Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Limbong, Washington Robert
Abstrak :
Kemajemukan bangsa Indonesia tergambar dari ras termasuk di dalamnya ciri-ciri fisik tertentu; suku bangsa termasuk di dalamnya kebudayaan; bahasa; struktur masyarakat; sistem politik; identitas diri; solidaritas dan mempunyai wilayah sendiri; agama yaitu yang meliputi agama-agama dunia seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha. Perbedaan-perbedaan ini merupakan suatu hal yang tidak bisa dipungkiri, harus diterima sebagai kenyataan dan tidak mungkin dan tidak perlu dirubah. Supaya perbedaan-perbedaan ini tidak merugikan satu sama lain golongan, perlu diadakan pengaturan. Suatu pengaturan hubungan antar golongan, suku bangsa, agama dan lain-lain, hingga berkehidupan dalam keadaan harmoni dan terintegrasi. Setelah Indonesia merdeka, proses untuk menumbuhkan rasa solidaritas ditengah-tengah masyarakat Indonesia ternyata tidak mudah, diperlukan proses dan untuk waktu yang sangat lama. Karena kelompok-kelompok yang ada sebelum kemerdekaan, terdiri dari banyak organisasi sosial yang masih didasarkan kepada kepentingan. Ada organisasi sosial yang berdasarkan solidaritas kedaerahan, berdasarkan solidaritas agama, berdasarkan solidaritas rasial, berdasarkan solidaritas kesukuan, dan berdasarkan solidaritas keindonesiaan. Sejarah pertumbuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menyangkut beberapa aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti halnya konstitusi yang mengalami beberapa kali perubahan hingga pada saat diberlakukan kembali pada tanggal 5 Juli 1959. Sistem demokrasi pada mula kemerdekaan adalah demokrasi Liberal, yang berakibat tumbuhnya partai politik cukup banyak. Keadaan ini tidak pernah menjamin stabilitas nasional dan memberi peluang untuk melaksanakan pembangunan nasional. Terjadi situasi saling mencurigai antara partai politik yang satu dengan yang lainnya, demikian juga terdapat sikap curiga dari daerah-daerah terhadap pemerintah pusat,berkembangnya perasaan kesukuan, kedaerahan, agama, dan golongan. Puncak dari segala kecurigaan yang terjadi, terwujud dalam bentuk pemberontakan-pemberontakan di daerah-daerah. Kebudayaan atau peradaban, adalah kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat kebiasaan, dan lain-lain kemampuan dan kebiasaan manusia selaku anggota masyarakat. Demikian juga nilai-nilai dan norma-norma, objek dan pola-polas orientasi terhadap objek dalam interaksi sosial, kesemuanya disebut fenomena budaya. Sistem Budaya mengatur aspek kehidupan orang-orang yang dianggap, atau yang rnenganggap dirinya sendiri sebagai pendukung sistem itu. Jadi untuk memperoleh keteraturan dalam suatu masyarakat, fenomena budaya harus dipahami dan diterima sebagai sistem-sistem yang ada oleh semua orang-orang pemilik sistem itu. Proses modernisasi bukan sekedar strategi pembangunan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat, melainkan suatu pendekatan komprehensif terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat. Perubahan sosial sebagai akibat modernisasi dalam hal ini sistem kultural, tidak hanya mengesahkan tata kolektif masyarakat tetapi juga menyediakan pedoman bertingkah laku setiap orang. Sistem nilai kultural yang lebih luas yang menggerakkan manusia kearah tindakan rasional. Tindakan rasional meliputi penentuan tujuan yang hendak dicapai secara jelas, perhitungan tentang cara paling efektif untuk mencapai tujuan. Berhasilnya program-program modernisasi dari negara-negara baru sebagian besar tergantung pada jalannya sistem pendidikan mereka. Sekolah sebagai sarana pencerdasan setiap orang, upaya pembentukan nilai-nilai, mempertumbuhkan sikap batin, membentuk alam pikiran yang rasional. Pendidikan, informasi dan komunikasi secara integral komprehensif merupakan faktor yang mutlak perlu untuk pembangunan sosial dan ekonomi. Faktor-faktor ini mempunyai, pengaruh langsung atas sistem sosio-kultural masyarakat juga berpengaruh kepada kemampuan untuk menerima gagasan-gagasan baru, sehingga berpengaruh pula pada aspek kehidupan yang,lainnya. Implementasi hidup bermasyarakat dalam rangka integrasi, membuat setiap anggota masyarakat akan merasa terikat satu dengan yang lain oleh saling pengertian, altruisme dan cinta. Solidaritas, sebagai salah faktor integrasi, mempersatukan manusia-manusia yang hidup di dalam suatu masyarakat pada suatu saat tertentu di dalam sejarahnya. Artinya, orang-orang dari beberapa generasi yang hidup bersama pada saat yang sama. Suatu jenis ikatan yang mempersatukan generasi-generasi yang menyusul merupakan suatu aspek yang sangat penting dari integrasi. Anggota-anggota masyarakat yang semakin dekat hubungannya satu dengan yang lainnya, semakin besar pula rasa kasih sayang yang sudah tertanam, sehingga semakin besar pula keeenderungan untuk menahan ketimbang mengungkapkan rasa permusuhan. Hal ini merupakan hasil terwujudnya pola-pola penglihatan (persepsi), perasaan dan penilaian yang dianggap merupakan pola-pola kepribadian masyarakat. Suatu unsur yang sangat penting dari bentuk kepribadian keindonesiaan adalah identitas diri. Setiap orang Indonesia, seharusnya atas segala identitas yang melekat pada dirinya selalu mengutamakan identitas selaku orang Indonesia, kemudian baru diikuti oleh identitas lainnya. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data bersifat memaparkan gejala - studi kepustakaan - Pengamatan lapangan-wawancara dengan kelompok-kelompok masyarakat. Gejala atau kenyataan yang terlihat dalam penelitian kemudian ditafsirkan, digambarkan dengan suatu istilah, pernyataan, atau rumusan dalam penulisan selanjutnya. Integrasi menuntut loyalitas sedangkan modernisasi menuntut kemampuan. Masalah integrasi diwujudkan oleh seperangkat gejala sosial tertentu dalam dunia fisik yang dapat dirasakan, diuraikan, dan diterangkan dalam kerangka pemikiran. Sebagai hasil-hasil yang diperoleh dari pemikiran tersebut, antara integrasi dengan modernisasi tidak selalu serasi tuntutannya. Proses modernisasi mencakup semua aspek kehidupan masyarakat, dimanapun modernisasi itu terjadi termasuk di Indonesia. Dari berbagai masalah yang ditemui, implementasi modernisasi berkaitan dengan integrasi nasional terdapat banyak kenyataan-kenyataan yang tidak saling mendukung. Sebagai misal, apabila modernisasi didahulukan di satu pihak, maka dipihak lain integrasi akan terabaikan. Integrasi, sebagai wadah pengembangan solidaritas yang besar. Apabila tidak terdapat perasaan terintegrasi dari sesama anggata masyarakat Indonesia, dan ternyata masih dominan perasaan kesukuan, ikatan kepulauan, ikatan keagamaan yang tertutup, bahasa dan ikatan primordial lainnya, dengan sendirinya akan tidak mendukung kepada Ketahanan Nasional. Hasil-hasil pembangunan sangat dipengaruhi oleh stabilitas nasional dan stabilitas nasional tergantung kepada sistem politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Berdasarkan hasil-hasil dari penelitian terhadap kenyataan-kenyataan hidup di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang berkaitan dengan Modernisasi dan Integrasi Nasional tampak Modernisasi mempunyai gejala-gejala sendiri demikian juga Integrasi Nasional. Kedua macam proses tersebut faktor-faktornya ada yang saling mendukung dan ada pula yang tidak saling mendukung. Sesuai dengan kenyataan-kenyataan yang hidup dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat Indonesia, Modernisasi membutuhkan banyak hal sekaligus. Sedangkan disisi lain dari kehidupan berbangsa dan bernegara Integrasi Nasional belum sepenuhnya terwujud. Oleh karena itu, proses Modernisasi dan Integrasi Nasional dilakukan berdasarkan asas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan.
Depok: Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Budisusanto, supervisor
Abstrak :
This paper contains a brief analysis of the road, starting from the path to a modern highway. The analysis was performed in the cultural perspective. It means that the road is not seen as merely physical infrastructure of buildings, but how it constructs a network of knowledge and behavior of the cultures in it. Through this brief review, it is noted that the roads in its history experienced the shift func and meaning . For example , the functions of road that used to bring together both physical and nonphysical, but in its development, it actually has the function to work away. In the most recent phenomenon , road is also synonymous with "window" to display the artificiality of modernity.
Bandung: ITB (Institut Teknologi Bandung), 2010
495 JUSOS 9:19 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdalhaqq Bewley
Depok: Pustaka Adina, 2006
297.09 ABD h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Fridolin
Abstrak :
ABSTRAK
Cina modern telah menjadi pokok studi yang intensif di kalangan para sarjana dan ahli-ahli masalah Cina di pelbagai negeri. Dalam banyak hal, pengetahuan kita tentang Cina modern telah bertambah luas dalam dasawarsa terakhir sebagai akibat dari keterbukaan Cina pada dunia luar. Sejak akhir 70-an para ahli masalah Cina bisa dengan lebih mudah memperoleh data tentang negeri itu. Para ilmuwan politik sekarang dapat mengetahui lebih banyak mengenai struktur-struktur kekuasaan, baik formal maupun informal, dan tentang proses-proses pengambilan kebijakan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Dalam bidang-bidang seperti ekonomi dan demografi, arus informasi baru memberikan demikian banyak data sehingga menuntut kerja penelitian yang lebih tekun dan intensif.

Meskipun demikian, salah satu bidang yang penting pada dasarnya tetap belum mendapatkan perhatian yang layak, yaitu kesusastraan Cina kontemporer. Mengamati perubahan-perubahan penting dalam negeri Cina selama satu dasawarsa terakhir, perhatian kita tentu saja tidak cukup hanya diarahkan pada struktur-struktur administratif, keputusan-keputusan politik atau produksi ekonomi, tapi juga pada apa yang ada di balik pelbagai bentuk penampilan, kegiatan atau tingkah-laku tersebut. Dengan itu kita pada dasarnya diajak untuk melakukan pengamatan dan penyelidikan atas gagasan-gagasan, perasaan-perasaan, motivasi-motivasi, nilai-nilai, kesadaran atau kehidupan mental para pengatur, pelaku, atau pelaksananya, termasuk anggota-anggota masyarakat lainnya, yang langsung atau tidak langsung, terlibat atau dilibatkan didalamnya. Berkenaan dengan hal yang disebut belakangan itu, kesusastraan Cina kontemporer, sebagai wujud artikulasinya, menjadi pokok yang panting untuk diteliti. Dari sudut pandang ini jelaslah bahwa untuk suatu studi yang menyeluruh tentang Cina modern, penelitian-penelitian politik, sosiologi, atau sejarah kontemporer pasti tidak mencukupi tanpa penelitian atas kesusastraannya. Penelitian sastra Cina kontemporer bagaimanapun juga harus dilihat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari setiap usaha untuk memahami kehidupan Cina modern.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ackroyd, Peter, 1949-
London: Alkin Books, 1993
809.91 ACK n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London : Academy Editions, 1997
720.922 MOD
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shimogaki, Kazuo
Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 2001
297 SHI mt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adorno, Theodor W.
London: Rontledge, 1991
190.9045 ADO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gibb, Hamilton A.R., Sir
Djakarta: Tintamas, 1952
297.8 GIB a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Malden: Blackwell, 2007
809.911 2 MOD
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>