Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lifia Vania
"Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) hadir untuk menangani ulkus venosum dengan baik dan menghindari terjadinya infeksi atau amputasi. NPWT menggunakan tekanan negatif untuk mengalirkan luka eksudat (cairan/sel yang keluar dari pembuluh darah) dan mempengaruhi bentuk dan pertumbuhan permukaan jaringan tubuh dengan mempercepat penyembuhan ulkus venosum dibandingkan dengan teknik konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain PCB untuk alat NPWT sehingga alat bisa berfungsi untuk mempercepat penyembuhan ulkus venosum. Untuk mendesain PCB tersebut, software yang digunakan adalah Eagle dan Easyeda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa desain PCB tersebut mampu mengintegrasikan seluruh komponen elektronika sehingga membuat NPWT memiliki tingkat keakuratan yang tinggi dari segi sensor memiliki akurasi 99.5% namun memiliki kelemahan di timer yaitu timer alat lebih cepat 1.5 detik dibandingkan dengan waktu sebenarnya. Tekanan juga relatif stabil baik mode continuous dan intermiten dimana nilai error dari tekanan dari mode continuous baik sensor dan Gas Pressure Analyzer sangat kecil, yaitu -0.22% (sensor) dan -1.03% (Gas Pressure Analyzer). Nilai error dari tekanan pada mode intermiten baik sensor dan Gas Pressure Analyzer terbilang sangat kecil, yaitu 0.72% (sensor) dan 0.41% (Gas Pressure Analyzer). Alat NPWT yang dirancang mampu mengoperasikan tekanan -100 mmHg hingga -125 mmHg sehingga diharapkan alat yang dirancang mampu mempercepat penyembuhan luka akibat ulkus venosum.

Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) is here to treat venous ulcers properly and avoid infection or even having to be amputated. NPWT uses negative pressure to drain wound exudate (fluid/cells coming out of blood vessels) and affects the shape and growth of body tissue surfaces by accelerating wound healing of venous ulcers compared to conventional techniques. The purpose of this research is to design a for NPWT so that it can heal venous ulcers faster. To design the PCB, the software that will be used is Eagle and Easyeda. Researchers hope that the PCB design is able to make NPWT have a high level of accuracy in performing chronic wound healing. The results of the study indicate that the PCB design can integrate all electronic components so that the NPWT has a high level of accuracy whereas sensor has an accuracy of 99.5% but this NPWT has a weakness in the timer, NPWT device is 1.5 seconds faster than the actual time. The pressure is relatively stable in both continuous and intermittent therapy where the error value of the pressure from the continuous mode for both the sensor and the Gas Pressure Analyzer is very small, -0.22% (sensor) and -1.03% (Gas Pressure Analyzer). The error value of pressure in intermittent mode for both the sensor and the Gas Pressure Analyzer is very small, 0.72% (sensor) and 0.41% (Gas Pressure Analyzer). The NPWT device designed can operate at a pressure of -100 mmHg to -125 mmHg, so it is hoped that the designed tool can accelerate wound healing due to venous ulcers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olga Aanisa Putri
"Pada era digital, internet seakan menjadi kebutuhan primer bagi manusia. Penggunaan internet khususnya internet nirkabel memiliki jangkauan sinyal yang terbatas dan pasti akan mendapat gangguan sinyal yang lebih besar dibanding jaringan dengan kabel karena penghalang berupa materi padat seperti dinding dan gedung tinggi yang juga dapat melemahkan sinyal dari jaringan internet nirkabel tersebut. Dengan menggunakan Power Line Communication (PLC), maka pentransmisian sinyal akan lebih baik karena sinyal internet ditumpangkan pada sinyal powerline dan pengiriman data dilakukan dengan menumpangkan sinyal data tersebut ke sinyal listrik pada jaringan listrik yang sudah ada. Namun, penggunaan saluran listrik AC juga berpotensi mendapatkan disturbansi yang ditimbulkan oleh sistem lain yang terhubung pada jaringan (open circut) yang sama seperti peralatan rumah tangga yang menggunakan sistem inverter, pemanas induksi, lampu fluorosen serta beban non linier, perangkat dengan prinsip kerja motor, dan sakelar catu daya yang umumnya terjadi pada rentang frekeunsi 2-150 Khz (Supraharmonik). Alat-alat tersebut menjadi pembangkit disturbansi elektromagnet yang dapat menyebabkan gangguan tingkat transmisi pada sistem PLC dengan menimbulkan malfungsi karena pengiriman data yang terpotong atau tidak sepenuhnya terkirim. Setiap alat menghasilkan tingkat dan frekuensi disturbansi yang berbeda. Sehingga, untuk mengetahui pengaruh disturbansi pada suatu frekuensi tertentu terhadap jaringan PLC, dilakukan penginjeksian disturbansi single frequency pada rentang 2-80 khz dan diamati pengaruhnya terhadap unjuk kerja PLC. Berdasarkan Hasil pengujian, disturbansi single frequency mempengaruhi unjuk kerja PLC dengan rata-rata peningkatan data lost sebesar 6,89% dibandingkan sebelum injeksi disturbans diberikan. Tren pengingkatan data lost juga dipengaruhi oleh radius antara transmitter dan receiver PLC dengan rata-rata peningkatan sebesar 22,16% setiap peningkatan radius 10 meter.

In the digital era, internet seems to be a primary need for humans. The use of the internet, especially wireless internet, has a limited signal coverage and will definitely receive greater signal interference than wired networks because barriers in the form of materials such as walls and tall buildings can also weaken the signal from the wireless internet network. By using Power Line Communication (PLC), signal transmission will be better because the internet signal is superimposed on the powerline signal and data transmission is carried out by superimposing the data signal on the existing power grid. However, the use of AC power also has the potential to be affected by disturbances caused by other systems that connected to the same network (open circuit), such as household appliances that use inverter systems, induction heaters, fluorocene lamps, non-linear loads, devices with motor working principles, and power supply switches which generally occurs in the 2-150 Khz frequency range (Supraharmonic). These devices generate electromagnetic disturbances which can cause interference with the transmission rate of the PLC system and malfunctions due to interrupted or undeliverable data transmission. Each instrument produces a different level and frequency of disturbance. Thus, to determine the effect of the disturbance at a certain frequency on the PLC network, a single frequency disturbance was injected in the range 2-80 kHz and the effect was observed on the performance of the PLC network. Based on the test results, single frequency disturbance affects the PLC network performance with an average increase in lost data by 6.89% compared to before disturbance injection was given. The trend of increasing the lost data is also influenced by the radius between the transmitter and the PLC receiver with an average increase of 22.16% for every 10 meter radius increase."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weinberg, Louis
New York: McGraw-Hill, 1962
621.319 21 WEI n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chirlian, Paul M.
Englewood Cliff, N.J.: Prentice-Hall, 1967
621.381 5 CHI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono Haryadi
"ABSTRAK
Waktu tunda serta panjang antrian maksimum adalah dua hal yang perlu diperhatikan dalam merancang atau mengevaluasi suatu jaringan komunikasi data.
Dalam penelitian ini dibahas suatu pembuatan model simulasi dari rangkaian seri dan paralel dua buah M/M/1. Model ini diharapkan dapat dipergunakan untuk membuat suatu rangkaian umpan balik. Dan pada akhirnya nanti jika semua rangkaian dasar ini digabungkan akan membentuk suatu jaringan paket yang kompleks, sesuai dengan keadaan sebenarnya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Cesar Ichtiarso
"Jaringan listrik aliran atas (LAA) merupakan suatu sistem jaringan listrik DC dengan tegangan 1500 VDC pada KRL yang terdiri dari gardu listrik dan jaringan listrik aliran atas (catenary) yang digunakan untuk menyalurkan daya listrik dari sumber ke Kereta Rel Listrik (KRL). Saat ini kapasitas daya gardu listrik KRL jalur lintas tengah berkisar antara 4000 kW ? 6000 kW dengan kondisi normal. Namun dengan pertambahan permintaan pasar atau pertambahan jumlah armada Kereta Rel Listrik (KRL) akibat bertambahnya jumlah penumpang dari tahun ke tahun, maka kapasitas daya gardu yang ada tidak lagi mencukupi. Untuk saat ini, selisih perbandingan antara kondisi eksisting kapasitas daya dengan kondisi kapasitas daya real time sekitar 3,82 %, dimana nantinya akan diproyeksikan kedepannya menjadi 19,4 % dari kondisi sekarang ini. Sedangkan untuk 5 tahun kedepan, dengan perkiraan jumlah penumpang KRL mencapai > 8 juta penumpang, maka kebutuhan kapasitas daya listrik akan semakin meningkat mencapai ± 23 % dari kapasitas yang ada sekarang ini. Oleh karena dilatarbelakangi permasalahan diatas, pada skripsi ini akan dilakukan evaluasi peningkatan mengenai kapasitas daya gardu listrik aliran atas jalur lintas tengah untuk suplai daya pada Kereta Rel Listrik (KRL) wilayah Jabodetabek supaya dapat meningkatkan efisiensi dan kestabilan sistem daya listrik pada Kereta Rel Listrik (KRL).

Electricity network flow over (LAA) is a network of DC electrical system with voltage 1500 VDC at KRL consisting of electrical substations and power grids upstream (catenary) which is used to distribute electrical power from the source to the Electric train (KRL). The current capacity of electric power substation KRL traffic lane middle range between 4000 kW - 6000 kW at normal conditions. However, with increasing market demand or increase the amount of Electric train fleet (KRL) due to increasing number of passengers from year to year, the capacity of the existing power substation no longer sufficient. For now, the difference between the ratio of the power capacity of the existing condition with the condition of the real time power capacity of about 3.82 %, which will be projected in the future to 19.4 % of the current conditions. As for the next 5 years, with estimates of the number of passengers KRL reached > 8 million passengers, the need for electric power capacity will increase to ± 23 % of the existing capacity. Therefore, the above background problems, in this thesis will be evaluated regarding the increase in capacity over the flow of electric power substation central traffic route for the power supply Electric train (KRL) Jabodetabek area in order to improve the efficiency and stability of the electric power system on Electric train (KRL).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinariwala, Bharat
New York : John Wiley & Sons, 1973
621.319 KIN l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Everitt, William Littell, 1900-
New York: McGraw-Hill, 1956
621.38 EVE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Van Valkenburg, Mac Elwyn
New York: John Wiley, 1960
621.319 VAL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bharath, R.
New York: Ellis Horwood, 1991
511.5 BHA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>