Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Dimas Bagus Prabowo
Abstrak :
Penelitian mengenai kualitas attachment dengan kemandirian sebelumnya masih sedikit yang memisahkan antara attachment ibu-anak dengan attachment ayah-anak. Pada studi ini, attachment orangtua dipisahkan menjadi attachment ibu-anak dan ayah-anak. Sampel pada studi ini adalah remaja akhir yang berusia 18-21 tahun di kota Depok (N=103). Responden diminta untuk mengisi kuesioner yang mengukur attachment ibu-anak dan ayah-anak serta kemandirian. Attachment ibu-anak dan ayah-anak diukur melalui adaptasi alat ukur Inventory of Parent and Peer Attachment-Revised (IPPA-R) dan kemandirian diukur melalui adaptasi alat ukur Adolescence Autonomy Questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan attachmen ibu-anak memiliki hubungan signifikan dengan kemandiran, sedangkan attachment ayah-anak tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kemandirian.
There's not many studies that distinguish parent attachment as mother-child and father-child attachment in connection with autonomy. In this study, parent attachment has been separated into mother-child and father-child attachment. The samples of this study is late adolescents between 18 and 21 years old, who lives in Depok (N=103). Respondents are asked to fill the questionnaires which measures mother-child attachment, father-child attachment and autonomy. Mother-child attachment and father-child attachment were measured with adaptation version of Inventory of Parent and Peer Attachment-Revised (IPPA-R) and autonomy were measured with adaptation version of Adolescence Autonomy Questionnaire. This study found that mother-child attachment correlates significantly with autonomy, while father-child attachment didn’t correlates significantly with autonomy.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsa Dhiya M
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara interaksi ayah-orang dewasa keterikatan dengan orang dewasa baru yang berada dalam hubungan romantis. Keterlibatan Ayah memiliki dua aspek yaitu aspek afektif dan aspek perilaku. Aspek afektif dari interaksi ayah menggunakan Nurturant Fathering Scale (NFS), sedangkan aspek perilaku Interaksi ayah diukur menggunakan Skala Keterlibatan Ayah (FIS). Keduanya adalah alat ukur dikembangkan oleh Finley dan Schwartz (2004). Kemelekatan orang dewasa memiliki dua dimensi, yaitu dimensi kecemasan dan penghindaran. Untuk mengukur kedua dimensi orang dewasa attachment, digunakan untuk mengukur Experience dalam bentuk Close-Short Relations (ECR-S) Milik Wei, Russell, Mallinckrodt, dan Vogel (2007). Sebanyak 551 responden dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan aspek afektif Interaksi ayah memiliki hubungan dengan kecemasan lampiran (r = -0,129, p <0,01, dua sisi) tetapi tidak memiliki hubungan dengan menghindari keterikatan. Kemudian Ditemukan bahwa perilaku interaksi ayah tidak berhubungan kecemasan atau menghindari keterikatan. ...... This study aims to examine the relationship between father-adult interactions with new adults who are in romantic relationships. Father's involvement has two aspects, namely affective aspects and behavioral aspects. The affective aspect of the father's interaction uses the Nurturant Fathering Scale (NFS), while the behavioral aspects of the father's interaction are measured using the Father's Involvement Scale (FIS). Both are measuring tools developed by Finley and Schwartz (2004). Adult attachment has two dimensions, namely the dimensions of anxiety and avoidance. To measure both dimensions of adult attachment, it is used to measure Experience in the form of Close-Short Relations (ECR-S) by Wei, Russell, Mallinckrodt, and Vogel (2007). A total of 551 respondents in this study. The results of this study indicated that the affective aspect of the father's interaction had a relationship with attachment anxiety (r = -0.129, p <0.01, both sides) but had no relationship with attachment avoidance. Later it was found that the father's interaction behavior was not related to anxiety or attachment avoidance.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afinafaza Rusyda Putri
Abstrak :
Rendahnya keterlibatan ayah merupakan situasi yang mengkhawatirkan mengingat pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, khususnya anak pada masa kanak-kanak awal (3-6 tahun). Salah satu faktor yang diduga dapat memengaruhi keterlibatan ayah adalah maternal gatekeeping. Maternal gatekeeping didefinisikan sebagai perilaku ibu yang memfasilitasi, membatasi, dan mengontrol ayah, baik ketika mereka berinteraksi dengan anak atau bahkan sebelum dan sesudah terlibat dengan anak. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah maternal gatekeeping dapat memprediksi keterlibatan ayah. Secara khusus, penelitian ini akan melihat kontribusi dimensi-dimensi maternal gatekeeping sebagai prediktor keterlibatan ayah, yaitu dimensi encouragement, discouragement, dan control. Partisipan penelitian ini adalah 94 ayah yang berumur 28-49 tahun dan memiliki anak berumur 3-6 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inventory of Father Involvement dan The Maternal Gatekeeping Scale yang disebar secara online melalui Google Form. Hasil penelitian menggunakan analisis Multiple Linear Regression menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh tiga dimensi maternal gatekeeping secara bersama-sama terhadap keterlibatan ayah adalah sebesar 28.7%. Selain itu, hasil analisis kontribusi setiap dimensi maternal gatekeeping terhadap keterlibatan ayah menemukan bahwa perilaku ibu yang memfasilitasi (dimensi encouragement) memprediksi tingkat keterlibatan ayah, sedangkan dimensi discouragement dan control tidak. ......The low of father involvement is a concerning situation given the importance of their involvement in childcare, particularly during early childhood (3-6 years). One suspected factor that might influence father involvement is maternal gatekeeping. Maternal gatekeeping refers to a mother's behavior that either facilitates, restricts, or controls the father's interactions with the child, even before and after they engage with the child. Therefore, this study aims to investigate whether maternal gatekeeping can predict father involvement. Specifically, the research will examine the contributions of dimensions of maternal gatekeeping, encouragement, discouragement, and control, as predictors of father involvement. The participants of this study were 94 fathers aged 20-50 years who had children aged 3-6 years. The measures used in this study were the Inventory of Father Involvement and The Maternal Gatekeeping Scale, distributed online through Google Form. The results of the study using Multiple Linear Regression analysis showed that the three dimensions of maternal gatekeeping collectively accounted for 28.7% of the variance in father involvement. Furthermore, the analysis indicates that facilitative behavior from mothers (encouragement) predicts the level of father involvement, meanwhile discouragement and control did not.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E. Rokajat Asura
Yogyakarta: Mojok, 2018
899.221 ROK s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Gunawan
Abstrak :
ABSTRAK
Fenomena meningkatnya peran dan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, membuat ayah yang dulu dianggap berperan hanya sebagai pencari nafkah breadwinner kini juga ikut berperan sebagai pengasuh caregiver . Akan tetapi masih ada kekurangan dalam pengasuhan yang dilakukan oleh ayah, khususnya dalam hal berkomunikasi dengan anak. Hal ini menjadi perlu diatasi karena peran ayah dalam pengasuhan turut mempengaruhi perkembangan anak, khususnya menciptakan tingkah laku yang positif. Ayah membutuhkan sebuah intervensi untuk dapat meningkatkan kualitas komunikasi mereka dengan anak. Intervensi yang yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ayah dalam mendengar aktif. Penelitian ini merupakan penelitian dengan one group pretest posttest design. Penelitian dilakukan di Depok, Jawa Barat dengan melibatan partisipan 5 orang ayah yang memiliki anak berusia 4-6 tahun. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelatihan mendengar aktif untuk ayah mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mendengar aktif ayah dalam pengasuhan anak berusia 4-6 tahun. Dari hasil data analisis statistik juga ditemukan peningkatan yang signifikan pada pengetahuan dan keterampilan ayah setelah mendapatkan intervensi pelatihan.
ABSTRACT
The developing phenomenon where fathers are more involved in children caretaking has shifted the role and views in the family. Fathers who once had the function as breadwinners are now also taking the role as caregivers. Unfortunately there are still some inadequacy in caregiving by fathers, especially in communicating with children. This issue needs to be handled because father rsquo s competence in caregiving affects the development of the children to produce positive behavior. Fathers need an intervention to increase their knowledge and skills about communicating with children. One intervention that gives maximum effect is by training them to increase their knowledge and skills on active listening. This research is a one group pretest and posttest design type which involved 5 young adult fathers with children aged 4 6 years old and was performed in Depok, West Java. The final result shows a significant differences in their active listening knowledge and skills before and after receiving the father active listening program.
2018
T51112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Nurhamidah
Abstrak :
Skripsi ini membahas kedudukan ayah kandung sebagai pemegang hak asuh anak pasca perceraian ditinjau dari Hukum Kekeluargaan Islam dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Hukum Islam dan Kompilasi Hukum Islam menetapkan jika terjadi perceraian, ibu lebih berhak memperoleh hak asuh anak, sedangkan Undang-Undang Perkawinan tidak mengatur siapa yang lebih berhak memperoleh hak asuh anak, namun mengatur bahwa harus tetap memperhatikan kepentingan terbaik anak. Kemudian, bagaimanakah kedudukan seorang ayah kandung dalam memperoleh hak asuh anak pasca perceraian jika ditinjau dari Hukum Kekeluargaan Islam dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian kepustakaan dengan data sekunder yang bersifat yuridis normatif yaitu penelitian yang mengacu pada norma hukum yang berlaku dalam hukum Islam, peraturan perundang-undangan dan norma-norma yang mengikat dalam kehidupan masyarakat. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa walaupun ibu mempunyai kedudukan yang lebih diutamakan sebagai penerima hak asuh anak, namun ayah kandung dapat memperoleh hak asuh anak apabila ibu tidak dapat memenuhi syarat sebagai penerima hak asuh anak. ......This research focuses on the position of the biological father to child custody after divorce in terms of Islamic Family Law and Law Number 1 Year 1974. Islamic Law and Islamic Law Compilation regulate that in case of divorce, a mother has preferred position to custody the child, while the Marriage Act does not regulate who has more right to custody the child, but favorably consider the best interests of the child. Then, what is the position of father to obtain child custody after divorce the terms of Islamic Family Law and Law Number 1 Year 1974. The research method used in this paper is a method of research literature with a secondary data of juridical normative research that refers to the legal norms applicable in Islamic law, regulations and norms that living in the society. From this study it can be concluded that although the mother has a preferred position to child custody, but the father can obtain custody of the child if the child's mother can not qualify to be a proper bearer of child custody.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S45588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Beatric Rosiana
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara keterlibatan ayah dengan autonomy pada remaja akhir. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterlibatan ayah adalah Nurturant Fathering Scale (NFS) dan Father Involvement Scale (FIS) dari Finley dan Schwartz (2004). Sementara instrumen untuk mengukur autonomy adalah Adolescent Autonomy Questionnaire (AAQ) dari Noom, Dekovic dan Meeus (2001). Sampel penelitian ini berjumlah 109 orang yang berusia 17 - 21 tahun dan tinggal bersama dengan orangtua. Hasil dari penelitian ini adalah tidak adanya hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dengan autonomy pada remaja akhir (r = 0.036, p>0.05; r = 0.025, p>0.05; r = 0.038, p>0.05).
The purpose of this study is to examine and find out whether there is a relationship between father involvement and autonomy in late adolescent. This study used two measurement tools which are Nurturant Fathering Scale (NFS) and Father Involvement Scale (FIS) by Finley and Schwartz (2004) to measure father involvement and Adolescent Autonomy Questionnaire (AAQ) by Noom, Dekovic and Meeus (2001) to measure autonomy. The subject of this research consisted of 109 student with age 17 - 21 years old and live together with their parents. The results of this study showed no significance relationship between father involvement and autonomy in late adolescent (r = 0.036, p>0.05; r = 0.025, p>0.05; r = 0.038, p>0.05).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Josephina Mendota
Abstrak :
Pada masa lampau mengasuh anak hanya dianggap sebagai tugas ibu. Selama abad ke-20, ayah didorong untuk terlibat. Pada akhir tahun 1970 ayah mendapat julukan new nurturant father, yang artinya ayah terlibat secara aktif dalam kehidupan anak. Hal itu juga terlihat dari cukup banyaknya gerakan ayah yang muncul di masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara parenting knowledge dan keterlibatan ayah yang baru pertama kali memiliki anak usia bayi. Parenting knowledge ayah diukur menggunakan alat ukur Knowledge of Infant Inventory KIDI yang disusun oleh MacPhee 1981 dan keterlibatan ayah diukur menggunakan alat ukur The Inventory of Father Involvement IFI yang disusun oleh Hawkins, Palkovitz, Christiansen, dan Call 2002. Data dikumpulkan secara daring dalam jaringan dan luring luar jaringan. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 120 orang ayah yang memiliki anak usia 0-24 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara parenting knowledge dan keterlibatan ayah r = 0.082, p > 0.05. Artinya semakin tinggi parenting knowledge tidak diikuti dengan semakin tinggi keterlibatan ayah.
For a long time, parenting seemed to be a maternal task. Throughout the 20th century, fathers were urged to be involved. In the late 1970s fathers called as lsquo lsquo new nurturant father, rsquo rsquo who played an active role in his childrens lives. Moreover, nowadays many father movements appear in society. This research was conducted to find the relationship between parenting knowledge and the involvement of first time fathers of an infant. Father 39 s parenting knowledge was measured with Knowledge of Infant Inventory KIDI, which was created by MacPhee 1981 and father rsquo s involvement was measured with The Inventory of Father Involvement, which was created by Hawkins, Palkovitz, Christiansen, and Call 2002. The number of participants in this research was 120 first time fathers who have an infant aged between 0 24 months. The result of this research showed that there is no significant correlation between parenting knowledge and father involvement r 0.082, p 0.05 . Thus, the higher the level of parenting knowledge of the father, not followed by the high level of father involvement.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Larasati
Abstrak :
ABSTRAK
Jurnal ini membahas relasi seorang anak tokoh utama dan ayah dalam film Oorlogswinter 2008 . Film diangkat dari buku dengan judul sama, berkisah tentang seorang anak Belanda yang hidup di masa Perang Dunia II dan harus berhadapan dengan ayah yang berbeda prinsip dengannya. Konflik yang dihadapi sang anak bukan hanya dengan ayah, tetapi juga tentara Jerman dan pamannya. Berbagai konflik itu masing-masing ditunjukkan dengan pemanfaatan teknik sinematografi yang berbeda. Pembahasan relasi ayah dan anak dan konflik-konflik yang ada dalam film ini dilakukan dengan analisis struktur, fokalisasi dan sinematografi.
ABSTRACT
This journal analyzes the relationship between son main character and father in the movie Oorlogswinter 2008 . The film is adapted from a book with the same title which tells a story of a dutch boy who lives in the time of World War II and has to deal with his father who has different principles from him. The child also has conflicts with the German army and his own uncle. Each of the conflicts is shown through specific cinematography techniques. Analysis of the relation of father and son and other conflicts in the movie are conducted with structure, focalization and cinematography analysis.
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Damasus Genta Ryant Waskito
Abstrak :
ABSTRAK
The Butler 2013 adalah sebuah film drama sejarah yang menceritakan tentang kehidupan Cecil, seorang pelayan yang bekerja di White House. Film ini menceritakan hubungan benci dan cinta antara Cecil dan Louis tentang Gerakan Hak-Hak Sipil yang ada di masyarakat mereka. Film ini bisa digunakan untuk sumber analisis untuk memahami Arti Tempat dan Sosial Kapital. Sudah banyak ahli yang mendiskusikan film ini dari perspektif rasisme dan stereotip terhadap orang Afrika-Amerika dalam film ini, namun belum ada penelitian yang menganalisa isu dari hubungan ayah dan anak antara Cecil dan Louis. Dengan menggunakan teori Identitas dari Hall, dan Sosial Kapital milik Bourdieu, artikel ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana pengaruh dari rasisme dan ketidaksetaraan terhadap hubungan ayah dan anak dari Cecil dan Louis mempengaruhi kehidupan sosial mereka.
ABSTRACT
The Butler is a historical drama movie which tells about the life of a long-term White House butler,Cecil. This movie explores the love and hate relationship between Cecil and Louis regarding theCivil Rights Movement in their society. This 2013 movie can be used to analyze and understanddifferent meanings of place and social capital. While there are scholars who have discussed thefilm from the perspective of racism and stereotypes towards African-Americans in the film, thereis no research that analyzes the issue of father-son relationship in relation to place, racism andinequalities. This article aims to analyze how the issues of racism and inequalities affects Ceciland Louis rsquo; father and son relationship and their social life. With Hall rsquo;s rsquo; ldquo;identity rdquo; concept andBourdieu rsquo;s ldquo;social capital rdquo;, this article concludes that different subject positions in supportingthe Civil Rights Movement may result in a father and son personal relationship. These differencesare caused by different ways in interpreting the South and the North, different social relations,and different ways in solving the racial inequalities.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>