Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 277 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Berkovitz, B.K.B.
Edinburgh: Mosby Elsevier, 2009
611.31 BER o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Qurrotu 039Aini
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Penanganan Early Childhood Caries (ECC) di Indonesia belum menunjukkan hasil yang baik. Saliva merupakan salah satu habitat bakteri. Oral Veillonella merupakan bakteri yang berhubungan dengan karies. Tujuan: Menganalisis keberadaan dan perbandingan kuantitas Oral Veillonella pada saliva anak usia 3-5 tahun dengan kategori risiko karies tinggi dan rendah. Metode: Kuantitas Oral Veillonella dari sampel saliva dikuantifikasi menggunakan Real-Time PCR. Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna (P<0,05) antara kuantitas Oral Veillonella pada saliva anak usia 3-5 tahun yang memiliki kategori risiko karies tinggi dan rendah. Kesimpulan:Kuantitas Oral Veillonella pada saliva anak usia 3-5 tahun dengan kategori risiko karies tinggi lebih banyak dibandingkan dengan risiko karies rendah.
ABSTRACT
Background: ECC handling in Indonesia not yet gave the good of the result. Saliva is the one of the place that consist a bacteria. Oral Veillonella is the bacteria that corelate with caries. Aim: Analyzing the existence and comparison of Oral Veillonella quantity in children’s saliva aged 3-5 with high and low caries risk category. Method: Oral Veillonella quantity from the saliva sample quantified using Real-Time PCR. Result: There is a main differences between Oral Veillonella quantity in children’s saliva aged 3-5 whom had a high and low caries risk category. Conclusion: Quantity of Oral Veillonella in children’s saliva aged 3-5 whom had high caries risk is higher than low caries risk category
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Peridontitis kronis adalah salah satu penyakit gigi dan mulut dengan prevalensi terbesar di Indonesia . Bakteri utama penyebab periodontitis kronis adalah bakteri black pigmented, yaitu Porphyromonas gingivalis dan Prevotella intermedia. Binahong telah terbukti secara ilmiah memiliki zat antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek antibakteri infusum daun binahong terhadap bakteri black pigmented. Konsentrasi infusum yang diuji 100%, 95%, 80%, 65%, dan 50%. Uji difusi cakram kertas dilakukan untuk mengetahui zona hambatan menggunakan media agar brucella Dari uji difusi pada media agar brucella didapatkan nilai zona hambatan sebesar : 0,42 mm (50%), 1,21 mm (65%), 1,18 mm (80%), 1,19 mm (95%) dan 1,36 (100%). Infusum daun binahong memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri black pigmented., Chronic Periodontitis is one of the oral disease with highest prevalence in Indonesia. The major periodonthopathogens bacteria in chronic periodontics is black pigmented bacteria, which consist of Porphyromonas gingivalis and Prevotella intermedia. Binahong has been proved scientifically to have antimicrobial substance. This study is aimed to prove that ninahong leaves infusion is effective as an antibacterial agent against black pigmented bacteria in vitro. The concentration of infusion that were used in this test were 100%, 95%, 80%, 65% and 50%. Blank disc diffusion method was performed to measure zone of inhibition in brucella agar. From the diffusion test on brucella agar, the scores of inhibitory zones are : 0,42 mm (50%), 1,21 mm (65%), 1,18 mm (80%), 1,19 mm (95%) dan 1,36 (100%). It is concluded that binahong leaves infusion have inhibition effect on the growth of black pigmented bacteria.]
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukamto
Abstrak :
ABSTRAK
Karsinoma Sel Skuamosa adalah tumor ganas di rongga mulut, merupakan penyakit degeneratif, sebagian besar penderitanya di atas usia 40 tahun. Sedangkan insiden hanya sebagian kecil di bandingkan keganasan yang lain, menempati urutan ke sembilan dari seluruh tumor tubuh manusia, peringkat pertama diduduki tumor servik.

Penelitian ini tujuannya untuk mengetahui frekuensi dan distribusi penderita karsinoma sel skuamosa berdasarkan umur, jenis kelarnin, lokasi, dan pemeriksaan histopatologi di Bagian Bedah Mulut RSCM, RSP AD, dan RSU Tangerang yang merupakan lahan pendidikan FKG UI serta untuk mengetahui kaitan antara bentuk tumor karsinoma sel skuamosa dart diagnosis klinis dengan basil pemeriksaan histopatologi.

Penelitian ini merupakan observasi penderita karsinoma sel skuamosa secara deskriptif analitik yang berobat atau dirujuk ke Bagian Bedah Mulut RSCM, RSPAD, dan RSU Tangerang.

Dari hasil pengamatan ternyata 43 kasus penderita karsinoma sel skuamosa ternyata bahwa frekuensi terbanyak berlokasi di mukosa bukal dan lidah, wanita lebih banyak dibanding pria sedangkan umur 41 sampai 50 tahun merupakan penderita yang paling banyak ditemukan dan bentuk klinis tumor dan dibuktikan tidak berpengaruh terhadap diagnosis histopatologi.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Setyawati
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pola distribusi dan frekuensi kanker mulut sesuai letak, jenis kelamin, jenis kanker dan usia dari tahun 1985-1987. Diharapkan hasil yang didapat berguna untuk menambah / melengkapi data yang sudah ada. Pengambilan data dilakukan pada Rumah Sakit di 5 wilayah DKI Jakarta yang mempunyai Laboratorium Patologi Anatomi. Penentuan data berdasarkan diagnosa Histopatologi dari sediaan yang berasal dari jaringan mulut sesuai dengan klasifikasi ICD-WHO. Analisa data dilakukan dengan membuat persentasi menurut usia, jenis kelamin, letak kelainan dan jenis kanker. Hasil Penelitian : Dari 3023 kasus yang diteliti didapatkan hasil 434 (14%) kasus kanker mulut dengan frekuensi tertinggi pada pria (54.84 %). Pada penelitian ini juga didapatkan "range" kanker mulut antara usia 6 bulan-95 tahun, dan kelompok usia 41-50 tahun mempunyai angka kejadian yang paling tinggi (20.74 %). Lokasi yang paling banyak terkena kanker adalah lidah (21.18 %). Dari 30 macam diagnosa histopatologi yang didapat, karsinoma sel skuamosa merupakan jenis kanker yang paling sering terjadi (52.07 %).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Tofani
Abstrak :
PENDAHULUAN
Penderita yang datang ke poliklinik gigi atau rumah sakit dengan anomali kongenital pada daerah oromaksilofasial khususnya celah bibir, pada umumnya mempunyai keluhan pada fungsi, estetika serta bicara. Keluhan ini pada tiap individu berbeda, ada yang sangat merasakan kelainan tersebut namun adapula yang tidak terlalu memikirkannya. Untuk mengatasi celah bibir, bukan tanpa hambatan atau komplikasi. Ada bermacam-macam komplikasi, diantaranya adalah yang disebut 'whistling', yang secara garis besarnya dapat diartikan suatu keadaan seperti orang bersiul. Dengan tehnik operasi yang makin disempurnakan, komplikasi 'whistling' ini sedikit demi sedikit diusahakan untuk diatasi.

Banyak metoda yang dipakai untuk merapihkan celah bibir, salah satunya adalah metoda 'flap triangular'. Metoda 'flap triangular' ini pun macam-macam pula tehniknya. Sebuah diantaranya adalah tehnik yang diajukan oleh Tennison. Bertolak dari tehnik dasar Tennison, kemudian telah banyak dilakukan modifikasi. Misalnya mulai dari titik pertemuan mukokutan (mucocutaneous junction) kearah sisi mukosa bibir ada yang membuat insisi garis lurus, serta adapula yang menggunakan insisi z-plasti.

Dalam tulisan ini akan dibandingkan kedua cara merapihkan celah bibir tersebut, yaitu yang menggunakan insisi garis lurus dan yang menggunakan insisi z-plasti.

Latar Belakang Masalah, Penderita yang membutuhkan tindakan merapihkan celah bibir, selalu menginginkan hasil yang terbaik. Akan tetapi sebelum tindakan dilakukan, penjelasan dan keterangan yang panjang lebar haruslah di berikan oleh operator, agar supaya penderita betul-betul memahami. Tanpa maksud untuk mengendurkan hasrat penderita, komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul harus diutarakan, termasuk 'whistling' tersebut. Pada umumnya diterangkan pula, kalau perlu, operasi kedua/sekunder dilakukan pada kesempatan berikutnya. Untuk mengurangi komplikasi, harus diusahakan merapihkan celah bibir dengan tehnik yang dianggap paling minimal komplikasinya.

Masalah, Untuk mengurangi komplikasi yang terjadi pasca bedah serta merugikan bagi penderita, maka cara dan tehnik merapihkan celah bibir manakah yang sebaiknya dilakukan?
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L.L. Winata
Abstrak :
ABSTRAK
Pada penelitian ini yang ingin diketahui kadar slg A whole saliva pada keadaan Debas karies dan karies aktif. Dengan mengetahui kadar slg A kita dapat memperkirakan kepekaan seseorang terhadap karies.

Subyek penelitian untuk bebas karies dan karies aktif masing 20 orang murid SD yang berumur 12 tahun, tanpa adanya penyakit - penyakit mulut lain. Sampel untuk sIg A diambil dari whole saliva tanpa rangsangan. Kemudian saliva disentrifuge 3000-4000 rpm selama Z0 menit. Saliva akan terpisah menjadi 2 bagian dan supernatan yang letaknya di atas digunakan pada penelitian ini. Penentuan kadar sIg A dilakukan dengan metoda imunodiffusi radial mepurut Mancini.

Dari hasil penelitian didapatkan kadar sIg A saliva pada kelompok karies aktif lebih tinggi dari pada kelompok bebas karies. Dengan uji t ( p = 0,05 ) didapatkan perbedaan kadar slg A tidak bermakna pada kedua kelompok tersebut.

1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
[Latar Belakang: HPV high-risk, terutama HPV-18, diduga memiliki hubungan dengan karsinoma sel skuamosa rongga mulut (KSSRM) menurut beberapa penelitian. Namun, hubungan infeksi HPV-18 dengan KSSRM di Indonesia belum diketahui dengan baik. Tujuan: Untuk mendeteksi infeksi HPV-18 pada pasien karsinoma sel skuamosa rongga mulut di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Metode: PCR konvensional digunakan untuk mendeteksi DNA HPV-18 pada 59 spesimen formalin fixed paraffin-embedded (FFPE) dari jaringan kanker pasien KSSRM yang diekstraksi menggunakan TaKaRa DEXPAT TM Easy DNA Mini Kit. Amplifikasi PCR menggunakan primer spesifik E7 HPV-18 dengan target 172 bp. Hasil dan Kesimpulan: HPV-18 terdeteksi pada 2 dari 59 spesimen FFPE (3.39%). , Background: High-risk HPV, especially HPV-18, is thought to have a relationship with oral squamous cell carnicoma according to several studies. However, the relationship of HPV as a risk factor of OSCC in Indonesia is not well understood. Objective: To detect HPV-18 infection in oral squamous cell carcinoma patients at Dharmais Cancer Hospital. Method: Conventional PCR was used to detect the DNA of HPV-18 in 59 formalin fixed paraffin-embedded (FFPE) specimens from cancer tissues of OSCC patients extracted using TaKaRa DEXPAT TM Easy DNA Mini Kit. PCR amplification used HPV-18 E7 specific primers with target of 172 bp. Result and Conclusion: HPV-18 was detected in 2 of 59 of FFPE sections (3.39%).]
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Abstrak Berbahasa Indonesia/Berbahasa Lain (Selain Bahasa Inggris): Virus HPV-16 merupakan salah satu faktor etiologi dari karsinoma sel skuamosa rongga mulut (KSSRM). Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi infeksi HPV-16 pada karsinoma sel skuamosa rongga mulut pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta tahun 2003 – 2013. Sampel pada penelitian ini adalah 49 jaringan KSSRM dalam bentuk formalin fixed paraffin-embedded (FFPE). Untuk ekstraksi DNA digunakan mini kit DNA TaKaRa DEXPAT TM. Untuk mendeteksi HPV-16 digunakan metode PCR konvensional dengan primer spesifik HPV – 16 E7 region, dengan target amplifikasi pada 196 bp. Hasil menunjukkan enam (12,24%) dari 49 sampel KSSRM terdeteksi HPV-16., Abstrak Berbahasa Inggris: HPV-16 has been known as one of the etiologies of oral squamous cell carcinoma (OSCC). The aim of this study was to detect the involvement of HPV-16 infection in oral squamous cell carcinoma patients of Jakarta Dharmais Cancer Hospital period 2003- 2013. Samples in this study were 49 formalin fixed paraffin-embedded (FFPE) spesimens of OSCC patients. DNA isolation was performed using TaKaRa DEXPAT TM DNA mini kit. HPV-16 was genotyped using conventional PCR method with specific primers of HPV-16 E7 region at 196 bp amplification target. Result showed six (12,24%) of 49 samples of OSCC were detected to be HPV-16 positive.]
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>