Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zainal Abidin Muhammad Shahab
Abstrak :
ABSTRAK
Analisis struktur rangka beton bertulang biasa dilakukan dengan anggapan bahwa balok dan kolom beton dalam keadaan utuh, tidak retak, dan tidak memperhitungkan efek tulangan dalam perhitungan kekakuan atau momen inesia elemen-elemennya. Padahal, balok dan kolom beton retak pada beban layan sehingga momen inersia atau kekakuannya berubah. Perubahan kekakuan ini menimbulkan redistribusi momen ultimate. sehingga momen desain untuk perhitungan penulangan juga berubah. Perlu dikaji seberapa signifikan rediatribusi momen ini dengan analisis struktur rangka beton benulang dengan kekakuan yang dimodifikasi pasca-retak.
ABSTRACT
Structural analysis of reinforced concrete frame is usually done under assumption that the beams and columns in non-crack stadium and the effect of reinforcement to the moment of inertia or elements stiffness. In fact, the beams and columns crack under service load, so the moment of inertia or stiffness on the elements changes. This stiffness change brings the redistribution of ultimate moment. So the design moment also change. It is necessary to know how significant the ultimate moment redistribution is with the modified stiffness analysis in crack stadium.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifat Thahtawi
Abstrak :
Setiap bangunan bertingkat tinggi, selalu didisain terhadap gaya gempa selain terhadap gaya akibat beban mati maupun benda hidup. Demikian pula untuk bangunan-bangunan bertingkat rendah terutama untuk bangunan yang tidak boleh hancur/rusak berat terhadap gempa bumi. Gaya gempa adalah suatu gaya lateral terhadap bangunan yang menimbulkan perpindahan/lendutan, gaya aksial & momen pada kolom atau balok pada struktur. karena adanya eksentrisitas akibat lendutan pada struktur, gaya-gaya aksial pada kolom kembali menimbulkan pertambahan momen pada struktur tersebut. Hal ini yang disebut Efek P-Delta. Tugas yang akan dilaksanakan ini adalah melakukan studi parameter pada suatu sistem portal yang mempunyai ketinggian dan lebar bentang keseluruhan sama dengan memvariasikan jarak bentang kolomnya. Dari studi parameter tersebut, dicari besarnya delta/simpangan untuk tiap lantai dan pertambahan momen pada kolom terbesar. Untuk perhitungan delta, karena gaya aksial akibat gaya gempa pada kolom berbeda-beda, maka untuk menyamakan tegangan pada kolom dibuat pendimensian luas kolom yang berbeda-beda. Kemudian dibuat grafik antara besarnya selisih delta pada tiap lantai dan prosentase pertambahan momen dengan perbandingan jarak antar kolom dengan lebar bentang keseluruhan dari bangunan. Dari grafik yang didapat tersebut, kemudian dibandingkan dengan peraturan Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung, 1987 yang menjelaskan besarnya delta dan prosentase pertambahan momen yang diijinkan untuk suatu ketinggian tertentu dari bangunan. Dengan melihat dari hasil tugas ini yang ingin ditinjau adalah apakah kuantitas dari kolom dalam satu bentang ada pengaruhnya pada peraturan tersebut dan seandainya ada, bagaimana sebaiknya peraturan itu dapat diperinci lagi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Royani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi
Abstrak :

ABSTRAK Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menempuh pendidikan program sarjana (Sl) pada Program Pendidikan Sanjana Ekstensi, Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Pada penulisan ini pembahasan penulis adalah tentang hal yang sederhana yaitu, perencanaan Ia.ntai bangunan bertingkat dengan menggunakan beton prategang dan beberapa hal mengenai analisa serta pelaksanaan di Iapangan. Tujuannya untuk mengganti tulangan biasa pada lantai bangunan dengan kabel presstres (penulangan dengan kabel prategang) dan mencari bentuk yang efektif dari penyebaran kabel. Judul yang diambil adalah ?Analisa, Perencanaan dan Pelaksanaan Beton Prategang Pada Lantai Bangunan." Dalam pembahasan ini beberapa analisa penyelesaian yang dipakai adalah analisa perimbangan beban , analisa metode frame dan analisa dengan SAP90. Penulis juga memasukkan teori-teori yang mempengaruhi dalam perencanaan seperti z Kehilangan gaya prategang, Pengecekan tegangan, perhitungan lendutan dan dasar teori blok ujung. Tahap pelaksanaan yang akan ditinjau yaitu data teknis tentang material, alat dan langkah pelaksanaan yang meliputi pemasangan kabel dan pekerjaan grouting. Hal ini bertujuan memberikan garnbaran agar dalam perencanaan menggunakan material dan peralatan yang disesuaiakan di pasaran. Demikian abstrak untuk memberikan gambaran sepintas tentang apa yang tertulis dalam tugas akhir ini.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
"Keuntungan menggunakan beton yang lebih ringan dapat menghemat berat dan memperkecil dimensi struk-wr secara keseluruhan. yang berarti akan lebih hemat dan lebih ekonomis bila dibandingkan dengan beton normal. Penggunaan beton ringan vans, dapat digunakan untuk smile-tur telah dirintis oleh perusahaan Badan Usaha Milik Negara yaitu PT. Hutama Karya - Divisi Produksi dengan memproduksi agregat ringan HakagribW _ dimana dibuat untuk beton ringan struktur sebagai alternatif pengganti agregat alam dalam pembuatan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui periiaku runtuh dalam specimen balok ukuran t '3x20,,,--""30 em menggunakan agregat kasar ringan buatan Hakagribb* dengan membuat grafik hubungan antara beban dengan regangan beton_ grafik hubungan antara beban dengan lendutan balok dan disamping itu diadakan pula pengamatan terhadap keretakan yang dipolakan pads balok terhadap beban yang thalami. yang kemudian diambil kesimpulan mengenai basil pengupan. Benda uji berbentuk balok dengan ukuran 13x20x230 cm dengan asumsi tulangan rangkap yang akan diarWisa menggunakan metode Ultimate Stress Design menggunakan beban bertaktor (factored service load) dengan asumsi Under Reintorced (tulangan tarhk lebih dahulu meleleh ). Desain campuran beton menggunakan metoda Current British Methode (DUE) Iuggris_ kuat tekan rencana yang akan dicapai 45 - 55 Mpa dengan faktor air semen 40% dengan kegiatan pengujian pendukung berupa kuat tekan uniaksial (Compressive Strenght test) pads urnur 7_ 14. 21 dan 28 hari menggunakan specimen silinder ukuran cp = 13 cm dengan t = 30 cm.. Beton nngan yang dibuat terdiri dari campuran pasir Bangka. agregat kasar Hakagribb* dan semen portland upe I yang berdasarkan standar ASTM dengan memperhatikan peraturan serta standar yang lainnya. Dari hasil penelithan ini diharapkan dapat diambil kesimpulan bahwa beton rhngan dengan agregat rhngan buatan RakagribV tersebut dapat digunakan sebaaai aplikasi dari beton ringan structural."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S35775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Nina O.E.
Abstrak :
Sebagai negara yang teletak pada pertemuan lempengan-lempengan tektonik dunia, Indonesia merupakan negara yang beresiko tinggi terhadap ancaman gempa. Oleh karena itu studi mengenai perilaku struktur perlu mendapat perhatian khusus sehingga perilaku struktur akibat gaya gempa yang kemungkinan akan dialami selama masa penggunaannya dapat dikontrol. Sambungan balok-kolom merupakan bagian yang sangat penting dalam mentransfer gaya-gaya yang bekerja pada struktur. Apabila sambungan balok-kolom ini tidak sempurna dan terjadi kegagalan di daerah ini akibat beban lateral, maka akan mengakibatkan keruntuhan prematur dari struktur tersebut. Pada umumnya pelaksanaan sambungan balok-kolom pada bangunan bertingkat kurang memperhatikan detail dari penjangkaran tulangan dan confinement dari joint, terutama pada daerah sambungan tepi portal. Untuk mengetahui bagaimana sifat sambungan sesungguhnya di daerah balok-kolom beton bertulang dilakukan penelitian dengan eksperimental dan pendekatan numerik, dalam hal ini dilakukan pada sambungan balok-kolom beton bertulang bagian sisi luar portal dengan penonjolan balok pada sisi luar. Analisa numerik yang dilakukan menggunakan program komputer Drain-2DX versi 1.10 dengan menggunakan element type 15 (fiber beam-column element). Struktur didiskritisasi menjadi elemen balok dan kolom dengan menggunakan element type 15 di atas, dan setiap elemen dibagi menjadi segment yang didiskritisasi dengan pendekatan fiber. Untuk setiap fiber pemodelan dilakukan dengan menggunakan kurva tegangan-regangan masing-masing 2 untuk pemodelan sifat tekan material beton (kurva Hognestad dan Kent dan Park), 1 untuk pemodelan sifat tarik material beton (kurva dengan tension stiffening), 1 untuk pemodelan sifat tarik dan tekan material baja (kurva bilinear dengan strain hardening). Selain itu dalam analisa numerik digunakan nilai pullout dan gap fiber properties untuk memperoleh hasil kurva beban vs lendutan yang mendekati hasil eksperimen di laboratorium. Mengingat eksperimental dilakukan dengan semi cyclic, maka analisa numeruk dilakukan dengan displacement control untuk fase loading dan load control untuk fase unloading. Dari hasil analisa numerik yang dilakukan, baik dengan kurva tegangan-regangan Hognestad maupun Kent dan Park, serta penggunaan pullout dan gap fiber properties diperoleh kurva beban vs lendutan dan pola retak yang dapat mewakili eksperimen di laboratorium.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Kurniawan
Abstrak :
Daerah sambungan balok-kolom pada struktur gedung dari beton bertulang merupakan bagian yang sangat penting karena sambungan balok-kolom merupakan bagian struktur yang mentransfer gaya-gaya yang bekeija. Keruntuhan bangunan seringkali disebabkan kegagalan sambungan dalam mentransfer beban yang bekerja terutama beban lateral seperti gempa. Dengan demikian pendetailan di daerah sambungan perlu mendapat perharian khusus karena daerah sambungan menerima gaya momen dan geser yang besar. Untuk itu penulis melakukan penelitian ini untuk mempelajari perilaku sambungan balok-kolom beton bertulang dengan penjangkaran tulangan sesuai dengan standar SKSNI. Latar belakang dari penelitian ini adalah berdasaikan fakta bahwa pemilihan model penjangkaran tulangan pada sambungan balok-kolom sangat menentukan kualitas dan kekuatan dari suatu struktur. Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk mendesain penjangkaran tulangan yang efisien dan ekonomis. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan membuat spesimen benda uji sambungan balok-kolom yang merupakan pemodelan dari sambungan balok-kolom pada gedung 6 lantai dengan skala 1 : 2. Spesimen ini dibebani dengau beban aksial sebesar 5 ton pada ujung balok yaitu sejarak 100 cm dari sisi dalam sambungan balok-kolom. Model spesimen dibuat sedemikian rupa agar dapat mewakili keadaan yang sesungguhnya. Data yang dihasilkan dari percobaan selanjutnya akan dibandingkan dengan analisa numerik yang memanfaatkan metode fiber model.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
Korosi baja tulangan dalam beton merupakan permasalahan utama pads struktur-struktur bangunan seperti pada jembatan dan bangunan di sekitar laut. Hal ini disebabkan karena serangan ion klorida pada baja tulangan yang menyebabkan kualitas dan umur pakai beton menurun. Salah satu metode pengendalian korosi tersebut adalah dengan cara penambahan inhibitor korosi Ca(NO3)2 ke dalam lingkungan beton. Mekanisme inhibisi inhibitor Ca(NO3)2 terhadap pedlalcu korosi baja tulangan dipelajari dengan menggunakan metode EIS (Electrochemical Impedance Spectroscopy).

Pada penelitian ini, baja tulangan yang akan diukur dengan metode EIS dicelup ke dalam larutan pori artifisial yang mengandung 35 gp! NaCl dan inhibitor Ca(NO3)2 dengan variabel konsentrasi sebesar 4.65, 5.21, dan 5.77 gpl. Pengukuran EIS dilakukan setiap minggu sampai akhir minggu kelima dengan memberikan potensial bolak-balik 10 mV dan selang frekuensi darii 5000 Hz sampai 0.001 Hz. Dengan metode EIS ini, proses korosi dapat dimodelkan berupa komponen- komponen rangkaian listrik. Penentuan model rangkaian listrik dilakukan dengan cara pencocokan (fitting) hasil pengukuran dan hasil interpretasi model dalam bentuk kurva Nyquist dan Bode.

Secara umum, hasil firing kurva Nyquist dan Bode yang menggunakan program Zview dari Sciibner Msociates menunjukkan bahwa penambahan inhibitor Ca(N03)2 dengan variabel konsentrasi sebesar 4.65, 5.21, dan 5.77 gpl temyata tidak dapat membantu baja tulangan dalam membentuk lapisan pasif stabil yang mmgalcibaxkan baja tetap terkorosi. Dalam hal semakin bertambah konsentrasi inhibitor Ca(N03)1, baja tulangan semakin terkorosi. lnterprelasi mekanisme korosi yang terjadi ekuivalen dengan rangkaian listrik model 5.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Korosi baja tulangan dalam beton adalah permasalahan yang umum ditemui dalam struktur konstruksi di sekitar lingkungan air laut. Penyebab utama korosi ini adalah serangan ion klorida dari air laut yang akan menurunkan umur pakai dan kualitas beton. Salah satu usaha untuk mengatasi terjadinya korosi ini adalah penambahan zat yang dapat mengurangi laju korosi baja tulangan yang dikenal dengan istilah inhibitor. Jenis inhibitor yang dapat digunakan antara lain adalah Natrium benzoat. Inhibitor ini adalah jenis inhibitor organik yang akan mengabsorbsi permukaan logam dan melindunginya dari korosi.

Penelitian ini menggunakan sampel baja tulangan dalam selimut beton dengan penambahan konsentrasi inhibitor Natrium benzoat 0 I/m3, 35 L/mj, 45 L/ms yang dicelup dalam air Iaut buatan (35 gpl). Penelitian dilakukan dari minggu ke-26 sampai 30 perendaman melanjutkan penelitian sebelumnya, yaitu minggu ke-3 dan ke-4 selama curing Serta minggu ke-5 sampai ke-9 perendaman. Pengukuran yang dilakukan adalah Iaju korosi dengan metode potensiodinamik (overpotensial +_ 20 mV dan scan rate 0,1 mV/menit) dan mekanisme inhibisi inhibitor dengan metode Electrochemical Impedance Spectroscopy (porensiai AC 10 mV dan selang frekuensi 5000-0, 002 Hz). Spektra impedance hasil pengukuran EIS dipresentasikan dalam bentuk kurva Nyquist dan Bode.

Hasil pengukuran potensiodinamik menunjukkan nilai Icorr ketiga variasi Sampel yang hampir sama dan cenderung semakin meningkat dari minggu ke-26 sampai minggu ke -30. Sedangkan hasil pengukuran EIS dengan melakukan fitiing kurva Nyquisi dan Bode dengan program Zview dari Scribner Associaies menunjukan kondisi semua sampel baik dengan maupun tanpa inhibitor telah terkorosi. Kondisi tersebut berdasarkan nilai Rp tahanan poIarisasi-nya dalam rentang 250-2500 ohm/cm2 yang menunjukan Iaju korosi yang tinggi dan nilai CPE,” tidak berada pada rentang 40-60 #F/cm. Jadi, penelitian minggu ke-26 sampai 30 ini menunjukan penambahan inhibitor Natrium benzoar kurang eféktif lagi memproduksi baja tulangan dalam selimut beton dari proses korosi.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>