Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1938 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kapur, Vipen
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2001
303.34 KAP p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Enny Rosmawar
Abstrak :
Industri gula di Indonesia berpotensi untuk menghasilkan surplus listrik yang bisa dijual kejaringan PLN. Kondisi yang ada saat ini hampir semua industri gula di Indonesia belum bisa menghasilkan surplus listrik bahkan sebagian besar tidak bisa memenuhi kebutuhan listriknya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis inefisiensi yang terjadi di pabrik gula dan melakukan usulan modifikasi konfigurasi sistem kogenerasi yang efisien sehingga bisa menghasilkan surplus listrik. Analisis eksergi dilakukan pada peralatan proses utama pengkonsumsi uap seperti: gilingan, pemurnian nira, evaporator, dan vacuum pan. Hasil perhitungan “proposed plant” dibandingkan dengan kinerja pabrik gula saat ini. Ada tiga skenario yang diusulkan untuk perbaikan efisiensi energi sistem, diperoleh efisiensi energi dan eksergi dari skenario I sebesar 77,17% dan 18,86%; skenario II sebesar 77,29% dan 19,19%; dan skenario III sebesar 80,17% dan 26,29%. Hasil simulasi menunjukkan bahwa skenario III terjadi peningkatan efisiensi tertinggi. ...... The sugar industry in Indonesia has potential to generate excess electricity to export to the grid. Currently, almost all sugar mills in Indonesia has not been able to produce a surplus electricity and they can not even able to meet its own electricity. This study purpose is to analyze the inefficiency that occurs in the production of sugar and provide energy efficient solutions and the efficient cogeneration configuration as well. Energy analysis is conducted to describe the energy balance and mass balance, while exergy analysis was conducted to identify inefficiency in sugar production process and utility systems. Exergy analysis performed on the main consuming steam process equipment such a ; mills, purification, evaporator and vacuum pan. The results of calculation "proposed plant" is then compared with the performance of the existing plant. Energy and exergy efficiency obtained for the three scenarios respectively were: 77.17% and 18.86% (scenario 1), 77.29% and 19.19% (scenario 2); and 80.17% and 26.29 % (scenario 3). From the simulation results indicated that scenario 3 was the highest in increasing exergy efficiency.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35620
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Praditya Adi Nugroho
Abstrak :
Adanya peningkatan penggunaan beban nonlinier seperti peralatan elektronika dan komputer menyebabkan timbulnya permasalahan pada pembacaan alat ukur energy listrik. Pada beban yang nonlinier dan tidakseimbang, arus listrik yang mengalir mempunyai bentuk nonsinusoidal yang mengandung harmonisa dan timbulnya arus pada kawat netral. Pengukuran energi listrik pada kondisi tersebut berpotensi mengalami kesalahan pengukuran. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode perhitungan daya listrik semu (VA) yang akurat bagi pengukuran daya listrik pada kwh meter tiga fasa kondisi non - sinusoida dan ketidakseimbangan. Dengan membandingkan hasil pengukuran kuantitas daya dari alat ukur kualitas daya (power Quality Analyze) metode vektorial dengan metode perhitungan daya semu vektorial, aritmatik dan standar daya semu IEEE 1459 - 2010. Berdasarkan hasil analisis dari dua studi kasus yang telah dilakukan, pada kondisi nonsinusoidal dan ketidakseimbangan nilai Std. Dev.SV > Std. Dev. SA dan nilai Std. Dev. pfV ≥ Std. Dev. pfA. Deviasi tersebut disebabkan karena nilai Se > SA ≥ SV dan pfV ≥ pfA > pfe. Faktor yang berkontribusi terhadap deviasi atau mempengaruhi akurasi alat ukur metode vektorial atau aritmatik terhadap standar IEEE 1459 - 2010 adalah adanya komponen nonfundamental harmonisa dalam bentuk komponen daya nonfundamental (SeN) dan komponen ketidakseimbangan yang diperhitungkan pada daya semu efektif fundamental (Se1). Sedangkan pada alat ukur metode vektorial komponen tersebut tidak diperhitungkan dalam perhitungan kuantitas daya yang ada. ......The increasing of nonlinear loads such as electronic equipment and computers has led to issues in electric energy measuring instrument readings. In the nonlinear load, the electric current flow has nonsinusoidal form and containing harmonics and symetrical component. Measurement of electrical energy on the condition potentially experiencing measurement error. This study aims to obtain accurate apparent power (VA) calculation method for the measurement of electrical power on three-phase energy meter under non - sinusoidal and unbalance conditions. By comparing result from energy meter from power quality instrument base on vectorial apparent power with several methods of calculating apparent power including arithmetic apparent power, vectorial apparent power and standard IEEE 1459 - 2010. Based on the analysis of two case studies under nonsinusodal and unbalanced conditions Std. Dev.SV > Std. Dev. SA dan nilai Std. Dev. pfV ≥ Std. Dev. pfA. The deviation is caused the value of Se > SA ≥ SV and pfV ≥ pfA > pfe. Factors that contribute to deviation or affect the accuracy of measuring devices based on vectorial and arithmetic apparent power than IEEE std 1459 - 2010 is the presence of non-fundamental harmonic component in the form of non-fundamental power components (SeN) and imbalances components at the form of effective fundamental apparent power (Se1) are calculated. While measuring devices based on vectorial and arithmetic apparent power are not taken that components into account in the calculation of power quantity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Erlangga
Abstrak :
Dalam aplikasi enjinering baik dalam bidang industri atau lainnya, kadang kala ditemukan bahwa kebutuhan akan daya listrik, pendinginan dan pemanasan diperlukan secara bersamaan. Salah satu contohnya adalah dalam bidang perhotelan yang membutuhkan daya listrik, pendinginan untuk ruangan dan pemanasan baik untuk ruangan atau air hangat. Sistem combined cooling, heating and power generation (CCHP) atau disebut juga trigeneration adalah sistem yang terdiri dari power system, mesin pendingin absorpsi dan sebuah penukar kalor. Untuk aplikasi dan perancangan CCHP, sebelumnya dibuat sebuah model sistem dan dilakukan perhitungan biaya energi (bahan bakar) berdasarkan pada kesetimbangan energi hingga biaya investasi dan payback period sehingga dapat diputuskan selanjutnya apakah sistem ini dan konfigurasi seperti apa yang dapat diaplikasikan. Pilihan konfigurasi sistem CCHP yang digunakan adalah dengan menggunakan diesel engine, gas engine dan turbin gas pada power system nya. Dari hasil perhitungan ketiga konfigurasi sistem CCHP yang coba diaplikasikan pada perhotelan diperoleh bahwa untuk konfigurasi dengan diesel engine dan turbin gas tidak dapat digunakan karena dari sisi biaya energi lebih besar dibandingkan tanpa menggunakan sistem CCHP dan saving cost yang terlalu rendah sehingga mengakibatkan payback period yang lama. Untuk konfigurasi dengan gas engine diperoleh biaya energi hotel dapat ditekan maksimum sebesar Rp. 180.590.337,31, dengan biaya investasi total sebesar Rp. 7.510.550.179,3 dan payback period selama 6,57 tahun.
Engineering application in industrial or etc sometimes found there is a simultaneous need for electricity, cooling and heating. For example is in hotel business, we can found that it need of electricity, cooling for rooms and heating to heat water. Combined cooling, heating and power generation (CCHP) or called trigeneration is a system consists of power system, absorption cooling system and heat exchanger for heating system. For application and planning, we make a model and calculate the energy cost (fuel cost) based on energy balance, investment, and payback period so later can be decided the feasibility and what configuration of the system can be applied. The configurations of CCHP that chosen is use Diesel engine, gas engine and gas turbine as a power system. The results of three configurations applied to hotel business that used; show that configuration using Diesel engine and gas turbine couldn?t be applied because energy cost (fuel cost) is more expensive compared to energy cost without CCHP system and saving cost is too small so it affected to too long payback period. By using gas engine, the energy cost for hotel can be reduced maximum at Rp. 180,590,337.31; investment cost estimated is Rp. 7,510,550,179.3 with payback period is 6.57 years.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25322
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Gibran Khalil
Abstrak :
Energi angin adalah salah satu energi baru dan terbarukan yang sedang dikembangkan sebagai energi alternatif untuk mengatasi krisis energi yang akan dihadapi. Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah yang memiliki potensi angin yang cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Salah satu teknologi yang banyak digunakan untuk pemanfaatan energi menjadi pembangkit listrik adalah turbin angin. Dalam pembangunan turbin angin, terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi diantaranya yaitu kecepatan dan arah angin, kemiringan lereng, dan beberapa faktor lain seperti penggunaan tanah dan wilayah permukiman. Dengan kondisi angin di Nusa Tenggara Timur yang memiliki kecepatan rata-rata 3 m/s hingga 7 m/s maka jenis turbin angin skala menengah sangat cocok untuk dikembangkan. Sehingga hasil dari penelitian ini yaitu berupa gambaran mengenai potensi angin di Nusa Tenggara Timur serta wilayah yang berpotensi untuk pembangunan turbin angin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kebutuhan akan energi.
Wind energy is one of the new and renewable energy is being developed as an alternative energy to overcome the energy crisis to be faced. East Nusa Tenggara is a region that has a good enough wind potential to be used as a power plant. One of technology that is widely used for the utilization of energy into electricity generation is wind turbines. In the construction of wind turbines, there are several variables that affect them is the speed and direction of wind, slope, and several other factors such as the landuse and residential areas. With the wind conditions in East Nusa Tenggara which has an average speed of 3 m/s to 7 m/s the kind of medium scale wind turbine is suitable to be developed. So the results of this research in the form of an overview of the wind potential in East Nusa Tenggara and the region that have the potential for development of wind turbines to meet the needs of the community in need of energy.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gallant Agna Putra
Abstrak :
Suatu Sistem tenaga listrik yang baik harus memiliki nilai tegangan yang tidak melebihi batas toleransi serta rugi-rugi daya yang kecil.Batas toleransi yang diperbolehkan untuk suatu nilai tegangan ± 5 - 10 % dari nilai nominalnya. Nilai tegangan yang konstan akan mengoptimalkan unjuk kerja dari peralatan listrik. Sedangkan rugi-rugi daya yang kecil akan menjaga pasokan daya listrik, serta dapat mengurangi kerugian finansial yang terjadi selama proses transmisi. Pada skripsi ini akan dilakukan perbaikan kualitas tegangan pada saluran transmisi antara Platform KARA yang WIDP pada perusahaan CNOOC SES Ltd. Dengan menggunakan trafo tap changer, penambahan beban kapasitif dan penambahan kabel saluran transmisi secara parallel. Proses perbaikan pada skripsi ini disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak ETAP 7.0.0. Dari hasil simulasi tersebut akan didapatkan perbaikan tegangan dan rugi-rugi daya yang paling optimal dan pada akhirnya dapat digunakan dalam proses perbaikan sesungguhnya. ...... An electrical power system must have good voltage value that does not exceed the limits of tolerance and the power lossis small. Tolerance limit allowed for a rated voltage ± 5 - 10% of their nominal value. Constant voltage value will optimize the performance of electrical equipment. While the power lossis small will keep the supply of electrical power, and can reduce financial losses that occur during the transmission process. At this skripsi will be improved quality of voltage on the transmission line between Platform KARA WIDP the company CNOOC SES Ltd. by using a transformer tap changer, the addition of capacitive load and the addition of parallel transmission line cables. Process improvement in the skripsi simulated using ETAP 7.0.0 software. From the simulation results will be obtained improved voltage and power loss is the most optimal and could ultimately be used in the actual repair process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Budi Santoso
Abstrak :
Peralatan-peralatan listrik sekarang ini seperti lampu, telah menerapkan teknologi Switched Mode Power Supply (SMPS) pada rangkaian catu dayanya dalam mengkonversi tegangan AC menjadi tegangan DC. Proses konversi pada beban elektronika ini menimbulkan adanya rugi-rugi konversi. Sehingga muncul peluang DC microgrid untuk meminimalisir rugi-rugi daya yang dimanfaatkan untuk mensuplai beban - beban AC tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, DC microgrid mulai di ujicoba untuk diparalel dengan DC microgrid lainnya, agar dapat ikut membantu membagi beban-beban penggunaan oleh konsumen, dan menjaga agar ketersediaan listrik tetap terjaga apabila terjadi gangguan pada salah satu DC microgrid. Ketika dilakukan paralel DC-DC konverter dengan seluruh komponen dan peralatan yang identik didapatkan yaitu terjadi ketidakseimbangan dalam pembagian arus antar konverter terhadap beban yang digunakan. Ketidakseimbangan arus ini terjadi karena faktor toleransi komponen dalam konverter yang tidak mungkin sama. Faktor lain yang pada akhirnya menyebabkan perbedaan arus adalah faktor penggunaan kabel atau konduktor listik dimana karakteristik kabel yang tidak identik dari konverter ke beban akhir. Kemudian muncul penggunaan komponen pasif sebagai penyeimbang arus berupa induktor toroid, sehingga menjadikan selisih keseimbangan arus antar konverter menjadi lebih baik dan efisien. ......Current electrical equipment such as lights, have implemented technology Switched Mode Power Supply (SMPS) on the power supply circuit converts the AC voltage into DC voltage. The conversion process in this electronic load losses gave rise to conversion. So there is an opportunity DC microgrid to minimize power losses are used to supply the AC load. Over the time, the DC microgrid started in trials for paraller DC microgrid with others, in order to help to divide the load by consumers used, and to keep the availability of electricity is maintained in the event of interference on one DC microgrid. When done parallel DC-DC Converter with all components and equipment that are identical obtained is an imbalance in current sharing between the konverter to the load being used. This occurs because the current imbalance tolerance factor components in konverter that not be the same. Another factor that ultimately led to the current difference is a factor of the use of wires or conductor electric cable in which the characteristics are not identical from the konverter to the load end. Then came the use of passive components such as balancing current toroid inductors, making the difference between the current balance konverter becomes better and more efficient.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramage, Janet, 1932-
Oxford: Oxford University Press, 1983
531.6 RAM e (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Streetman, Ben G.
New Jersey: Prentice-Hall, 1980
621.381 52 STR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sorensen, Harry A.
New York: John Wiley & Sons, 1983
621.4 SOR e (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>