Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Fitri Angga
Abstrak :
Poli Umum Puskesmas Kecamatan Tebet telah melaksanakan prinsip manajemen kualitas sesuai klausul persyaratan ISO 9001:2000. Namun, pada tahun 2005, masih terdapat masalah yang mengganggu pelayanan bermutu yang diberikan. Tujuan penelitian ini mendapat gambaran penerapan delapan prinsip manajemen kualitas sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 di Poli Umum Puskesmas Kecamatan Tebet. Metode yang digunakan adalah kualitatif studi ka- sus dengan analisis dokumen, wawancara mendalam, dan observasi. Prinsip terfokus pelanggan diterapkan dengan melakukan survey kepuasan pelang- gan dan temu pelanggan secara rutin. Prinsip kepemimpinan diterapkan melalui motivasi, rapat tinjauan manajemen secara rutin. Prinsip keterelibatan se- mua diterapkan dengan memberi kesempatan petugas poli umum dalam pengambilan keputusan serta mengikuti pendidikan dan pelatihan. Prinsip pen- dekatan proses mengacu pada hasil pencapaian sasaran mutu poli umum yang ditetapkan. Prinsip pendekatan sistem manajemen dalam bentuk penetapan prosedur mutu di poli umum. Prinsip perbaikan terus menerus diterapkan berdasarkan hasil survei dan temuan yang tidak sesuai. Prinsip pengambilan kepu- tusan berdasarkan fakta mengacu hasil survey kepuasan pelanggan, audit internal dan eksternal, sehingga dihasilkan keputusan akurat. Hubungan saling menguntungkan antara Puskesmas Kecamatan Tebet dengan pemasok regulasi meliputi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Kodya Jakarta Selatan.

The general polyclinic at Tebet Community Health Center, South Jakarta has already implemented quality management principles based on ISO 9001:2000. However, it was noted in 2005 that the implementation was hindered by several constraints. The objective of this study is to describe the implementation of eight principles of ISO 9001:2000 quality management system in general polyclinic at Tebet Community Health Center, South Jakarta. Methods used in this study is qualitative through document analysis, in-depth interview and observation. Client focus principles was applied through client satisfaction survey and routine client meeting. Leadership principle was applied through motivational support and routine management review meeting. Involvement principle was applied by providing opportunity for all personnel in decision making and attending further education and training. Process approach principle was applied by referring to quality output accomplishment. Systemic approach principle was applied by determination of quality management procedure. Continuous im- provement principle was applied through revision based on survey results and findings. Fact-based decision making principle was applied through utilisation of survey and audit (both internal and external) results in the decision making process to produce accurate decisions. The study also found a mutually be- nefit relationship between Tebet Community Health Center and regulators including DKI Jakarta Health Office and Sub-office of Public Health of South Jakarta City.
2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Yuniar
Abstrak :
Indonesia is facing shortage of pharmacist in public health centers (PHCs), therefore the local government and PHCs have to cope with this problem. This paper aimed to describe the pharmaceutical manpower availability in PHCs, the problems occurred and potential applied solutions. Data was taken from National Health Facility Research 201. Quantitative data related to pharmaceutical manpower in PHCs was analyzed descriptively based on regions. Supporting qualitative data through in-depth interviews with the health office staffs in Bogor and Bekasi and pharmacists in four PHCs were conducted and being analyzed using thematic analysis. It was found that Sulawesi had the highest percentage of PHCs having pharmacist (29.1%) while Eastern Indonesia 51.5% of PHCs didn?t have any staff with pharma- cy related educational background. The highest percentages of staff com- position were pharmacy technician followed by nurse. The main problem was due to high workload with limited manpower available. The proposed solutions are recruitment of new pharmacists, but in case it is not possible then placing pharmacist in certain type of PHCs with urgent needs is a priority. Empowering pharmacy technician, all available trained staff and other resources such as on job students are other feasible choices.

Indonesia masih menghadapi keterbatasan jumlah apoteker di puskesmas, sehingga pihak pemerintah daerah dan puskesmas harus berupaya me- ngatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menggam- barkan ketersediaan dan distribusi tenaga pelayanan kefarmasian di puskesmas serta permasalahan dan alternatif pemecahannya. Data di- ambil dari hasil Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) tahun 2011I. Data kuantitatif tentang tenaga pelayanan kefarmasian di puskesmas dianalisis secara deskriptif berdasarkan regional. Data kualitatif sebagai pendukung diperoleh melalui wawancara mendalam dengan bagian kepegawaian dinas kesehatan dan apoteker empat puskesmas di Kota Bogor dan Bekasi, 3 kemudian dianalisis dengan metode analisis tema. Hasil analisis menun- jukkan bahwa Sulawesi memiliki persentase puskesmas dengan tenaga apoteker tertinggi (29,1%) sedangkan Indonesia Timur memiliki persentase puskesmas tertinggi dengan tenaga pelayanan kefarmasian tanpa latar belakang pendidikan farmasi (51,5%). Persentase tenaga kefarmasian terbesar di puskesmas adalah tenaga teknis kefarmasian kemudian pera- wat. Permasalahan utama yang dihadapi puskesmas adalah beban kerja yang berat dengan kondisi tenaga yang terbatas. Alternatif pemecahan masalah yaitu pengangkatan apoteker baru, namun jika tidak memungkin- kan maka penempatan apoteker pada puskesmas dengan kebutuhan men- desak merupakan prioritas utama. Pilihan lain yang memungkinkan adalah pemberdayaan tenaga teknis kefarmasian dan staf lain yang sudah dilatih atau memanfaatkan tenaga siswa magang.
Depok: Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alifianti Lestari
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Alifianti LestariProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : EVALUASI PENGEMBANGAN PUSKESMASKECAMATAN MENJADI RSUD KELAS DDENGAN STUDI KASUS DI 4 RSUD JAKARTAPUSAT TAHUN 2017Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang secara umum bertujuan untuk mendapatkan hasil evaluasi pengembangan Puskesmas Kecamatan menjadi Rumah Sakit Kelas D di Jakarta Pusat tahun 2017.Penelitian dilakukan selama dua bulan April ndash; Mei 2017 dengan mengambil lokasi di 4 RSUD Jakarta Pusat yaitu : RSUD Kemayoran, RSUD Cempaka Putih, RSUD Johar Baru dan RSUD Sawah Besar.Pengumpulan data melalui data primer berupa wawancara mendalam, yang dilengkapi dengan telaah dokumen dan observasi lapangan, kemudian data sekunder yang berasal dari 4 RSUD di Jakarta Pusat.Hasil penelitian menunjukkan banyak penyebab yang sangat mempengaruhi layanan kesehatan yang dberikan di 4 RSUD Jakarta Pusat. Seperti ketersediaan Dokter Spesialis yang tidak mudah mau bekerjasama dengan RSUD Kelas D di Jakarta Pusat. Salah satunya dikarenakan belum adanya kesepakatan pendapatan dokter spesialis. Selain itu kelengkapan sarana prasarana juga berpengaruh dalam pemberian layanan kepada masyarakat, lokasi Rumah sakit yang kurang strategis berpengaruh juga terhadap pemasaran layanan, serta kebijakan pengembangan Rumah sakit dengan layanan unggulan sesuai kebutuhan masyarakat sekitarnya.Sehingga pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 4 RSUD di Jakarta Pusat cukup berhasil menjadi RSUD Kelas D di tahun 2017 dengan terus memperbaiki dan melengkapi sumber daya manusia termasuk Dokter Spesialis dan melengkapi sarana prasarana kesehatan rumah sakit yang belum terpenuhi secara optimal.Kata Kunci : RSUD KELAS D , Evaluasi
ABSTRACT
Name Alifianti LestariStudy Program Magister of Hospital AdministrationTitle EVALUATION OF PUSKESMAS KECAMATANDEVELOPMENT BECOMING CLASS DHOSPITAL WITH CASE STUDY IN 4 HOSPITALSIN CENTRAL JAKARTA 2017.This research was conducted with qualitative approach which generally aimed to get the evaluation result of development of Puskesmas Kecamatan into Class D Hospital in Central Jakarta in 2017.The research was conducted for two months April May 2017 by taking the location in 4 Central Jakarta Public Hospital namely Kemayoran Hospital, Cempaka Putih Public Hospital, Johar Baru Hospital and RSUD Sawah Besar.Data collection through primary data is in depth interview, completed with document review and field observation, then secondary data coming from 4 hospitals in Central Jakarta.The results showed many causes that greatly affect the health services provided in 4 Central Jakarta hospitals. As the availability of Specialist Doctors who are not easy to cooperate with RSUD Class D in Central Jakarta. One of them is because there is no specialist doctor 39 s income agreement. In addition, the completeness of infrastructure facilities also affect the provision of services to the public, the location of hospitals that are less strategic also affect the marketing of services, as well as development policies of hospitals with excellent service according to the needs of the surrounding community.So in this study it can be concluded that 4 hospitals in Central Jakarta succeeded in becoming RSUD Class D in 2017 by continuously improving and completing human resources including Specialist Doctor and equipping hospital health infrastructure facilities that have not been fulfilled optimally.Keywords RSUD CLASS D, Evaluation
2017
T48458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Public health center reform as decentralization step in health sector had poured into SK Menkes No. 128/MENKES/SK/2004 about public health center basic policies. The aims of this research are to identified policy and strategy of district health office on health center reform included health human resources reform, health effort reform, health financing reform, and health management reform. The research done in 6 provinces, by purposive sampling that is DIY, Bengkulu, South Kalimantan, South Sulawesi, East Kalimantan and papua province. Each province chosen 1 regency and 1 municipality. Health Center which performing reform chose, amount of sample health center around 52 units. Data collecting done by indepth interview, secondary data and focus group discussion (FGD), and y descriptive analysis. The result of research indicating that policy and strategy District Health Office in supporting health center reform, (a) in HRD reform performed through flattening health personnel with job contract, (b) in health center effort reform through improving health services access ad revitalization, (c) in health financing reform performed with health center services with Certification ISO 9001 and Community Based Health Effort (UKBM) revitalization. Therefore necessary done institutional established in regional and relation manner, as well as allocating health budget suitable with determined health development objectives
BULHSR 14:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Titiyani Amortiyana
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Eka Titiyani AmortiyanaProgram Studi: Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Perokok Aktif Terhadap Kejadian Infeksi Ulang Pneumonia PadaBalita Di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan JakartaSelatanPneumonia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama padabalita. Balita dengan imunitas yang lemah sangat rentan terhadap penyakit, sehinggamenyebabkan bakteri pneumonia cepat berkembang dan berakibat menjadi infeksiulang pneumonia. Merokok dan lingkungan fisik rumah yang tidak sehatmemungkinkan berdampak pada kesehatan balita, seperti jenis atap rumah tidakgenteng asbes , dinding kayu dan lantai tanah beralas karpet. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengaruh perokok aktif terhadap infeksi ulangpneumonia pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan JakartaSelatan. Metode penelitian cross sectional dengan sampel penelitian balita umur 2bulan ndash; 59 bulan yang beriwayat pernah menderita pneumonia dalam satu tahunterakhir dan tercatat pada rekam medik Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan,menggunakan kuesioner KPLDH tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,perokok aktif berisiko 1,449 kali lebih tinggi 0,807 ndash; 2,601 , setelah di adjust olehjenis kelamin, bahan bakar masak dan variabel interaksi. Promosi kesehatan sangatdiperlukan untuk mempromosikan tentang pneumonia, lingkungan bersih dan tanpaasap rokok di rumah-rumah dan wilayah Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan.Kata kunci:Infeksi, Pneumonia, Balita, Lingkungan
ABSTRACT
Name Eka Titiyani AmortiyanaStudy Program Ilmu Kesehatan MasyarakatTitle Influence of Smokers Active In The Home Environment On TheIncidence Of Recurrent Pneumonia Infections In Under Five InPuskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta SelatanPneumonia is still a public health problem in Indonesia, especially in children underfive.Children under five who have a weak immune causing susceptibility to disease amajor causes of recurrent of pneumonia. The existence of smokers and the physicalenvironment of unhealthy homes may have an impact on the health of children underfive, such as the type of roof of the house is not tile asbestos , wooden walls andground floor with carpet. This study aims to determine the effect of smokers in thehome environment against recurrent of pneumonia in under five in the area ofPuskesmas Kecamatan Pesanggrahan South Jakarta. Methods of cross sectional studywith a 2 month until 59 months age study sample of pneumonia and recorded in themedical record of Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan, using the questionnaire inenvironmental factors KPLDH in 2016. The results showed that, active smokers had1.449 times higher risk 0.807 2.601 , after adjusted by sex, cooking fuel andinteraction variables. Health promotion is needed to convey for promotingpneumonia, cleaning environment to be free from smoke free environment fromsmoker in house environment at Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan JakartaSelatan.Keywords Infection, Pneumonia, Under Five, Environment.
2017
T48533
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Depkes , 1995
618.178 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Ratnasari
Abstrak :
Perkesmas merupakan salah satu upaya kesehatan di puskesmas yang sangat menunjang visi Kementerian Kesehatan yaitu mencapai masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Pelaksanaan perkesmas di puskesmas tak lepas dari peran pengelola (koordinator) perkesmas yang menjalankan fungsi pengelolaan itu berdasarkan faktor-faktor manajemen SDM (perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor manajemen sumber daya manusia terhadap pelaksanaan perkesmas di puskesmas wilayah Kotamadya Jakarta Barat. Desain yang digunakan adalah analitik korelasi secara cross sectional dengan sampel 71 koordinator perkesmas. Analisis data menggunakan chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan perkesmas dipengaruhi oleh perencanaan (p=0,016), pengorganisasian (p=0,024), dan pengendalian (p=0,003). Variabel manajemen yang paling dominan mempengaruhi pelaksanaan perkesmas adalah fungsi pengendalian (OR=4,4). Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan kemampuan manajerial khususnya fungsi pengendalian SDM koordinator perkesmas di puskesmas baik melalui pelatihan maupun pendidikan berkelanjutan. ......Community Health Nursing (CHN) is one of Puskesmas health service that support Ministry of Health vision that is a self-sufficient healthy community, within a just quality health care. CHN implementation in Puskesmas depend on the roles of CHN coordinator. He runs managerial factors those are planning, organizing, actuating, and controlliung. The objective of this research is to determine relationship between Managerial Factors of Man Resources and CHN Implementation in Puskesmas Jakarta Barat Districts. This research is an analytical correlation with cross sectional, and using 71 CHN coordinators as the samples. The data was analyzed by the chi square and logistic regression test. Based on data analysis, it recognized that there are correlation between planning p=0,016, organizing p=0,024, and controlling p=0,003, and CHN implementation. Further revealed that is the most dominant variable of CHN implementation, which is controlling variable (OR=4,4). This research reccommends enhancing of managerial competencies especially controlling of CHN coordinators in Puskesmas through training or continuing proffesional development.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30690
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Agung
Abstrak :
Dari uraian di atas tampak bahwa penerapan program masih banyak terdapat hambatannya. Uraian pada bab-bab sebelumnya memperlihatkan, penerimaan kedua program tersebut Baru pada penerimaan program Puskesmas saja yang berhubung_an dengan upaya penyembuhan penyakit yang tergolong ringan dan hanyapat dirasakan langsung hasil dan manfaatnya, misalnya penyakit muntaber atau diare yang sering menimpa penduduk setempat. Sebaliknya pada penyakit yang tergolong berat dan lama, seperti penyakit TBC, Berta penerapan program KB be-lum dapat diterima oleh warga kedua desa yang kami teliti
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S12777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library