Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johannes Permadi
Abstrak :
Topik Private brand atau barang barang yang diberi merek sendiri oleh toko/pengecer memiliki permasalahan menarik di Indonesia karena langkah ini baru dalam tahap berkembang di Indonesia. Pasar yang ada umumnya dikuasai oleh barang- barang bermerek dari pabrikan terkenal yang didukung program pemasaran yang handal. Dalam pembahasan strategi ini penulis ingin melihat pelaksanaan langkah ini pada pasar swalayan Hero dikaitkan dengan berbagai kekuatan dan kelemahan serta peluang dan tantangan yang ada. Dalam menyusun skripsi ini digunakan teknik riset kepustakaan untuk mencari landasan teoritis dari strategi ini. Penulis juga melakukan pengamatan terbatas dan wawancara untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Pada pasar swalayan Hero strategi ini sudah dilaksanakan cukup intensif meliputi berbagai jenis barang. Produk produk ini diberi label / nama atau logo Hero pada kemasannya, sehingga diharapkan menjadi jaminan kualitas bagi pembelinya. Hero juga hanya memilih pemasok yang memenuhi kualifikasi tertentu dalam memproduksi barang - barang ini. Pemilihan macam produk didasarkan pada pengamatan Hero pada prestasi penjualan yang dimiliki produk yang bersangkutan pada cabang-cabang Hero. yaitu produk yang memiliki tingkat perputaran cukup baik. Produk ini ditempatkan pada tempat-tempat strategis pada rak-rak penjualan Hero. Dukungan lainnya untuk produk ini dilakukan melalui penawaran harga yang lebih murah dari produk pesaing dan pelaksanaan kegiatan promosi penjualan. Strategi ini pelaksanaannya cukup berhasil dilihat antara lain dari keberadaannya secara permanen pada rak-rak penjualan Hero, disamping macam dan jenisnya yang tentu bertambah. Penawaran harga yang lebih murah dan persepsi kualitas produk yang balk merupakan alasan produk ini diminati oleh pengunjung Hero.Pelaksanaan program ini lebih lanjut membantu diferensiasi dari pasar swalayan lainnya dan menghindarkan perang harga, karena produk private brand ini hanya dijual secara ekslusif pada pasar swalayan Hero. Koordinasi strategi ini disarankan ditangani oleh sate bagian saja sehingga langkah sinergis dukungan antara satu produk dan produk lainnya dapat diharapkan. Program promosi penjualan dan pemasangan iklan sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan program ini lebih lanjut. Saran lain adalah pihak Hero harus tetap aktif mencari alternatif baru pabrikan khususnya yang bisa memberikan biaya produksi lebih murah dengan kualifikasi kualitas yang tetap terjaga.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rieny Zhafira Rynanda
Abstrak :
ABSTRAK
Pencahayaan tidak terlepas dari aktivitas manusia di dalamnya, terutama dalam bekerja. Aktivitas dalam sebuah supermarket terdiri atas dua bagian, yaitu pengunjung dan pekerja supermarket yang keduanya saling berinteraksi satu sama lain. Pelayanan yang baik diberikan pada pengunjung tentu menjadi nilai tambah sebuah supermarket. Pelayanan diberikan berasal dari pekerja supermarket terutama pegawai kasir. Untuk meningkatkan produktivitas pekerja kasir tentu memiliki faktor lingkungan kerja yang baik pula. Oleh karena itu dibutuhkan desain area kasir dengan ergonomis, termasuk layout dan pencahayaan yang sesuai dengan aktivitas area kasir. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran pencahayaan yang efisien terhadap aktivitas pekerja kasir saat bertransaksi, dan juga kelelahan kerja yang terjadi ketika bekerja dengan durasi tertentu. Hal tersebut sangat penting mengingat sebuah supermarket salah satunya dikatakan baik jika memperhatikan kualitas pegawainya.
ABSTRACT
Lighting is inseparable from human activities in it, especially at work. Activities in a supermarket consists of two parts, namely visitors and workers of the supermarket which both interact with each other. Good service given to the visitors would be the added value of a supermarket. Services are provided primarily derived from a supermarket worker employee cashier. To increase worker productivity, cashier certainly should have a good working environment factors as well. Therefore the cashier have to be designed with ergonomic value, including layout and lighting in accordance with the activity at the cashier area.

This thesis aims to determine how is the role of efficient lighting to the cashier when transacting labor activity, and also fatigue that occurs when working with certain duration. It is very important to remember, that as a good supermarket, it has to pay attention to the quality of its employees.
2016
S63104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Retail Reporting Corporation, 1990
R 711.552 2 MAR
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nindiya Kirana
Abstrak :
Customer-based brand equity (ekuitas merek berbasis konsumen) adalah efek diferensial dalam respon konsumen terhadap stimulus pemasaran yang bersumber dari pengetahuan konsumen terhadap merek (Keller, 1998). Ada tiga hal penting dalam definisi ini, yaitu: efek diferensial, pengetahuan terhadap merek, dan respon konsumen terhadap aktivitas pemasaran.

Obyek dari penelitian ini adalah hubungan antara variabel-variabel pembangun, atau stimulus pemasararan dihubungkan dengan definisi diatas, merek-merek private label Hero dan variabel-variabel pengetahuan merek (brand knowledge) konsumen serta bubungan variabel variabel pengetahuan merek (brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero, sebagai efek diferensial atau manfaat jika dihubungkan dengan definisi chatas. Private label yang dikembangkan Hero sendiri terdiri dari enam merek dan cakupannya meliputi kategori produk-produk makanan dan non-makanan dengan kiasifikasi komoditi dan premium. Enam merek private label Hero tersebut adalah: Herosave, Nature’s Choice, First Choice, Fresh Choice, Reliance, dan Innosense.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan pengenalan konsumen Hero terhadap merek-merek private label Hero Supermarket dan persepsi terhadap manfaat dan nilai merek merek private label tersebut, 2) Menguji hubungan dalam model penelitian antara variabel variabel pembangun merek-merek private label Hero dan variabel-variabel pengetahuan merek (brand knowledge) konsumen serta hubungan variabel-variabel pengetahuan merek (brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti adalah preferensi terhadap peritel, variabel-variabel dalam kelompok pengetahuan merek (brand knowledge), yaitu: tingkat pengenalan konsumen terhadap merek-merek private label Hero (brand recognition), dan penilaian konsumen terhadap nilai merek-merek private label Hero (brand image), variabel variabel dalam kelompok unsur-unsur pembangun merek, yaitu: unsur-unsur merek (brand element), stimulus pemasaran, dan leverage dan asosíasi sekunder dengan peritel Hero.

Kemudian dikembangkan dua buah hipotesa tentang hubungan antara variabel, yaitu: 1). Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara kelompok variabel unsur pembangun merek dan kelompok variabel tingkat pengetahuan merek (brand knowledge), 2). Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara kelompok variabel tingkat pengetahuan merek (brand knowledge) dan variabel preferensi terhadap peritel Hero.

Dari hasil uji dengan menggunakan analisa korelasi kanonik, yang bersumber dari jawaban 162 responden dan 4 gerai supermarket Hero di Jakarta, terhadap hipotesa pertama membuktikan bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara variabel-variabel yang diuji. Serta melalui analisa terhadap struktur fungsi kanonik diperoleh hasil bahwa variabel terpenting dalam pembentukan hubungan korelasi kanonik adalah variabel leverage dan peritel Hero dan tingkat pengenalan merek konsumen, Sedangkan untuk hipotesa kedua dengan menggunakan analisis korelasi majemuk dan parsial membuktikan bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara variabel vaniabel yang diuji.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat pengenalan konsumen terhadap merek merek private label Hero adalah tiga merek, dengan Herosave sebagai merek yang paling dikenali, serta empat merek hanya dikenali minonitas responden. Kemudian mayoritas responden setuju bahwa merek-merek private label Hero memberikan manfaat bagi konsumen (harga, ragam produk, dan kualitas) dan menanggapi positif bahwa merek-merek private label Hero memberikan nilai yang sebanding atau lebih baik dibandingkan merek-merek yang biasa dibeli.

Dari hasil penelitian tersebut digunakan untuk memberikan beberapa rekomendasi untuk pengernbangan strategi merek untuk private label Hero, terutama mengenai obyektif pengembangan merek-merek private label Hero, target konsumen, positioning, brand architecture merek-merek private label Hero, dan program customer relationshipnya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3588
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sadriana Estisono
Abstrak :
Karya tulis ini menganalisa tentang bagaimana antrian di supermarket bisa mengubah pengalaman konsumen dan keinginan untuk membeli, serta menggunakan customer equity framework sebagai pengukurannya. Karya tulis ini meneliti tiga toko supermarket di Belanda, yaitu Albert Heijn, Jumbo, dan Dirk van den Broek. Lebih spesifik, penulis memberikan hipotesa bahwa customer equity di supermarket bisa dipengaruhi secara negatif jika konsumen mengalami antrian. Hipotesa tersebut diuji dengan menyebarkan survei online dan diperoleh 108 responden. Hipotesa tersebut tidak didukung dan memberikan kesimpulan bahwa antrian tidak memiliki efek moderasi terhadap hubungan tipe supermarket dan customer equity. Selain itu, ditemukan bahwa Albert Heijn memiliki kemampuan paling baik dalam menggunakan tiga variabel dari customer equity, yaitu value equity, brand equity, dan relationship equity. ...... This study analyzed how the queue in supermarkets might change the customer experience and purchase intention and it used customer equity framework as the measurement. This study examined three supermarkets in the Netherlands, which are Albert Heijn, Jumbo, and Dirk van den Broek. More specifically, the author hypothesized that the customer equity in a supermarket can be affected negatively if the customers are experiencing queue. The hypothesis was tested by spreading out an online survey and a sample of 108 respondents was gathered. The hypotheses were not supported, suggesting that queue has no role in moderating types of supermarket and customer equity. In addition, the analysis revealed that Albert Heijn does best in leveraging the three drivers of customer equity, which are value equity, brand equity, and relationship equity.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S70146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandiwardhana Waranugraha
Abstrak :
Supermarket adalah tempat yang sering menjadi pilihan untuk orang berbelanja. Hampir semua supermarket masih menggunakan keranjang belanja (shopping basket). Proses belanja banyak memakan waktu. Oleh karena itu dibutuhkan suatu perangkat pada smart shopping basket berbasis Internet of Things (IoT) agar kegiatan beberlanja lebih efektif dan efisien. Skripsi ini telah melakukan percobaan ekspreimental untuk sistem Edge Computing pada Smart Shopping Basket sebagai Alternatif Sistem Cloud Computing Internet of Things untuk membantu pembeli dalam kegiatan berbelanja menjadi lebih cepat. Sistem terdiri dari perangkat keras Raspberry Pi dan webcam dan perangkat lunak Python, TFLite, OpenCV dan Google Cloud Vision API untuk mendeteksi objek belanja dan mengukur berapa lama objek dideteksi. Hasil deteksi objek tersebut dikalkulasi dan dikirimkan ke end-user dengan bentuk struk hasil belanja melalui aplikasi Telegram. Penulis telah melakukan uji coba perangkat dengan 2 skenario utama yaitu Skenario #1 “Edge Computing” dan #2 “Cloud Computing”. Uji coba dilakukan dengan menggeser perangkat sejauh 0.3 meter sebanyak 10 kali dari titik acuan berupa router dengan 2 jenis propagasi yaitu Line of Sight dan Non-Line of Sight. Penulis juga memberi beberapa variabel tambahan untuk mengukur beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi performa waktu perangkat. Varibel itu berupa resolusi gambar (480p dan 720p) dan banyak objek yang dideteksi (2 Objek dan 4 Objek). Berdasarkan uji coba skenario di atas, didapatkan waktu rata-rata total sebesar 1.75 detik untuk Skenario #1 “Edge Computing” dan 8.24 detik untuk Skenario #2 “Cloud Computing”. ......Supermarket is a place that is often the choice to fulfill their basic needs. Almost all supermarkets still use shopping basket. The shopping process takes a lot of time. Therefore, we need a device on the Internet of Things (IoT) -based smart shopping basket so that shopping activities are more effective and efficient. This thesis has conducted experimental experiments for the Edge Computing system on Smart Shopping Basket as an Alternative Cloud of Computing Internet of Things System to help shoppers shop faster. The system consists of Raspberry Pi hardware and webcam and Python, TFLite, OpenCV, and Google Cloud Vision API software to detect shopping objects and measure how long they are detected. The object detection results are calculated and sent to end-users in the form of shopping receipts through the Telegram application. The author has tested the device with 2 main scenarios namely Scenario # 1 "Edge Computing" and # 2 "Cloud Computing". The trial was carried out by shifting the device as far as 0.3 meters 10 times from the reference point in the form of a router with 2 types of propagation namely Line of Sight and Non-Line of Sight. The author also provides several additional variables to measure several factors that might affect the device's time performance. The variable is in the form of image resolution (480p and 720p) and many objects are detected (2 Objects and 4 Objects). Based on the above scenario test, a total average time of 1.75 seconds is obtained for Scenario # 1 "Edge Computing" and 8.24 seconds for Scenario # 2 "Cloud Computing".
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifani Fajria
Abstrak :
Manusia sering tidak sadar dengan hal-hal di sekitarnya karena fokus terhadap suatu kegiatan. Tipe berbelanja di supermarket adalah task-focused sehingga terdapat rencana produk dan waktu. Hal tersebut memungkinkan konsumen tidak sadar terhadap objek-objek yang telah dilalui. Tulisan ini membahas mengenai fungsi arsitektur interior di supermarket yang dapat memudahkan konsumen secara visual melalui elemen desain yang digunakan. Beberapa elemen desain seperti warna, cahaya, posisi dan bentuk menjadi elemen dasar yang dapat menarik visual konsumen dengan cepat. Dari elemen-elemen tersebut akan membentuk suatu sistem kontras pada ruang yang dapat menarik perhatian konsumen dan membantu menavigasi konsumen ke area-area supermarket. ...... Humans are often not aware of the things around because of the focus on an activity. Type of shopping at the supermarket is a task-focused so that there is a plan and timing products. It enables consumers are not aware of the objects that have been passed. This writing discusses the function of interior architecture at the supermarket to facilitate the consumers visually through the use of design elements. Some design elements such as color, light, position and shape into basic elements that can attract consumers quickly. From these elements will form a contrast system in space that can attract the attention of consumers and help consumers navigate to areas of the supermarket.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library