Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rustam Hadi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasti Yulianti
Abstrak :
Kartu kredit merupakan alat pembayaran yang menawarkan banyak manfaat, termasuk kepraktisan, penundaan pembayaran, dan hadiah dari pengumpulan poin. Namun, penggunaan kartu kredit juga dapat menyebabkan pemegangnya terlibat dalam hutang atau menyesal karena pembelian yang tidak direncanakan atau konsumtif. Penelitian ini bertujuan mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kartu kredit berlebihan. Penelitian ini adalah studi kasus kualitatif dengan empat subyek penelitian. Peneliti melakukan wawancara dan mengumpulkan laporan tagihan kartu kredit selama tiga bulan terakhir. Analisis yang dilakukan adalah analisis inter-subyek, yang menunjukkan keunikan tiap kasus serta perbedaan dalam respons terhadap stimulus kartu kredit. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kartu kredit berlebihan ditemukan dari sisi: 1. Stimulus Kartu Kredit: - Total limit kredit yang diberikan. - Penundaan pembayaran. - Fasilitas praktis dari kartu kredit. 2. Perbedaan Individu: - Motivasi untuk memuaskan keinginan barang-barang konsumtif dan tindakan pembelian impulsif. - Ilusi daya beli dari kepemilikan kartu kredit tanpa kontrol diri yang kuat. - Sikap terhadap biaya bunga atau tahunan sebagai konsekuensi dari kepemilikan kartu kredit. - Sifat impulsif yang terlihat dari kurangnya kontrol diri, mudah tergoda, dan tidak adanya rencana belanja. - Gaya hidup hedonik yang sangat mempengaruhi penggunaan kartu kredit. 3. Faktor Lain: - Budaya hutang. - Lingkungan sosial yang juga mempengaruhi penggunaan kartu kredit berlebihan. Karena penelitian ini adalah studi kasus, hasil yang diperoleh tidak bisa digeneralisasi. Setiap individu memiliki interaksi unik antara karakteristik pribadinya dan stimulus kartu kredit sebagai alat pembelian, yang menyebabkan variasi dalam penggunaan kartu kredit yang berlebihan.
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rah Madya Handaya
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam kehidupan komunitas gay, terdapat berbagai gaya hidup yang di antaranya adalah Close Couple, Open Couple dan Functional dimana masingmasing mempunyai ciri dan permasalahan khnsns (Bell dan Weinberg, dalam Nevid, Rathus & Rathus, 1995). Menurut McWhirter dan Mattison (1984), kaum gay, seperti juga kaum heteroseksual, menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan dalam mempertahankan hubungan dengan pasangan. Namun demikian, seringkali pasangan tersebut tidak mampu untuk mengidentifikasi permasalahan utama sehingga mereka tidak mendapatkan solusi dan hubunganpun berakhir. Untuk mengatasi hal tersebut, pasangan yang memiliki masalah dapat meminta bantuan kepada psikolog, dimana seorang psikolog biasanya akan memberikan konseling dan menggunakan alat bantu berupa tes psikologi, checklist dan inventori untuk dapat memahami permasalahan secara lebih baik dan memberikan penanganan yang tepat. Salah satu alat bantu yang dapat dipergunakan oleh psikolog untuk mendiagnosa permasalahan dalam suatu hubungan adalah inventori yang disebut Dyadic Adjustment Scale (DAS). Inventori ini disusun oleh Graham B. Spanier pada tahun 1976 dan terbagi atas 4 sub-skala, yaitu dyadic satisfaction, dyadic cohesion, dyadic consensus, dan ajfectional expression, serta terdiri dari 32 buah item yang memberikan penilaian terhadap kualitas suatu hubungan antar pasangan yang dapat mempengaruhi kepuasan dalam hubimgan yang dimiliki. Di Amerika, DAS tel^ dipergunakan dalam berbagai penelitian mengenai pasangan gay, seperti untuk hubungan antara pasangan gay yang menjadi orangtua (Johnson, 2001), kekerasan dalam hubungan pasangan gay (Busby,1996) dan sebagainya. Sedangkan di Indonesia, sampai saat ini, peneliti belum menemukan adanya penelitian yang menggunakan Dyadic Adjustment Scale pada pasangan gay. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil uji coba DAS pada pasangan gay dan memberikan usulan rancangan mengenai modifikasi yang diperlukan terhadap DAS agar lebih sesuai bila diberikan pada komnnitas gay di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan memberikan DAS dan selanjutnya melakukan wawancara terhadap subjek mengenai gambaran kehidupan mereka dan mengenai DAS. Kriteria subjek adalah pasangan gay, telah menjalani hubungan minimal 1 tahun, bemsia 20-40 tahun, pendidikan minimal SMA dan tinggal di Jakarta. Hasil dari penelitian mengenai hasil uji coba DAS adalah semua subjek menganggap pemberian DAS pada pasangan gay memberikan hal positif, namun dirasakan perlu untuk menambahkan beberapa item baru pada setiap sub-skala agar lebih dapat menggambarkan komunitas gay di Indonesia. Selain itu, DAS dianggap lebih sesuai untuk diberikan pada pasangan gay yang telah tinggal bersama. Hasil penelitian mengenai usulan modifikasi DAS adalah penambahan item-item pada setiap sub-skala, yaitu sebagai berikut, terhadap sub-skala efyadic consensus^ item yang ditambahkan adalah mengenai kesepakatan dalam mengekspresikan kasih sayang di tempat umum, kesepakatan mengenai pola hubungan, kesepakatan mengenai pembagian peran, kesepakatan dalam pengaturan tempat tinggal, kesepakatan dalam pandangan hidup yang berhubungan dengan coming-out, kesepakatan dalam tingkat keseriusan hubungan, kesepakatan mengenai kegiatan seksual selain dengan pasangan, kesepakatan dalam cara mengekspresikan kasih sayang, kesepakatan mengenai cara berhubungan seksual dan firekuensi melakukan kegiatan seksual. Terhadap sub-skala dyadic satisfaction, hasilnya adalah penambahan item mengenai frekuensi timbul keraguan terhadap rasa cinta dari pasangzin, frekuensi dari timbulnya perasaan bahwa akan ditinggalkan oleh pasangan, mengekspresikan kasih sayang secara fisik di tempat umum, dan perasaan nyaman atau tidak bila pasangan menunjukkan kasih sayang secara fisik di tempat umum, rasa cemburu, dilibatkannya teman-teman dalam penyelesaian masalah, kejujuran, frekuensi dikecewakan oleh pasangan, frekuensi timbulnya perasaan telah mengecewakan pasangan, frekuensi pemyataan rasa cinta secara verbal dan frekuensi timbulnya perasaan bukan sebagai orang yang terpenting bagi pasangan. Terhadap sub-skala dyadic cohesion, item-item yang ada sudah cukup untuk mewakili karakteristik pasangan gay, namun masih perlu ditambahkan satu item, yaitu yang mengukur mengenai frekuensi dari dilakukannya pembicaraan mengenai hal-hal selain tentang hubungan dan kegiatan sehari-hari. Terhadap sub-skala affectional expression, hasilnya adalah penambahan item mengenai pemberian berbagai alasan untuk tidak berhubungan seksual, menunjukkan rasa cinta secara fisik dan secara verbal, kepuasan terhadap peran dalam hubungan seksual.
2007
T38025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hoffer, Eric
Jakarta Yayasan Obor Indonesia 1993,
302 Hof tt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mann, Leon
Sydney John Wiley & Sons 1969,
302 M 34 s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Garton, Alison F
New York: Hove Lawrence Erlbaum Associates , 1995
155 GAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Beverly Hills Sage 1988,
302 C 375
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fromm, Erich
London and New York : Routledge, 2002
323.4 FRO f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
ABSTRAK
In a Journal of Personality and Social Psychology article, Sedikides, Gaertner and Vevea (2005) presented two meta-analyses that include eight papers to investigate the question of whether people from Eastern cultures self-enchance more for traits that they view to be important compared to those that they view as unimportant. The results supported their hypotesis: Self-enchancement appears to be pancultural. However, this conclusion is severely compromised by six relevant papaers that are not included in their meta-analyses. Importantly, all of these six studies contradicted their hyphotesis. When complete meta-analyses are conducted which include all of the relevant papers, a very different pattern of results emerges. Eastern and Western cultures do not differ from each other in the pattern of their self-enchancement of independent and interdependent traits. Furthermore, whereas Westerners self-enchanced significantly more for traits that they viewed to be especially important, East Asians did not. Contrary to the Sedikides et al. (2005) suggestion, the existing evidence suggests substantial cross-cultural variation in self-enchancement, with Westeners being far more self-enchancing than Easterners. Reasons for the conflicting pattern of findings across methods and meta-analyses are discussed.
Australia: Blackwell Publishing Limited - The Japan Group dynamics Association, 2007,
150 AJSP
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Provincetown : The Journal Press
050 JSP 29 (1949)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library