Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dodd, J. Robert
New York: John Wiley & Sons, 1990
560.45 DOD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Chiara Ayu
Abstrak :
Daerah penelitian terletak pada Formasi Klapanunggal, di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan umur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kisaran umur litologi, karakteristik fasies, dan paleoekologi Formasi Klapanunggal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data lapangan, pengukuran penampang stratigrafi, analisis petrografi, dan analisis mikropaleontologi. Berdasarkan analisis makroskopis melalui data lapangan dan analisis mikroskopis melalui analisis petrografi, didapatkan lima klasifikasi fasies pada daerah penelitian, yaitu Larger Foraminifera Floatstone, Larger Foraminifera Rudstone, Coral Bindstone, Skeletal Floatstone, dan Skeletal Rudstone. Berdasarkan distribusi dan kelimpahan foraminifera bentonik yang ada pada daerah penelitian yaitu Alveolinella quoyi, Amphistegina lessonii, Amphistegina radiata, Archaias angulatus, Asterorotalia yabei, Borelis melo, Elphidium craticulatum, Operculina ammonoides, Operculina complanata, Pyrgo depressa, Sphaerogypsina globulus, dan Triloculina oblonga, mencerminkan intensitas cahaya pada zona mesophotic sampai oligophotic menempel pada substrat berbutir kasar maupun halus dengan kedalaman air laut hingga 50 meter di bawah permukaan laut dan memiliki salinitas normal hingga hypersaline. Hidup pada zona tropis yang memiliki kandungan nutrisi yang rendah, sehingga foraminifera bersimbiosis dengan alga yang berperan sebagai sumber makanan bagi organisme. ......The research area is located in the Klapanunggal Formation, Klapanunggal District, Bogor Regency, West Java Province with an age of Middle Miocene to Late Miocene. The purpose of this study was to identify the age range of the lithology, facies characteristics, and paleoecological condition of the Klapanunggal Formation. The methods that used in this research were field data collection, stratigraphic cross-sectional measurement, petrographic analysis, and micropaleontological analysis. Based on macroscopic analysis trough field data and microscopic analysis through petrographical analysis, five facies classifications were obtained in the research area, namely Larger Foraminifera Floatstone, Larger Foraminifera Rudstone, Coral Bindstone, Skeletal Floatstone, and Skeletal Rudstone. Based on the distribution of benthic foraminifera in the area, namely Alveolinella quoyi, Amphistegina lessonii, Amphistegina radiata, Archaias angulatus, Asterorotalia yabei, Borelis melo, Elphidium craticulatum, Operculina ammonoides, Operculina complanata, Pyrgo depressa, Sphaerogypsina globulus, and Triloculina oblonga, reflecting light intensity in the mesophotic to oligophotic zone attached to coarse and fine grained substrates with sea water depths up to 50 meters under the sea level and having normal to hypersaline salinities. Living in tropical zone which have low nutrient content, so foraminifera are in symbiosis with algae which act as food sources for organisms.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brenchley, Patrick J.
London: Chapman & Hall , 1998
560.45 BRE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Model-model antropogenik mencari makan secara optimal telah menyediakan sebuah landasan teori untuk mengevaluasi gejolak penggunaan sumber daya manusia. Model tersebut diharapkan akan melengkapi teori arkeologi melalui sebuah bagan yang menampilkan berbagai teori tentang sumber daya pulau masa prasejarah dan perubahan habitat. Makalah ini membahas tiga hal utama pada temuan tinggalan-� tinggalan di berbagai pulau, yaitu temuan avifauna (unggas), fauna laut, dan tinggalan-tinggalan paleobotani (dari Pulau Handerson, Samoa Amerika dan Hawaii, dan Indonesia bagian Timur). Dalam kajiannya, urutan penurunan sumber daya prasejarah atau kepunahan seharusnya diidentifikasi dengan mudah melalui perilaku antropogenik ini. Akan tetapi, kumpulan fauna Polynesia menunjukkan dampak antropogenik lebih jelas dari pada catatan paleobotani dari Indonesia. Walaupun demikian, sebagai sebuah studi komparatif, informasi ini menyediakan kerangka kerja bagi manajemen masa kini dan pemulihan potensi ekosistem pulau ini.
930 ARKEO 31:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Faridz Herlambang
Abstrak :
Lembah Cisaar di Sumedang adalah salah satu lokasi baru dalam penelitian paleontologi vertebrata di Jawa. Pada tahun 2019, Tim dari Badan Geologi dan Museum Geologi Bandung melakukan survey awal dan berhasil mengekskavasi beberapa temuan paleontologi pada Lembah Cisaar. Titik ekskavasi terbagi menjadi lima lokasi, dengan masing masing mewakilkan beberapa lingkungan pengendapan dan satuan batuan pada Formasi Citalang. Penelitian ini memfokuskan dalam deskripsi awal dan analisis pemfosilan pada masing masing temuan. Temuan terdeskripsi menjadi 31 jenis temuan/kelompok temuan, didominasi oleh fosil vertebrata. Teridentifikasi beberapa fauna seperti Proboscidae, Bovidae serta reptil yang mencerminkan dominasi kelompok fauna cisaat. Dari segi pemfosilan, temuan telah mengalami alterasi seperti oksidasi, disolusi mineral bioapatit dan presipitasi mineral kalsit sekunder. Proses ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik litologi, reaksi dengan fluida eksternal, dan lingkungan pengendapan. Berdasarkan keberadaan fauna yang teridentifikasi, Paleoekologi pada Lembah Cisaar dapat diinterpretasikan memiliki dua fase lingkungan. Lingkungan pertama didominasi daerah transisi fluvial-estuari dan lingkungan kedua menggambarkan wilayah hutan terbuka.
Cisaar Valley in Sumedang is one of the newest locations in the research of vertebrate palaeontology in Java. In 2019, a team from the Geology Agency (Badan Geologi) and Bandung Geological Museum conducted an initial survey and succeed to excavated several paleontological findings in the Cisaar Valley. The excavation point is divided into five locations, with each representing several depositional environments and rock units in the Citalang formation. This study focuses on the initial description and fossilisation process of each finding. The findings were described as 31 types of finds/groups of findings, dominated by vertebrate fossils. Several faunas, such as Proboscidae, Bovidae and reptiles, were identified, reflecting the dominance of the Cisaat fauna group. In terms of fossilization, the findings have undergone alterations such as oxidation, bioapatite mineral dissolution and secondary calcite mineral precipitation. These processes are greatly influenced by the characteristics of the lithologies, reaction with an external fluid, and the depositional environment. Based on the presence of identified faunas, Paleoecology in the Cisaar Valley can be interpreted as two phases of environmental setting. The first environment is dominated by the fluvial-estuary transition area and the second environment describes open woodland areas.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mannion, A. M.
New York: Longman Scientific & Technical, 1991
304.2 MAN g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Louys, Julien, editor
Abstrak :
The book is to demonstrate how palaeontological data has been or could be incorporated into ecological or conservation scientific studies. This book written by palaeontologists for modern ecologists and conservation scientists. Manuscripts will fall into one (or a combination) of four broad categories, case studies, review articles, practical considerations and future directions.
Heidelberg : Springer, 2012
e20405544
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This book brings together a wide array of numerical and statistical techniques currently available for use in palaeolimnology and other branches of palaeoecology. ​
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20405724
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Four leading scientists present the most up-to-date discoveries in the different fields of Ice Age Research. They reveal how the epoch was discovered, the profound climatic fluctuations it generated as ice sheets waxed and waned, and the myriad ways in which humans and animals coped with the changing world they lived in.
London : Thames &​ Hudson, 2009
551.792 COM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>