Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sprinthall, Norman A.
New Yorrk McGraw-Hill 1990,
370.15 Spr e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ros Mayasari
"Penelitian ini bertolak dari adanya kebutuhan akan pemahaman peran faktor-faktor psikologis dalam proses pembelajaran mata kuliah Bahasa Arab. Di IAIN (Institut Agama islam Negeri), mata kuliah Bahasa Arab menjadi mata kuliah yang penting dilihat dari tujuan lembaga ini yang bergerak pada pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmn keislaman- Pengemhangan dan pengkajian ilmu-ilmu keislaman sangat memerlukan penguasaan bahasa Arab karena sumber utama pengkajian bidang disiplin ilmu ini berasal dan literatur yang berbahasa Arab. Namun pada kenyataannya, hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Bahasa Arab belum optimal Oleh karena itu, dalam penelitian ini dikaji beberapa faktor psikologis yang dianggap memberi sumbangan terhadap keberhasilan Mahasiswa pada mata kuliah Bahasa Arab. Dari beberapa faktor psikologis yang perlu mendapatkan perhatian adalah kemampuan awal bahasa Arab, self-efficacy, dan rask value. Faktor kemampuan awal bahasa Arab penting diteliti karena mahasiswa IAIN berasal dari sekolah umum, madrasah, dan pondok pesantren dimana ketiga lembaga pendidikan tersebut memberi porsi mata pelajaran Bahasa Arab yang berbeda-beda.
Faktor self-efficacy (penilaian kemampuan diri untuk melakukan tugas tertentu) juga dianggap penting untuk diteliti karena mata kuliah Bahasa Arab sering dianggap sebagai mata kuliah yang sulit Pandangan tentang kesulitan suatu tugas akan mempengaruhi penilaian seseorang tentang kemampuannya untuk berhasil pada tugas tersebut. Demikian juga dengan faktor task value (penilaianmu tentang kebermaknaan dan kepentingan suatu tugas). Adanya perbedaan tujuan jurusan-jurusan yang ada di setiap fakultas yang tidak semuanya berhubungan langsung dengan pengkajian ilmu keislaman, memungkinkan perbedaan penilaian (ask value mahasiswa terhadap mata kuliah Bahasa Arab. Oleh karena itulah penelitian ini bertujuan untuk meneliti sumbangan kemampuan awal bahasa Arab, faktor self-efficacy, dan task value terhadap hasil belajar mata kuliah Bahasa Arab.
Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Tarbiyah semester satu yang sedang mengambil mata kuliah Bahasa Arab. Sampel berjumlah 214 orang yang diperoleh dengan teknik accidental .sampling. Data tentang kemampuan awal bahasa Arab menggunakan hasil ujian masuk IAIN pada mata ujian Bahasa Arab dan data hasil belajar diambil dari hasil ujian mid semester mata kuliah Bahasa Arab. Adapun data tentang self-efficacy dan task value diperoleh dari kuesioner self-efficacy dan task value. Analisis data dilakukan dengan metode analisis regresi dan pengolahan data dilakukan dengan memanfaatkan program SPSS (Statistical Package for Social Science).
Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan awal dan self-efficacy memberi sumbangan yang signifikan terhadap hasil belajar mata kuliah Bahasa Arab, baik pada saat dihitung sendiri~sendiri maupun bersama-sama. Adapun faktor task value ternyata tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap hasil belajar mata kuliah Bahasa Arab. Tidak adanya sumbangan yang signifikan variabel task value terhadap hasil belajar diduga karena adanya interaksi antara variabel task value dengan variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian ini, adanya tingkat self-efficacy yang rendah dan dimungkinkan pula oleh adanya sikap faking good responden dalam menjawab kuesioner.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan melakukan pengontrolan variabel tertentu yang dianggap memberi pengaruh terhadap hasil belajar mata kuliah Bahasa Arab seperti bakal bahasa asing dan perlunya keseragaman pengukuran hasil belajar serta menggunakan teknik random sampling untuk pengambilan sampel penelitian agar hasil penelitian dapat digeneralisir secara lebih luas. Penelitian tentang variabel rask value perlu dilakukan dengan melibatkan variabel-variabel lain seperti strategi belajar karena dalam penelitian Pintrich dan Dc Groot (1990), sumbangan task value muncul terhadap strategi belajar. Strategi belajar inilah yang berpengaruh secara langsung terhadap hasil belajar. Di samping itu, penelitian bersama antara variabel kemampuan awal, motivational belief (seperti self-efficacy dan task value) serta strategi belajar penting dilakukan untuk melihat bagaimana pola hubungan dan interaksi antara variabel-variabel tersebut dalam mempengaruhi hasil belajar.
Faktor kemampuan awal bahasa Arab dan self-efficacy ternyata memberi sumbangan yang signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Bahasa Arab. Oleh karena itu, disarankan untuk mengembangkan program pengajaran yang dapat mengakomodasi perbedaan kemampuan awal bahasa Arab mahasiswa yang bervariasi, misalnya dengan memberi bimbingan remedial atau mengelompokkan mahasiswa pada satu kelas sesuai dengan tingkat kemampuan awal bahasa Arabnya di samping itu, disarankan pula untuk mengmbangkan proses pembelajaran di kelas yang dapat meningkatkan self-efficacy mahasiswa terhadap mata kuliah Bahasa Arab. Misalnya, memberi pengalaman sukses dalam mengerjakan tugas-tugas mata kuliah Bahasa Arab, memberi umpan balik yang konsisten terhadap kemajuan penguasaan mahasiswa terhadap hasil belajarnya serta tetap memberikan persuasi verbal bahwa mereka memiliki kemampuan untuk berhasil dalam mata kuliah Bahasa Arab."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jane Savitri
"Adversiry Quotient adalah kemampuan individu untuk berespon terhadap kesulitan yang didasari oleh keempat dimensinya yaitu kontrol, Ownership, Reach dan Endurance
(Stoltz, 1997). Advemily Quonenr rnemberikan pcmahaman baru mengenai apa yang diperlukan siswa untuk mencapai kesukscsan , terutama bagi peningkatan kemampuan
untuk mengatasi hambatan 31811 keaulitan yang dihadapi dalam proses pendidikan maupun tantangan kehidupan . `
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang timbul dengan menguji
tiga hipotesis. Metode penelitian yang digunakan yaitu korelasi. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi ( sumbangan yang bermakna ) dari Orientasi Masa Depan dalam bidang pcndidikan dan iklim kelas baik secara bersama-sama
maupun tersendiri atau parsial terhadap Adversify Qumienr siswa, besamya sumbangan yang bermakna tersebut.
Sampel penelitian adalah siswa kelas dua SMUK 2 BPK Penabur Bandung
sebanyak 169 orang. Alat ukur yang digunakan adalah Adversiry Quorienr yang diadaptasi oleh Lesmawati , dari alat ukur yang dikembangkan oleh Stoltz, Orientasi Masa Depan dalam bidang pendidikan hasil modifikasi Victoriana dari tcori Nurmi, dan iklim kelas yang dimoditikasi bcrdasarkan skala iklim kelas dari Trickett dan Mons. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi Multiple Regression dengan metode stepwise.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Orientasi Masa Depan dalam bidang
pendidikan memberikan sumbangan yang bermakna terhadap Adverxi/y Quolienr, bcrbeda dengan iklim kelas yang tidak memberikan sumbangan bermakna terhadap Advenviry Quolienl Namun secara bcrsama-sama , Orientasi Masa Depan dalam bidang pendidikan
dan iklim kelas masih membcrikan sunibangan bcmnakna terhadap Adversity Quotient.
Berdasarkan pengolahan Iebih lanjut diperoleh hasil bahwa aspek perencanaan dan evaluasi dari Orientasi Masa Depan dalam bidang pendidikan membcrikan sumbangan bermakna
terhadap dimensi conrrol, ownership dan endurance dari Adversily Quorienl , sedangkan dimensi Involvement dan Teacher Comm! memberikan sumbangan bemakna bagi dimensi control , owncrzv/tip dan reach dariadversity Quntient
Saran yang dibcrikan pada sekolah adalah berusaha untuk mengembangkan ketiga aspek Orientasi Masa Depan dalam bidang pendidikan secara berkesinambungan dan membekali guru dengan pemahaman /hlvenwry Qfmfiem dan mcrancang aktivitas kelas yang memfasilitasi siswa untuk tcrlibal dan berpartisipasi aktiff Sclain ilu guru berupa unluk
lebih banyak menekankan pengalaman-pcngalaman keberhasilan siswa daripada pengalaman-pengalaman kegagalan mcreka agar keyakinan diri siswa dalam mencapai keberhasilan semakin meningkat.
Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan pula untuk melakukan penulitian mengenai Adversiry Quorien/ pada setting pendidikan yang lain dengan cakupan yang lebih luas. Selain ilu yang dapat ditclili variabcl-variabci Iain yang mungkin mempengaruhi
Adversity Quorienr seperti pengaruh-pcngaruh dari orang tua, guru, teman sebaya dan orang-orang yang memiliki peran penting selama masa kanak~kanak , sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang Adversity Quurient."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melania Meitty Parman
"Moos (1982; Moos & Schaefer, 1986 dalam Sarafino, 1998) mengajukan Teori Krisis, yang mendeskripsikan sebuah variasi dan faktor yang mempengaruhi anak menyesuaikan diri selama krisis, seperti pada saat memiliki sebuah penyakit. Ketiga faktor tersebut adalah fakior penyakit, faktor latar belakang pribadi, dan faktor lingkungan isik
dan sosiai. Ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi proses coping anak terhadap leukaemia yang dideritanya. Proses coping itu sendiri diawali dengan penilaian kognitif.
Sarafino (1998) mendifinisikan penilaian kognitif sebagai proses mental dimana anak menilai dua faktor, yaitu: apakah tuntutan mengancam kesejahleraan mereka dan sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi tuntutan situasi tersebut. Anak menilai apa
yang dipertaruhkan, apakah anak berada dalam bahaya atau tidak Hasil penilaian terhadap apa yang diperintahkan memampukan anak untuk melihat apakah transaksi tersebut berhubungan dengan kesejahteraan anak, tidak berbahaya atau memiliki implikasi yang positif dan slresful Sumber daya yang ada untuk memenuhi tuntutan lersebut. Evaluasi pilihan coping dan hambatannya dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya dalam situasi yang serupa, keyakinan umum tentang diri sendiri dan lingkungan, ketersediaan sumber daya yang
dimiliki oleh diri sendlri (kekuatan fisik atau kemampuan pemecahan masalah) dan sumber daya lingkungan (dukungan sosiai atau uang). (Wmbel, Benner & Lazams, 1981 dalam Goldberger & Breznitz, 1982) ยป
Leukemia adalah suatu keganasan sistem hematopoietic di dalam sumsum tulang yang berupa proliferasi tidak terkendali atau patologi sehingga sistem hematopoietic yang normal terdesak. (Moeslichan, 2002). Leukemia sering ditemukan pada anak berusia
kurang dan 15 tahun. (ACS, 1996; Lazio, 1987; Williams, 1990 dalam Saraiino, 1998)
Sama halnya dengan orang dewasa, leukemia menimbulkan stress pada anak-anak, tetapi anak-anak memiliki kemampuan dan tugas perkembangan yang berbeda dengan orang dewasa. Dengan tingkat stressor yang sama, dan kemampuan kognitif dan bahasa untuk memahami leukemia yang berbeda dengan orang dewasa_ leukemia menjadi stressor yang sulit dipahami oleh anak, walaupun bukan berarti tidak mungkin.
Dengan keterbatasan kemampuannya, penilaian anak terhadap leukemia menjadi menarik untuk diteliti berbungan dengan proses penyesuaian diri mereka dengan leukemia itu sendiri.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang berusaha mendalami pandangan dan pengalaman subyektif anak dalam
menghadapi leukemia dan cara orang tua membantu anak menghadapi leukemia yang dideritanya. Wawancara dan observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, Subyek penelitian ini adalah empat orang anak penderita leukemia
yang menjalani perawatan jalan di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan orang tuanya,khususnya ibu (Dua orang anak perempuan dan dua orang anak laki-laki). Anak sedang menjalani pengobatan kemoterapi fase maintenance.Usia anak subyek penelitian berkisar
antara 9 - 12 tahun. Subyek dalam penelitian ini didiagnosa menderita leukemia pada usia antara 8 sampai 10 tahun. Pemilihan usia 9 - 12 tahun didasarkan pada kemampuan kognilif dan berbahasa anak yang memungkinkan dilakukannya wawancara.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non-probability sampling atau tidak semua anak yang termasuk dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Sampel diambil dengan teknik pengambilan sampel incidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian kognitif subyek tidak ditujukan kepada leukemia itu sendiri tetapi pada sesuatu yang terkait dengan leukemia. Subyek melakukan penelitian kognitif terhadap leukemia dalam kaitannya dengan prosedur medis
yang mereka pikir harus mereka lalui, disability yang disebabkan oleh leukemia, sensasi rasa sakit yang leukemia akibatkan dan keterbatasan kegiatan serta makanan-minuman yang dapat mereka nikmati. Subyek lebih memusatkan penilaian kognitif mereka pada
rasa sakit dan disability yang langsung mereka alami akibat leukemia dan tidak pada leukemia itu sendiri. Bila dibandingkan dengan leukemia, tampaknya prosedur medis yang terlibat dalam pengobatan leukemia menjadi suatu hal yang lebih stresful, lemtama BMA.
Dalam membantu anak menghadapi leukemia yang dideritanya, dan hasil
penelitian diketahui bahwa orang tua cenderung untuk lidak memberitahukan kepada anak tentang leukemia yang dideritanya, walaupun akhirnya sikap ini menimbulkan kesulitan
bagi orang tua sendiri dalam membantu anak menghadapi leukemianya.
Dengan hasil penelitian tersebut muncul suatu bahan diskusi tentang bagaimana anak dengan ketidakadaan penilaian kognitif terhadap leukemianya dapat menyesuaikan diri dengan leukemia itu sendiri, Hal ini kembali merujuk pada Teori Krisis yang menyataken bahwa proses coping diawali dengan penilaian kognitif, dimana salah satu
penilaian tersebut adalah penilaian terhadap leukemia yang diderita oleh anak Salah satu kemungkinan penyebab yang memampukan anak menyesuaikan diri terhadap
leukemianya adalah kemampuan kognitif anak juga yang masih lerbatas pada saat ini dan di sini, didukung oleh dukungan sosial yang mereka terima.
Dari hasil penelitian dan diskusi muncul beberapa saran praktis yang ditujukan untuk orang tua, tim medis dan rumah saklt Saran-saran tersebut secara umum diharapkan dapat memberi ide dalam membantu anak menghadapi leukemia yang dideritanya.
Saran metodlogis untuk penelitian lanjulan adalah dengan menambah metode penelitian dengan menggunakan inventori keprbadian dan metode pengambilan data dengan menggunakan hasil karya anak sehubungan dengan leukemia yang dideriianya.
"
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library