Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wamela Nugyadanti
"Vincent van Gogh adalah seorang pelukis Belanda beraliran pascaimpresionisme. Karya lukisannya yang dikenal luas di antaranya adalah De Sterrennacht (1889) dan Korenveld met kraaien (1890). Kedua lukisan tersebut terkenal akan interpretasinya tentang gangguan psikologis yang diderita Van Gogh. Selain menghasilkan banyak karya lukisan, Van Gogh juga menulis surat-surat semasa hidupnya yang kemudian dianggap sebagai bagian dari karya sastra. Ia kerap berkorespondensi dengan orang-orang di sekitarnya seperti keluarga dan teman sesama seniman. Penelitian ini membahas surat-surat yang dituliskan oleh Vincent van Gogh dalam kurun waktu 09 Mei 1889–23 Juli 1890 ketika ia berada di Saint-Rémy-de-Provence dan Auvers-sur-Oise serta bagaimana narasi-narasi dalam surat-surat tersebut menggambarkan gangguan psikologis Van Gogh. Untuk menjawab hal tersebut, digunakan teori psikoanalisis dari Sigmund Freud. Pendekatan psikoanalisis yang digunakan dalam penelitian ini ditinjau melalui tiga unsur kejiwaan yaitui id, ego, dan superego. Unsur-unsur kejiwaan tersebut dikenal sebagai struktur kepribadian. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan struktur kepribadian dalam diri Van Gogh yang terbaca melalui surat-suratnya. Ketidakseimbangan struktur kepribadian tersebut berupa dominasi salah satu unsur kejiwaan atau kegagalan salah satu unsur kejiwaan dalam menjalankan perannya yang mengakibatkan Van Gogh mengalami gangguan psikologis.

Vincent van Gogh is a post-Impressionist Dutch painter. His famous paintings include De Sterrennacht (1889) and Korenveld met kraaien (1890). Both paintings are famous for their interpretations of Van Gogh's psychological disorder. In addition to producing many works of painting, Van Gogh also wrote letters during his lifetime which were later considered to be part of literary works. He often corresponds with the people around him such as family and friends of fellow artists. This study examines the letters written by Vincent van Gogh during the period 09 May 1889–23 July 1890 when he was in Saint-Rémy-de-Provence and Auvers-sur-Oise and how the narratives in these letters describe Van Gogh's psychological disorder. To answer this question, the psychoanalytic theory of Sigmund Freud is used. The psychoanalytic approach used in this study is reviewed through three psychological elements, namely the id, ego, and superego. These psychological elements are known as personality structures. The results of this study indicate an imbalance in the personality structure in Van Gogh which is read through his letters. The imbalance in the personality structure is in the form of the dominance of one psychological element or the failure of one of the psychological elements in carrying out its role which causes Van Gogh to experience a psychological disorder."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Sekar Ayu Alifah
"Konflik batin adalah salah satu unsur penting dalam membangun karakterisasi tokoh dalam karya sastra. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bentuk konflik batin yang dialami Jeng Yah dan Idroes Moeria sebagai tokoh utama dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teori yang digunakan merupakan teori konflik batin Kurt Lewin dengan pendekatan psikologi sastra. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat tiga tipe konflik batin yang dialami tokoh utama dalam novel Gadis Kretek, yaitu konflik mendekat-mendekat, konflik menjauh-menjauh, dan konflik mendekat-menjauh. Pada penelitian ini, konflik mendekat-menjauh merupakan konflik yang paling dominan. Konflik mendekat-menjauh tampak jelas ketika Jeng Yah harus mengubur cintanya demi keselamatan keluarga di tengah situasi politik yang mencekam. Konflik mendekat-menjauh juga menjadi signifikan dalam kehidupan Idroes Moeria ketika ia harus menghadapi dilema moral antara melanjutkan produksi kretek yang memiliki nilai perjuangan atau menghentikannya demi keselamatan keluarga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa konflik mendekat-menjauh lebih banyak muncul dalam penelitian ini karena situasi yang dihadapi oleh para tokoh utama, yaitu Jeng Yah dan Idroes Moeria sering kali mengharuskan mereka membuat keputusan yang melibatkan pilihan dengan konsekuensi baik (positive valence) dan buruk (negative valence).

Inner conflict is one of the key elements in building character development in literary works. This study aims to explain the forms of inner conflict experienced by Jeng Yah and Idroes Moeria as the main characters in the novel Gadis Kretek by Ratih Kumala. The method used in this research is a qualitative method. The theoretical framework applied is Kurt Lewin's theory of inner conflict, with a literary psychology approach. The findings of this study reveal three types of inner conflicts experienced by the main characters in Gadis Kretek: approach-approach conflict, avoidance-avoidance conflict, and approach-avoidance conflict. Among these, the approach-avoidance conflict is the most dominant. This type of conflict is evident when Jeng Yah is forced to bury her love for the sake of her family's safety amidst a tense political situation. The approach-avoidance conflict is also significant in Idroes Moeria's life, as he faces a moral dilemma between continuing the production of kretek, which symbolizes a spirit of struggle, or stopping it to ensure his family's safety. This study concludes that the approach-avoidance conflict appears more frequently because the situations faced by the main characters, Jeng Yah and Idroes Moeria, often require them to make decisions involving choices with both positive (positive valence) and negative (negative valence) consequences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library