Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galuh Shinta Wardhani
Abstrak :
ABSTRAK
Melalui perspektif moral dan hakikat manusia, maupun dari kegiatan bisnis konsultasi politik itu sendiri, kita semua kiranya dapat bersepakat bahwa konsultan politik tidak hanya bertanggung jawab dan berkewajiban kepada klien. Sebagai sebuah perusahaan, konsultan politik juga bertanggung jawab kepada publik dan masyarakat, terlebih atas kredibilitas dan integritas kandidat yang mereka dukung. Kerja konsultan politik atas penggunaan perangkat Political Marketing dengan layak dan optimal tak semata-mata hanya berfokus pada kerjasama dengan klien, lebih dari itu konsultan harus mencari dan mendapatkan kandidat yang kompeten dan berintegritas untuk dijadikan klien. Namun mendapatkan klien yang kompeten dan memiliki integritas tidaklah mudah. Pada umumnya kandidat yang berlimpah dengan dana kampanye dan pemenangan adalah mereka yang tak memiliki integritas dan kerap bermasalah dalam hal kompetensi. Sebaliknya mereka para kandidat yang sejatinya layak untuk dijadikan partner kerja oleh konsultan politik kerap kali terbatas dan terhambat oleh dana. Prinsip pemilihan klien yang kompeten dan berintegritas ini merupakan seleksi awal bagi konsultan politik dalam fungsi dan kerjanya secara umum. Maka pasar industri politik yang ramai tersebut, serta merta akan berkurang dan menyusut sebagai konsekwensi atas prinsip atau pola seleksi yang dilakukan oleh konsultan politik. Untuk memahami dan menggali kait mengait konsultan politik dan dinamika kerja konsultasi pemenangan seorang kandidat, Penulis melakukan studi yang berfokus pada:

1. Aktivitas konsultasi PolMark Indonesia pada pemenangan Pemilukada Kota Medan 2010 dan Pemilukada Provinsi Kalimantan Tengah 2010, dimana fenomena dan situasi yang terjadi pada kedua kerja konsultasi tersebut berlatar masifnya black campaign dengan terpaan keruhnya isu sara sebab latar kandidat non-muslim. 2. Penggunaan kajian teori utama pemahaman konsep political marketing (Lees, Jenifer; Marshment., 2009. ?Political marketing: principles and applications?. New York: Routledge). Sementara itu, penggunaan metode penelitian kualitatif dan pendekatan studi kasus dalam penelitian ini diterapkan untuk memberikan penekanan pada spesifikasi dari unit atau kasus yang diteliti. Studi Kasus dilakukan untuk melakukan penelitian yang terperinci tentang sesuatu unit sosial selama kurun waktu tertentu. (Denzin, Norman K., Yvonna S. Lincoln; 2000. ?Handbook of Qualitative Research?. California: Sage Publication.)
ABSTRACT
From the perspective of either morality and the human?s nature or from the business of political consulting, it is agreed that a political consultant?s responsibility and obligations goes not only to his or her client. As a corporate entity, political consultants uphold public and societal responsibility, particularly when endorsing candidates with certain credibility and integrity. Thus the works of such consultant using political marketing tools appropriately and optimally goes beyond client cooperation. But clients with such criteria are not easy to get, as generally clients with big campaign funds do not necessarily come with strong integrity and competency. On the other hand, those with moral qualifications do not have adequate funding. In this context, clients? selection process represents the initial step that a political consultant should take. This in turn would result into the reduction of size of the otherwise crowded political industry. To comprehend the political consultant?s works and the dynamic in the assistance process of a political candidate, this thesis studies about and focuses on:

1. PolMark Indonesia?s consultation activities during elections in the City of Medan and the Province of Central Kalimantan in 2010, which involved a high level of black campaign and hate speech that touched the fundamentally-sensitive religious issues. 2. The implementation of political marketing concepts (Lees, Jenifer; Marshment., 2009. ?Political marketing: principles and applications?. New York: Routledge). Meanwhile, the use of qualitative research methodology and case-study approach are chosen to focus on specific unit or case in the selected study. Case-study approach is deployed to conduct a specific research on social unit in a particular time (Denzin, Norman K., Yvonna S. Lincoln; 2000. ?Handbook of Qualitative Research?. California: Sage Publication.)
2013
T32729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihite, Janfry M.
Abstrak :
Marketing politik adalah ilmu yang mengaplikasikan teori marketing ke dalarn politik. Aplikasi marketing politik makin dibutuhkan oleh partai politik sejak kembalinya sistem multipartai yang meningkatkan iklim kompetisi pemiiu di Indonesia Salah satu aplikasi marketing politik dapat kita lihat dari pengalaman di pemilu tahun 2004. Pendekatan ini sukses dipakai untuk membangun citra presiden dan memenangkan suara mayoritas penduduk Indonesia. Didorong oleh kesuksesan ini, maka sekarang peneiitian mengenai aplikasi marketing politik dibutuhkan untuk mcnambah wawasan dan pengetahuan kita dalam memahami perilaku pemilih Indonesia. Marketing politik memandang pemilih sebagai subjek politik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mcnguji perilaku pemilih dan mencari tahu berbagai jalur yang dapat dipcngaruhi untuk mencapai voting pemilih. Pexilaku pemilih sendiri dipengaruhi oleh emosionalitas dan rasionalitasnya. Kedua hal ini tidak bisa dibeda-bedakan, hal ini merupakan proses kompleks otak manusia yang melibatkan koduanya Sesuai dengan pengamatan kita terhadap konsumen dalam pembelian barang kchutuhan sehari-hari, kita dapat melihat bahwa setiap knnsumen mempunyai kecenderungau untuk berpikir rasional ketika membuat keputusan atau cenderung untuk berperilaku kamna merasakan emosionalilasnya. Didalam penclitian ini, kjta akan fokus kepada faktor emosional yang mempengaruhi pemilih 'dan bagaimana emosionalitas dapat mempengaruhi keterlibatan, keterikatan dan keyakinan keputusan pemilih menuju voting partai politik. Ernosionalitas adalah anteseden, keterlibatan, keterikatan, dan keyakinan keputusan akan menjadi mediasi voting pemilih yang merupakan konsekuensinya. Hasil dari scmua hipotesa yang ditetapkan dalam penelitian ini terbukti signifikan. Emosionalitas yang tcrdiri dari emosionalitas pribadi dan psngaruh preferensi sosial meningkatkan keterlibatan pemilih dalam pengelolaan infonnasi dan aktifitas partai politik. Emosionalitas pemilih meningkatkan keterikatan kognisi pemilih dan keterikatan emosionalnya. Emosional, keterikatan dan keterlibatan pemilih meningkamkan keyakinan keputusan pemilih. Dan akhirnya keterlibatan, keterikatan dan keyakinan keputusan pemilih meningkamkan voting pemilih.
Political marketing is a science applying marketing theory in political activity. Since Indonesian multhaarty election in 1999 and increasing competitiveness of political party toward the election, the application of political marketing considerd to be important. Ajierward, history told us that political marketing successfully applied in 2004 election. This approach succeed in increasing president image and won the majority of voter. In terms of this success, research about marketing politic is essential to improve our understanding and knowledge about Indonesia voter behavior. Political marketing view voter as the subject of the politic. Regards to this perspective, our research aimed to know the voter behavior. Voter behavior itself influenced by voter rationality or emotionality. Both of the voter emotionality and rationality can not be distincted but it is a complex process contain both of them. Inline with our observation in the fast moving consumer goods industry, we could conclude that every consumer have a tendency when they are making a decision. Whether they think rationally or to _/eel emotionalbz. Ajterward we will focus the topic of this thesis in voter emotionality, how emotionality increasing involvement, attachment and decision confidence andjinallv increasing voter voting. Emotionality is the antecedent, involvemene attachment and decision confidence will be the mediator for voting as the consequence. All the hypothesis stated for this thesis positively signyicant. Emotionality increasing voter information involvement and program involvement. Emotionality increasing voter cognitive attachment and emotional attachment. Emotionality, attachment and involvement increasing voter decision confidence. Andfinalbv involvement, attachment and decision confidence increasing voting.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Yerri Gohi
Abstrak :
Perkembangan marketing politik saat ini menjadi mendapatkan perhatian karena mampu memberikan suatu analisis yang lebih dapat diandalkan untuk mengetahui berbagai dinamika polilik. Brand image yang biasa dikenal dalam produk dan jasa dapat juga diterapkan dalam domain politik. Image partai politik dipandang semakin penting, khususnya jika memperhatikan banyalmya panai politik peserta pemilu. Pemilih tentunya akan mengalami kcsulitan da!am memilih suatu partai politik ketika memasuki ternpat pemungutan suara. Disini partai politik memerlukan pembeda antara sam partai politik dengan partai politik lainnya. Hal ini rnenarik sebagai bahan kajian, tidak hanya dari sisi ilmu politik, tetapi juga dalam ilmu pemasaran, bagaimana sebuah partai politik dapat sukses menjadi pilihan rakyat. Adanya image yang positif terhadap partai politik akan mempengamhi sikap dan pada akhirnya mendorong pemilih untuk memilih terhadap partai politik tersebut. Melalui penelitian ini juga akan ditinjau pcngaruh image, baik pada partai politik maupzm pernimpin partai politik terhadap sikap positif dan iniensi memilih. Responden yang terlibat dalam penclitian ini tersebar pada 7 kota yang mewakili karaktedstik pemilih di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik convenience sampling. Selain analisis deskriptif dan analisis faktor, penelitian ini juga menggunakan sfructural equation modeling (SEM) untuk rnengetahui hubungan antar vaxiabel secara simultan dan Anova untuk rnengetahui perbedaan daiam mengevaluasi perbedaan image partai politik. Berdasarkan hasil pcnclitian, image positif partai politik yang terbentuk dari image partai politik dan pemimpinnya meningkatkan intensi memilih melalui sikap positif terhadap. partai poiitik. Implikasinya adalah partai politik dituntut untuk meningkatkan image partai politik dan pemimpinnya untuk memperoleh kesuksesan sebagai partai pilihan dalam pemilihan umum......Currently, growth of marketing politics gets attention because it can give an analysis that can be more reliable to find out several of political dynamisms, Brand image that is usually recognized in products and services can also be applied in political domain. Image of political party is considered growing more important, especially if seen by the numbers of political parties of election participants. Voters are of course will End diflticulties in selecting a political party when entering voting booth. This time, political party needs to distinguish between one political party and other political parties. This issue can be a quite interesting subject, not only from politics side, but also in marketing science, how a political party can be successlirl in becoming people's choice. Existence of image which is positive to political party will influence attitude and finally influence voters to select that political party as referred. Also, this research will evaluate the influence of an image, either in political party or the leader of that toward positive attitude and voting intention. Respondents whom are involved in this research spread among 7 cities that represent characteristics of voters in Indonesia. Data collecting is conducted by using convenience sampling technique. Besides descriptive analysis and factor analysis, this research also uses structural equation modeling (SEM) to tind out the relation between variables simultaneously and Anova to find out the difference in evaluating the distinction in image of political party. Based on research result, positive image of political party that fomred from the image of its political party and leader resulted in improving intention to vote by positive attitude to that political party. The implication is, political party is demanded to improve its image and the leader's to achieve a success as the chosen party in public election.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Singgih Setiadi
Abstrak :
ABSTRAK Dibalik tujuan pemasaran politik yang berguna untuk meningkatkan elektabilitas kandidat politik, terdapat kerekatan hubungan emosional dengan pemilih pemula. Informasi politik dari media massa yang berlimpah membuat pemilih pemula mengambil jalan pintas dengan menaruh perhatian pada kesamaan identitas. Dengan menggunakan metode eksperimen terhadap 168 responden pemilih pemula, penelitian ini mengangkat sisi Self-Identity dan Self-Brand Connection dari penggunaan strategi politik Underdog Brand Biography pada salah satu calon presiden Indonesia 2014-2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat pemilih pemula mempunyai persepsi yang sama dengan kandidat politik sebagai Underdog maka akan memengaruhi keputusan politiknya untuk memilih kandidat yang menggunakan strategi Underdog Brand Biography.
ABSTRACT Behind the marketing political purpose of increasing candidate electability , there is an emotional bond with the beginner voters. Political information from numerous mass media makes beginner voters takes it brief by putting their attention to similarities of background. This research tries to impose Self-Identity and Self-Brand Connection side of Underdog Brand Biography usage of one of the 2014-2019 Indonesian President candidate through experimental method to 168 first-voter respondent, using linear regression with mediating and moderating variables. The result of the research shows positive significance when the beginner voter feels themself as the Underdog therefore it will influence the voter?s decision to vote the president which use the Underdog Brand Biography strategy.
2014
S54514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Umam
Abstrak :
Mobile marketing merupakan salah satu media yang efektif untuk memasarkan barang atau jasa dalam mempengaruhi konsumen mengambil keputusan untuk memilih dan membeli produk atau jasa tersebut. Pastinya, hal ini dapat terwujud apabila para marketers memahami dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat atau konsumen dalam penerimaan mobile marketing. Hal ini juga dapat terwujud apabila masyarakat dapat dengan mudah memahami dan menggunakan teknologi mobile phone (mobile device). Dalam penelitian ini akan dijelaskan bagaimana pengaruh risk acceptance dan personal attachment serta aktivitas-aktivitas mobile seperti providing information, sharing content, dan accessing content mempengaruhi dan memiliki hubungan positif dalam mobile marketing acceptance. Penelitian ini didesain untuk menguji dan membuktikan pengaruh faktor-faktor tersebut dalam penerimaan mobile marketing pada produk politik terhadap kaum muda masyarakat di Jabodetabek. Model ini diuji dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian menyatakan bahwa mobile marketing acceptance dipengaruhi oleh faktor faktor antecedent dan juga aktivitas dari kegiatan mobile. ...... Mobile marketing is one of media tools that are able to effectively promote goods or services in influencing customers decision making to choose and buy the goods or services. It can be certainly happened if the marketers understand factors influencing regarding marketing acceptance. It applies when public easily understand show to use mobile device technology. The research aims to examine the positive effect of risk acceptance and personal attachment as well as mobile activities such ac providing information, sharing content, and accessing content on mobile marketing acceptance. The research is designed to test the effect of those factors in mobile marketing acceptance on political products on youth voters in Jabodetabek. The model of research is tested using structural equation modeling (SEM). The result showed that mobile marketing acceptance is influenced by antecedent factors and mobile activities.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library