Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, -
WQ200 Kur N95D
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Trivika Lemona
"[ABSTRAK
Hidrogen merupakan salah satu unsur yang dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif karena BBH atau bahan bakar hidrogen bersifat ecoenergi dengan proses pembakaran yang hanya menghasilkan air dan energi (listrik dan panas). Salah satu teknologi penghasil hidrogen adalah dengan metode Contact Glow Discharge Elektrolisis atau CGDE. Penelitian ini menggunakan metode CGDE dengan multi katoda dan penambahan etanol dengan tujuan dapat meningkatkan laju produksi hidrogen dan efektivitas proses.pada penelitian ini akan dilihat pengaruh penambahan jumlah katoda, pengaruh konsentrasi etanol dan diameter katoda terhadap laju produksi dan efektivitas hidrogen. Dari karakterisasi arus dan tegangan yang diperoleh pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa arus akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah katoda. Penggunaan multi katoda pada proses CGDE juga terbukti meningkatkan produksi hidrogen pada tegangan dan konsumsi energi yang sama. Penambahan zat aditif etanol juga dilakukan pada penelitian ini dan memperoleh hasil bahwa semakin tinggi konsentrasi etanol maka akan semakin tinggi produksi dan efektivitas gas Hidrogen yang dihasilkan. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa semakin besar diameter katoda maka laju produksi akan semakin tinggi, namun konsumsi energi menjadi meningkat dan tidak sebanding dengan peningkatan laju produksi sehingga menghasilkan efektivitas yang semakin kecil. Proses CGDE multi katoda pada penelitian ini menunjukkan peningkatan efektivitas proses sebesar 76 kali lipat dibandingkan dengan elektrolisis Faraday.

ABSTRACT
Hydrogen is one of elements that can be used as an alternative energy. The combustion of Hydrogen only produces water and energy. Therefore, hydrogen is called as ecoenergy. One of technology that can produce hydrogen is Contact Glow Discharge Electrolysis or CGDE. CGDE is one of plasma electrolysis that uses electrolyte solution and inert electrode to produce hydrogen in high voltage. This research uses CGDE method with multi-cathode and ethanol in order to increase hydrogen production and the effectivity of process. In this research, we will explore the effect of increasing cathode number, etanol addition, and increasing of cathode diameter. From characterization of current and volatge, we can conclude that the increasing of cathode number can increase the current that through into cathode. Utilization of multi-cathode in CGDE is proven that can increase the hydrogen production at the same voltage and energy consumption. The addition of ethanol has done in this research and we can conclude that when we increase the concentration of ethanol, the hydrogen production will be increased either at the same voltage. In addition, this research also prove that the bigger diameter of a cathode will increase the production rate, but the energy consumption increases higher than the production rate. Therefore, the increasing of diameter of cathode is not effective to use in CGDE. The CGDE multi-cathode on this research indicated increasing of effectiveness as much as 76 times higher than the Faraday Electrolysis., Hydrogen is one of elements that can be used as an alternative energy. The combustion of Hydrogen only produces water and energy. Therefore, hydrogen is called as ecoenergy. One of technology that can produce hydrogen is Contact Glow Discharge Electrolysis or CGDE. CGDE is one of plasma electrolysis that uses electrolyte solution and inert electrode to produce hydrogen in high voltage. This research uses CGDE method with multi-cathode and ethanol in order to increase hydrogen production and the effectivity of process. In this research, we will explore the effect of increasing cathode number, etanol addition, and increasing of cathode diameter. From characterization of current and volatge, we can conclude that the increasing of cathode number can increase the current that through into cathode. Utilization of multi-cathode in CGDE is proven that can increase the hydrogen production at the same voltage and energy consumption. The addition of ethanol has done in this research and we can conclude that when we increase the concentration of ethanol, the hydrogen production will be increased either at the same voltage. In addition, this research also prove that the bigger diameter of a cathode will increase the production rate, but the energy consumption increases higher than the production rate. Therefore, the increasing of diameter of cathode is not effective to use in CGDE. The CGDE multi-cathode on this research indicated increasing of effectiveness as much as 76 times higher than the Faraday Electrolysis.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisresti Diwyacitta
"ABSTRAK
Latar belakang: Multipel sklerosis (MS) merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan inflamasi dan demielinasi pada sistem saraf pusat dimana sering melibatkan nervus optikus (94-99%). Namun hanya sekitar 20% yang mengalami neuritis optik (NO). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan struktur dan fungsi nervus optikus antara pasien MS dengan kontrol normal, perbedaan pada kelompok MS selama pengamatan satu tahun, serta hubungannya dengan durasi penyakit, jumlah relaps, derajat disabilitas, dan subtipe MS.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort prospektif yang melibatkan 58 mata pasien MS. Fungsi nervus optikus dinilai dengan visus, sensitivitas kontras, dan latensi P100. Sedangkan struktur nervus optikus dinilai dengan melihat ketebalan GCIPL, RNFL melalui pemeriksaan Optical Coherence Tomography (OCT), dan gambaran fundus.
Hasil: Struktur dan fungsi nervus optikus kelompok MS lebih buruk dibandingkan dengan kontrol normal. Selama pengamatan 6 dan 12 bulan, lapisan GCIPL dan RNFL pada kelompok MS mengalami penipisan. Durasi penyakit dan jumlah relaps berkorelasi dengan pemanjangan latensi P100 (r=-0,61, p<0,001 dan r=-0,46, p=0,02). Lapisan GCIPL dan RNFL lebih tipis pada subtipe SPMS dibandingkan RRMS.
Kesimpulan: Struktur dan fungsi nervus optikus pasien MS lebih buruk dibandingkan orang normal. Terjadi penipisan GCIPL dan RNFL dalam 6 dan 12 bulan namun tidak berkorelasi dengan durasi penyakit, jumlah relaps, dan derajat disabilitas.

ABSTRACT
Background: Multipel sclerosis (MS) is an autoimmune disease that causes inflammation and demyelination of central nervous system which often involves the optic nerve (94-99%). However, only about 20% patients experience optic neuritis (ON). This study aims to determinate the optic nerve structure and function differences between MS patients and healthy controls (HC), the optic nerve changes in MS group over 1-year follow up, and its correlations with the disease duration, number of relapses, degree of disability, and MS subtype.
Methods: This is a prospective cohort study involving 58 eyes of MS patients. Optic nerve function was evaluated by visual acuity, contrast sensitivity, and P100 latency. While the optic nerve structure was assessed by looking at GCIPL and RNFL thickness through Optical Coherence Tomography (OCT), also fundus appearance.
Results: Optic nerve structure and function of MS group were worse than HC. During 6 and 12 months observations, GCIPL and RNFL in MS group were depleting. The disease duration and number of relapses correlated with delayed P100 latency (r=-0,61, p<0,001 and r=-0,46, p=0,02). GCIPL and RNFL in SPMS subtype were thinner than in RRMS."
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonya Novita Nayunda Sari
"

Multiple myeloma adalah kondisi dimana sel plasma neoplastik berkembang dan mengisi ruang sumsum tulang yang menyebabkan kerusakan integritas tulang. Manifestasi klinis umum yang terjadi pada pasien multiple myeloma adalah nyeri kronik. Nyeri kronik dihubungkan dengan kondisi muskuloskeletal kronis yang menyebabkan pasien mengeluhkan nyeri yang sangat hebat pada area tulang. Umumnya pasien multiple myeloma dilakukan tatalaksana kemoterapi untuk memperlambat pertumbuhan sel kanker dan mengurangi gejala yang timbul, tetapi sering kali pasien mengeluhkan mual dan muntah pasca dilakukan kemoterapi. Hal ini menyebabkan pasien dapat mengalami peningkatan frekuensi mual setelah kemoterapi. Untuk mengatasi dua kondisi tersebut, salah satu intervensi keperawatan mandiri yang dapat dilakukan dengan mudah untuk menurunkan nyeri dan mual adalah dengan pemberian swedish massage dan aromaterapi citrus. Melalui hasil karya ilmiah ini, telah dilaporkan hasil analisis pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien multiple myeloma dengan penerapan swedish massage dan aromaterapi citrus untuk menurunkan intensitas nyeri dan mual. Metode yang digunakan adalah case study pada Ibu berusia 60 tahun dengan multiple myeloma disertai kondisi somatic pain shoulder dextra ec cancer pain dd closed fracture. Intervensi swedish massage dan pemberian aromaterapi citrus dilakukan selama 4 hari, dimana setiap pijatan dilakukan selama 20 menit dan untuk aromaterapi diberikan selama enam jam. Kemudian dilakukan evaluasi menggunakan skala nyeri numeric rating scale dan untuk mual menggunakan Rhodes Index Nausea, Vomitting, and Retching (RINVR). Hasil intervensi menunjukkan bahwa penerapan swedish massage dan aromaterapi citrus terbukti dapat menurunkan intensitas nyeri dan mual. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan penerapan swedish massage dan aromaterapi citrus dilakukan pada pasien multiple myeloma untuk menurunkan intensitas nyeri dan mual.


Multiple myeloma is a condition in which neoplastic plasma cells develop and fill the bone marrow space causing damage to bone integrity. Common clinical manifestations that occur in patients with multiple myeloma is chronic pain. Chronic pain is associated with chronic musculoskeletal conditions that cause patients to feeling of severe pain in the bone area. Generally, multiple myeloma patients are treated with chemotherapy to slow the growth of cancer cells and reduce the symptoms that arise, but patients often feels of nausea and vomiting after chemotherapy. This causes patients to experience an increase in the frequency of nausea after chemotherapy. To overcome these two conditions, one of the independent nursing interventions that can be done easily to reduce pain and nausea is by giving swedish massage and citrus aromatherapy. Through this paper, it has been reported the results of an analysis of the implementation of nursing care in multiple myeloma patients with the application of swedish massage and citrus aromatherapy to reduce pain intensity and nausea. The method used is a case study in a 60 year old mother with multiple myeloma accompanied by somatic shoulder pain dextra ec cancer pain dd closed fracture. The swedish massage intervention and the administration of citrus aromatherapy were carried out for 4 days, where each massage was carried out for twenty minutes and for aromatherapy it was given for six hours. Then an evaluation was carried out using a pain Numerical Rating Scale (NRS) and for nausea using the Rhodes Index Nausea, Vomitting, and Retching (RINVR). The results of the intervention showed that the application of swedish massage and citrus aromatherapy was proven to reduce the intensity of pain and nausea. Therefore, the authors recommend the application of Swedish massage and citrus aromatherapy to multiple myeloma patients to reduce pain intensity and nausea.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irhamsyah
"Untuk penggunaan wireless dalam area Wireless Local Access Network (WLAN) yang cakupannya terbatas atau berada dalam lingkungan indoor, yang banyak terjadi pantulan, dibutuhkan suatu teknologi yang mampu membuat sinyal pantulan tidak menghilangkan sinyal utama, untuk itu diperlukan skema MIMO (Multiple Input Multiple Output). Dengan teknologi MIMO, perangkat mampu mengirimkan lebih dari satu sinyal sehingga sebuah transmitter atau receiver mempunyai lebih dari satu antena. Melalui berbagai konfigurasi antenanya, akan mempunyai potensi meningkatkan kemampuan dan kecepatan data untuk komunikasi wireless tanpa memerlukan bandwidth tambahan.
Pada Tesis ini digunakan skema MIMO OFDM dengan menggunakan pengkodean STBC (Space Time Block Code) yang dapat meningkatkan BER dari sistem. Dengan menggunakan skema ini, performansi dari sistem dilihat menggunakan skema Tarokh dengan modulasi MPSK dengan konstelasi yang berbeda untuk penggunaan pada komunikasi WLAN. Performansi yang dianalisis tidak terbatas hanya pada BER, namun juga dilihat throughput dari sistem.
Dari hasil simulasi terlihat dengan pertambahan jumlah antena pada transmitter akan memperbaiki BER dan throughput dari sistem. Menggunakan antena dengan matrik yang mempunyai code rate ½ menghasilkan BER dan throuhgput yang lebih baik dibandingkan menggunakan matrik dengan code rate ¾. Sedangkan dengan menggunakan modulasi 4 PSK akan mempunyai BER dan throuhgput yang lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan 8 PSK ataupun 16 PSK.

The use of indoor Wireless Local Access Network (WLAN) often meets the trouble of limited signal coverage and enormous refection signal. In order to create refelction signal without eliminating the main signal, the Multiple Input Multiple Output (MIMO) technology is strongly recommended. MIMO technology can accommodate the device in delivering more than one signal, therefore the transmitter or receiver might have more than one antennas. By using various antenna configuration, the device will be able to increase its capacity and data speed for wireless communication without additional bandwidth installment.
This thesis talks about the MIMO OFDM scheme using STBC (Space Time Block Code) coding that can increase BER of one system. In this thesis, Tarokh scheme using MPSK modulation with different constellation can analyze the system performance for WLAN communication purpose. The performance analysis will also take account for BER and throughput of the system.
Based on the simulation result, it can be seen that the additional cumulative of antennas of transmitter can increase BER and system throughput. By using antennas with ½ code rate matrix, the transmitter can generate higher BER and throughput than using ¾ code rate matrix. Furthermore, a transmitter using BPSK modulation will generate higher BER and throughput than using 4 PSKJ, 8 PSK or 16 PSK modulation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24706
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 2004
621.384 DES
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Jonathan
"Penggunaan prosesor DSP TMS320C6x yang memiliki banyak fungsi ini sudah semakin meluas ke berbagai peralatan elektronik. Aplikasi dari penggunaan prosesor yang dibahas pada skripsi ini merupakan aplikasi dari penggunaan prosesor TMS320C6713 sebagai komponen utama pengirim CDMA. Penggunaan prosesor tersebut diaplikasikan ke teknologi CDMA karena pemrograman prosesor tersebut dapat dilakukan hanya dengan menggunakan komputer dan C6713 DSK. Selain itu, prosesor ini mudah untuk didapatkan di pasar bebas dengan harga terjangkau serta teknologi CDMA sebagai teknologi spread spectrum memiliki beberapa keuntungan dan penggunaannya sudah meluas. Proses pemrograman terdiri dari dua proses yaitu perancangan model pengirim CDMA dengan menggunakan perangkat lunak Matlab 7.4.0 Simulink dan proses instalasi bahasa mesin. Setelah proses rancang bangun model pengirim dilakukan, algoritma model tersebut diinstalasi ke dalam memori C6713DSK dengan menggunakan Matlab 7.4.0 Simulink TM bekerja sama dengan perangkat lunak CCS untuk membangun sebuah pengirim CDMA yang menggunakan prosesor TMS320C6713. Pengambilan sampel sinyal keluaran dilakukan pada port LINE OUT pengirim dengan menggunakan digital storage oscilloscope dan hasilnya dibandingkan dengan sampel sinyal keluaran hasil simulasi model simulasi. Proses analisis yang dilakukan meliputi analisis sampel bentuk sinyal (baik sinyal keluaran sebenarnya maupun sinyal keluaran hasil simulasi) serta analisis pengaruh kode PN dan frekuensi gelombang pembawa yang digunakan terhadap spektrum sinyal. Hasil dari analisis menunjukkan adanya pengaruh kode PN dan frekuensi gelombang pembawa terhadap spektrum sinyal dan terjadi kesesuaian (kesamaan) antara bentuk sinyal keluaran sebenarnya dengan bentuk sinyal keluaran hasil simulasi.

TMS320C67x DSP processor using had become more widely for several electronic device. Application of processor utilizing that is being researched in that minithesis is an application of TMS320C6713 processor utilizing as a main part of CDMA transmitter. The processor utilizing is being applied to CDMA technology because the processor can be programmed only use computer and C6713 DSK. Be side of that, the processor can be gotten easily at the market with the achievable cost and CDMA technology as a spread spectrum technology has a several advantages and its utilizing is being more widely too. Programming process can be divided into two process that are CDMA transmitter model designing which use Matlab 7.4.0 Simulink and assembler installation process. After designing process had been done, algorithm of transmitter is being installed to the C6713 DSK memory which use Matlab 7.4.0 cooperate with CCS to build a CDMA transmitter which use TMS320C6713 processor. Output signal sampling process had been done at transmitter?s LINE OUT port using digital storage oscilloscope and the result had been compared with simulation output signal. Analyzing process that had been done include signal waveform analysis (real output signal and simulation output signal), and analyzing process about influence of PN code and carrier wave frequency to signal spectrum. The result are PN code and carrier wave frequency influential to the signal spectrum and real output signal waveform had appropriate with the simulation output signal waveform."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40482
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Warren, Sharon
Geneva: World Health Organization, 2001
616.8 WAR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Teni Prabowo Aris Mulyo
"Perkembangan dunia telekomunikasi menuntiut adanya ketersediaan kapasitas serta peningkatan kualitas pelayanan. Kebutuhan kapasitas yang lebih besar dapat diatasi dengan penggunaan teknik akses jamak yang tepat. Dalam hal ini, Direct sequence Code Division Multiple Access (DS-CDMA) merupakan pilihan yang dapat memberikan ketersediaan kapasitas yang lebih baik dibandingkan teknik akses jamak lainnya baik FDMA maupun TDMA.
Kebutuhan akan kualitas pelayanan dipengaruhi oleh adanya sinyal fading yang tidak dapat dihindari dalam komunikasi radio. Kualitas pelayanan tersebut dinyatakan dalam Bit Error Rate (BER). Penggunaan teknik mikrodiversitas Equal Gain Combining (EGC) telah terbukti dapat mereduksi pengaruh fading pada perolehan BER. Akan tetapi teknik ini hanya dapat menangani fading yang berasal dari fading Rayleigh saja. Sementara sinyal fading terdiri dari dua komponen yaitu fading Rayleigh clan fading Log normal. Dimana sinyal fading Log . normal dapat diatasi dengan teknik makrodiversitas Selection Combining (SC).
Dengan mengintegrasikan kedua teknik diversitas tersebut akan diperoleh BER yang lebih baik_ Karena dengan pengintegrasian kedua teknik diversitas tersebut, sistem dapat menangani kedua komponen fading yang terjadi baik itu fading yang berasal dari fading rayleigh maupun dari fading log normal. Dalam skripsi ini perolehan BER dapat dioptimalisasi dengan cara memperbesar jumlali cabang makrodiversitasnya dibandingkan dengan jumlah cabang rnikrodiversitasnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Raymil Mirza
"Komunikasi tanpa kabel pada masa depan akan menuju pada penyatuan beberapa jenis trafik yang berbeda seperti suara, data, gambar dan kompresi video. Untuk mendukung pelayanan ini, jaringan yang tersedia harus memiliki kemampuan dalam meyediakan berbagai macam kebutuhan termasuk rate dan QoS yang berbeda. Selain itu, sistem CDMA juga merupakan sistem yang sangat dibatasi oleh interferensi. Interferensi tersebut dapat disebabkan oleh user dan kode yang dipakai, yaitu ICI (Inter-Code-Interfernce) dan ISI (Inter-Symbol-Interference). Untuk itu diperlukan suatu skema yang dapat mengatasi kedua masalah tersebut yaitu Multicode Multicarrier CDMA. Dengan skema Multicode Multicarrier CDMA diharapkan akan didapatkan unjuk kerja sistem yang lebih baik dengan data rate yang bervariasi dan tahan terhadap interferensi (ICI dan ISI). Pada kondisi yang sebenamya, MS pada suatu sel tidak hanya dipengaruhi oleh MS lain di sel tersebut melainkan juga oleh MS di sel tetangganya. Lingkungan inilah yang disebut dengan multicell. Disamping itu, power yang ditransmisikan oleh MS ke BS tidak selalu sempurna, melainkan akan terdapat error. Tidak sempurnanya power control ini disebabkan oleh kesalahan dalam transmisi power control itu sendiri dan model propagasi dari sel. Oleh karena itu, skripsi ini membahas mengenai Multicell Multicode Multicarrier CDMA dengan Power Control Error. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa unjuk kerja sistem akan semakin buruk dengan meningkatnya interferensi dari sel tetangga serta error pada power control akan menurunkan kapasitas dari sistem."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>