Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukamto
Abstrak :
ABSTRAK
Karsinoma Sel Skuamosa adalah tumor ganas di rongga mulut, merupakan penyakit degeneratif, sebagian besar penderitanya di atas usia 40 tahun. Sedangkan insiden hanya sebagian kecil di bandingkan keganasan yang lain, menempati urutan ke sembilan dari seluruh tumor tubuh manusia, peringkat pertama diduduki tumor servik.

Penelitian ini tujuannya untuk mengetahui frekuensi dan distribusi penderita karsinoma sel skuamosa berdasarkan umur, jenis kelarnin, lokasi, dan pemeriksaan histopatologi di Bagian Bedah Mulut RSCM, RSP AD, dan RSU Tangerang yang merupakan lahan pendidikan FKG UI serta untuk mengetahui kaitan antara bentuk tumor karsinoma sel skuamosa dart diagnosis klinis dengan basil pemeriksaan histopatologi.

Penelitian ini merupakan observasi penderita karsinoma sel skuamosa secara deskriptif analitik yang berobat atau dirujuk ke Bagian Bedah Mulut RSCM, RSPAD, dan RSU Tangerang.

Dari hasil pengamatan ternyata 43 kasus penderita karsinoma sel skuamosa ternyata bahwa frekuensi terbanyak berlokasi di mukosa bukal dan lidah, wanita lebih banyak dibanding pria sedangkan umur 41 sampai 50 tahun merupakan penderita yang paling banyak ditemukan dan bentuk klinis tumor dan dibuktikan tidak berpengaruh terhadap diagnosis histopatologi.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Setyawati
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pola distribusi dan frekuensi kanker mulut sesuai letak, jenis kelamin, jenis kanker dan usia dari tahun 1985-1987. Diharapkan hasil yang didapat berguna untuk menambah / melengkapi data yang sudah ada. Pengambilan data dilakukan pada Rumah Sakit di 5 wilayah DKI Jakarta yang mempunyai Laboratorium Patologi Anatomi. Penentuan data berdasarkan diagnosa Histopatologi dari sediaan yang berasal dari jaringan mulut sesuai dengan klasifikasi ICD-WHO. Analisa data dilakukan dengan membuat persentasi menurut usia, jenis kelamin, letak kelainan dan jenis kanker. Hasil Penelitian : Dari 3023 kasus yang diteliti didapatkan hasil 434 (14%) kasus kanker mulut dengan frekuensi tertinggi pada pria (54.84 %). Pada penelitian ini juga didapatkan "range" kanker mulut antara usia 6 bulan-95 tahun, dan kelompok usia 41-50 tahun mempunyai angka kejadian yang paling tinggi (20.74 %). Lokasi yang paling banyak terkena kanker adalah lidah (21.18 %). Dari 30 macam diagnosa histopatologi yang didapat, karsinoma sel skuamosa merupakan jenis kanker yang paling sering terjadi (52.07 %).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Latar Belakang: HPV high-risk, terutama HPV-18, diduga memiliki hubungan dengan karsinoma sel skuamosa rongga mulut (KSSRM) menurut beberapa penelitian. Namun, hubungan infeksi HPV-18 dengan KSSRM di Indonesia belum diketahui dengan baik. Tujuan: Untuk mendeteksi infeksi HPV-18 pada pasien karsinoma sel skuamosa rongga mulut di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Metode: PCR konvensional digunakan untuk mendeteksi DNA HPV-18 pada 59 spesimen formalin fixed paraffin-embedded (FFPE) dari jaringan kanker pasien KSSRM yang diekstraksi menggunakan TaKaRa DEXPAT TM Easy DNA Mini Kit. Amplifikasi PCR menggunakan primer spesifik E7 HPV-18 dengan target 172 bp. Hasil dan Kesimpulan: HPV-18 terdeteksi pada 2 dari 59 spesimen FFPE (3.39%). , Background: High-risk HPV, especially HPV-18, is thought to have a relationship with oral squamous cell carnicoma according to several studies. However, the relationship of HPV as a risk factor of OSCC in Indonesia is not well understood. Objective: To detect HPV-18 infection in oral squamous cell carcinoma patients at Dharmais Cancer Hospital. Method: Conventional PCR was used to detect the DNA of HPV-18 in 59 formalin fixed paraffin-embedded (FFPE) specimens from cancer tissues of OSCC patients extracted using TaKaRa DEXPAT TM Easy DNA Mini Kit. PCR amplification used HPV-18 E7 specific primers with target of 172 bp. Result and Conclusion: HPV-18 was detected in 2 of 59 of FFPE sections (3.39%).]
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Abstrak Berbahasa Indonesia/Berbahasa Lain (Selain Bahasa Inggris): Virus HPV-16 merupakan salah satu faktor etiologi dari karsinoma sel skuamosa rongga mulut (KSSRM). Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi infeksi HPV-16 pada karsinoma sel skuamosa rongga mulut pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta tahun 2003 – 2013. Sampel pada penelitian ini adalah 49 jaringan KSSRM dalam bentuk formalin fixed paraffin-embedded (FFPE). Untuk ekstraksi DNA digunakan mini kit DNA TaKaRa DEXPAT TM. Untuk mendeteksi HPV-16 digunakan metode PCR konvensional dengan primer spesifik HPV – 16 E7 region, dengan target amplifikasi pada 196 bp. Hasil menunjukkan enam (12,24%) dari 49 sampel KSSRM terdeteksi HPV-16., Abstrak Berbahasa Inggris: HPV-16 has been known as one of the etiologies of oral squamous cell carcinoma (OSCC). The aim of this study was to detect the involvement of HPV-16 infection in oral squamous cell carcinoma patients of Jakarta Dharmais Cancer Hospital period 2003- 2013. Samples in this study were 49 formalin fixed paraffin-embedded (FFPE) spesimens of OSCC patients. DNA isolation was performed using TaKaRa DEXPAT TM DNA mini kit. HPV-16 was genotyped using conventional PCR method with specific primers of HPV-16 E7 region at 196 bp amplification target. Result showed six (12,24%) of 49 samples of OSCC were detected to be HPV-16 positive.]
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albireza Ruhimat
Abstrak :
Kanker mulut merupakan kanker urutan ke-6 dengan insiden tertinggi di dunia. Pengobatan untuk berbagai jenis kanker termasuk kanker mulut masih sangat terbatas dan memiliki banyak efek samping sehingga perlu dicari pengobatan baru yang poten namun memiliki efek samping yang minimal. Kulit buah manggis yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Asia Tenggara termasuk Indonesia diduga memiliki efek anti kanker karena mengandungksanton (α,β,γ mangostin). Penelitian ini bertujuan menguji efek sitotoksisitas ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap sel kanker mulut dengan metodein vitro. Sel kanker mulut diberikan perlakuan berupa kontrol dan 8 konsentrasi (6,25μg/ml, 12,5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, 800 μg/ml).Pengujian secara in vitro pada sel kanker mulut yang diberi ekstrak etanol kulit buah manggis dengan dosis 6,25μg/ml – 800μg/ml dilihat viabilitas sel dibandingkan dengan kontrol. Viabilitas sel kanker diidentifikasi dengan MTT Assay kit. Setelah data didapatkan dan dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis, didapatkan nilai p = 0,012 serta IC50 sebesar 4,9 μg/ml. Uji Post Hoc menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan 6,25 μg/ml dengan kelompok lainnya.
Mouth cell cancer is the 6th most common cancer worldwide. The treatment for any kind of cancer including mouth cell cancer is limited and has many side effects, therefore novel and potent treatment with less side effects is needed. Pericarp of the mangosteen which is commonly consumed by Southeast Asian people including Indonesia, is suspected to have chemotherapy properties such as xanthone (α,β,γ mangosteen). This study aimed to find out the cytotoxicity level of ethanol extracts of mangosteen’s pericarp for mouth cell cancer byin vitro test. Mouth cell cancer was given eight different concentration (6.25μg/ml, 12.5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, 800 μg/ml) and control (medium). The viability of the mouth cell cancer was identified using MTT Assay kit. The result shows that the p value = 0.012 and the IC50 = 4.9 μg/ml using Kruskal-Wallis test. Post Hoc test show there are differences between the control and 6,25 ug/ml treatment group to the other treatment groups
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anandita Riska Pratiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker mulut adalah kondisi yang mengancam jiwa dengan angka harapan hidup rendah. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang kanker mulut membuat prognosis penyakit ini semakin buruk. Kelompok lansia sebagai kelompok paling rentan akan penyakit ini perlu mendapat perhatian khusus. Tujuan: Mengetahui pengetahuan kanker mulut pada lansia dengan berbagai karakter sosiodemografi, perilaku, dan waktu kunjungan ke dokter gigi. Metode: Penelitian potong lintang pada 100 responden lansia di Kota Depok dengan kuesioner. Hasil: 64 responden memiliki skor pengetahuan faktor risiko kanker mulut rendah dan hanya 25 responden yang memiliki skor pengetahuan tanda awal kanker mulut baik. Terdapat perbedaan secara statistik antara pengetahuan kanker mulut dengan jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, perilaku merokok, dan kunjungan ke dokter gigi.
ABSTRAK
Background Oral cancer is life threatening condition with low survival rate. Lack of oral cancer knowledge makes this disease getting worse prognosis. Elderly peoples as the most vulnerable group of this disease need special attention. Objective To determine knowledge of oral cancer among elderly people with various sociodemographic characters, behavior, and dental visit. Methods A cross sectional study was conducted on 100 elderly respondents in Depok City with a questionnaire. Results 64 respondents have knowledge score of oral cancer risk factors in low category. Meanwhile, only 25 respondents have knowledge score of oral cancer early signs in high category. There is a statistical difference between oral cancer knowledge with gender, education, occupation, smoking behavior, and dental visit P 0.05 . Conclusion The level of oral cancer knowledge among elderly people in Depok was low.
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Aurynna Azzahra
Abstrak :
Latar Belakang: Karsinoma sel skuamosa mulut (OSCC) merupakan jenis neoplasma ganas rongga mulut yang paling banyak ditemukan. Penyakit ini bersifat multifaktorial namun faktor risiko utama perkembangan kanker adalah kebiasaan gaya hidup, dan keterlibatan bakteri saat ini sedang meningkat untuk dipelajari. Bakteri Veillonella merupakan bagian dari mikrobiota mulut komensal pasien sehat yang berperan sebagai kolonisasi awal dan penghubung. Hal ini berperan dalam perlekatan Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis, sebagai salah satu bakteri yang berhubungan dengan kanker mulut. Meski perannya dalam menjembatani penjajah sudah banyak diketahui namun Veillonella masih minim penelitian mengenai keterlibatannya dalam OSCC. Tujuan: Untuk meninjau hubungan prevalensi Veillonella dan perannya terhadap pengembangan OSCC. Metode: Penelitian ini mengikuti pedoman Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA). Pengumpulan data penelitian disesuaikan dengan beberapa database elektronik: PubMed dan SCOPUS, dengan kata kunci pilihan dan kriteria inklusi terdiri dari jurnal berbahasa Inggris, tersedia full text, dalam jangka waktu 10 tahun dan harus berupa penelitian atau artikel asli. Hasil: Tinjauan terhadap sembilan jurnal mengungkapkan korelasi terbalik antara kelimpahan Veillonella dan perkembangan karsinoma sel skuamosa mulut (OSCC). Veillonella sebagian besar terdapat pada individu yang sehat, menunjukkan peningkatan keberadaannya selama tahap pra-ganas dan berkurang pada OSCC yang semakin lanjut. Kesimpulan: Sebagian besar literatur menyatakan bahwa Veillonella berbanding terbalik dengan perkembangan OSCC. Hal ini menunjukkan potensi peran Veillonella dalam deteksi dini OSCC dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut. ......Background: Oral squamous cell carcinoma (OSCC) is the most common type of malignant neoplasm of the oral cavity. It is multifactorial but the main risk factors for cancer development is lifestyle habit, and bacterial involvement is currently on the rise to be studied. Veillonella bacteria is a part of commensal oral microbiota of the healthy patient act as the early and bridging colonizer. It plays role in the adhesion of Streptococcus mutans and Porphyromonas gingivalis, as one of the bacteria that have association with oral cancer. Although their role in bridging colonizer is widely known yet Veillonella still lack of studies about its involvement in OSCC. Aim: To review the relationship of the Veillonella prevalence and its role to OSCC development. Methods: The research is following the guideline of Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA). Data collection of the research is adapted to several electronic databases: PubMed and SCOPUS, with the selected keywords and inclusion criteria which consist of journals using English language, full text available, within 10 years and must be research or original article. Result: A review of nine journals reveals an inverse correlation between Veillonella abundance and oral squamous cell carcinoma (OSCC) progression. Veillonella is predominantly present in healthy individuals, exhibiting increased presence during the pre-malignant stage and diminishing with progressively advanced OSCC. Conclusion: As majority of the literature stated that Veillonella was inversely corresponding with the progression of OSCC. This suggests a potential role for Veillonella in early OSCC detection and warrants further investigation.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Madeina
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Lebih dari 50% kematian akibat kanker mulut di Asia Tenggara terjadi di Indonesia. Dokter gigi mempunyai peran penting untuk dapat menemukan kasus kanker mulut pada stadium awal sehingga dapat memperbaiki prognosis. Tujuan: Mengetahui kesadaran terkait pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai kanker mulut dokter gigi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif potong lintang dengan metode convenience sampling menggunakan kuesioner tentang kanker mulut yang sudah dipakai pada penelitian sebelumnya. Dokter gigi yang menghadiri seminar yang diadakan oleh PDGI NTT menjadi populasi sampling pada penelitian ini. Hasil: Penelitian ini memperlihatkan bahwa sebanyak 23 (66%) responden memiliki pengetahuan yang baik tentang faktor risiko kanker mulut. Namun, mayoritas responden (63%) belum memiliki pengetahuan yang baik terkait kemampuan diagnosis klinis kanker mulut. Sebanyak 30 (86%) responden memiliki sikap yang positif terkait kanker mulut dan hampir seluruh responden memiliki tindakan yang baik terhadap kanker mulut. Kesimpulan: Secara umum kesadaran tentang kanker mulut pada dokter gigi di NTT sudah baik. Masih diperlukan pelatihan untuk meningkatkan hal ini sehingga pemgetahuan faktor risiko diimbangi dengan kemampuan untuk melakukan pemeriksaan klinis yang baik terkait kanker mulut.
ABSTRACT
Background: There are more than 50% of death that caused by mouth cancer in South East Asia occurred in Indonesia. Dentists have an important role in finding the case of oral cancer in an early stage, so that can improve the prognosis. Objective: To determine Nusa Tenggara Timur dentists awareness that consist knowledge, attitude, practice on oral cancer. Method: This study used descriptive with Cross-sectional approach and convenience sampling with a questionnaire about oral cancer that has been used. Dentists who attended the seminar that held by PDGI NTT were being population sampling in this study. Result: This study shows that 23 (66%) respondents have a good knowledge about oral cancers risk factor, however the majority of respondents (63%) dont have a good knowledge about the ability to diagnose oral cancer. As much as 30 (86%) respondents have a positive attitude to against oral cancer and most of the respondents have a good practice to oral cancer. Conclusion: The awareness of the dentist in Nusa Tenggara Timur is sufficient. Still need training about oral cancer enhancement more so that knowledge of risk factors was balanced with the ability clinical examinations of oral cancer.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Agung Kurnianto
Abstrak :
ABSTRAK
Saat ini kanker mulut rahim menjadi penyebab kedua kematian banyak wanita di dunia setelah kanker payudara. Penyebab kanker ini terkait dengan Human papillomavirus (HPV) jenis high-risk. Berdasarkan studi epidemiologi, rata-rata wanita di seluruh dunia terkena kanker mulut rahim yang disebabkan oleh HPV tipe 16, 18, 31, dan 45. Tipe-tipe high-risk tersebut mengkode dua gen onkoprotein, yaitu protein E6 dan E7 yang berinteraksi dengan protein penekan tumor dan mengganggu proses replikasi sel inang. Untuk mengurangi terjadinya insidensi kanker mulut rahim, diperlukan suatu tindakan pencegahan dengan cara mengembangkan vaksin. Salah satu jenis vaksin yang tengah dikembangkan ialah Chimeric Virus-like Particles (CVLP). Secara in silico perancangan vaksin ini dilakukan dengan memasukkan asam-asam amino yang diprediksikan menjadi epitopes dari protein L1 HPV 18, 31, dan 45; dan protein E6 dan E7 HPV 16, 18, 31, dan 45 ke dalam sekuens backbone protein L1 HPV 16. Diharapkan vaksin yang dirancang memiliki sifat immunogenic dan mampu untuk merespon sistem imun tubuh terhadap keempat tipe HPV di atas. Untuk mengetahui asam-asam amino yang berpeluang sebagai epitopes, dilakukan prediksi dengan server MULTIPRED, sehingga diketahui posisi epitopes yang dapat berikatan dengan Human Leukocytes Antigens (HLA) dan reseptor T cell dari protein-protein yang digunakan. Digunakan juga server CEP untuk memprediksi epitopes B cell. Sekuens asam amino hasil prediksi yang terdiri atas dua jenis algoritma, disubstitusi dengan asam amino dari backbone L1 HPV 16. Rancangan sekuens hasil substitusi dibandingkan similaritasnya dengan native L1 HPV 16 yang tersedia di protein data bank dengan program BLAST. Hasilnya kedua sekuens CVLP menunjukkan persen identitas sebesar 78%. Untuk melihat bentuk konformasi dari backbone protein yang digunakan dan posisi asam amino yang disubstitusi, digunakan program Swiss-Pdb Viewer (DeepView). Kata kunci: CVLP; epitopes; Human papillomavirus; konformasi protein; vaksin.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
Abstrak :
Latar Belakang: Belum diketahui gambaran morfologi permukaan sel kanker mulut yang dipapar KBMR dibandingkan cisplatin. Tujuan: Mengetahui morfologi permukaan ultrastruktur Ca9-22 setelah paparan KBMR dibandingkan cisplatin. Metode: Sel Ca9-22 dan HaCaT, dipapar KBMR (800mg/ml) atau cisplatin (8mg/ml) selama 24 jam, kemudian morfologi permukaannya dianalisis menggunakan SEM. Hasil: Morfologi permukaan Ca9- 22 dan HaCaT setelah paparan KBMR atau cisplatin berbeda. Gambaran apoptosis lebih jelas terlihat pada Ca9-22 yang dipapar cisplatin daripada KBMR. Kesimpulan: Morfologi ultrastruktur sel Ca9-22 setelah paparan KBMR menunjukkan fase apoptosis yang lebih dini, dibanding setelah paparan cisplatin. ......Background: Information on surface morphology of oral cancer cell exposed with LMWC is needed. Objective: Determining the ultrastructure-surface morphology of Ca9-22 cells after LMWC and cisplatin exposure. Method: Ca9-22 and HaCaT cells, exposed with LMWC (800mg/ml) or cisplatin (8mg/ml), cultured for 24 hours, then analyzed with SEM. Results: Differences on the surface morphology of Ca9-22 and HaCaT after LMWC and cisplatin exposure were shown. Apoptosis features were more visible on cisplatin-exposed Ca9-22 cells compared to LMWC. Conclusion: The surface ultrastructure morphology of the LMWC-exposed Ca9-22 cells showed earlier apoptosis-phase compared to that of cisplatin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>