Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 270 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Made Arjun Suputra Jaya
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan kepuasan berpacaran dengan kebahagiaan subyektif dimoderatori oleh keinginan untuk menikah pada individu dewasa muda yang berpacaran berbeda agama. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 145 orang. Penelitian ini menggunakan alat ukur yaitu Relationship Assessment Scale RAS , Scale of Positive and Negative Experience SPANE , dan Satisfaction with Life Scale SWLS . Analisis data dilakukan menggunakan moderasi model satu yang dikemukakan oleh Hayes. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara keinginan untuk menikah dalam hubungan kepuasan berpacaran dan kebahagiaan subyektif pada individu dewasa muda yang menjalani hubungan berpacaran berbeda agama c = 0,047; t = 2,674; sig. = 0,008 .
ABSTRACT This study aims to examine the correlation between relationship satisfaction and subjective well being moderated by willingness to marry among young adults in deferent religion relationship. Partisipants in this study is 145 persons. Measurement in this study using Relationship Assessment Scale RAS , Scale of Positive and Negative Experience SPANE , and Satisfaction with Life Scale SWLS . Data analysis using moderated model one which proposed by Hayes. The result of this study indicates that there is an interaction between the willingness to marry in the relationship of relationship satisfaction and subjective well being in young adults in deferent religion relationship c 0,047 t 2,674 sig. 0,008 .
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
This study aims to examine the factors influence of IPO performance to IPO returns. This study tries to define an appropriate mechanism to determine the factors that can influence IPO return in Indonesia, as represented by the companies in Indonesia Stock exchange (IDX). Factors influencing IPO performance are representative by six variables, namely firm size, age of the firm, total share ofter to public type of investor, debt level of the firm and price ratio of offeringp price and earning per share. IPO returns factors are represented by one variable, which is short term return (initial return) . Data for this study were taken from compaines listed in IDX year 1996 -2006. Based on the research finding and analysis, it is found that the factors scrutinzed by the researcher (firm size, age of the firm, Total share offter to public, type of investor, debt level and price ratio) cannot influence the IPO return in Indonesia market: This possibly occurs because the invesment condition cannot can be influenced by the internal condition of the company. Furthermore, the investor especially outsider one, probably still has doubts on external conditions such unstable, economic condition, political condition, government regulation and security conditions in Indonesia thus, it is possible that external condition can influence the IPO return in Indonesia.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Digna Futika
Abstrak :
Penelitian ini menyelidiki skala baru yang dikembangkan dari skala assertiveness dalam suatu hubungan yang disebut “I’ll Call You” Relationship Assertiveness Scale (ICYRAS). Kuesioner diberikan kepada 141 siswa The University of Queensland yang terdaftar dalam kelas psikologi. Setelah semua data dikumpulkan, ICYRAS diuji untuk realibilitas, validitas, Item Discrimination Indices, dan validitas dalam korelasi dengan RAS, FNE, dan Umur. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, satu hipotesa didukung, namun dua hipotesis ditolak. Didalam studi ini, ditemukan bahwa: (a) ICYRAS mempunyai korelasi positif dengan RAS, (b) ICYRAS berkorelasi positif dengan Takut skala Negatif Evaluasi (FNE), dan (c) ICYRAS juga berkorelasi positif dengan usia. Selain itu, ditemukan bahwa sebagian besar item mempunyai indeks diskriminatif baik. Hanya satu item yang memerlukan perbaikan untuk kedepannya, Sebagai saran kedepannya, ICYRAS dapat diuji untuk siswa di luar The University of Queensland untuk mendapatkan hasil yang lebih umum dan mengumpulkan partisipan dengan jenjang umur yang seimbang. ......This study explored the newly developed scale of assertiveness in relationship called “I’ll Call You” Relationship Assertiveness Scale (ICYRAS). Questionnaire was administered to 141 The University of Queensland students who enrolled in Measurement psychology class. After the data being collected, ICYRAS was tested for its reliability, validity, Item Discrimination Indices, and validity in correlation with RAS, FNE, and Age. Related to the hypothesis, one was supported, yet two of the hypotheses were rejected by the results. It was found that: (a) ICYRAS was positively correlated with RAS, (b) ICYRAS was positively correlated with Fear of Negative Evaluation (FNE) scale, and (c) ICYRAS was also positively correlated with age. In addition, it was discovered that most of ICYRAS items were good discriminating indices. As the future improvement, ICYRAS can be tested to outside students of The University of Queensland in order to get more general result and gather more even age group participants.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Andrianto
Abstrak :
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan Customer Relations Management pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) khususnya di PT Surveyor Indonesia dan sejauh mana efektivitas penerapannya di dalam kegiatan pelayanan pada konsumen ?. Sistem CRM bukanlah merupakan hal yang sederhana, karena dalam penerapan CRM, banyak konsekuensi yang harus dihadapi perusahaan. PT. Surveyor Indonesia (PTSI) sendiri dipilih sebagai obyek penelitian atas dasar pemikiran bahwa perusahaan ini sudah mulai mengembangkan CRM dalam usaha untuk menangani hubungan dengan pelanggannya, yaitu perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan jasa PT. SI dalam kegiatan inspeksi dan survey. CRM di PTSI ini mulai dikembangkan sejak tahun 2003, artinya penerapan CRM ini sudah bisa dievaluasi untuk keperluan pengembangan sistem CRM yang lebih baik lagi. PTSI adalah sebuah perusahaan BUMN, yang selama ini lebih banyak menerima order dari pemerintah, baik pusat maupun daerah. Hubungan baik dengan pelanggan sering dianggap tidak perlu oleh perusahaan pemerintah, karena target sasaran yang jelas dan ada di depan mata. Tetapi, sebagai sebuah perusahaan pemerintah, ternyata PT. SI sudah mulai mengembangkan dan menerapkan CRM di dalam mengelola hubungan dengan para pelanggannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak kelemahan pada penerapan CRM tersebut, antara lain masih kurang tersedianya informasi yang ditampilkan pada perangkat IT yang dimiliki oleh PTSI itu sendiri. Disamping itu website corporate dianggap sebagai pelengkap saja bukan di jadikan suatu tools yang mendukung penerapan CRM. Selain itu komitmen dari manajemen yang dianggap masih setengah hati dalam implementasi CRM sehingga mengesankan BUMN ini masih mengejar captive market atau bantuan dari pemerintah. Hasil penelitian memberikan implikasi perlunya adanya perubahan kultur atau budaya perusahaan karena konsep CRM itu sendiri adalah sebuah strategi yang berfokus pada pelanggan yang mampu mendorong pertumbuhan keuntungan dengan memberikan nilai kepada pelanggan. CRM adalah sebuah strategi bisnis yang secara pro-aktif membangun preferensi untuk sebuah organisasi dengan tiap-tiap individu pekerja, saluran dan pelanggan menghasilkan peningkatan performa dan retensi. Penerapan CRM di PT. SI masih belum efektif. Hal ini memang disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, adanya kendala dalam organisasi itu sendiri dimana belum tercapainya komitmen dewan direksi yang kuat dalam pelaksanaan sistem CRM tersebut. Kemudian, dibutuhkan konsep mekanisme atau Standard Operation Procedure (SOP) dalam pelaksanaannya sehingga sistem tersebut dapat dijalankan oleh sumber daya yang ada dalam PT. SI. Selama ini ketiadaan SOP menyebabkan pelaksanaan CRM dilakukan tidak optimal. Efektivitas penggunaan CRM menjadi maksimal bila didukung oleh penerapan teknologi internet. Karena dalam formulasi kesuksesan CRM adalah people-process technolgy ketiga peranan ini mutlak untuk hasil yang efektif dan maksimal. Internet sendiri merupakan implementasi sedangkan kemampuan sumber daya juga sangat penting. Kurang tepatnya implementasi CRM di PT. SI terletak pada organisasi dan proses yang dijalankan selama ini jadi bukan pada penggunaan perangkat IT sebagai media komunikasi. Untuk itu, perlu adanya perubahan tampilan yang mendasar terhadap situs PT. SI, baik desain, menu yang ditampilkan serta informasi yang menunjang bagi penetrasi pasar. Situs merupakan gerbang awal dalam mencari informasi dalam perusahaan, seharusnya PT. SI lebih concern untuk membuat perubahan yang radikal terhadap konsep promosinya. Keuntungan yang didapatkan dalam penerapan CRM bagi PT. SI adalah memudahkan dalam melayani pelanggan serta melakukan fokus bisnis dan tentu dilakukan juga sebagai upaya efisiensi. Selain itu, CRM juga memudahkan pelanggan PT. SI dalam berhubungan sehingga menciptakan hubungan yang loyal dengan pelanggan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Iskraeni
Abstrak :
Era globalisasi yang menuntut persaingan yang tinggi rumah Sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur mutu pelayanan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tingkat gambaran kepuasan pasien, melihat hubungan antara karakteristik pasien dengan kepuasan terhadap mutu layanan rumah sakit, menganalisa penyebab ketidak puasan.

Penelitian dilakukan pada tanggal 9 April sampai dengan 12 Mei 2001. di Rumah Sakit Umum Daerah Lahat (RSUD Lahat). Berdasarkan sltratifikasi proporsional diperoleh 96 sampel penelitian dari berbagai kelas perawatan (kelas III 33, kelas II 33, kelas I 10, VIP 20). Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kualitatif untuk menggali penyebab ketidakpuasan pasien serta analisis penyebab ketidak puasan dengan wawancara mendalam dan observasi.

Analisis statistik yang dipergunakan adalah analisis univariat untuk melihat gambaran deskriptif dilanjutkan dengan analisis bivariat. Data penelitian kualitatif diolah dengan menggunakan content analysis. Dari analisis bivariat diperoleh adanya hubungan karakteristik pasien, jenis kelamin., kelas perawatan dengan kepuasan. Penyebab ketidakpuasan pasien yang terbanyak adalah dimensi kehandalan (reliability) dan masih kurangnya mutu layanan rumah sakit meliputi mutu supplier, input, process, output.

Penelitian ini menyarankan supplier membuat jadwal evaluasi dan bimbingan yang baku, penambahan jumlah tenaga perawat, memberdayakan diklat untuk mengadakan pelatihan petugas. Perbaikan insentif bagi perawat dan pemberian insentif bagi petugas gizi, mencukupi kekurangan sarana rumah sakit seperti air, laken dengan mengusulkan dana ke Pemda. Pelaksanaan prosedur tetap bagi petugas dan penambahan dokter spesialis.
Abstract
Globalization in many aspects of business including hospital services, requires improvement of quality care. One important measure of quality of care is patient satisfaction.

This study has objectives for describe level of patient satisfaction, to examine correlation between patients characteristics and satisfaction to quality of care and to describe causal factors of unsatisfaction situations.

This study had been done during April to May 2001 at Lahat General Hospital (RSUD Lahat). Samples were drawn using stratified from all classes of care (3rd class: 33 respondents ; 2nd : 33 respondents ; 1st : 10 respondents and VIP : 20 respondents). This study is using analytic quantitative approach with qualitative study as complementary. The quality approach as use to elaborate reasons for unsatisfaction condition by using in depth interview and observation.

Statical analysis started with descriptive to examine quantitative data. Then continues with bivariate analysis. Qualitative data were analyzed using content analysis. From bivariat quantitative, it is shown that variables of sex and class of care are significantly related to satisfaction. Reliability dimension of quality care is mostly complained is the cause of unsatisfaction condition. This is related to low quality level of suppliers, input process and output.

This study suggest that hospital manager (as supplier) should develop periodical evaluation and standardized supervision, recruit more nurses establish training management for staff personnel. Furthermore, it is also suggested that incentive system should be evaluated and improved, especially for nurses and nutritionist, to improve quality of hospital facilities such as clean water supplies and linen. This can be requested to local government. ln addition, the hospital should develop standard operational procedure for staff and (specialist) medical doctors.
2001
T3116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferona Rahmatya
Abstrak :
Kemiskinan sebagai masalah umum di antara negara-negara di dunia telah melahirkan fenomena anak jalanan. Anak jalanan adalah anak-anak yang selama 24 jam sehari menghabiskan waktunya di jalan, berusaha bertahan hidup dengan berbagai macam cara. Data BPS tahun 2000 menyatakan sekitar 31.000 anak jalanan tersebar di jalan-jalan Jakarta. Secara tidak sadar belajar berperilaku keras dalam usaha mempertahankan hidup. Mereka lupa akan kehangatan dan kasih sayang keluarga, dan tak jarang pula lupa akan jati diri. Berbagai upaya telah dilakukan, salah satunya seorang biarawati mencoba mengumpulkan beberapa anak jalanan, memberikan rumah sebagai wadah anak-anak tersebut tumbuh kembang menjadi keluarga dan memberikan mereka pendidikan formal dan non formal dengan tujuan agar anak tersebut dapat merasakan kembali hal mereka yang telah hilang dan kelak menjadi mandiri. Namun hal tersebut tidak mudah. Ratusan anak sudah keluar masuk dari rumah yang diberi nama rumah Kasih Mandiri. Hanya sedikit yang mampu beradaptasi.salah satu penyebab yang dirasakan adalah anak merasa tidak kohesif dengan keluarga barunya. Hal ini dipengaruhi sikap yang terbentuk di jalan yakni curiga dengan pihak baru, sulit berkomunikasi dengan bahasa positif, sulit bersikap saling menghargai dan sering berperilaku agresif untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, dilakukan intervensi dengan tujuan menciptakan anak yang selaras dengan norma YKM dengan salah satu tujuan kegiatan adalah meningkatkan kohesivitas melalui hubungan interpersonal. Menurut FIRO kohesivitas kelompok dipengaruhi oleh kompatibilitas kebutuhan pada masing-masing anggota kelompok, Ada 3 jenis kebutuhan yakni kebutuhan untuk inklusi, kebutuhan untuk afeksi dan kebutuhan untuk kontrol. Kebutuhan ini akan diwujudkan melalui perilaku yang menginginkan dan yang mengekspresikan. Kelompok dikatakan kompatibel bila masing-masing anggota mendapat kepuasan atas pemenuhan kebutuhannya tersebut. Kegiatan yang dilakukan berupa experiential learning di alam bebas dalam waktu 6 jam. Melibatkan 22 peserta dari YKM yang berusia 16-18 tahun. Kebutuhan dan perilaku diukur melalui kuesioner FIRO-B. Berdasarkan hasil pretes dan postest diketahui bahwa dalam 6 jam waktu pelatihan ada peningkatan mean terhadap perilaku inklusi (yakni dari 10,45 menjadi 10,82) dan perilaku afeksi (yakni dari 8,64 menjadi 9,14). Ada penurunan mean terhadap perilaku to control (yakni dari 5,64 menjadi 5,59) dan mean yang tetap terhadap perilaku to be control (3,82). Penurunan mean terhadap perilaku to control dipengaruhi oleh tingginya kebutuhan untuk mengkontrol pada hampir seluruh peserta 71%. Pada saat pelatihan mereka belajar untuk sating berbagi kontrol sehingga perilaku mengkontrol mereka berkurang. Sedangkan bila dibandingkan antar kelompok, ada 1 kelompok yang memiliki peningkatan pada keempat area kebutuhan dan 1 kelompok yang sama sekali tidak ada peningkatan pada keempat area kebutuhan. Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hal yang mempengaruhi keberhasilan kelompok antara lain ada pembagian peran dalam kelompok yang baik, saling menerima dan mendukung, lalu membuka diri dan memiliki keinginan berkompetisi yang tinggi.
Poverty as major problems around countries in the world has establishing street child phenomena. Street child are children that spend 24 hours everyday in his/her life in the street, trying to make a living. Based on Central Statistic bureau, around 31,000 street children spread along Jakarta's main roads. Unconsciously, they were learning how to behave violence on way to survive. They can't remember about families warm, love and caring, and many of them, especially teenager having diffusion of their identity. Lot of effort have been made, one of them are there is noun open her heart to gathered few street children, giving place to stay as home, so the children can growing up like other children. Giving them informal and formal education, for their right as a child and preparing them to become more independent. It is not as simple as it thought. Hundred street children coming and go, but only few of them are able to adapt and living in this house. One of the reason are they are not feeling cohesive with their new family. This influence with the attitude built in the street, which is less trust with other people, lack of positive communications, hard to give respect to other and often give aggressive behavior to solve problems. Due to that problem interventionist conducting intervention in order to reducing gap between children and YKM related with norms through interpersonal relation. According to FIRO, group cohesiveness influenced by compatibility of members need. There are 3 kind of need, need for inclusion, need for affection and need for control. These needs can be seen by members wanted and expressed behavior. Group compatible if each members satisfying by fulfilled their need. Experiential learning in outdoor will be use as training method and participated by 22 children from YKM aged 16-18 years old and takes time around 6 hours training. FIRO- B questionnaire will be use to measure differences in need and behavior. Based on pretest and posttest result, there are increasing mean of inclusion behavior (pretest=10,45;posttest =10,82) and affection behavior (pretest=8,64; posttest=9,14). It is different with control. There is decrease mean in behavior to control (pretest-5,64; posttest-5,59) and no difference in mean of to be control behavior (3,82). Decreasing mean to control behavior happened influence by most of all participant have high need to control (71%), During training session they learn how to share control with other members. Comparison among groups, I group has increased mean for all area and 1 group doesn't have any change in all area. Based on this training, group success influence by good role defined, respect and motivate each other, open self to other members, and having high competition need.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellamanda Sita Wardhani
Abstrak :
Pendekatan manajemen yang melihat hubungan konsumen sebagai aset kunci dari organisasi telah menghasilkan peningkatan yang mencolok dalam prioritas dan praktek dari organisasi laba ataupun nirlaba. Pendekatan manajemen aset ini dikenal dalam pemasaran relasional. Pandangan ini mengatakan bahwa konsumen merupakan sebuah aset yang harus diatur agar dapat diaplikasikan secara luas dalam hubungan konsumen. Relationship marketers biasanya percaya jika hubungan buyer-seller di masa yang akan datang tergantung pada komitmen yang dibuat oleh mitra dalam sebuah hubungan. Komitmen merupakan kornposisi utama bagi suksesnya sebuah hubungan jangka panjang. Komitmen mengimplikasikan sebuah keinginan untuk membuat pengorbanan jangka pendek untuk merealisasikan keuntungan jangka panjang. Komitmen merupakan `kunci' karena komitmen membuat pemasar untuk bekerja menyediakan investasi hubungan dengan bekerja sama dengan mitranya, menahan alternatif-altematif jangka pendek untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang dari kebersamaan dengan mitra yang ada, dan melihat tindakan resiko tinggi dengan bijaksana karena percaya jika mitra merka tidak akan bertindak oportunis. Komitmen menghasilkan keluaran yang mempromosikan efisiensi, produktifitas, dan efektifitas. Secara ringkas, komitmen membawa secara langsung kepada perilaku kooperatif yang kondusif dengan kesuksesan pemasaran relasional. Tidak seperti konteks pemasaran yang Iain. Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh manajer pada program keanggotaan adalah retensi anggota. Hubungan antara anggota dan organisasi menjadi sangat penting dalam kasus full-choice memberships karena secara individu memilih untuk membangun sebuah hubungan formal dengan organisasi bahkan jika mereka memiliki kesempatan untuk menikmati produk atau pelayanan tanpa hubungan tersebut. Definisi umum dari komitmen keanggotaan adalah tingkat pendekatan psikologis anggota terhadap organisasi. Penelitian perilaku organisasi menyediakan dukungan bagi hubungan positif antara komitmen dengan retensi. Dan komitmen memiliki hubungan yang positif dengan kegiatan pemasaran relasional. Temuan dari tesis ini menunjukkan bahwa pengukur yang diajukan dalam penelitian ini memberikan kesempatan bagi Asosiasi Real Estat Indonesia untuk mengembangkan dan mengirnplementasikan strategi pemasaran relasional dengan tujuan utama meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemasaran. Temuan dari tesis ini menunjukkan jika peningkatan penyebaran pengetahuan organisasi dan peningkatan ketergantungan anggota akan meningkatkan komitmen normatif anggota, peningkatan penghargaan akan kontribusi dan peningkatan ketergantungan anggota akan meningkatkan komitmen berkelanjutan anggota. Peningkatan penyebaran pengetahuan organisasi dan pemberian layanan inti tidak meningkatkan komitmen afektif anggota. Namun, peningkatan pengakuan akan kontribusi akan meningkatkan komitmen afektif anggota. Dalam hubungan akan komitmen dan retensi, temuan tesis ini menunjukkan jika hanya dua bentuk komitmen, yaitu komitmen berkelanjutan dan komitmen afektif, yang berpengaruh terhadap retensi anggota.
The management approach that views customer relationships as key assets of the organization has gained increased prominence in the priorities and practices of many for-profit or non-for-profit organizations. This customer asset management approach has been referred to as 'relationship marketing'. Relationship marketers generally believe that the future of buyer-seller relationships depends on the commitment made by the partners to the relationship. Commitment is an essential ingredient for successful long-term relationships. Commitment implies a willingness to make short-term sacrifices to realize longer-term benefits. Commitment are `key' because it encourage marketers to work at preserving relationship investments by cooperating with exchange partners, resist attractive short-term alternatives in favor of expected long-term benefits of staying with existing partners, and view potentially high-risk actions as being prudent because of the belief that their partners will not act opportunistically. Commitment produces outcomes that promote efficiency, productivity, and effectiveness. In short, commitment leads directly to cooperative behaviors that are conducive to relationship marketing success. Not unlike most other marketing contexts, one of the major challenges faced by managers of membership programs is member retention. The relationship between the member and the organization becomes especially crucial in the case of full choice memberships because individuals choose to construct a formal relationship with the organization even they have the opportunity to enjoy the product or services without such a relationship. The general definition of membership commitment is the degree of the membership's psychological attachment to the organization. Organizational behavior research provides support for a positive relationship among commitment and retention. And commitment has a positive relationship with relational marketing activities. The findings of this thesis show how each of the proposed antecedents offers an opportunity for Asosiasi Real Estat Indonesia to guide development and implementation of relationship marketing strategy with the general goal of increasing marketing efficiency and effectiveness. The findings of this thesis show that increased levels of dissemination of organizational knowledge and enhancement of member interdependence lead to increased levels of normative commitment, increased levels of enhancement of member interdependence and recognition for contribution lead to increased levels of continuance commitment. This thesis also shows that increased levels of dissemination of organizational knowledge and core services performance does not increased levels of affective commitment, but increased levels of recognition for contribution leads to increased levels of affective commitment. Examining the relationship between retention and each of the three forms of commitment, this thesis finds that only two forms of commitment, continuance and affective, have a relationship with retention.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20224
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Jamilun
Abstrak :
Situasi pasar pada masa sekarang ini ditandai oleh perubahan perilaku konsumen yang semakin kritis dan selektif dalam setiap hubungan mereka dengan service provider. Dibutuhkan lebih dari sekedar hubungan transaksional antara organisasi penyedia layanan dengan pelanggan, yaitu hubungan relasional yang berorientasi pada hubungan jangka panjang. Salah satu strateji pemasaran yang sangat urgen dibutuhkan dalam konteks perkembangan situasi seperti itu adalah pemasaran relasional (relationship marketing). Dengan pemasaran relasional diyakini bahwa sebuah organisasi akan mampu menjaga kemampuannya bersaing dan tentunya yang paling krusial adalah mampu menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Hubungan relasional antara pelanggan dengan organisasi menjadi sangat penting karena pada hubungan seperti ini interaksi antara keduanya ditandai dengan adanya kepuasan, komitmen dan loyalitas dari pelanggan. Situasi seperti ini membawa keuntungan bagi organisasi karena pelanggan yang loyal dapat berperan sebagai ages promosi yang efektif. Penelitian ini akan mengkaji salah satu aspek penting relationship marketing yaitu janji. Janji dengan ketiga aktivitasnya, yaitu membuat janji (keeping promise), memungkinkan janji (enabling promise), dan menepati janji (keeping promise) merupakan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan pemasaran relasional untuk jasa yang sangat penting dan dibutuhkan bagi organisasi penyedia layanan (service provider). Ketiga aktivitas yang berkaitan janji tersebut diteliti hubungannya dengan pencapaian kepuasan, komitmen, dan loyalitas pelanggan. Dari hasil survey terhadap 96 responden pada sekolah-sekolah swasta di Jakarta menunjukkan bahwa membuat janji dan menepati janji berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Sedangkan memungkinkan janji kurang signifikan pengaruhnya terhadap kepuasan dikarenakan lemahnya aspek manajerial organisasi. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh positif dari kepuasan terhadap komitmen. Dengan adanya kepuasan dan komitmen maka loyalitas pelanggan merupakan keniscayaan yang akan didapatkan oleh organisasi (service provider), karena terbukti pada basil penelitian bahwa kepuasan dan komitmen berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan.
In this decade, market stuation are signed by change of customer behaviors. The customer are more selectiive and critict in every relation between them and their service providers. It need not only transactional relationship between service providers and customers, but also relationship that oriented on longtherm relationship one of the urgent strategies in the contects of this situation is relationship marketing. It is believed that a service provider will be able to keep its competition ability and its longtherm relationship with customers. The relationship between customers and service provider are very important since in such relationship, interaction between them are signed by customer's satisfaction, commitment and loyalty. This situation will give benefit to the service provider because loyal customer can act as effective promotion agent. This research will study one of important aspect of relationship marketing, namely promise. There are three promise activities, namely keeping promise, enabling promise, and keeping promise. They are related to relationship marketing for important services for service provider. The three activities related to the promise will be studied in the terms of the achievement of customer satisfaction, commitment and loyalty. Survey on 96 respondents in schools around Jakarta show that making and fulfilling promises give positive influence to customers satisfaction. Mostly customers dissatisfaction are cause by managerial matters. Therefore, strong commitment given by school will strengthen up customers loyalty.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>