Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
Abstrak :
PENGERTIAN
Warisan budaya adalah hasil budaya kelompok masyarakat dari masa kemasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, maka harus dilestarikan. Pemberian mata pelajaran warisan budaya merupakan usaha menanamkan kepedulian siswa peserta didik sejak dini agar memahami pentingnya pelestarian tersebut.
FUNGSI
Hata pelajaran warisan budaya mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan pengembangan wawasan peserta didik terhadap budaya masyarakatnya. Maka mata pelajaran warisan budaya mempunyai fungsi sebagai berikut:
2.1. Mengenalkan dan menanamkan rasa cinta pada warisan budaya masyarakatnya.
2.2. Menumbuhkan kepedulian peserta didik atas pelestarian warisan budaya masyarakat dan lingkungannya.
2.3. Menumbuhkan minat berkunjung dan belajar di museum.
TUJUAN
Mata pelajaran warisan budaya bertujuan menumbuhkan apresiasi peserta didik, menanamkan pemahaman arti museum secara benar agar peserta didik memanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuannya serta menumbuhkan kepedulian demi pelestariannya.
RUANG LINGKUP
Isi mata pelajaran warisan budaya meliputi bahan kajian museum, warisan budaya, benda cagar budaya, manfaat museum dan wisata budaya ke museum.
5. RAMBU-RAMBU
Agar dapat dilaksanakan muatan lokal mata pelajaran warisan budaya perlu memperhatikan dan memahami hal-hal sebagai berikut:
5.1. GBPP Warisan Budaya merupakan perangkat kurikulum sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar .
5.2. Mata pelajaran warisan budaya dilaksanakan antara penjelasan dan pengamatan.
5.3. Apabila sarana belajar tidak ada, misalnya gedung museum sangat jauh letaknya, maka dapat dibantu dengan foto yang diperoleh dari museum.
5.4. Apabila peserta didik belum pernah kunjung ke museum, maka dapat digunakan foto tentang warisan budaya yang diperoleh dari museum dan contoh-contoh benda sejenis disekeliling mereka.
5.5. Untuk mengenal benda warisan budaya dan benda cagar budaya, peserta didik dapat diajak melakukan pengamatan pada objek-objek yang ada dilingkungannya.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP 1999 158
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
T. S. Lie
Sydney: Angus and Robertson, 1996
499.28 LIE i II (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Abstrak :
Pemutakhiran bahan ajar (BA) merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh UT untuk menjamin kualitas BA sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan. Proses pemuktahiran materi pembelajaran melibatkan para pakar materi (external reviewers), ahli desain instruksional, dan ahli media. Tulisan ini bertujuan menggambarkan standar kualitas desain instruksional yang mencakup kejelasan, kelengkapan dan sistematika, serta konsistensi dan kelogisan sistematika penyajian BMP FISIP-UT dari sudut pandang para pakar eksternal dan mahasiswa. Testimoni pakar dan mahasiswa menunjukkan bahwa kualitas BMP pada FISIP yang dikembangkan dengan menerapkan Model Pengembangan Desain Instruksional (MPI) dalam penulisan BMP, telah memenuhi standar kualitas akademik sehingga mampu menjamin pencapaian kompetensi mata kuliah dan standar proses pembelajaran mahasiswa yang dilakukan secara mandiri dan independen.
370 JPUT 16:1 (2015)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Muzanip Alperi
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana realitas kemandirian belajar siswa sekolah menengah pertama (SMP), menjelaskan peran bahan ajar digital sigil untuk kemandirian belajar anak SMP, dan merancang tahapan pembuatan bahan ajar digital sigil. Metode penelitian adalah dengan menggunakan kajian pustaka. Kajian pustaka yang digunakan adalah literatur berupa buku, hasil hasil penelitian yang terkait dengan buku digital sigil. Teori teori dikaitkan dengan pembahasan permasalahan yang terjadi untuk menemukan solusinya. Hasil kajian ini menyatakan kemandirian belajar siswa SMP masih rendah sehingga perlu suatu media yang disenangi siswa yang membangkitkan kemandirian belajar. Penggunaan bahan ajar digital Sigil yang dirancang berbentuk modul dengan fungsi dan kelebihannya, dapat membuat siswa tertarik belajar dan berperan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa SMP. Tahapan pengembangan bahan ajar (modul) digital Sigil adalah analisis, rancangan, uji coba dan pengembangan, penerapan dan penyempurnaan, evaluasi dan revisi, terakhir penggunaan sesuai sasaran.
Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, KEMENDIKBUD, 2019
371 TEKNODIK 23:2 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Fauziatul Husna, authoor
Abstrak :
ABSTRAK
Penggunaan bahan ajar yang tepat akan memudahkan proses belajar
sehingga tujuan pemelajaran dapat dicapai. Penggunaan bahan ajar harus melalui
proses pemilihan dan penyesuaian bahan ajar. Tesis ini melaporkan hasil studi
kasus terhadap dua kelas pengajaran bahasa Inggris dan bertujuan untuk
menyelidiki proses pemilihan dan penyesuaian bahan ajar yang dilakukan oleh
pengajar serta persepsi pelajar terhadap penggunaan bahan ajar oleh pengajar,
khususnya dalam pengajaran kemahiran membaca. Selain itu, faktor pengalaman
mengajar pengajar juga dijadikan sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa dalam pemilihan bahan ajar,
pengajar pemula dan pengajar berpengalaman menjadikan faktor kesesuaian
dengan materi pokok dan kemahiran bahasa pelajar sebagai kriteria utama dalam
memilih bahan ajar untuk pengajaran kemahiran membaca. Dalam penyesuaian
bahan ajar, kedua pengajar mengaku bahwa kemahiran bahasa pelajar juga
menjadi faktor yang paling sering menyebabkan diperlukannya penyesuaian
bahan ajar. Dalam penelitian itu terlihat bahwa pengalaman mengajar memberikan
kematangan emosional kepada pengajar sehingga mereka menjadi ahli dalam
mengelola kelas. Sementara itu, ditemukan juga bahwa secara umum pelajar di
kedua kelas yang menjadi objek penelitian memiliki persepsi positif terhadap
penggunaan bahan ajar oleh pengajar pemula dan pengajar berpengalaman.
ABSTRACT
Decent use of materials will lead to a successful learning process and vice
versa. Thus, teachers are required to first select the best material and then adapt it
based on the learners’ specific needs and learning context. This thesis reports on a
case study that investigates the process of selecting and adapting learning
materials by both novice and experienced teachers in the teaching of reading, as
well as learners’ perception toward teachers’ use of learning materials. The
findings show that in the materials selection process, novice and experienced
teacher concluded that the compatibality to the curriculum and learners’ language
proficiency are the most important criteria in selecting reading materials. In the
materials adaptation process, both teachers agreed that learners’ language
poficiency was the factor that most often make an adaptation process required.
The findings show that in this research, teaching experience affects teachers’
performance in the way that it give teachers emotional intelligence to manage and
control the class well. Furthermore, the data from learners show that generally all
learners in both classes have positive perception toward teachers’ use of reading
materials.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42069
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Harvard: Harvard Business School, 1997
650.071 HAR c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Harvard: Harvard Business School, 1997
650.071 HAR c
Buku Teks Universitas Indonesia Library