Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teuku Azwar
Abstrak :
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk program pokok. Program kesehatan ibu dan anak (IQA) merupakan salah satu program pokok di puskesmas yang mendapat prioritas tinggi, mengingat kelompok ibu hamil, menyusui , bayi dan anak merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap kesakitan dan kematian (Departemen Kesehatan, 1992). Dalam mengayomi kelompok rentan ini banyak kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian, salah satunya melalui kegiatan antenatal care (ANC) yang adekuat. ANC yang adekuat ditunjukkan dengan salah satu indikator yang terdapat dalam suatu sistem pemantauan wilayah setempat program KIA yaitu indikator K4 ibu hamil. Diduga rendahnya cakupan K4 ibu hamil ini mungkin dipengaruhi oleh somber daya yang tersedia di puskesmas, peran lintas sektor, luas wilayah kerja, status puskesmas, jumlah penduduk, rencana kerja tahunan (POA) puskesmas, rencana kerja petugas pelaksana program, pemantauan dan penilaian. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran karakteristik puskesmas yang berhubungan dengan cakupan K4 ibu hamil. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Besar tahun 1999 dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap pimpinan puskesmas dan bidan pengelola KIA di 6 (enam) puskesmas terpilih dalam Kabupaten Aceh Besar. Selain itu informasi dari bidan di desa sebagai pengelola MA di pedesaan diperoleh melalui diskusi kelompok terarah. Dengan demikian, untuk meningkatkan validitas data peneliti telah melakukan triangulasi sumber data, triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik puskesmas ternyata mempunyai peran terhadap pencapaian cakupan K4 ibu hamil antara lain tenaga pelaksana ANC, baik jumlah maupun mutunya masih kurang, ketersediaan sarana pelayanan yang belum memadai, dukungan/peran lintas sektor belum berjalan, serta rencana kerja petugas pelaksana program puskesmas yang belum dibuat (tidak ada). Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian ini, maka disimpulkan bahwa puskesmas dengan karakteristik sumber daya dan dukungan lintas sektoral yang memadai mempunyai cakupan K4=60%. Berdasarkan simpulan tersebut pula, peneliti menyarankan antara lain diperlukan upaya peningkatan mutu tenaga pelaksana program melalui pelatihan teknis fungsional, pemanfaatan sumber daya yang tersedia di puskesmas secara optimal, membuat rencana kerja puskesmas secara menyeluruh serta pimpinan puskesmas harus lebih bersifat proaktif untuk mendapatkan dukungan peran lintas sektor. Sebagai alat manajerial program MA, pemantauan wilayah setempat-kesehatan ibu dan anak (PWS-KIA) hendaknya terus dapat, digunakan dalam upaya melakukan pemantauan dan evaluasi program.
Health center is a functional health organization designed as a development center for public health, aimed to build community participation in addition to delivering comprehensive and integrated community services in its region in the form of basic health services. Maternal and child health is one of basic services in health center, with a high priority. It is to say that pregnant and lactating mothers, babies and children are high-risk groups of morbidity and mortality (MOH, 1992). In order to protect these mothers and their coming babies, mothers should adequately do antenatal care. Adequate antenatal care is pointed out by an indicator, in a local visit area monitoring system of maternal and child health program (MCH), namely K4. K4 is the fourth ANC visit with a certain criteria. By hypothesis, a low coverage of K4 of pregnant mothers maybe influenced by the available power resources of health center, participation of inter-sector, working area, health center status, public population, plan of action of health center, plan of action officer program, monitoring and evaluation. Therefore, the researcher want to know how health center characteristics influence K4 coverage of pregnant mothers. This study was conducted in Aceh Besar District in 1999 using qualitative approach. The data was collected through in depth interviews to the chief of health center and senior midwives of 6 (six) selected health centers in Aceh Besar District. While information from midwives in village was obtained through focus group discussions (FGDs). In order to get valid data, the researcher applied triangulation on data resources and data collection method. Through the method the data were rechecked not only once. The results of this study show that the health center characteristics actually have roles toward K4 coverage of pregnant mothers, ANC staff lack off in number and quality, the availability of service facility is not sufficient, the role of inter-sector is not well run yet, and the plan of action of health center program of officer is not produced. Thus it can be concluded that health centers with sufficient resources and inter-sector support have K4 coverage more than 60 %. Based on the conclusion, the author suggests some improvement effort of through a functional technique training, the available optimal utilization of resource of the health center, production and improvement of the plan of action of health center more proactive action of and the chief of health center to have inter-sector support. As managerial tools of maternal and child health program, local area monitoring-maternal and child health (LAM-MCH) should be permanently used in monitoring and evaluating the program.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renatha Tiur Etty
Abstrak :
Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Bekasi memberikan pelayanan rawat inap khusus untuk wanita, ibu dan anak. Saat ini pemanfaatan rawat inap ibu sangat jauh berbeda dengan pemanfaatan rawat inap anak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan penelitian terhadap produk pelayanan atau analisis produk untuk mengetahui kesenjangan antara keinginan konsumen dan calon konsumen dengan pelayanan saat ini demi meningkatkan pemasaran pelayanan rawat inap ibu. Penelitian ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan menganalisis tentang karakteristik pelanggan, karakteristik calon konsumen, karakteristik produk, kebijakan manajemen rumah sakit, keinginan konsumen serta calon konsumen terhadap layanan rawat inap. Metode yang digunakan adalah dengan cara survey dan wawancara mendalarn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen dan calon konsumen mempunyai keinginan-keinginan terhadap aspek-aspek dalam pelayanari rawat inap yang perlu mendapat perhatian rumah sakit untuk peningkatan pemasaran rawat inap ibu RSIA Hermina Bekasi serta adanya pasar sasaran yang dapat diraih. RSIA Herrnina Bekasi harus mengoptimalkan kualitas pelayanannya yang disesuaikan dengan keinginan konsumen dan calon konsumen serta meningkatkan upaya pemasaran dengan usaha promosi yang spesifik.
Product Analysis on Inpatient Mother Care Services for Marketing Measures at Hermina Bekasi Hospital, 2002 Hermina Bekasi Hospital carried out inpatient mother care services especially for woman, mother and child. In this recent, bed occupancy for mother so far differently with bed occupancy for child. One of these efforts can be done is the research on product service or product analysis to know the differentiation between customer wishes and customer candidate wishes, to increase promotion for inpatient mother care services. This research is a case study to figure out the information and analysis on customer characteristics, customer candidate characteristics, product characteristics, hospital management policy, customer and candidate customer wishes to inpatient mother care services. The method used by survey and in depth interview. The result figure out that customer and customer candidate have wishes the aspects of inpatient mother care services which necessarily hospital intention for increasing the market and target market can be achieved. Hermina Bekasi Hospital obliged to optimize the service quality inline with customer and customer candidate wishes, and increasing the efforts marketing with specific promotion matters.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najiroh Sjofiatun
Abstrak :
Tesis ini disusun berdasarkan pemikiran apakah tingginya AKI disebabkan oleh rendahnya pemanfaatan kesehatan maternal yang modern. Dalam studi ini akan dilihat apakah karakteristik wanita dan rumah tangga mempunyai pengaruh positif terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu di Indonesia, mengingat pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu belum dilaksanakan secara optimal. Tujuan umum yang ingin dicapai dari studi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari karakteristik wanita dan rumah tangga terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu di Indonesia. Karakteristik wanita ditinjau dari beberapa faktor yaitu pendidikan ibu dan status bekerja ibu. Sedangkan karakleristik rumah tangga ditinjau dari pengeluaran rumah tangga per bulan, jenis kelamin kepala rumah tangga dan keadaan rumah tangga. Pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu terdiri dari tiga jenis yaitu perawatan kehamilan, tempat persalinan dan penolong persalinan. Hubungan antara karakteristik wanita dan rumah tangga dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu ditinjau berdasarkan daerah tempat tinggal yaitu wilayah perkotaan dan perdesaan. Data yang digunakan adalah hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia, 1997. Analisis data dilakukan sccara deskriptif dan inferensial dengan menggunakan model regresi logistik binomial. Analisis deskriptif bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pola dan perbedaan karakteristik wanita dan rumah tangga terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu di Indonesia. Sedangkan analisis inferensial bertujuan untuk mempelajari hubungan karakteristik wanita dan rumah tangga dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa secara umum karakteristik wanita dan rumah tangga berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu di Indonesia. Tingkat pendidikan ibu, status bekerja, pengeluaran rumah tangga per bulan, jumlah anggota keluarga, jenis kelamin kepala rumah tangga dan keadaan rumah tangga mempunyai pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu di Indonesia.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T7132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amy Trenggana
Abstrak :
ABSTRAK Peningkatan mutu pelayanan kesehatan sudah menjadi tuntutan masyarakat dengan demikian harus dilaksanakan oleh jajaran Departemen Kesehatan. Kabupaten Sumedang telah melaksanakan otonomi daerah dan desentralisasi kebijakan di bidang kesehatan, dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya agar dapat memberikan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas yaitu pelayanan yang sesuai standar pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan uji coba standar pelayanan kesehatan melalui pelatihan Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) Antenatal bagi bidan Puskesmas, memakai desain quasi experimental. Sampel penelitian adalah 10 orang bidan Puskesmas yang diukur kepatuhannya sebanyak 100 kali pemeriksaan ibu hamil(seorang bidan diukur kepatuhannya sebanyak 10 kali). Sampel ibu hamil 100 orang ibu yang berkunjung ke Puskesmas, diukur kepuasan dan pengetahuannya dengan cara wawancara. Lokasi penelitian adalah 10 Puskesmas diwilayah Kota dan Tanjungsari. Sampel kelompok kontrol adalah bidan dan ibu hamil dengan jumlah sama dengan kelompok pelatihan yang berkunjung ke 10 Puskesmas di Wilayah Conggeang dan Tomo. Rerata skor kepatuhan SPK petugas dan skor pengetahuan/kepuasan ibu sebelum pelatihan 'pada kedua kelompok dalam keadaan setara. Pasca pelatihan dengan uji t menunjukan bahwa pelatihan meningkatkan kepatuhan pada kelompok pelatihan dengan rerata skor beda kepatuhan sebesar 29.57 dengan p=0,0001, rerata skor beda pengetahuan 28.51 dengan p=0.0001 dan rerata skor beda kepuasan 15,7 dengan p=0001. Uji regresi menunjukan bahwa yang berpengaruh terhadap kepatuhan petugas adalah pelatihan SPK Antenatal dan supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten. Peningkatan pengetahuan ibu dipengaruhi selain oleh pelatihan standar pelayanan kebidanan { SPK Antenatal) kepada petugas, juga oleh tingkat pendidikan ibu. Sedang yang berpengaruh terhadap kepuasan ibu adalah pelatihan standar pelayanan kebidanan { SPK Antenatal) kepada petugas dan pengalaman hamil sebelumnya. Kcsimpulannya petugas yang mendapat pelatihan SPK Antenatal mempunyai kepatuhan lebih tinggi dibandingkan sebelum pelatihan dan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapat pelatihan. ibu hamil yang dilayani petugas yang telah mendapat pelatihan SPK Antenatal mempunyai pengetahuan dan kepuasan lebih tinggi dibandingkan ibu yang dilayani petugas yang tidak mendapat pelatihan SPK Antenatal. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kepatuhan SPK dengan mengembangkan pengukuran kepatuhan melalui pemantauan pelaksanan proses pemeriksaan kehamilan di Puskesmas baik bagi bidan Puskesmas maupun bidan di Desa
ABSTRACT The Trial Test of Standar Antenatal Maternity Service in Kabupaten Sumedang The Year 2000.The improvement of quality health service has become the demand of community, so the Health Department must execute such qualify service. Kabupaten Sumedang, which status is an autonomy district now, has decentralized its health service policy and made efforts to improve the quality of health services to Fulfil the quality basic health service according to standard health service. The objective of this study is to trial test the antenatal maternity service standar by training the Community Health (Puskesmas) midwives with quasi experimen design. The trained group consisted of 10 Puskesmas midwives in 10 Puskemas and 100 pregnant women that attended to 10 Puskesmas in Kota and Tanjungsari. The untrained control group, was compossed of midwives and pregnant women with the same and quality, with attended 10 Puskesmas in Conggeang and Tomo areas. The pre training average scorres of midwives compliance to ante natal care standard, knowledge and satisfaction of pregnant women were similar in both group. Post training t test training indicated that the training had improved the avarage compliance score differentce of 29.57 with p = 0.0001 and the avarage satisfaction and knowledge score difference with p= 0.0001. The regretion test indicated that the influential factors for the midwives compliance were the training and supervision. Meanwhile rather than the aspect of occupation, age and social status, the factors that influence the improvement of mother knowledge were midwives training and mother education. The factors that influence the improvement of mother satisfaction werw midwives training and the mother pregnancy experience. Conclusion the trained midwives have higher compliance score if compared with the untrained group. Pregnant women, who were serves by trained midwives, had more knowledge and satiscfaction than the untrained group. We need more studies to know the antenatal via supervisions of pregnancy inspections which conducted by Puskesmas midwives or midwive in the village.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Anwar
Abstrak :
ABSTRAK Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah utama yang perlu ditanggulangi diantara program-program kesehatan lainnya pada saat ini di Indonesia. Usaha akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) memerlukan data dan informasi yang akurat dan tepat waktu dalam menentukan arah pencapaian tujuan program yang dikehendaki. Namun beberapa data dan informasi KIA di kabupaten Purwakarta diragukan keakuratannya. Data dan inforrnasi memegang peranan sentral dalam pengambilan keputusan untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi. Disisi lain banyak hambatan yang ditemukan dalam mengumpulkan data, menganalisa, dan merubah data menjadi inforrnasi yang dapat digunakan secara maksimal. Sedangkan kecenderungan yang sering terjadi adalah ketidak sesuaian antara kebutuhan informasi yang diminta dengan ketersediaan data yang masuk, diolah dan didesiminasikan. Menyadari hal tersebut di atas perlu usaha-usaha untuk mengetahui pemanfaatan data dan informasi program KIA yang dikumpulkan di tingkat bawah dalam hal ini kabupaten Purwakarta dalam mendukung perencanaan di tingkat pusat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pemanfaatan data dan informasi KIA yang dikumpulkan di kabupaten Purwakarta dalam mendukung perencanaan program KIA di tingkat pusat, serta faktor-faktor penghambat pemanfaatan data tersebut. Penelitian ini bersifat kualitatif, data diperoleh dari observasi kelengkapan data KIA tingkat kabupaten, pemeriksaan dokumen yang dipakai untuk memilah data serta jenis indikator-indikator yang dilaporkan ke propinsi dan pusat, dan wawancara mendalam untuk menggali penyebab rendahnya pemanfaatan. Responden adalah beberapa orang yang terlibat mengumpulkan, mengolah, mengkaji, dan memanfaatkan data KIA di kabupaten Purwakarta, propinsi Jabar, dan pusat. Hasil penelitian menemukan bahwa penyusunan rencana program KIA di tingkat pusat lebih banyak nienggunakan angka-angka nasional dari pada data dan informasi kabupaten. Selain itu pemanfaatan data dan informasi KIA belum optimal di propinsi maupun kabupaten. Disamping itu dualisme sumber data, anggapan kurang baik tentang bekerja di pengelolaan data, kurang pengetahuan, lama bekerja yang relatif singkat, dan ketersediaan dana yang tidak mencukupi untuk pemeliharaan komputer merupakan faktor-faktor penghambat pemanfaatan data KIA. Dalam mengoptimalkan pemanfaatan data dan informasi KIA di setiap tingkat administrasi kesehatan perlu dikembangkan penyusunan profil kesehatan ibu dan anak termasuk penyajian informasi dalam bentuk pemetaan. Penggalangan kerja sama antara unit teknis, unit pengelola informasi, Kantor Statistik, pihak ketiga (peneliti) akan membangun suatu jaringan kerja yang baik di bidang sistem informasi menghadapi faktor-faktor penghambat pemanfaatan data dan informasi KIA.
ABSTRACT Evaluation of the Making Use of Data and Information of Maternal and Child Health (MCH) Collected in Purwakarta District in supporting the Program Planning of MCH in CentralThe issue of MCH is still a main problem which needs to be coped with among other health problems today in Indonesia. Efforts to accelerate the decline of mother's death rate (MMR) require accurate date and information and punctuality in deciding the ways to reach the program objectives required. There is however, some doubt about several data and information of MCH in Purwakarta District. Data and information play an important part in making decisions for planning, monitoring, and doing evaluation. On another side, there are many constraints encountered in collecting data, analyzing, and changing data into ones which is applicable at maximum. Whereas the trand which often occurs is that there is incongruency between information required and the availability of data-input which is processed and disseminated. Considering the matter, it is necessary to put efforts to know the making use of data and information of MCH program which is collected in lower level, in this case Purwakarta District, in supporting the planning in central. This research has the objective to obtain the information about the using of data and information of MCH which is collected in Purwakarta District in supporting the planning of MCH program in central, and the constraints of the using of the data. The research is qualitative, in which the data is obtained from observation of data completion of MCH in district level, verification of documents used to select data, kinds of indicators reported to province and central, and profounding interview to dig out the cause of poor application. Respondents are several people involved in collecting, processing, analyzing and applying data in Purwakarta District, West Java Province and central. The findings of research indicate that the setting of the planning MCH Program in central applied more national figures than the data and information in distret. Besides that, the ambiguity of data sources, bad assumptions of working in data processing, lack of knowledge, relatively short work and the availability of funds which was not enough for computer maintenance were the constraints of data application of MCH. In making of the optimum use of data and information of MCH in every level of health administration, it is necessary to develop the setting of the profile of Maternal and Child Health including the presentation of information in the form of mapping. The promoting of cooperation among technical unit, information administration unit, Statistics Office, and the third hand (researchers) will build good networks in the field of information system to cope with the constraints encountered in the making use of data and information of KIA.
Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suripto
Abstrak :
Dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, Kebijakan Penempatan bidan desa perlu didukung dengan Program pembentukan pondok bersalin desa (Polindes), agar bidan desa tersebut dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat meningkatkan jangkauan pelayanan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pemanfaatan Polindes tersebut sebagai sarana pelayanan KIA dan KB, khususnya di wilayah Kabupaten Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan tentang pemanfaatan Polindes, untuk itu dipergunakan penelitian studi kualitatif, agar didapatkan informasi yang lebih rinci, sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Proses pembentukan Polindes di Kabupaten Sukabumi telah melibatkan berbagai pihak baik pemerintah meliputi Kepala desa, dan petugas puskesmas, maupun masyarakat meliputi LKMD, dan tokoh-tokoh masyarakat, seperti hainya dalam pembentukan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang lain, 2) Keterlibatan sektor terkait meliputi hubungan, kerja sama, dan koordinasi antara kepala desa, LKMD, dan bidan dalam pelaksanaan Polindes belum berjalan dengan balk sehingga perkembangan Polindes belum seperti yang diharapkan. 3) Kemampuan bidan desa sudah cukup memadai terutama dalam menjalankan tugas pokok memberikan pelayanan kesehatan dasar. Hanya kemampuan dalam menjaiankan manajemen pengelolaan Polindes masih kurang. 4) Sebagian besar Polindes di kabupaten Sukabumi belum dilengkapi perlengkapan yang memadai. 5) Persepsi masyarakat terhadap Polindes, sebagian besar sudah mengetahui Polindes, dan dibutuhkan oleh masyarakat, namun belum ditunjang perilaku masyarakat terhadap pemanfaatan Polindes, walaupun lokasi Polindes dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat, serta biaya pelayanan kesehatn jugs dapat di jangkau warga masyarakat. 6) Pembinan bidan desa di Polindes oleh petugas puskesmas sudah baik,. 7) Kategorisasi Tingkat perkembangan Polindes di Kabupaten Sukabumi masih sangat lamban dan sebagian besar masih dalam kategori tingkat pratama atau strata 1. 8). Pemanfaatan Polindes masih kurang karena baru dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat, dan belum optimal. Untuk disarankan kepada: 1). Pengelola Program Polindes di Depkes Pusat, untuk melakukan; a) untuk melakukan pelatihan manajemen pecan serta masyarakat pada bidan pengelola Polindes, agar mereka dapat menjalankan Polindes dengan baik; b) agar mengadakan bantuan paket perlengkapan Polindes terutama desa tertinggal. 2) Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, agar : a) agar melakukan pembahasan pembentukan Polindes di Tingkat Kabupaten agar mendapat dukungan politis dari Pemda setempat. b) mengusulkan pengadaan perlengkapan Polindas dari APED, c) agar melakukan percepatan pembentukan Polindes di setiap desa. 3) Untuk bidan Pengelola Polindes; a) Perlu meningkatkan hubungan, kerja sama, dan koordinasi dengan sektor-sektor terkait untuk mendapat dukungan dari berbagai pihak. b) Perlu peningkatan penyuluhan kepada masyarakat secara lebih intensif dan diarahkan pada pemanfaatan Polindes. 4) Untuk Kelapa Desa dan LKMD, agar berperan serta aktif dalam pengelolaan dan pengembangan Polindes. 5) Untuk Penelitian, perk) dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan Polindes.
To accelerate the decrease in the maternal and child mortality, the policy of rural midwives placement should be supported by the Village Maternity Home (Polindes) Establishment program to make them able to provide health services of quality, and improve the extent of services. Accordingly, this study is carried out for gathering information about the utilization of Polindes as the instrument of KIA (Maternal and Child Health) and KB (Family Planning) services, especially in the regency of Sukabumi. This is a preliminary study of the utilization of Polindes that it employs the qualitative method for a detailed information to make it show that (1) the process of establishing Polindes in the Regency of Sukabumi has involved many parties including village head, agents of Health Centre of Puskesmas or community such as LICMD (Village Social Activities Group) and social figures as in the establishment of health care of other human resources, 2) the involvement of relevant sectors including cooperation, and coordination among the village head, LICMSD and midwives in the implementation of Polindes does not work well that the Polindes development is not as it should be. 3) the ability of rural midwives is sufficient particularly in handling main duties of providing basic health services. They only lack ability in handling the Polindes management. 4) Polindes in the Regency of Sukabumi is mosly not well-equipped. 5) Social perception Polindes indicates that it is familiar and required by the community but it is not used to a maximum although it is not far from the entire community and the health treatment cost is reasonable. 6) Rural midwives development at Polindes by the Puskesmas agency is good. 7) Categorization of growth rate of Polindes in the regency of Sukabuani is stagnant and most still lie in Strata -1 (first category). 8) The utilization of Polindes remains insufficient deficient since it is not used to an optimum. It is suggested to : I) the Polindes Program management under the Central Ministery of Health: a) to manage training of social roles for midwives managing Polindes (Village Maternity Home) in order to handle it well; b) to provide Polindes facility package especially for any under-developed village. Z) the Health Agency of Sukabumi Regency: a) to discuss the establishment of Polindes on Regency level for a political support from the local government, b) to propose the facilities of Polindes and APED (local budget), c) to accelerate the Polindes establishment in any villages. 3) Midwives managing Polindes: a) to improve cooperation and coordination with the related sectors for any supports from many parties, b) to improve counseling with the community intensively towards the utilization of Polindes. 4) Head Village and LKMD (Village Social Activities Group) to play active roles in Polindes management and development. 5) to carry out further research of the factors affecting the Polindes utilization.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Perdamaian Zendrato
Abstrak :
Angka kematian bayi dan ibu bersalin yang masih tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan, di negara kita dewasa ini, bahkan di negara-negara sedang berkembang umumnya. Melalui peningkatan dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan khususnya upaya pelayanan program KIA, diharapkan akan dapat menekan angka kematian bayi dan angka kematian ibu bersalin yang masih tinggi ini. Pencapaian target cakupan program KIA Puskesmas yang masih rendah khususnya di daerah Kabupaten Nias, menjadi permasalahan dalam penelitian ini, sehingga timbul keinginan peneliti untuk mengetahui kemungkinan faktor-faktor apa yang berhubungan dengan pencapaian target cakupan program KIA Puskesmas yang masih rendah tersebut di daerah Kabupaten Nias. Variabel penelitian dibatasi pada faktor ketenagaan pelaksana program KIA Puskesmas (mencakup umur, lama kerja, penghasilan, kemampuan, motivasi, persepsi peran) dan faktor organisasi Puskesmas (mencakup kepemimpinan, sumber daya, imbalan, struktur, desain pekerjaan) terhadap prestasi kerja tenaga pelaksana program KIA dalamm pencapaian target cakupan program KIA Puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross-sectional, melalui pengumpulan data primer untuk variabel babas dan data sekunder untuk variabel terikat. Responden penelitian adalah tenaga pelaksana program KIA Puskesmas yang kesemuanya berjumlah 26 orang dari 8 Puskesmas sebagai unit sekaligus sebagai sampel penelitian yang dipilih secara purposive dari total populasi sebanyak 19 Puskesmas di wilayah Kabupaten Nias. Analisa data dilakukan secara univariat melalui distribusi frekuensi dari responden, kemudian secara bivariat melalui uji statistik nonparametrik dengan mempergunakan Uji Korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Hasil analisa didapatkan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat tidak bermakna secara statistik. Hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa keadaan geografis wilayah kerja Puskesmas yang relatif mudah terjangkau memegang peranan dalam pencapaian target cakupan program KIA Puskesmas yang lebih baik. Disarankan agar kemampuan tenaga pelaksana program KIA Puskesmas dapat ditingkatkan melalui pelatihan/penataran yang berkaitan dengan program KIA, terutama para bidan di desa yang masih miskin pengalaman dan pengetahuan teknis dilapangan. Perlu dibina dan ditingkatkan koordinasi dengan lintas sektoral terutama dalam pemanfaatan kesempatan pelaksanaan kegiatan keterpaduan (kegiatan safari) KB - Kesehatan yang dapat meningkatkan pencapaian cakupan/kinerja Puskesmas. Akhirnya dirasa perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menggali lebih dalam faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi kerja tenaga pelaksana program KIA Puskesmas, dengan mempergunakan sampel yang lebih besar dan variabel penelitian yang lebih lengkap. ......The high prevalence of Maternal and Infant Mortality Rate is one of the many health problems in Indonesia, as such commonly in developing countries. As to decrease Maternal and Infant Mortality Rate in Nias, many programs have been carried out, such as increasing the coverage and equity of Maternal Child Health Care (HCHC). The low coverage target of HCHC program is the main issue of the study and the question is what factors related to low coverage target of MCHC program in Nias. The independent variables of the study are: Health Han Power in MCHC in Health Centres (age, working period (experience), income, ability, motivation, role perception) and Organization of Health Centre (leadership, resources, incentive, organization structure, job description). The dependent variables are: performance of MCHC workers regarding to coverage target of HCHC program in Health Centres. The design of the study is descriptive analytic with cross sectional. Data were generated from primary (independent variables) and secondary (dependent variable) data. The respondents are 26 HCHC workers from 6 Health Centres was selected purposively from 19 Health Centres in Nias. The data were analyzed with Nonparametric Statistics (Spearman Correlation Test) as to assess the association between independent and dependent variables. From the study, it was found that there is no association between independent variables and dependent variables. Through geographically observation it coned be seen that the working area of Health Centres is relatively accessible. With this condition, it is visible to increase the coverage target of the HCHC program in Health Centres. It was recommended to train HCHC workers, especially village midwife, intersectoral coordination (Health - Family Planning activities) as to increase the coverage target of HCHC program in Health Centres. To have more information of factors related to the performance of HCHC workers, it was also recommended to conduct study with larger sample size and more variables.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetty Kusmawati Djajaprawira
Abstrak :
ABSTRAK
Hasil SKRT 1986 menunjukkan kematian maternal di Indonesia masih tinggi yaitu 4,5 per seribu bayi lahir hidup. Berdasarkan kenyataan ini pemerintah pada Pelita V memprioritaskan kegiatan upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, dan menurunkan angka kematian ibu hamil dengan memberikan layanan antenatal yang berkualitas. Pedoman pelaksanaan layanan antenatal petugas telah dibuat oleh Depkes, agar petugas dapat memberikan layanan antenatal yang berkualitas. Kualitas layanan petugas dipengaruhi oleh 2 hal yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Tujuan umum penelitian ini untuk melihat gambaran kualitas layanan antenatal dan faktor yang mempengaruhinya di Kotamadya Dati II Bandung. Secara khusus melihat kualitas layanan antenatal bidan dan perawat bidan, melihat hubungan faktor internal dengan kualitas layanan antenatal dan pengaruh faktor eksternal terhadap hubungan tersebut. Pengamatan dilaksanakan di 31 Puskesmas dengan mengamati 71 petugas yang berinteraksi dengan 355 orang ibu hamil.

Pengumpulan data dilaksanakan dengan form pengamatan dan pertanyaan, melalui pengamatan langsung dan wawancara yang dilaksanakan setelah pengamatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa lebih dari setengah petugas menganalisa, memeriksa dan memberikan tablet besi dan imunisasi TT dengan baik, dan kurang dari setengah petugas yang melaksanakan penyuluhan secara baik. Secara keseluruhan kurang dari setengah petugas yang memberi layanan dengan kualitas balk. Petugas bidan cenderung memberikan layanan antenatal lebih baik bila dibandingkan perawat bidan. Tidak terbukti ada hubungan yang bermakna (pada ps 0,05) antara faktor internal petugas dengan kualitas layanan. Dari stratifikasi dan uji Cramer's disimpulkan bahwa faktor kualifikasi petugas bukan faktor utama yang berhubungan dengan kualitas layanan, bila ada pertemuan rutin, uraian tugas, dan sarana memadai.

Disarankan untuk lebih meningkatkan kualitas pertemuan dengan persiapan yang lebih matang, mengadakan pelatihan yang rutin dan berkesinambungan dengan prioritas utama perawat bidan dalam penyuluhan manfaat pemberian tablet besi dan imunisasi TT bagi ibu hamil. Pendidikan perawat bidan sebaiknya lebih banyak memberikan pelatihan menangani ibu hamil dibandingkan pembahasan teorinya. Perlunya batasan kualitas layanan antenatal yang dikategorikan baik berdasarkan pedoman Depkes yang berlaku nasional.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Kunanto BP
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan mengapa prevalensi status gizi (KKP) balita di dua propinsi paling timur yaitu propinsi Maluku dan Irian Jaya masih tinggi dan faktor apa yang berpengaruh. Untuk itu dilakukan studi analisis data sekunder Hasil Studi Prevalensi Defisiensi Vitamin A dan zat-zat gizi lainnya di wilayah Indonesia Timur. Secara umum analsis ini bertujuan untuk mendeskripsikan status gizi balita di propinsi Maluku dan Irian Jaya serta faktor-faktor yang berpengaruh (dominan) terhadap status gizi balita. Secara khusus analisis ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan karakteristik anak dan keluarga terhadap status gizi balita. Dari 3325 sampel yang tersedia dari sumber data, ternyata hanya 501 sampel yang memenuhi syarat untuk analisis. Hasil Analisis prevalensi status gizi didapatkan bahwa 27.9 persen anak balita menderita Gizi kurang dan 8.0 % menderita gizi buruk. Prevalensi gizi kurang terbesar dijumpai pada umur 6-23 bulan, sedangkan prevalensi gizi buruk terbanyak dijumpai pada umur 12-23 bulan.

Berdasarkan nilai rata-rata Z--score BB/U didapatkan suatu pola bahwa status gizi menurun mulai umur 3 bulan dan terhenti pada umur 11-13 bulan. Setelah itu tidak dijumpai adanya peningkatan status gizi. Dengan analisis bivariat "Piecewise Linear Regression" antara Z-score DD/U dan umur balita didapatkan bahwa umur 12 bulan merupakan perkiraan umur yang paling tepat dimana tidak terjadi penurunan status gizi (Z-score BB/U).

Uji-t perbedaan nilai Rata-rata prediktif Z--score dari hasil persamaan regresi "Pieceswise Linear Regression" tidak terbukti signifikan untuk variabel jenis kelamin, status perkiraan, dan pendidikan ayah, tetapi diperoleh perbedaan yang signifikan untuk variabel kondisi rumah pada umur 12-59 bulan, variabel jumlah balita pada umur 24-59 bulan dan variabel jumlah anggota keluarga pada umur 36-59 bulan, serta variabel sanitasi keluarga pada umur 12-59 bulan. Untuk variabel pendidikan ibu dijumpai perbedaan yang signifikan hanya pada umur 36 dan 48 bulan.

Analisis regresi ganda tidak terbukti adanya hubungan variabel independen yang signifikan dengan status gizi kecuali variabel umur. Namun memperhatikan besarnya nilai beta koefisien dari variabel independen diperkirakan variabel kondisi rumah, pendidikan ibu dan ayah, jenis kelamin, jumlah balita dan jumlah anggota keluarga serta sakit diare kemungkinan akan diperoleh hasil yang signifikan bila jumlah sampel diperbesar.

Dari hasil analisis di atas, maka program upaya untuk menurunkan prevalensi gizi kurang dan buruk di kedua propinsi perlu memprioritaskan sasaran program UPGK pada kelompok umur yang lebih dini (3-12 bulan) disertai peningkatan penyuluhan gizi yang lebih intensif dan menggunakan bahasa yang sederhana meliputi pemberian ASI, makanan pendamping ASI yang disesuaikan dengan pola makanan daerah setempat dan jenis serta ketersediaan pangan di daerah setempat, imunisasi serta kebersihan lingkungan (sanitasi). Selain itu program KB perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan. Pembangunan di sektor ekonomi dan pendidikan di kedua propinsi perlu ditingkatkan sebagai upaya penyediaan lapangan kerja yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan penduduk, karena upaya perbaikan gizi tanpa disertai perbaikan ekonomi merupakan upaya yang sia-sia. Penelitian ini menyarankan pula untuk dilakukan analisis yang mencakup seluruh propinsi IBT dan kemungkinan untuk menggunakan indek Antropometri yang lain seperti TB/U atau BB/TB.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sompie, Loesje Maria
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh pendidikan Gizi dan ANC terhadap Pengetahuan, Sikap dan Perilaku diet dan keteraturan periksa ibu hamil trimester akhir serta hubungannya dengan Berat Badan Lahir dalam rangka penurunan angka kematian bayi khususnya angka kematian perinatal. Sumber data untuk penelitian ini adalah data primer hasil studi eskperimen pada kelompok ekuivalen yang dilakukan peneliti di Poliklinik Kebidanan RSCM, 1991. Setelah melalui proses pembersihan data, diperoleh jumlah responden sebanyak 99 orang pada kelompok Kelola dan 110 orang pada kelompok Perlakuan. Dari hasil analisa data diperoleh angka prevalensi BBLR sebesar 5,7% Intervensi Pendidikan Prenatal dapat meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Diet serta Keteraturan Periksa Hamil ( p < 0.0005 ). Terdapat peningkatan nilai rata - rata Hemoglobin setelah intervensi dan secara statistik perbedaan tersebut ternyata bermakna. Dengan menggunakan analisa regresi ganda metode Stepwise ditemukan adanya korelasi yang positif antara BBL dengan Tinggi Fundus Uteri ( r = 0.21 ) demikian pula antara BBL dengan Perilaku Diet dan Keteraturan Periksa Hamil sesudah Intervensi ( r = 0.25 ). Dalam upaya peningkatan Kesehatan Perinatal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, peranan subbagian Fetomaternal dan Obstetri Sosial sangatlah besar. Kegiatan Pendidikan mengenai diet dan Keteraturan Periksa ( ANC ) dapat lebih ditingkatkan baik pendidikan individual maupun kelompok. Kerjasama lintas program terkait dalam perencanaan dan pengembangan upaya perbaikan pelayanan perinatal dijajaran Departemen Kesehatan perlu ditingkatkan. Disarankan untuk menyusun satu buku pedoman mengenai diet dan ANC pada ibu hamil. Buku tersebut haruslah bermutu, murah dan mudah dibawa dimana sebelum dibakukan, perlu dilakukan uji coba lapangan terlebih dahulu.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>