Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra Gunawan
Abstrak :
ABSTRAK
Makalah Tesis ini bertujuan untuk memberikan solusi pengendalian signaling storm pada jaringan seluler yang disebabkan oleh efek permintaan koneksi berulang karena gagal melakukan koneksi. Dari hasil pengukuran didapatkan 1% pelanggan dengan low balance telah menyebabkan 65% beban signaling di network. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan analisis statistic CDR dan performance counter dari network. Makalah Tesis ini menjelaskan mengenai bagaimana cara mengukur dampak dari signaling, parameter performance counter yang relevan, analisis signaling flow PDP context, dan GTP-C plane. Kemudian dibuat suatu solusi dengan menjebak traffic setelah melewati ambang batas kegagalan koneksi.
ABSTRACT
This thesis is aimed to provide simple yet usefull solution in order to manage signaling storm casued by repeated abnormal signaling due to balance insuffeciency. Meauserement proves 1% of low balance subscriber is causing 65% signaling load in network. Data collection is done by analyzing statistics of CDR (Call Data Record) and performance counters from network. The thesis is describing how to measure the impact from abnormal signaling, elaborating relevant performance counters, analyzing signaling flow of PDP context creation, analyzing GTP-C plane. The information hence is formulated to provide a solution by trapping the traffic after breaching connection failure attempt threshold.
2013
T38611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cook, Charles E.
Boston : Astech Hoese, 1995
621.384 8 COO r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oppenheim, Alan V.
Jakarta: Erlangga, 1997
302.23 OPP s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Udar Pristono
Abstrak :
Sebagian besar jaringan jalan di Jakarta jarak antar simpangnya berdekatam terutama di wilayah Jakarta Pusat, sehingga sangat diperlukan koordinasi antar simpang untuk mendapatkam kesinambungan perjalanan. Pada kenyataannya masih terjadi satu persimpangan menyebabkan kemacetan pada persimpangan berikutnya karena kurang tepatnya program waktu lampu lalu lintas yang diterapkan, hal ini terlihat dari panjang antrian yang-diakibatkannya. Guna penyelesaian masalah tersebut diperlukan koordinasi sinyal lampu lalu lintas yang merupakan suatu metoda untuk mengintegrasikaa lampu lalu lintas pada suatu kawasan yang cukup luas dengan memanfaatkan komputer pada suatu pusat kendali. Disamping itu koordinasi sinyal lampu lalu lintas tidak akan berjalan optimal bila upaya-upaya perbaikan kapasitas persimpangan pada kawasan dimaksud tidak dilakukam, seperti misalnya; perbaikan geometrik persimpangan dan perubahan pengaturan arus lalu lintas. Untuk itu perlu ditentukan sistem koordinasi sinyal lampu lalu lintas yang lebih optimal untuk diterapkan pada Sistem ATC Jakarta diantara sistem koordinasi sinyal yang tersedia. Selain itu dicari hubungan load lalu lintas (traffic load) dengan pilihan program waktu lampu lalu lintas. Analisa menggunakan program transyt 7F berdasarkan pada hasil pengukuran kinera lalu lintas (MOEs measure o feffectiveness) seperti tundaan dan indeks kinerja (PI). Penerapan Sistem ATC yang efektif dapat meningkatkan kinerja, dengan pengurangan besarnya tundaan sebesar 16,13%, dan peningkatan indeks kinerja (PI) sebesar 14,52%. Sedangkam perbaikan geometric persimpangan dengan meningkatkan arus jenuh sebesar 1740 smp/jam (penyesuaian 2,9 m) didapatkan pengurangan tundaan sebesar 6,8 % dan peningkatan indeks kinerja (PI) sebesar 6 %.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandi
Abstrak :
Pengolahan sinyal fisiologis, seperti Photoplethysmography (PPG), memerlukan penguatan dan filter dalam rentang 0,4 hingga 5 Hz. Derau dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk gerakan otot, pernapasan, powerline interference, atau bahkan internal noise dari perangkat itu sendiri. Metodologi penelitian ini menggunakan perbandingan filter analog Butterworth 2nd-order, 4th-order dan 8th-order. Sinyal uji input berasal dari simulator SPO2 tipe MS100 Contect yaitu dengan parameter SPO2 diatur pada 96% 60 Beats Per Minute. Data dari simulator dibaca oleh sensor PPG standar, dan dirubah oleh internal Analog Digital Converter (ADC) pada Nucleo-F429ZI dan data ADC dikirim ke komputer menggunakan protokol UART. Data tersebut disimpan dalam format comma-separated values untuk berikutnya disimulasikan pada model desain filter dengan LTspice (Linear Technology Simulation Program with Integrated Circuit Emphasis). Hasil penelitian menunjukkan Signal-to-Noise-Ratio Butterworth 8th-order yang paling rendah yaitu -0,077 dB sedangkan 4th-Order dan 2nd-Order secara berurutan -0,085 dB dan -0,089 dB ......The processing of physiological signals, such as Photoplethysmography (PPG), necessitates amplification and filtering within the range of 0,4 to 5 Hz. Noise can stem from various sources, including muscle movements, respiration, interference from electrical grids, or even internal noise from the device itself. The methodology employed in this research utilizes analog Butterworth filters of 2nd-order, 4th-order, and 8th-order for comparison. The input test signal originates from an MS100 Contect SPO2 simulator with SPO2 parameters set at 96% and 60 Beats Per Minute. Data from the simulator is acquired by a standard PPG sensor and converted by the internal Analog-Digital Converter (ADC) on the Nucleo-F429ZI. The ADC data is then transmitted to the computer using UART protocol. The data is stored in comma-separated values format for subsequent simulation in the filter design model using LTspice (Linear Technology Simulation Program with Integrated Circuit Emphasis).The research results indicate that the Signal-to-Noise Ratio of Butterworth 8th-order is the lowest at -0.077 dB, while the 4th Order and 2nd Order have values of -0.085 dB and -0.089 dB, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dominique Virgil
Abstrak :
Meningkatnya perpindahan pengungsi dan pencari suaka di berbagai belahan dunia, terutama melalui laut, diikuti dengan kasus kematian mereka di laut. Tidak hanya itu, nasib pengungsi dan pencari suaka juga diperparah dengan tindakan negara yang tidak melaksanakan kewajibannya untuk menyelamatkan pengungsi dan pencari suaka, bahkan tidak mengizinkan mereka untuk masuk ke wilayahnya, dengan mendorong perahu pengungsi tersebut ke laut. Walaupun praktik negara itu baru mendapat perhatian pada krisis pengungsi di Laut Mediterania, Indonesia, Malaysia, dan Thailand juga juga melaksanakan praktik push-back policy terhadap para pengungsi Rohingya. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji keberlakuan hukum internasional dalam praktik Indonesia, Malaysia dan Thailand pada krisis pengungsi di Laut Andaman dan Teluk Bengal dengan menggunakan metode yuridis-normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada praktiknya ketiga negara tersebut tidak melaksanakan kewajibannya dalam hukum internasional untuk menyelamatkan persons in distress di laut terlepas dari status maupun kewarganegaraannya, serta prinsip non-refoulement, dan temporary rights of disembarkation. Dapat disimpulkan bahwa negara lebih enggan untuk melaksanakan kewajibannya dalam menyelamatkan persons in distress karena persons in distress tersebut adalah pengungsi dan pencari suaka. ......The increasing number of refugees and migrants crossing international boundaries by sea is followed by the cases of casualties, even deaths, in the middle of the sea. Besides, the fate of refugees and asylum-seekers that are crossing the sea is worsened by States that do not comply with their international obligations to rescue them, even by not allowing them to enter to the States territory and pushing them back or towing the boats back to the sea. Although such practices were just recognized in the refugee crisis in Mediterranean Sea, Indonesia, Malaysia and Thailand also did push-back policy towards Rohingya refugees that are moving by boats. This article aims to analyze the implementation of international law in the practice of Indonesia, Malaysia, and Thailand in the Andaman Sea and Bengal Bay Refugee Crisis. The result shows that in practice, those countries do not comply with their international obligations to rescue people in distress at sea regardless of their status or nationality, as well as the principle of non-refoulement and temporary rights of disembarkation. It can be concluded that States are more reluctant to fulfill its obligation to rescue persons in distress at sea when they are refugees and asylum-seekers.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Fadila
Abstrak :
Rambu lalu lintas merupakan sebuah alat yang berada di area-area tertentu yang berisi peringatan, larangan, maupun petunjuk untuk para pengguna jalan. Rambu lalu lintas ini sangat penting untuk dipatuhi, karena jika dilanggar banyak dampak negatifnya, seperti kecelakaan, kemacetan, dan lainnya. Sistem peringatan rambu lalu lintas ini akan memberitahukan rambu lalu lintas yang ada dijalan secara real time dengan komunikasi secara nirkabel menggunakan RF Link Kit. Sistem ini mampu melakukan pengiriman, penerimaan, dan pengolahan dangan jarak maksimal 18 m. Pengiriman informasi pada sistem ini dapat diterima oleh 2 buah divais penerima. Interferensi pada sistem ini dapat dihindari dengan penempatan sebuah transmitter dengan jarak minimal 1 m terhadap transmitter lainnya. Sistem ini dapat digunakan sampai kecepatan 40 km/jam dengan jarak penerimaan sampai 10 m. ......Traffic signs is a tool in the specific areas that contain a warning, prohibition, or instructions to road users. Traffic signs are important to be obeyed, if violated will have a negative impact, such as traffic accident, traffic jam, and other. Traffic signs warning system will inform traffic signs in real time with wireless communication using RF Link Kit. This system can sending, receiving, and processing with a maximum distance of 18 m. Transmission of information on this system is able to be accepted by 2 receiver device. Interference in this system can be avoided by placing a transmitter with a minimum distance 1 m from the other transmitter. This system can be used up to speeds of 40 km / h with a range up to 10 m.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ihsan Priambodo
Abstrak :
Dalam mendesain rambu, perancang harus menempatkan rambu agar terbaca pada jarak membaca maksimum dan juga jarak deteksi yang lebih atau sama dengan jarak membaca maksimum. Hal tersebut menjadi penjadi penting agar pengemudi dapat mengenali dan mambaca rambu pada waktu yang paling lama. Jurnal ini mengevaluasi beberapa faktor seperti kecepatan dan waktu tempuh kendaraan yang mempengaruhi jarak deteksi rambu dan jarak membaca rambu. Selain itu kedua jarak tersebut juga dibandingkan dengan jarak membaca desain. Eksperimen dilakukan pada malam hari dengan 35 responden yang memiliki surat izin mengemudi yang valid untuk mendeteksi dan membaca 6 rambu pendahulu petunjuk jurusan di persimpangan tidak bersinyal. Evaluasi rambu akan dilakukan berdasarkan jarak pandang henti, penempatan rambu, serta jarak deteksi dan membaca rambu. Dari penelitian pada jalan yang ditinjau hanya 1 dari 6 rambu yang memenuhi persyaratan sehingga dapat dianggap aman. ......A traffic sign needs to be located at a distance that allows drivers to read and understand the message prior to their decision in maneuvering. The study is aimed at finding factors that determine the drivers reading distance and detection distance at intersections without traffic lights. A number of 35 participants with valid driver rsquo s license were asked to detect and read 6 advance guide signs using at intersection without traffic lights. Factors that potentially determine signs readability and visibility such as speed, travelling time, deceleration, and acceleration of vehicles which affect signs detection distance and reading distance are analyzed using multivariate regression. The experiment was conducted during night time to present heavier driving and sign reading environment. The positions of the signs are evaluated based on the stopping sight distances, actual sign positions and the detection and reading distances. Based on this study, only one out of six signs that can be considered good sign safe.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balmer, Leslie
London : Prentice-Hall, 1997
003 BAL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Julian, Michael
England: Longman, c1988
621.380 43 JUL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>