of the first phase of the study obtained 5 themes from the results of in-depth interviews and focus group discussions which were used as a source for developing sensory stimulation interventions which are summarized in a sensory stimulation intervention manual for patients and caregivers and families. The results of the second phase of the study found that sensory stimulation provided significant differences in the level of consciousness and hemodynamics of respiratory rate and oxygen saturation with a value of (P<0.05. However, it did not provide significant statistical differences (P>0.05) in sensory function and other hemodynamic indicators among the 3 groups on the process of recovering consciousness. However, clinically it appears to shorten the period of consciousness recovery based on the mean value of each group. The conclusion of the results of the study is that sensory stimulation interventions can shorten the process of restoring patient consciousness.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrotul Aeni
Abstrak :
ABSTRAK
Usia prasekolah merupakan masa anak berkembang optimal. Namun di Indonesia masih terdapat beberapa anak yang mengalami masalah perkembangan. Maka diperlukan stimulasi khususnya oleh ibu karena ibu merupakan orang tua terdekat bagi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku ibu melakukan stimulasi dengan perkembangan anak prasekolah. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah responden 101 ibu dan anak prasekolah. Teknik yang digunakan cluster sampling di Kelurahan Tugu. Hasil analisis uji Kolmogorov-smirnov menunjukkan terdapat hubungan antara perilaku ibu melakukan stimulasi dengan perkembangan anak prasekolah p=0,019 . Perawat komunitas dapat bekerjasama dengan keluarga untuk mewujudkan perkembangan anak yang optimal. Kata kunci: perilaku ibu, perkembangan anak prasekolah, stimulasi
ABSTRACT
Preschool is a period when children develop optimally. However, in Indonesia there are some children who have developmental problems. Therefore, children need stimulation especially from their mothers because mother has closer relationship than father. The purpose of this research is to see the relationship behaviors stimulation by mother with preschool development. This research used cross sectional design with cluster sampling. The participants were 101 mothers and their preschool child in Tugu. The result showed there is relationship between behaviors stimulation by mother with preschool development p value 0,019 . Thus, community nurses can work together with family to help children develop optimally. Keywords behaviors stimulation by mother, preschool development, stimulation
2015
S66670
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifan Budiawan Syarif
Abstrak :
Ruang kreatif personal merupakan ruang yang dirancang untuk memfasilitasi penggunanya dalam berpikir dan bekerja kreatif secara individual. Salah satu caranya adalah dengan memberikan stimulasi visual spasial yang merangsang proses kreatif pada penggunanya. Dalam kajian ini saya ingin mengkaji dan memaparkan mengenai pemahaman bagaimana stimulasi visual spasial pada ruang kreatif personal bekerja. Oleh karena itu, saya mencoba untuk melihat keterhubungan dan pengaruh stimulasi visual spasial dan proses kreatif yang ada di dalamnya. Penulisan skripsi ini menggunakan desain deskriptif dan didukung dengan studi kasus kualitatif. Hasil penulisan ini menjelaskan bahwa pertama, visual spasial dapat menstimulasi pengguna dalam merangsang kreatifitasnya pada ruang kreatif personal. Kedua, stimulasi visual spasial pada ruang kreatif dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu referensial dan non referensial. Ketiga, melalui studi kasus dan didukung oleh sumber literatur dapat dipelajari jika intensitas waktu, posisi dan komposisi ruangan mempengaruhi stimulasi visual spasial pengguna, dimana stimulasi ini bersifat subjektif. ......Personal creative space is a space designed to facilitate its users in thinking and working creatively individually. One way is to provide spatial visual stimulation that stimulates the creative process of its users. In this study I would like to examine and explain the understanding of how spatial visual stimulation in personal creative spaces works. Therefore, I try to see the connection and influence of spatial visual stimulation and the creative process in it. This thesis writing uses a descriptive design and is supported by qualitative case studies. The results of this paper explain that first, spatial visuals can stimulate users in stimulating their creativity in personal creative spaces. Second, spatial visual stimulation in creative space can be divided into two types, namely referential and non-referential. Third, through case studies and supported by literature sources, it can be learned that the intensity of time, position and composition of the room affect the user's spatial visual stimulation, where this stimulation is subjective.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Wagiono
Abstrak :

Terapi aktivitas kelompok adalah intervensi keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebagai terapi terhadap sekelompok pasien dengan masalah keperawatan yang sama dan di dalamnya terjadi dinamika interaksi saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi sarana untuk merubah perilaku dari maladaptif menjadi perilaku adaptif. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan berkaitan dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok, seperti kelompok klien yang mengalami halusinasi. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk mengetahui adanya efek dari terapi aktivitas kelompok terhadap peningkatan kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi. Metode yang digunakan adalah dengan menganalisis kasus dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap klien Tn. C  yang dirawat di rumah sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor dengan diagnosis keperawatan utama halusinasi pendengaran. Hasil dari pemberian terapi aktivitas kelompok: stimulasi persepsi selama sepuluh hari perawatan menunjukkan bahwa terapi aktivitas kelompok: stimulasi persepsi mampu meningkatkan kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi, terutama pada sesi ke-4 yaitu mengontrol halusinsi dengan cara bercakap-cakap. Kesimpulan dari analisis ini adalah terapi aktivitas kelompok: stimulasi persepsi berpengaruh terhadap kemampuan klien mengontrol halusinasi.


 

 


Group activity therapy is a nursing intervention carried out by nurses as a therapy for a group of patients with the same nursing problems, and in which interdependent interaction dynamics occur, need each other, and become a means to change maladaptive behavior into adaptive behavior. Group activity therapy stimulation of perceptions is therapy that uses activity as a stimulus and is related to experience or life to be discussed in groups, such as groups of clients who experience hallucinations. The final scientific work aims to determine the influence of group activity therapy on increasing the client's ability to control hallucinations. The method used is to analyze cases in the provision of nursing care to clients of Mr. C  who was admitted in Marzoeki Mahdi hospital Bogor with the main nursing diagnosis of auditory hallucinations. The results of group activity therapy: stimulation of perceptions for ten days of treatment showed that group activity therapy: perceptual stimulation was able to improve the client's ability to control hallucinations, especially in the 4th session namely controlling the province by means of conversation. The conclusion of this analysis is group activity therapy: stimulation of perceptions influences the clients ability to control hallucinations.

 

 

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Mulyani
Abstrak :
Selama dalam situasi pandemi COVID-19 semua kegiatan dilakukan di rumah, hal ini dapat mempengaruhi orang tua dalam menstimulasi tumbuh kembang anak selama di rumah saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi perilaku orang tua dalam menstimulasi tumbuh kembang anak usia balita di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur kepada 13 orang tua (ayah atau ibu) yang memiliki anak usia balita. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember 2021 di wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif, dengan mengeksplorasi apa saja yang orang tua lakukan dalam menstimulasi tumbuh kembang anak selama masa pandemi COVID-19. Pada penelitian didapatkan tujuh tema yaitu (1) memfasilitasi keseharian anak dengan buku-buku; (2) memberikan izin penggunaan waktu layar; (3) menambah permainan di rumah; (4) jalan-jalan berkeliling; (5) memandirikan anak dengan membiasakan protokol kesehatan; (6) anak ikut dan meniru kegiatan orang tua; dan (7) memberikan makanan seimbang dan tidur yang cukup. Meskipun dalam kondisi terbatas, dalam penelitian ini tergambar orang tua melalui pembelajaran, pengalaman dan modifikasi selalu berusaha menstimulasi tumbuh kembang anaknya di rumah, dengan prinsip memelihara dan melindungi untuk mencapai ketahanan keluarga. Penting bagi berbagai institusi pelayanan keperawatan untuk lebih menfasilitasi dan mensosialisasikan bahwa keperawatan anak tidak hanya untuk anak-anak yang sakit. ...... During the COVID-19 pandemic all activities are carried out at home, this situation can affect parents in stimulating their child's growth and development while at home. The purpose of this study was to explore the behavior of parents in stimulating the growth and development of children under five during the COVID-19 pandemic. This study used descriptive qualitative method. Data was collected by semi-structured interviews with 13 parents (fathers or mothers) who have children under five. This research was conducted from February to December 2021 in the DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi areas. Data analysis used descriptive qualitative analysis, by exploring what parents did to stimulate children's growth and development during the COVID-19 pandemic. The research found seven themes, namely (1) facilitating children's daily life with books; (2) grant screen time usage permission; (3) add games at home; (4) walking around; (5) make children independent by getting used to health protocols; (6) children participate and imitate parents' activities; and (7) provide a balanced diet and adequate sleep. Although in limited conditions, this study illustrates that parents through learning, experience and modification always try to stimulate their child's growth and development at home, with the principle of nurturing and protecting to achieve family resilience. It is important for various nursing service institutions to further facilitate and socialize that pediatric nursing is not only for sick children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Angie Prabhata Putri
Abstrak :
Bayi prematur merupakan bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu (WHO, 2021). Bayi yang lahir prematur juga memiliki risiko yang tinggi terkait masalah kesehatan (Hockenberry & Wilson, 2015). Bayi prematur memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan belum matangnya janin ketika dilahirkan. Organ-organ yang berperan sebagai oromotor pada bayi prematur belum berkembang secara sempurna, sehingga sebagian besar bayi prematur mengalami gangguan fungsi menghisap dan mekanisme menelan. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan stimulasi oromotor secara rutin. Tujuan dilakukan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian stimulasi oromotor dengan peningkatan refleks hisap bayi premature. Pemberian stimulasi oromotr dinilai memberikan pengaruh yang positif dalam peningkatan refleks hisap bayi premature. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah case report. Case report ini sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada pasien dengan masalah yang sama ......Premature babies are babies born before 37 weeks of gestation (WHO, 2021). Babies born prematurely also have a high risk of health problems (Hockenberry & Wilson, 2015). Premature babies have a higher risk of developing health problems. This is because the fetus is immature when it is born. The organs that act as oromotor in premature babies are not fully developed, so that most premature babies have impaired sucking and swallowing functions. One of the interventions that can be done to overcome this problem is to carry out regular oromotor stimulation. The purpose of this paper is to determine the effect of giving oromotor stimulation with an increase in the suction reflex of premature babies. Giving oromotr stimulation is considered to have a positive effect in increasing the suction reflex of premature babies. The method used in this paper is a case report. This case report serves as the basis for conducting further research on patients with the same problem.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Neti Hartaty
Abstrak :
ABSTRAK
Kurangnya stimulasi akan berdampak pada keterlambatan perkembangan balita. Keluarga memegang peranan penting dalam memberikan stimulasi sedini mungkin agar mental, emosional, sosial dan kemandirian balita berkembang secara optimal. Penelitian ini dirancang untuk mengidentifikasi arti dan makna dari pengalaman keluarga dalam menstimulasi perkembangan balita. Desain penelitian yang digunakan adalah fenomenologi deskriptif, menggunakan kriteria sampling purposive, saturasi pada partisipan keenam. Analisa data menggunakan metode Collaizi. Penelitian menghasilkan enam tema yaitu metode stimulasi, waktu stimulasi, sumber peran dalam menstimulasi, perasaan dalam proses stimulasi, masalah pada sifat balita dan anak lebih baik dari orangtua. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan stimulasi perkembangan balita oleh keluarga
ABSTRACT
The lack of stimulation will have an impact on the delay in development of toddlers. Family plays an important role in providing stimulation as early as possible so that mental, emotional, social and survival skills of toddlers would develop optimally. This study was designed to identify the meaning and significance of the family experience in stimulating the development of toddlers. The research method used was descriptive phenomenological approach, using purposeful or purposive sampling criteria of six participants. Data analysis used Collaizi methods. The results produced six themes namely the method of stimulation, stimulation time, resources role in stimulating, feeling the stimulation process, the nature of the problem in toddlers and children better than their parents. The results are expected to improve the ability of the family in stimulating the development of their toddlers.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Ika Citra Dewi
Abstrak :
Latar belakang: Banyak faktor yang memengaruhi stimulasi dan salah satunya adalah stimulasi. Fungsi kognitif berhubungan dengan stimulasi yang diberikan oleh orangtua atau pengasuh. Tujuan: Menilai hubungan stimulasi dengan fungsi kognitif anak perawakan pendek dan normal usia prasekolah Metode: Studi cross sectional yang dilakukan di empat kelurahan di Jakarta dengan metode pengambilan sampel secara consecutive sampling. Kriteria inklusi adalah anak usia prasekolah dari penelitian pada perawakan pendek sebelumnya dengan orangtua atau pengasuh. Penilaian stimulasi menggunakan kuesioner versi Bahasa Indonesia dan fungsi kognitif dengan the Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI) versi Bahasa Indonesia yang dinilai oleh Psikolog. Analisis data dengan uji korelasi Pearson dan Kai kuadrat, hasil signifikan bila nilai p < 0,05 Hasil: Subjek 62 anak yang terdiri dari 22 (35,5%) perawakan pendek dan 40 (64,5%) perawakan normal. Pada perawakan pendek didapatkan yang terbanyak stimulasi perkembangan kategori sedang (54,5%), proporsi IQ verbal dan total rata-rata (59,1% dan 50,0%), proporsi IQ performa di bawah rata-rata (45,5%). Hubungan stimulasi dengan fungsi kognitif IQ total pada anak perawakan normal (r=0,316; p=0,047). Perbedaan proporsi IQ verbal, IQ performa dan IQ total pada perawakan pendek dan normal (p=0,409; p=0,119; p=0,877). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara stimulasi dengan fungsi kognitif. Tidak terdapat perbedaan proporsi penilaian kognitif dari rata-rata ke atas pada IQ verbal, IQ performa dan IQ total pada perawakan pendek dan normal. Hasil ini harus diinformasikan kepada orangtua atau pengasuh bahwa stimulasi memengaruhi fungsi kognitif dan harus dilakukan rutin setiap hari. ......Background: Several factors influence cognitive function and stimulation is one of them. Cognitive function is related to stimulation given by parents or caregivers. Aim: To assess correlation between stimulation with cognitive function of preschool children with normal and short stature. Methods: A cross-sectional study with a consecutive sampling was done in four sub-districts in Jakarta. Inclusion criteria were preschool-age children from the previous research on short stature and their parents or caregivers. Stimulation assessment using an Indonesian questionnaire version. Verbal IQ (VIQ), performance IQ (PIQ), and full-scale IQ (FSIQ) were assessed with the Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI) Indonesian version by Psychologist. Data were analyzed using Pearson correlation and Chi-square test with a statistically significant if p-value <0.05. Results: Subject of 62 children consist of 64.5% normal and 35.5% short stature. Most of short stature children obtained medium category stimulation (54.5%), an average VIQ and FSIQ proportion (59.1% and 50.0%, respectively), below the average PIQ proportion (45.5%). Correlation between stimulation with FSIQ (r= 0.316; p-value= 0.047) in normal stature. Verbal IQ, PIQ and FSIQ proportion difference from an average and above between normal and short stature children were p-value= 0.409; p-value= 0.119; p-value= 0.877, respectively. Conclusion: There was a significant correlation between stimulation and cognitive function. Cognitive function from an average and above between normal and short stature is no proportion difference. This finding must be informed to the parents or caregivers that stimulation affects the cognitive function, and it must be done every day regularly.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iin
Abstrak :
Bayi prematur sulit untuk mencapai kemampuan minum akibat imaturitas sistem pencernaannya. Kondisi ini menyebabkan perawatan yang lebih lama di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas gabungan stimulasi oromotor dan pemberian nonnutritive sucking terhadap kecepatan minum bayi mencapai fullfeed, peningkatan volume minum, peningkatan berat badan, dan kesiapan minum bayi prematur. Rancangan penelitian ini adalah randomized control trial dengan desain paralel yang melibatkan jumlah sampel sebanyak 52 bayi prematur. Responden yang mendapatkan stimulasi oromotor dan pemberian nonnutritive sucking sebanyak 26 bayi prematur (kelompok intevensi) dan yang mendapatkan perawatan rutin RS sebanyak 26 bayi prematur (kelompok kontrol). Hasil penelitian mengidentifikasi rerata kecepatan minum bayi mencapai fullfeed pada kelompok intervensi dan kontrol (10,04, 9,73, p<0,001), Peningkatan berat badan yang signifikan pada kelompok intervensi dan kontrol (2,392,2,204,p< 0,001), dan terdapat rerata peningkatan volume minum pada kelompok intervensi dan kontrol (33,65, 29,9, p<0,001). Intervensi stimulasi oromotor dan pemberian nonnutritive sucking dapat menjadi alterrnatif tindakan perawat untuk mengatasi masalah kesulitan minum pada bayi prematur. ......Premature babies find it difficult to achieve the ability to drink due to the immaturity of their digestive system. This condition leads to a longer stay in the hospital. This study aims to determine the combined effectiveness of oromotor stimulation and non-nutritive sucking on the speed of feeding babies to reach full feed, increasing drinking volume, increasing body weight and readiness to drink premature babies. The design of this study was a randomized control trial with a parallel design involving a sample of 52 premature infants. Respondents who received oromotor stimulation and nonnutritive sucking were 26 premature babies (intervention group) and 26 premature babies who received routine hospital care (control group). The results of the study identified that there was an increase in the speed of infant feeding reaching full feed in the intervention and control groups (10.04, 9.73, p<0.001), weight gain in the intervention and control groups (2,392.2,204, p<0.001), there was an increase in volume drinking in the intervention and control groups (33.65, 29.9, p<0.001). and an increase in drinking readiness after the intervention in the intervention and control groups showed an increase (10.04% ,9.73%). Oromotor stimulation and the provision of nonnutritive sucking can be an alternative action for nurses to overcome the problem of drinking difficulties in premature infants.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda
Abstrak :
Anak merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan anak dapat mencapai 80% pada usia 3 tahun apabila dilakukan stimulasi perkembangan dengan teratur. Ibu merupakan orang paling tepat melakukan stimulasi perkembangan anak. Oleh karena itu pengetahuan ibu perlu ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak toddler. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental, dengan pretest-posttest non-equivalent control group design yang bertujuan mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak toddler yang diberikan dan tidak diberikan intervensi pendidikan kesehatan dengan menggunakan kelompok kontrol. Populasi penelitian ini adalah para ibu yang mempunyai anak toddler yang sedang dirawat di ruang perawatan di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh. Jumlah sampel 34 orang, 17 orang kelompok intervensi dan 17 orang kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan concecutive sampling. Analisis efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak toddler menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan pengetahuan (p=l,000) dan sikap (p=0,732) ibu sebelum intervensi dan ada perbedaan pengetahuan (p=0,002) dan sikap (p=0,039) ibu setelah intervensi pada kelompok intervensi dan kontrol. Ada perbedaan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan setelah intervensi pada kelompok intervensi (p=0,002) dan tidak ada perbedaan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan setelah periode intervensi pada kelompok kontrol (p=l,000). Tidak ada pengaruh karakteristik ibu pada pengetahuan dan sikap ibu pada kelompok intervensi. Pemberian pendidikan kesehatan yang teratur diharapkan ibu dapat berpengetahuan baik dan bersikap positif dalam stimulasi perkembangan. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara pendekatan terbaik yang dapat diterapkan di masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan sikapnya terhadap program stimulasi perkembangan anak dengan melibatkan berbagai unsur termasuk keluarga. Perawat anak dapat memberikan pendidikan kesehatan dengan tepat, maka perlu bekeijasama dengan berbagai kalangan yang ada di daerah setempat. ......Children are the prospect generation of nation. The development of child could come to 80% at the age of 3 if development stimulation is done regulariy. A mother is the best to carry out the child stimulation development. For this reason, the mother’s knowledge needs upgrading through health education. This research was aimed to explore the effectiveness of health education on mother,s knowledge and attitude toward children stimulation development in toddler. The research was quasi experimental design, with pretest-posttest non-equivalent control group design that aimed to explore the difference in mother’s knowledge and attitude toward children stimulation development between control and experimental group. The participants in the intervention group were given health education wheareas the control group were’nt given the health education. The population of this research were mothers in Zainoel Abidin general hospital Banda Aceh whose had sick toddler in hospital. The samples were 34 devided into 2 group, with 17 participants respectively. Data were analized by chi-square test. The result showed that there was no significant difference in mother knowledge (p=1,000) and attitude (p=0,732) toward children stimulation development before intervention and there was significant difference in mother knowledge (p=0,002) and attitude (p-0,039) after intervention in both of groups. There was significant difference in mother knowledge and attitude before and after intervention in intervention group (0,002). There was no significant difference in mother knowledge and attitude before and after time of intervention in control group (p=l,000). There was no influence of characteristic of mother in knowledge and attitude. By regular heath education, it is hoped that the mother will have positive attitude and good knowledge toward children stimulation development in toddler. Health education is one of best approach that can be applied in community in order to improve knowledge and attitude in children stimulation development program by involving various sectors. Pediatric nurse can give the proper health education can collaborate with many sectors including local government.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26565
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>