Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jasuri Sa`at
"ABSTRAK
Perkembangan pembangunan di daerah Depok sebagai penunjang kota Metropolitan Jakarta akhir-akhir ini berkembang dengan pesat. Perkembangan pembangunan itu lebih cenderung merubah tata guna tanah (lahan) dari kondisi lolos air menjadi daerah kedap air. Daerah yang sebelumnya diperuntukan sebagai rembes air dengan pelan-pelan bertahap berubah menjadi daerah kedap air karena ditutupi oleh berbagai jenis bangunan seperti : Pemukiman, pertokoan, jalan dll.
Daerah Bogor umumnya dan Depok khususnya diperuntukan sebagai wilayah tangkapan air hujan dengan curah hujan sangat tinggi diharapkan sebagian besar hujan yang jatuh meresap ke dalam tanah dengan tujuan persediaan sumber air dan mengurangi besarnya volume air limpasan perumahan yang akan menyebabkan terjadinya luapan air di daerah yang letaknya secara topografi lebih rendah.
Mengingat perkembangan penduduk akibat pemindahan dari wilayah kota metropolitan Jakarta tidak dapat dihalangi, maka sudah barang tentu kebutuhan akan daerah pemukiman semakin luas termasuk pengembangan dan prasarananya, sehingga akhir-akhir ini penutupan lahan atau tanah oleh bahan yang kedap air semakin meluas dan akibat semakin kecilnya daerah lahan yang dapat merembeskan air ke dalam tanah apabila terjadinya presiptasi atau hujan. Dalam hal ini juga semakin besarnya volume air hujan yang mengalir sebagai air permukaan atau limpasan menuju saluran dalam waktu yang relatif singkat dan bersamaan. Sebagai akibat tingginya volume air limpasan tersebut, maka akan memberi kapasitas atau debit saluran yang besar sehingga terjadi banjir pada lokasi yang berada di hilir sungai atau saluran akhir. Diamping itu akibatnya adalah berkurangnya volume air tanah pada musim kemarau dan terjadi banjir pada musim hujan.
Perkembangan di atas sangat erat hubungan dengan system pengolahan dan pegendalian air hujan yang diterapkan oleh masyarakat selama itu, untuk meliput masyarakat dalam pengendalian air hujan. Dalam hal ini diharapkan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap peraturan-peraturan pemerintah dalam hubungannya dengan IMB. Terutama Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan penyediaan lahan atau ruang terbuka di setiap daerah atau lokasi pemukiman, untuk menentukan system teknis pengendalian itu dicoba untuk meneliti seluruh daerah Depok dengan pembagian lokasi penelitian ditentukan oleh kondisi topografinya dan karakteristik lahan (tanah) pada lapisan topsoilnya.
Dari hasil penelitian ini diharap menemukan data, kemampuan tanah dalam menginfiltrasikan air hujan serta menahan volume limpasan dalam waktu tertentu sesuai dengan dimensi dan karkateristik waduk retensi percobaan, sehingga waktu alir menuju saluran dapat diperlama dengan sendirinya debet air dalam saluran dapat dikurangi dalam waktu itu. Disamping itu juga sebagian air masuk ke dalam tanah sebagai resapan dan akan menambah cadangan air tanah itu sendiri.
Jadi sebagai konstrabusi dari pembuatan waduk retensi setiap unit bangunan adalah untuk menghindari air limpasan dan banjir dan juga menambah cadangan air tanah serta kelembabannya tanpa mengganggu fungsi dari tanah itu sendiri."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lusy Niatri
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini kami menggunakan metode yang disebut sebagai Control Source Electromagnetic (CSEM) yang diintegrasikan dengan data seismik, yang dikenal dengan High Resolution Electromagnetic (HREM). HREM adalah teknologi explorasi yang dapat mengidentifikasi adanya hidrokarbon pada seismic section. Teknik HR-EM telah diterapkan pada lapangan Takara di cekungan Sumatera Selatan. Dalam studi ini, kami fokus pada cara yang praktis untuk menurunkan karakterisasi Reservoir dari data awal HR-EM yang diperoleh dari sinyal Electromagnetic survey berupa: Resistivity dan Induce Polarization yang diintegrasikan dengan Interval velocity atau dikenal dengan Integrated Attribute. Dengan mengintegrasikan ketiga parameter tersebut, maka kita dapat meningkatkan kepercayaan kita dalam interpretasi suatu prospect, serta dapat menurunkan resiko dryhole. Kemudian data tersebut di link dengan karakteristik reservoir seperti "Porositas?, "Saturasi air" dan "Ketebalan" dengan menggunakan Template sederhana sehingga kita dapat memperkirakan isi fluida daerah yang belum di bor jika memiliki lingkungan geologi pengendapan yang sama dengan daerah yang telah dibor.

ABSTRAK
This research uses a method which is referred to as the control source electromagnetic (CSEM), integrated with seismic data and well logs data. That?s why we call High Resolution electromagnetic (HREM). HREM is land survey technology which can identify the presence of hydrocarbons defined by any anomalies recorded in the seismic section. HR-EM technique has been applied in Takara field at South Sumatra Basin. This study is focused on practical ways to increase confidence level of our interpretation, as well as to reduce the risk of dry hole, by integrating the electrical properties from HR-EM data and elastic properties from seismic data. The elastic property is the interval velocity and the electrical properties are Resistivity and Induce Polarization derived from Electromagnetic signals. The integration of those three parameters is known as Integrated Attribute. Then those data is link with the reservoir characteristics such as porosity, water saturation, and bed thickness by using simple templates. Using this method, we can estimate the fluid content of un-drilled areas if un-drilled area has the same geological depositional environment as the drilled area."
2010
T29111
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fritz
"Perkembangan akhir dari teknologi impedansi seismik menyajikan sebuah pendekatan kuantitatif dalam karakterisasi reservoir. Impedansi yang dinyatakan sebagai Extended Elastic Impedance (EEI) ini yang juga merupakan bentuk ekstensi dari impedansi elastik mampu memberikan akses untuk mengeksplor informasi yang terdapat di sumur melalui data seismik sehingga memungkinkan kita untuk memprediksi distribusinya . Korelasi optimum antara EEI dengan suatu parameter reservoir memberikan pemungkinan untuk menggunakan EEI sebagai pendekatan dari parameter reservoir tersebut. Proyeksi sudut konstan dari penampang seismik dapat digunakan untuk membuat penampang reflektifitas parameter reservoir, yang secara konsep, dibangkitkan oleh EEI. Sehingga akan terdapat pasangan reflektifitas dan impedansi yang menggambarkan distribusi dari nilai parameter reservoir. Dalam penelitian ini, EEI digunakan sebagai pendekatan terhadap gamma-ray dan lamda-rho untuk memprediksikan perkembangan reservoir dan akumulasi gas dari posisi sumur ke sepanjang tutupan daerah survey seismik. Hasilnya menunjukan bahwa adanya kesimpulan yang sinergi antara pendekatan EEI yang satu dengan yang lain dalam memprediksikan deliniasi reservoir."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S28968
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fandi Cahya
"Dalam tulisan ini dipaparkan penggunaan teknologi AVO ( Amplitudes Variations With Offsets ) untuk karakterisasi reservoir hydrocarbon. Daerah penelitian pada penulisan ini adalah lapangan gas Sumberarum yang terletak di daerah Jawa Timur. Daerah reservoir dapat dikatakan sebagai adanya fenomena yang dikatakan dengan bright spot. Bright spot ini dapat dilihat dari penampang stack Tulisan ini secara rinci menjelaskan penggunaan atribut-atribut AVO seperti Reflektivitas Sudut Datang Normal, Derajat Kenaikan, Reflektivitas Kecepatan Gelombang P, Reflektivitas Kecepatan Gelombang S dan Faktor Fluida dalam menentukan daerah yang berpotensi sebagai reservoir atau batuan yang mengandung fluida. Data sumur seperti Gamma Ray, Vp, NPHI dan RHOB digunakan untuk menentukan batas reservoir.

This work explains the usage of AVO ( Amplitudes Variations With Offsets ) technique for characterizing hydrocarbon reservoirs. The area of interest on this work is Sumberarum gas field, which is located on the East Java. Area of reservoirs can be represented as Bright Spot phenomenon. This bright spot can be seen from stack preview .This work explains briefly the usability of AVO attributes, such as Intercept ( Normal Incidence Reflectivity ), Gradient, P Wave Velocity Reflectivity, S Wave Velocity Reflectivity and Fluid Factor in determining prospect areas which might be reservoirs. Log Data such as Gamma Ray, Vp, NPHI and RHOB are also used to determined reservoir boundary."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S28864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Febianto
"Ada banyak metode yang telah diterapkan terhadap data seismik dalam karakterisasi reservoar. Dekomposisi spektral telah diaplikasikan untuk interpretasi data seismik 3D seperti meningkatkan resolusi, meningkatkan visualisasi stratigrafi, memprediksi ketebalan lapisan tipis, mengurangi noise, dan mendeteksi langsung keberadaan hidrokarbon. Beberapa metode yang digunakan untuk menguraikan spektral amplitudo antara lain: DFT (discrete Fourier transform), MEM (maximum entropy method) CWT (continuous wavelet transform) dan MPD (matching pursuit decomposition). Metode matching pursuit decomposition merupakan proses crosscorrelation dari suatu wavelet dictionary terhadap tras seismik. Hasil korelasi terbaik wavelet didalam tras seismik kemudian dikurangi dari tras tersebut. Kemudian dilakukan cross-correlation lagi antara wavelet dictionary dengan residual tras seismik, dan hasil korelasi terbaiknya dikurangi lagi dari tras residual tersebut. Proses ini dilakukan secara iteratif hingga energi yang tersisa dari tras residual berada dibawah batas yang ditentukan. Hasil keluaran dari proses ini adalah susunan dari wavelet dengan waktu tempuh masing-masing dan amplitudo untuk setiap tras seismik. Hasil yang didapatkan dari proses dekomposisi spektral dengan metode MPD menunjukkan distribusi channel pada formasi Caddo terlihat lebih jelas dan mempunyai resolusi yang lebih baik dibandingkan metode DFT.

Many methods have been applied to seismic data in the reservoir characterization. Spectral decomposition has been applied to 3D seismic data interpretation include enhanced resolution, improved visualization of stratigraphic features, thickness estimation for thin beds, noise suppression, and direct hydrocarbon indication. There are a variety of spectral decomposition methods. These include the DFT (dicrete Fourier transform), MEM (maximum entropy method), CWT (continuous wavelet transform), and MPD (matching pursuit decomposition). Matching pursuit decomposition involves cross-correlation of a wavelet dictionary against the seismic trace. The projection of the best correlating wavelet on the seismic trace is then subtracted from that trace. The wavelet dictionary is then cross-correlated against the residual, and again the best correlating wavelet projection is subtracted. The process is repeated iteratively until the energy left in the residual falls below some acceptable threshold. The output of the process is a list of wavelets with their respective arrival times and amplitudes for each seismic trace. The results of spectral decomposition with MPD method can show distributary channel in Caddo formation more clearly and have good resolution compared DFT method."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S28761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Jati
"Kegiatan monitoring dalam suatu manajeman reservoar sangat penting dilakukan untuk mengetahui perubahan kondisi reservoar akibat kegiatan produksi dan reinjeksi. Metode geofisika yang dapat digunakan untuk kegiatan monitoring salah satunya adalah Microgravity yang sangat teliti hingga mencapai orde microgal. Pengukuran telah dilakukan pada tahun 1984 dan tahun 2008 pada Bench Mark yang sama. Menghasilkan gambaran perubahan nilai medan gravitasi yang terjadi akibat kegiatan produksi dan reinjeksi. Perubahan massa dapat diperoleh dari pembuatan model 3D.
Hasil dari interpretasi mengindikasikan perubahan gravitasi positif di daerah utara yang disebabkan oleh saturasi air yang lebih besar dan perubahan gravitasi negatif di daerah Timur yang disebabkan oleh saturasi uap yang lebih besar. Dengan ini, dapat dibuat rekomendasi untuk manajemen reservoar.

Monitoring activities for reservoir management is important for estimating its changes related to production and reinjection. One of Geophysics method commonly used for monitoring activities is precision microgravity, which had accuracy up to the orde micro gal. Microgravity measurement between 1984 and 2008 had the exact Bench Mark. Giving the illustration of gravity changes values during the process of production and reinjection. Mass changes can be calculated by 3D model.
The result are positive gravity values distribution in north region by higher domination of water saturation, negative values distribution in east region by higher domination of vapor saturation, therefore recommendation for reservoir management can be made."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29409
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina KD
"Area geothermal Hayati merupakan daerah prospek yang terbentuk karena aktivitas tektonik dan vulkanik. Secara stratigrafi memiliki formasi batuan vulkanik yang terbentuk pada zaman kuarter di bagian atasnya, dan formasi sedimen terbentuk pada zaman pra- Tertier di bagian bawahnya. Sistem geothermal ini ditunjukkan dengan adanya upflow di bagian tengah yang diindikasikan oleh manifestasi fumarol, serta fluida yang mengalir membentuk outflow ke tenggara dengan ditemukannya hot springs di daerah tersebut. Data MT menunjukkan adanya lapisan clay cap yang membentuk up-dome shape dan data gravity membentuk kaldera. Untuk mengetahui karakteristik reservoir, letak dan besar energi heat source, serta hidrogeologi maka diperlukan pemodelan dan simulasi reservoir dengan menggunakan simulator TOUGH2. Parameter yang digunakan berdasarkan data geoiisika, geologi, geokimia dan data sumur yang meliputi batas sistem yang dimodelkan, permeabilitas, porositas, densitas batuan serta kapasitas panas spesifik.
Hasil model simulasi merupakan kondisi natural state yang dicapai ketika data temperatur sumur dan hasil simulasi sesuai. Pemodelan hasil simulasi divisualisasikan dalam bentuk 3-dimensi. Diperoleh bahwa heat source berada di sekitar G.Putik, G.Hayati dan G.Paras dengan top reservoir yang berada pada elevasi 200 m serta luas reservoir sekitar 6,7 kmz. Hasil simulasi juga merekomendasikan letak sumur-sumur produksi dan injeksi untuk tahap pengembangan.

Hayati geothermal is a geothermal prospect area formed due to tectonic and vulcanic activities. Stratigraphically this area is composed of volcanic rocks formations from the quartial age on its top and the formations of sedimentary rocks from the pre-tertiary age on its bottom. This geothermal system showed an upflow in center, indicated of fumarol manifestation, and fluid flow forming an outflow in the south east with occurred hot springs. MT data shows up-dome shape clay cap, and gravity data shows a caldera. To determine about reservoir characteristic, location and energy total of heat source, and hydrogeology, furthennore the reservoir simulation is done with TOUGH2 simulation. The simulation requires several parameters based on geophysics, geology, geochemistry, and well data are including the system boundary that will be modeled, penneability, porosity, rock density and specific heat capacity.
The result of the simulation is a natural state condition model that reached when the temperature well data and result of the simulation are match. Modeling of the simulation result are showed on three-dimensional. The obtained results are the heat source exists in the vicinity of Mt.Putik, Mt.Hayati, Mt.Paras with top reservoir exists on elevation 200 m and has a reservoir area of approximately 6.7 km2. As an addition, the simulation results are recommending of production and injection wells location for development stage."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29383
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arfi Iswahyudi
"Multi-atribut anallisa telah digunakan untuk memetakan distribusi reservoar (batu pasir) pada Lapangan Blackfoot. Area studi adalah sedimen dari incised-valley fill yang berada dalam formasi Glauconitic. Studi ini menggunakan data seismik 3D dan 4 buah data sumur. Data input dari multi atribut adalah berupa data seismik dan hasil inversi serta log yang akan kita prediksi penyebarannya. Digunakan Step Wise Regression dan Validasi Error sehingga didapatkan dengan meggunakan 5 buah attrbut terbaik. Adapun metode yang menggunakan Artificial Neural Networks (AANs) seperti Probabilistic Neural Network (PNN) dan Multi Layer Feed Forward (MLFN) atau teknik optimisasi non-linear untuk mengkombinasikan atribut-atribut menjadi perkiraan dari parameter yang diinginkan. Pada umumnya daerah batu pasir memiliki porositas tinggi dan impedansi rendah. Dari hubungan tersebut dan metode analisis multi attribut kita dapat mengestimasi karakteristik reservoar dengan baik.

Multi-attribute anallisa have been performed to map the distribution of reservoir (sandstone) at Blackfoot Field. Study Area is the sediment of the incised-valley fills within Glauconitic formations. This study uses four 3D seismic data and well data of fruit. Multi-attribute data is input from the form of seismic data and inversion results and the prediction of the log that we will spread. Used Step Wise Regression and validation error so obtained is by using the best five attrbut fruit. The method using Artificial Neural Networks (AANs) such as probabilistic neural network (PNN) and Feed Forward Multi-Layer (MLFN) or non-linear optimization techniques to combine these attributes into estimates of the desired parameters. In general, the sandstone areas have high porosity and low impedance. From these relations and multi-attribute analysis method, we can estimate with good reservoir characteristics."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29450
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andhy Pramudita
"Studi inversi seismik EI dan LMR untuk lapangan Blackfoot telah dilakukan untuk mengidentifikasi distribusi reservoar dan kandungan fluidanya. Lapangan blackfoot merupakan lapangan gas dan minyak dengan reservoarnya merupakan karbonat yang berada pada kedalaman sekitar 1555 m, dengan dominasi lapisan glauchonit. Studi ini menggabungkan antara metode inversi elastik impedansi dan metode lambda-mu-rho, dengan harapan dapat mengkarakterisasi reservoar terutama dalam memisahkan kandungan fluida dan memberikan informasi yang signifikan tentang perbedaan litologinya. Konsep inversi EI dan LMR mengacu pada perubahan rasio Vp/Vs yang dapat memberikan dampak yang besar kepada nilai lambda dan mu. Parameter lame`s yang berasosiasi dengan incompresibilitas, diharapkan mampu memberikan informasi tentang fluida yang mengisi pori batuan, sementara parameter mu yang berasosiasi dengan regiditas dapat memberikan informasi terkait jenis batuan. Pada implementasinya data seismik prestack diolah untuk mendapatkan berbagai macam penampang baik itu Rp, Rs, Near stack, Far Stack untuk digunakan sebagai input dalam berbagai proses inversi. Dengan demikian hasil inversi diharapkan bisa menyebarkan secara lateral sensitifitas LMR yang dimiliki oleh setiap sumur untuk memberikan informasi yang signifikan baik dalam hal membedakan litologi, maupun informasi keberadaan fluida.

Seismic inversion study of EI and LMR for Blackfoot field has been done to identify the distribution of Reservoar properties and fluid content. Blackfoot field is an oil and gas field with a carbonate Reservoar located at a depth of approximately 1555 m, with the dominance glauchonit layer. This study combines elastic impedance inversion method and the method of the lambda-mu-rho, in hopes of Reservoar characterization, especially in separating the fluid content and provide significant information about the differences in lithology. EI and LMR inversion concept refers to changes in the ratio Vp / Vs that can give a big impact to the value of lambda and mu. Lame`s parameters associated with incompressibility, are expected to provide information about the fluid that fills the pores of rocks, while the parameters associated with regiditity you can provide Information related to the rock type. In implementation prestack seismic data is processed to obtain various kinds of good cross-section was Rp, Rs, Near stack, Far Stack to be used as input in the inversion processes. So the result of inversion is expected to spread laterally LMR sensitivity of each of the wells to provide significant information both in terms of distinguishing lithology, as well as information on the presence of fluid."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29503
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukanda Chandrahayat
"Identifikasi Distribusi Reservoar Zona 62B Formasi Cilubakan Bawah, Lapangan "X", Sub Cekungan Ardjuna dengan Metode Dekomposisi Spektral"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39713
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>