Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Braden, Gregg
Tangerang: Javanica, 2018
523.1 BRA d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Callista Hapsari Almira Inez Ersya
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penelitian korelasional dan intervensi. Dua studi, studi korelasi dan studi intervensi, dilakukan untuk meneliti interaksi spiritualitas di tempat kerja dan spiritualitas individual dalam memprediksi kepuasan kerja, dan mengetahui efektivitas pelatihan “BeYOUnd”. Karyawan operasional PT XYZ sejumlah 154 orang berpartisipasi pada studi pertama; dan hasil menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antar variabel p< .01). Hasil analisis PROCESS Hayes menunjukkan bahwa spiritualitas individual berperan sebagai moderator pada hubungan antara spiritualitas di tempat kerja dan kepuasan kerja F p <0,05, R 2=7%. Pelatihan “BeYOUnd”, sebagai studi intervensi, dilakukan pada 14 karyawan yang mendapatkan skor spiritualitas di tempat kerja rendah pada studi pertama. Hasil evaluasi tingkat 1 menunjukkan reaksi positif peserta terlihat dari tidak ada penilaian di bawah rata- rata pengukuran (M = 4,98 – 5,64). Evaluasi tingkat 2 menunjukkan perbedaan signifikan antara skor pengetahuan partisipan sebelum dan sesudah pelatihan “BeYOUnd” (Z = -2.22, p. Hasil evaluasi tingkat 3 menunjukkan bahwa partisipan mendapatkan nilai baik (3) dan sangat baik (4) pada indikator perilaku yang menunjukkan spiritualitas di tempat kerja. Berdasarkan tiga tingkat evaluasi menunjukkan bahwa pelatihan “BeYOUnd” secara umum memiliki hasil yang baik berdasarkan evaluasi reaksi, pengetahuan, dan tingkah laku. Kedua studi yang dilakukan berhasil menjawab seluruh pertanyaan penelitian yang diajukan oleh peneliti.

There were two studies in this research, correlation study and intervention study. The purpose of the correlation study was to examine the relationship of individual spirituality as moderator on the relationship between workplace spirituality and job satisfaction. Intervention study aimed to examine the effectiveness of the 'BeYOUnd' training to improve workplace spirituality. One hundred and fifty four employees participated in the first study and showed the result that there was a significant positive correlation between variables (p <.01). The results of Hayes' PROCESS analysis showed that individual spirituality moderated the relationship between workplace spirituality and job satisfaction F (3, 150) = 3.75, p <0.05, R 2 = 7%. Then, 14 employees who had low workplace spirituality scores in the first study participated in 'BeYOUnd' Training. The results of the level 1 evaluation indicated the positive reaction of participants as seen that no response below the average measurement (M = 4.98 - 5.64). Level 2 evaluation showed significant differences between participants' knowledge scores before and after the 'BeYOUnd' training (Z = -2.22, p = 0.029). The results of level 3 evaluation indicated that participants received good (3) and very good (4) scores on behavioral indicators of workplace spirituality. The results of the three evaluation levels showed that the 'BeYOUND' training, in general, had good results based on evaluating partcipants’ reactions, knowledge, and behavior. Both studies were able to answer research questions proposed by researcher.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penelitian korelasional dan intervensi. Dua studi, studi korelasi dan studi intervensi, dilakukan untuk meneliti interaksi spiritualitas di tempat kerja dan spiritualitas individual dalam memprediksi kepuasan kerja, dan mengetahui efektivitas pelatihan “BeYOUnd”. Karyawan operasional PT XYZ sejumlah 154 orang berpartisipasi pada studi pertama; dan hasil menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antar variabel p< .01). Hasil analisis PROCESS Hayes menunjukkan bahwa spiritualitas individual berperan sebagai moderator pada hubungan antara spiritualitas di tempat kerja dan kepuasan kerja F p <0,05, R 2=7%. Pelatihan “BeYOUnd”, sebagai studi intervensi, dilakukan pada 14 karyawan yang mendapatkan skor spiritualitas di tempat kerja rendah pada studi pertama. Hasil evaluasi tingkat 1 menunjukkan reaksi positif peserta terlihat dari tidak ada penilaian di bawah rata- rata pengukuran (M = 4,98 – 5,64). Evaluasi tingkat 2 menunjukkan perbedaan signifikan antara skor pengetahuan partisipan sebelum dan sesudah pelatihan “BeYOUnd” (Z = -2.22, p. Hasil evaluasi tingkat 3 menunjukkan bahwa partisipan mendapatkan nilai baik (3) dan sangat baik (4) pada indikator perilaku yang menunjukkan spiritualitas di tempat kerja. Berdasarkan tiga tingkat evaluasi menunjukkan bahwa pelatihan “BeYOUnd” secara umum memiliki hasil yang baik berdasarkan evaluasi reaksi, pengetahuan, dan tingkah laku. Kedua studi yang dilakukan berhasil menjawab seluruh pertanyaan penelitian yang diajukan oleh peneliti.

There were two studies in this research, correlation study and intervention study. The purpose of the correlation study was to examine the relationship of individual spirituality as moderator on the relationship between workplace spirituality and job satisfaction. Intervention study aimed to examine the effectiveness of the 'BeYOUnd' training to improve workplace spirituality. One hundred and fifty four employees participated in the first study and showed the result that there was a significant positive correlation between variables (p <.01). The results of Hayes' PROCESS analysis showed that individual spirituality moderated the relationship between workplace spirituality and job satisfaction F (3, 150) = 3.75, p <0.05, R 2 = 7%. Then, 14 employees who had low workplace spirituality scores in the first study participated in 'BeYOUnd' Training. The results of the level 1 evaluation indicated the positive reaction of participants as seen that no response below the average measurement (M = 4.98 - 5.64). Level 2 evaluation showed significant differences between participants' knowledge scores before and after the 'BeYOUnd' training (Z = -2.22, p = 0.029). The results of level 3 evaluation indicated that participants received good (3) and very good (4) scores on behavioral indicators of workplace spirituality. The results of the three evaluation levels showed that the 'BeYOUND' training, in general, had good results based on evaluating partcipants’ reactions, knowledge, and behavior. Both studies were able to answer research questions proposed by researcher.
Universitas Indonesia, 2019
T53997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Monica
Tesis ini mengkaji tentang pengalaman-pengalaman transendental yang mendorong orang memilih jalan tasawuf sebagai upaya mengatasi problem kecemasan dalam kehidupan perkotaan. Lokus riset ialah zawiah Rumi Centre yang berafiliasi dengan tarekat Naqsyabandiyah Haqqani. Penelitian ini dilakukan dengan metode etnografi dari Mei 2021 sampai November 2022. Fenomena kecemasan dan disorientasi terjadi akibat tekanan problematika keseharian dan kegagalan individu manusia memahami dunia dengan rasionalitas mereka. Gejala itu menjelma kondisi liminal yang mendorong orang melakukan perjalanan spiritual demi menemukan makna hidup hakiki. Dalam prosesnya, mereka memperoleh pengalaman visioner (visionary experiences) yang memvalidasi upaya pencarian tersebut sebagai sebuah ‘calling’ (panggilan hidup). Pengalaman itu mengarahkan mereka ke dunia tasawuf yang menawarkan visi hidup untuk perjumpaan dengan Tuhan semata melalui perantaraan mursyid. Ada tiga temuan menarik, pertama bahwasanya perjalanan spiritual yang bersifat individual, turut mengandung aspek sosial dan relasional; kedua spiritualitas tasawuf berfungsi untuk mengatasi masalah duniawi (outer worldly) yang memicu kecemasan, melalui pengolahan dan pendisiplinan rohani (inner worldly) tanpa mesti melepaskan diri dari dunia materialitas sebagaimana pada praktik asketisme umum, sebab upaya subyek mencapai makrifat pada dasarnya tetap membutuhkan subyek lain sebagai refleksi kekuasaan ilahiah yang memberikan kekuatan dan makna hidup; ketiga pengalaman terkoneksi dengan mursyid, Waliyullah, serta Rasulullah memposisikan praktik tasawuf menjadi wahana sekaligus instrumen keilahian yang mentransformasikan spiritualitas para pelaku tasawuf, sehingga membentuk kesadaran subyek etis baru sebagai makhluk manusia.
......This thesis examines transcendental experiences that encourage people to choose the path of Sufism as an effort to overcome the problem of anxiety in urban life. The research locus is the Zawiah Rumi Center which is affiliated with the Naqsyabandiyah Haqqani congregation. This research was conducted using the ethnographic method from May 2021 to November 2022. The phenomena of anxiety and disorientation occur due to the pressures of everyday problems and the failure of individual humans to understand the world with their rationality. These symptoms become liminal conditions that encourage people to take a spiritual journey to find the true meaning of life. In the process, they gain visionary experiences which validate the search as a 'calling'. This experience directs them to the world of Sufism which offers a vision of life for an encounter with God solely through the mediation of a murshid. There are three interesting findings, first that the individual spiritual journey also contains social and relational aspects; secondly, the spirituality of Sufism functions to overcome worldly problems (outer worldly) that trigger anxiety, through spiritual processing and discipline (inner worldly) without having to break away from the world of materiality as in the practice of general asceticism, because the subject's efforts to achieve makrifat basically still require other subjects as a reflection of divine power which gives strength and meaning to life; the three experiences are connected with murshid, Waliyullah, and Rasulullah positioning the practice of Sufism to be a vehicle as well as an instrument of divinity that transforms the spirituality of the doers of Sufism, thereby forming awareness of new ethical subjects as human beings.Tesis ini mengkaji tentang pengalaman-pengalaman transendental yang mendorong orang memilih jalan tasawuf sebagai upaya mengatasi problem kecemasan dalam kehidupan perkotaan. Lokus riset ialah zawiah Rumi Centre yang berafiliasi dengan tarekat Naqsyabandiyah Haqqani. Penelitian ini dilakukan dengan metode etnografi dari Mei 2021 sampai November 2022. Fenomena kecemasan dan disorientasi terjadi akibat tekanan problematika keseharian dan kegagalan individu manusia memahami dunia dengan rasionalitas mereka. Gejala itu menjelma kondisi liminal yang mendorong orang melakukan perjalanan spiritual demi menemukan makna hidup hakiki. Dalam prosesnya, mereka memperoleh pengalaman visioner (visionary experiences) yang memvalidasi upaya pencarian tersebut sebagai sebuah ‘calling’ (panggilan hidup). Pengalaman itu mengarahkan mereka ke dunia tasawuf yang menawarkan visi hidup untuk perjumpaan dengan Tuhan semata melalui perantaraan mursyid. Ada tiga temuan menarik, pertama bahwasanya perjalanan spiritual yang bersifat individual, turut mengandung aspek sosial dan relasional; kedua spiritualitas tasawuf berfungsi untuk mengatasi masalah duniawi (outer worldly) yang memicu kecemasan, melalui pengolahan dan pendisiplinan rohani (inner worldly) tanpa mesti melepaskan diri dari dunia materialitas sebagaimana pada praktik asketisme umum, sebab upaya subyek mencapai makrifat pada dasarnya tetap membutuhkan subyek lain sebagai refleksi kekuasaan ilahiah yang memberikan kekuatan dan makna hidup; ketiga pengalaman terkoneksi dengan mursyid, Waliyullah, serta Rasulullah memposisikan praktik tasawuf menjadi wahana sekaligus instrumen keilahian yang mentransformasikan spiritualitas para pelaku tasawuf, sehingga membentuk kesadaran subyek etis baru sebagai makhluk manusia.

This thesis examines transcendental experiences that encourage people to choose the path of Sufism as an effort to overcome the problem of anxiety in urban life. The research locus is the Zawiah Rumi Center which is affiliated with the Naqsyabandiyah Haqqani congregation. This research was conducted using the ethnographic method from May 2021 to November 2022. The phenomena of anxiety and disorientation occur due to the pressures of everyday problems and the failure of individual humans to understand the world with their rationality. These symptoms become liminal conditions that encourage people to take a spiritual journey to find the true meaning of life. In the process, they gain visionary experiences which validate the search as a 'calling'. This experience directs them to the world of Sufism which offers a vision of life for an encounter with God solely through the mediation of a murshid. There are three interesting findings, first that the individual spiritual journey also contains social and relational aspects; secondly, the spirituality of Sufism functions to overcome worldly problems (outer worldly) that trigger anxiety, through spiritual processing and discipline (inner worldly) without having to break away from the world of materiality as in the practice of general asceticism, because the subject's efforts to achieve makrifat basically still require other subjects as a reflection of divine power which gives strength and meaning to life; the three experiences are connected with murshid, Waliyullah, and Rasulullah positioning the practice of Sufism to be a vehicle as well as an instrument of divinity that transforms the spirituality of the doers of Sufism, thereby forming awareness of new ethical subjects as human beings.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adela Inayatul Khoiria
Penelitian ini membahas mengenai narasi leluhur dan relevansinya dalam dinamika hubungan antara Islam dan Kepercayaan Lokal Sunda di Desa Karangpakuan, Kecamatan Darmaradja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Masyarakat Desa Karangpakuan telah mengasimilasi Islam dengan kepercayaan lokal Sunda. Hal ini juga merupakan salah satu upaya untuk memperkuat narasi religiusitas Islam dan identitas mereka sebagai warga Cipaku. Namun, di saat yang bersamaan, fenomena-fenomena seperti kepercayaan maupun praktik terkait roh dan leluhur yang masih bertahan dan sering diaktifkan oleh masyarakat di Desa Karangpakuan juga telah memicu berbagai macam pihak untuk mengurangi narasi leluhur dalam ritual. Upaya penghilangan kepercayaan dan praktik-praktik terkait leluhur tersebut dilakukan melalui misi-misi keagamaan yang dibawa oleh para aktor keluarga pondok pesantren. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi yang mencakup observasi partisipan, wawancara mendalam, serta studi literatur. Berdasarkan temuan saya di lapangan, pengenalan agama dunia/agama yang diakui negara tidak serta merta menghilangkan nilainilai kepercayaan lokal. Dalam kasus saya, asimilasi Islam oleh kepercayaan lokal Sunda terjadi ketika masyarakat Desa Karangpakuan terus menerus mengaitkan peristiwa-peristiwa spiritualitas yang mereka alami dengan narasi-narasi leluhur.
......This research discusses the ancestral narrative and its relevance in the dynamics of the relationship between Islam and Sundanese Local Beliefs in Karangpakuan Village, Darmaradja, Sumedang, West Java. The people of Karangpakuan Village have assimilated Islam with local Sundanese beliefs. This is also one of the efforts to strengthen the narrative of Islamic religiosity and their identity as Cipaku citizens. However, at the same time, phenomena such as beliefs and practices related to spirits and ancestors that still survive and are often activated by the community in Karangpakuan Village have also triggered various parties to reduce the ancestral narrative in rituals. Efforts to remove ancestral beliefs and practices were carried out through religious missions carried out by the actors of the boarding school family. This research is a qualitative research with ethnographic method that includes participant observation, in-depth interview, and literature study. Based on my findings in the field, the introduction of state-recognized world religions does not necessarily eliminate the values of local beliefs. In my case, the assimilation of Islam by local Sundanese beliefs occurred when the people of Karangpakuan Village continuously associated the spirituality events they experienced with ancestral narratives.Penelitian ini membahas mengenai narasi leluhur dan relevansinya dalam dinamika hubungan antara Islam dan Kepercayaan Lokal Sunda di Desa Karangpakuan, Kecamatan Darmaradja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Masyarakat Desa Karangpakuan telah mengasimilasi Islam dengan kepercayaan lokal Sunda. Hal ini juga merupakan salah satu upaya untuk memperkuat narasi religiusitas Islam dan identitas mereka sebagai warga Cipaku. Namun, di saat yang bersamaan, fenomena-fenomena seperti kepercayaan maupun praktik terkait roh dan leluhur yang masih bertahan dan sering diaktifkan oleh masyarakat di Desa Karangpakuan juga telah memicu berbagai macam pihak untuk mengurangi narasi leluhur dalam ritual. Upaya penghilangan kepercayaan dan praktik-praktik terkait leluhur tersebut dilakukan melalui misi-misi keagamaan yang dibawa oleh para aktor keluarga pondok pesantren. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi yang mencakup observasi partisipan, wawancara mendalam, serta studi literatur. Berdasarkan temuan saya di lapangan, pengenalan agama dunia/agama yang diakui negara tidak serta merta menghilangkan nilainilai kepercayaan lokal. Dalam kasus saya, asimilasi Islam oleh kepercayaan lokal Sunda terjadi ketika masyarakat Desa Karangpakuan terus menerus mengaitkan peristiwa-peristiwa spiritualitas yang mereka alami dengan narasi-narasi leluhur.

This research discusses the ancestral narrative and its relevance in the dynamics of the relationship between Islam and Sundanese Local Beliefs in Karangpakuan Village, Darmaradja, Sumedang, West Java. The people of Karangpakuan Village have assimilated Islam with local Sundanese beliefs. This is also one of the efforts to strengthen the narrative of Islamic religiosity and their identity as Cipaku citizens. However, at the same time, phenomena such as beliefs and practices related to spirits and ancestors that still survive and are often activated by the community in Karangpakuan Village have also triggered various parties to reduce the ancestral narrative in rituals. Efforts to remove ancestral beliefs and practices were carried out through religious missions carried out by the actors of the boarding school family. This research is a qualitative research with ethnographic method that includes participant observation, in-depth interview, and literature study. Based on my findings in the field, the introduction of state-recognized world religions does not necessarily eliminate the values of local beliefs. In my case, the assimilation of Islam by local Sundanese beliefs occurred when the people of Karangpakuan Village continuously associated the spirituality events they experienced with ancestral narratives.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Qarni, Aidh Abdullah
Jakarta: Qisthi Press, 2004
297.5 ALQ tt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Buku ini membahas tentang kehidupan beragama memasuki milenium ketiga, yang mencakup kekuasaan, feminisme, pluralisme sosial dan posmodernisme.Buku ini membahas tentang kehidupan beragama memasuki milenium ketiga, yang mencakup kekuasaan, feminisme, pluralisme sosial dan posmodernisme.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2000
291.17 AGA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Swami, Muktananda
[Place of publication not identified]: Media Hindu, 2007
294.53 SWA st
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maryati Segerow
Depok: Coqelat Printing, 2011
297.57 MAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sindhunata
Buku ini mencoba memperlihatkan bahwa anggapan itu tak seluruh- nya benar. Ignatius sendiri adalah pribadi yang hidup dari spiritualitas kerakyatannya, yang juga diliputi kenaifan. Kenaifan penghayatan iman dan perasaan-perasaan iman sangat menentukan perjalanan rohaninya. Sesungguhnya, warisan spiritualitasnya juga sangat mempunyai unsur kerakyatan yang sederhana tersebut. Menengok spiritualitas Ignatius dari sudut ini akan makin membawa kita mema- hami bahwa spiritualitas Ignatian sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Tak berlebihan bila mengatakan bahwa spiritualitas sebenarnya adalah semacam spiritualitas awam.Buku ini mencoba memperlihatkan bahwa anggapan itu tak seluruh- nya benar. Ignatius sendiri adalah pribadi yang hidup dari spiritualitas kerakyatannya, yang juga diliputi kenaifan. Kenaifan penghayatan iman dan perasaan-perasaan iman sangat menentukan perjalanan rohaninya. Sesungguhnya, warisan spiritualitasnya juga sangat mempunyai unsur kerakyatan yang sederhana tersebut. Menengok spiritualitas Ignatius dari sudut ini akan makin membawa kita mema- hami bahwa spiritualitas Ignatian sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Tak berlebihan bila mengatakan bahwa spiritualitas sebenarnya adalah semacam spiritualitas awam.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2022
230 SIN j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
The discussion on the status and the role of women in our society has become a contoversial topic. Some have the opinion that women have to keep silence in piblic meeting and submit to their husbands...The discussion on the status and the role of women in our society has become a contoversial topic. Some have the opinion that women have to keep silence in piblic meeting and submit to their husbands...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>