Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 419 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suparmo
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menelaah pengaruh faktor-faktor kesehatan, sosial demografi dan ekonomi terhadap mobilitas fisik pekerja. Kesehatan digambarkan oleh tingkat kesehatan umum; fisik. sosial dan psikologis responden sementara mobilitas pekerja di wakili oleh peubah kemampuan responden untuk mencurahkan daya dan waktu mereka pada pekerjaan yang tercermin antara lain pada jumlah jam kegiatan pekerja (seminggu terakhir) dan kualitas bekerja baik pada pekerjaan utama atau pekerjaan sampingan. Kualitas bekerja tercermin pada terganggu atau tidaknya proses pelaksanaan bekerja (sebulan yang lalu) di samping pada berapa hari terganggunya pelaksanaan bekerja selama waktu sebulan terakhir.

Jumlah responden yang diproses dalam pengolahan sekitar 20.000 orang yang disurvai dari dua propinsi; Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat. Kalimantan Timur menggambarkan propinsi yang relatif kaya daya dan memiliki tingkat perkembangan yang lebih cepat sementara Nusa Tenggara Barat mencerminkan daerah yang relatif miskin; miskin dalam artian terbatasnya sumber daya dan kegiatan ekonomi. Pendekatan peneilitian secara deskriptif antara lain dengan analisis deskriptif frekuensi dan persentasi. Secara inferensial data diolah dengan prosedur regresi biasa (OLS) dengan menggunakan paket program SAS untuk mengkaji pengaruh peubah kesehatan, sosial, ekonomi dan demografi.

Faktor-faktor kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh sangat kuat (signifikan). Faktor kesehatan total, misalnya, yang mencakup tingkat kesehatan umum, fisik, soisal dan psikologis yang memiliki pengaruh kuat yang positif terhadap jumlah jam kegiatan pekerja dan kualitas bekerja dan berpengaruh negatif-kuat terhadap jumlah hari gangguan untuk melakukan kegiatan. Hal ini berarti faktor kesehatan total memungkinkan efektifnya waktu bekerja dan perbaikan kualitas kesehatan dengan menurunkan .jumlah hari gangguan untuk melakukan kegiatan kerja. Derajat gangguan kesehatan dan pengalaman sakit masing-masing berpengaruh negatif dan positif terhadap jumlah jam kegiatan responden. Keduanya berpengaruh positif terhadap jumlah hari gangguan untuk melakukan pekerjaan. Kondisi tersebut memperlihatkan faktor-faktor kesehatan mendukung kemampuan pekerja untuk bekerja dengan jam kerja lebih panjang dan memperbaiki kualitas kegiatan pekerja dalam pekerjaan utama atau pekerjaan.
ABSTRACT
The Effect of Health Factor on WorkabilityThis is an analysis on the effects of health, socio-demographic and economic factors on physical labor mobility or workability. Health is represented by general, physical and socio-psychological health capacity, while physical labor mobility is reflected in respondent ability to the expend work quality or the decrease of work disturbances and time on work or time spend on the previous week, including time spent in side! ?extra" work (part time! ?moon lighting").

Data are processed from about 20,000 respondents, surveyed in to provinces in Indonesia: East Kalimantan and West Nusa Tenggara. East Kalimantan represents a resource rich province, with relatively high economic development; West Nusa Tenggara is relatively "poor" province, to represent a relatively poor in terms of resources and economic activity. Research approach is descriptive analytics i.e. frequency analytics and data is also processed with OLS procedure (SAS Packed Program, to discover relationship between physical labor mobility variable mentioned above and total health (including general health, physical and socio-psychological health), socio-demographic and economic variables.

Statistically, health factors are relatively strong determinants on work time and disturbances. One of those factors i.e. total health variable has positive effects on work time and quality, but has negative effect on work disturbances. It means total health variable supports time efficiency on work time, activity process quality and decreases work disturbances and affects indirectly on product quality. While disease or health disturbance quality and health experience variables have strong negative and positive effects on work time respectively but work disturbance has a strong positive responses with respect to the changes of disease or health disturbance quality and health experience variables. Therefore health factors support the capability of a relatively healthy labor to expend more work time and quality in one or more types of occupations.
1997
T7282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohman
Abstrak :
Penelitian dilakukan pada proses kerja industri informal menengah ke bawah di sentra pembuatan krupuk Desa Kenanga Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu, karena pada tahapan proses produksinya masih dominan menggunakan kegiatan manual handling. Tujuan dari penelitian yaitu menjelaskan tingkat risiko untuk dapat terjadinya masalah Musculouskeletal Symptoms (MSS) pada aktivitas pembuatan krupuk dibagian produksi dan memberikan masukan modifikasi atau rekayasa alat pada sarana kerja yang teridentifikasi menyebabkan pekerja melakukan postur yang berisiko sangat tinggi. Penelitian menggunakan desain penelitian cross sectional dengan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment ) untuk menilai terkait postur janggal, beban kerja, frekuensi dan durasi pekerjaan. Terdapat lima tahapan terkait aktivitas fisik pembuatan krupuk di bagian produksi, yaitu tahap 1.Pembuatan adonan, 2. Penggilingan adonan, 3.Pencetakan adonan, 4.Persiapan pemasakan dan 5.Pendinginan hasil pemasakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar tahapan memiliki tingkat risiko tinggi, kecuali pada aktivitas penggilingan adonan, dan tingkat risiko rendah terdapat pada aktivitas pencetakan adonan. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan secepatnya untuk meminimalisir aktivitas fisik yang mempunyai tingkat risiko tinggi sampai sangat tinggi, salah satunya dengan merubah penempatan alat atau sarana kerjanya. ...... The research was done at the informal industrial work middle to lower classes in sentra village of making chips Kenanga Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu, because at the stage of the proceedings its production still dominant use manual handling activities .The purpose of research that is explain the level of risk to be able to the occurrence of symptoms musculousceletals problems ( MSS ) on the activity of making chips to your the production and provide input modification or instrument in engineering work facilities identified were causing workers do posture are at risk of very high. The research uses a design research cross sectional with the methods REBA (Rapid Entire Body Assessment) to assess related to posture inelegant, workload, the frequency and duration of work. There are your five steps related to physical activity of making chips in production line, in the 1 .Making dough, 2. Grinding dough, 3. Printing dough, 4 .Cooking preparation and 5. the cooking results was placed. The results of research.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendry Azwar
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang faktor terjadinya risiko manual handling pada pekerjaan feeding katern di bagian penjilidan PT.PGC. Risiko manual handling merupakan salah satu unsur risiko ergonomi yang ada di tempat kerja yang berpengaruh terhadap kenyamanan, keselamatan, gangguan kesehatan dan produktivitas kerja. Penelitian ini adalah penelitian semi kuantitatif dengan menggunakan metode risk asssessment MAC (Manual Handling Assessment Chart) tools yang dimodifikasi menjadi risk assessment Gramedia of Printing. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat risiko manual handling pada pekerjaan feeding katern masuk dalam kategori perlu dilakukan investigasi dan tindakan perbaikan segera. Hal ini disebabkan oleh postur janggal (posisi badan membungkuk dan gerakan badan memutar), kendala rute, faktor lingkungan dan faktor psikososial. Dari hasil penelitian disarankan untuk melakukan rekayasa teknik di area produksi dan penyediaan peralatan pendukung serta rekayasa manajemen menyangkut kompetensi, penyediaan dokumen standar dan evaluasi pekerjaan. ......This thesis discussed the manual handling risk factors at feeding katern activities in section binding PT.PGC. The risk of manual handling is one element that is ergonomic risk in the workplace that affect comfort, safety, health problems and work productivity. This research was semi-quantitatively using asssessment risk MAC (Manual Handling Assessment Chart) tools are modified to be a risk assessment Gramedia of Printing. The results showed that the level of risk of manual handling at feeding katern activities into the category needs to be investigated and corrective action immediately. This is caused by awkward posture (bended posture and twisting body), obstacles en route, environmental factors and psychosocial factors. Advised of the research to conduct engineering in the area of production and provide support equipment, then in engineering management regarding competency, provision of standard documents and job evaluation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashton, Robert
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006
338.04 ACH bt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rijanto Tosin
Jakarta: Dinastindo, 1991
R 004 TOS m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
London: Sage, 1993
R 300.72 BAS
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Universitas Indonesia, 2006
R 378.053 UNI h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Arifatul Kholidah
Abstrak :
Penggunaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan setelah penerapan BPJS pada awal tahun 2014 harus sesuai dengan acuan yang berlaku secara nasional yaitu formularium nasional. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi pola penggunaan obat dan kesesuaianya terhadap formularium nasional di rumah sakit Y setelah penerapan BPJS pada bulan Januari hingga Maret 2014. Metode yang digunakan ialah metode potong lintang (cross-sectional). Obat diklasifikasikan dengan sistem Anatomical Therapeutical Chemical (ATC) dan dinyatakan kuantitasnya dalam satuan Defined Daily Dose (DDD). Kualitas penggunaan obat dinilai dengan analisis Drug Utilization 90% (DU 90%) dan kesesuaian dengan formularium nasional. Kuantitas penggunaan obat di rumah sakit Y pada bulan Januari hingga Maret cenderung meningkat. Penggunaan obat tiga terbanyak pada bulan Januari hingga Maret di rawat inap yaitu ketorolak, furosemid, dan deksametason. Penggunaan obat tiga terbanyak di rawat jalan pada bulan Januari hingga Maret yaitu amlodipin, lansoprazol, dan asam asetilsalisilat. Total penggunaan obat tiga terbanyak selama bulan Januari hingga Maret yaitu amlodipin, lansoprazol, dan asam asetilsalisilat. Jumlah jenis obat yang termasuk dalam segmen DU 90% bulan Januari yaitu 75 dari 266 jenis obat, Februari berjumlah 77 dari 255 jenis obat, dan Maret 75 dari 275 jenis obat. Persentase kesesuaian penggunaan obat terhadap formularium nasional sebesar 71,43%; 65,10%; dan 68,7% yang cenderung mengalami penurunan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kuantitas penggunaan obat di rumah sakit Y pada awal tahun 2014 cenderung meningkat tetapi kualitas penggunaan obat belum baik.
Drug use in health care facilities after the BPJS is applied in early 2014 must be appropiate to the national formulary. The purpose of this study is to evaluate the drug usage pattern and the adherence of drug use to the national formulary in Y hospitals after BPJS is applied in early 2014. The method that used is cross sectional method. Drugs classified by the Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) system and the quantity expressed in units of Defined Daily Dose (DDD). The quality was analysed by Drug Utilization 90% (DU 90%) and the adherence of drug use to national formulary. The quantity of drug use at Y hospital is increase. Top three of inpatient drug use in January to March are ketorolac, furosemide, and dexamethasone. While, top three of outpatient drug use in January to March are amlodipine, lansoprazole, and acetylsalicylic acid. The top three of total drug use are amlodipine, lansoprazole, and acetylsalicylic acid. The number of drug?s items that are included in DU 90% on January are 75 of the 266 drug?s items, in February amounted to 77 out of 255 drug?s items and in March 75 of the 275 drug?s items. Percentage of the adherence of drug use to the national formulary in January, February, and March are 71,43%; 65,10%; dan 68,7%. So, it can be concluded that the quantity of drug use in Y hospital in early 2014 increase but the quality of drug use has not been good.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S61137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindeman, Carol A.
Philadelphia: W.B. Saunders, 1999
610.73 LIN i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chin, Patricia
New York: McGraw-Hill, 1995
610.73 CHI f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>