Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atikah Aminy Vatin
Abstrak :
DSSC (dye-sensitized solar cell) adalah sebuah sel photovoltaic yang mampu mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Pada awal pengembangan DSSC, digunakan semikonduktor TiO2 dengan zat warna dari senyawa komplek rutenium. Walaupun DSSC tersebut sudah menghasilkan efisiensi yang baik, tetapi mulai banyak dilakukan pengembangan DSSC dengan zat warna alami karena lebih ramah lingkungan, murah, dan mudah didapatkan. Pada penelitian ini, digunakan fotoanoda TiO2 yang tersensitasi kombinasi ekstrak daun Manihot esculenta dan Ipomoea batatas sebagai ko-sensitasi, kemudian diuji kinerja fotoanoda tersensitasi zat warna alami tersebut dengan metode spektroelektrokima. TiO2 sudah berhasil disintesis dengan metode anodisasi menggunakan elektrolit etilen glikol (NH4F 0,3%, H2O 2%) pada potensial 40 V selama 45 menit, kemudian dikalsinasi pada temperatur 450°C selama 2 jam dengan laju kenaikan temperatur sebesar 2°C/menit. TiO2 hasil sintesis tersebut kemudian dikarakterisasi menggunakan SEM-EDS, XRD, FTIR, dan UV-Vis DRS. Dari hasil SEM didapatkan bahwa TiO2 yang disintesis memiliki morfologi nanotube dengan diameter rata-rata pori sebesar 53 nm. Sedangkan itu, pada hasil uji EDS didapatkan bahwa perbandingan atomik Ti:O adalah sebesar 1:2 dan pada hasil FTIR terdapat gugus Ti-O-Ti pada 821 cm-1 yang mana menandakan TiO2 sudah terbentuk. Dari hasil XRD, didapatkan bahwa TiO2 nanotube yang disintesis memiliki fasa anatase. Dengan menggunakan persamaan Tauc dan Kubelka-Munk pada hasil pengujian UV-Vis DRS, didapatkan band gap TiO2 hasil sintesis sebesar 3,21 eV. Akan tetapi, dari hasil pengujian aktivitas fotokatalitik TiO2 hasil sintesis dengan metode LSV dan MPA, TiO2 hasil sintesis belum menunjukkan respon arus terhadap cahaya UV yang baik dikarenakan terjadinya kebocoran cahaya visible pada saat dilakukan pengujian.
DSSC (dye-sensitized solar cell) is a photovoltaic cell that converts light energy into electrical energy. At the early development of DSSC, a TiO2 semiconductor is used with ruthenium dye compounds. Although the DSSC has produced a good efficiency, development continues to utilize natural dyes because it is more eco friendly, cheaper, and common. In this study, a TiO2 photoanode sensitized by combination of Manihot esculenta leaves and Ipomoea batatas as a co-sensitizer is utilized, then the dye sensitized photoanode's performance is examined with spectroelectrochemical method. The TiO2 has been synthesized by anodization method using etylen glicol (NH4F 0,3%, H2O 2%) in the potential of 40 V for 45 minutes, then calcinated at the temperature of 450°C for 2 hours with the temperature increase rate of 2°C/minutes. The synthesized TiO2 then characterized with SEM-EDS, XRD, FTIR, and UV-Vis DRS. From SEM characterization, it is known that the synthesized TiO2 has a nanotube morphology with the average pore diameter of 53 nm. While from EDS characterization, it is known that the atomic ratio of Ti:O is 1:2 and from FTIR characterization, there is a Ti-O-Ti peak at 821 cm-1, that indicates TiO2 has formed. From XRD characterization, it is known that the synthesized TiO2 nanotube has an anatase phase. Using Tauc and Kubelka-Munk equation to analyze the UV-Vis DRS characterization, the band gap of the synthesized TiO2 is known to be 3,21 eV. However, from the photocatalytic activity examination using LSV and MPA methods, the synthesized TiO2 has not shown a good current reponse to UV light due to the visible light leak during the examination.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi Maulana
Abstrak :
ABSTRAK
Korosi merupakan suatu proses degradasi material akibat interaksi dengan lingkungannya. Inhibitor korosi merupakan suatu zat yang dapat menghambat proses korosi. Bahan organik dipilih sebagai alternatif karena bersifat aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan. Penelitian ini merupakan studi tentang inhibitor korosi menggunakan senyawa organik yang dilakukan pada material baja API 5L di lingkungan larutan NaCl 3,5%. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari efek penggunaan campuran ekstrak daun sirsak dan ubi ungu sebagai inhibitor korosi dengan variasi konsentrasi. Ekstrak daun sirsak dan ubi ungu dipilih sebagai inhibitor korosi karena mengandung senyawa antioksidan yang dapat menghambat laju korosi. Pengukuran laju korosi dilakukan dengan menggunakan metode kehilangan berat dan polarisasi. Mekanisme terjadinya korosi diuji dengan menggunakan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) sementara karakterisasi dari material inhibitor organik dilakukan dengan menggunakan metode Fourier Transform Infra-Red (FTIR). Tipe ikatan kimia yang terbentuk di lapisan permukaan baja dianalisa dengan metode FTIR yang mengindikasikan adanya gugus fungsi karbonil (C=O) dan hidroksil (O-H) yang berkombinasi membentuk suatu lapisan. Di dalam larutan 100 mL NaCl 3,5%, penambahan ekstrak daun sirsak sebanyak 1 mL menghasilkan efisiensi inhibitor sekitar 73,38% (melalui pengujian polarisasi) dan di dalam larutan 520 mL NaCl 3,5%, penambahan ekstrak daun sirsak sebanyak 1 mL menghasilkan efisiensi inhibitor sekitar 50% (melalui pengujian kehilangan berat). Kemudian, penambahan ekstrak ubi ungu sebanyak 1-5 mL menyebabkan terjadinya penurunan efisiensi inhibitor. Ekstrak daun sirsak dan ubi ungu bekerja dengan membentuk suatu lapisan tipis yang mengendap (adsorpsi) pada permukaan logam sebagai lapisan pelindung yang dapat menghambat reaksi logam tersebut dengan lingkungannya. Mekanisme ini juga didukung dengan meningkatnya nilai tahanan polarisasi dari permukaan baja setelah ditambahkan inhibitor.
ABSTRACT
Corrosion is a degradation of the material due to its interaction with the environment. Corrosion inhibitor is a substance that can inhibit the corrosion process. The use of organic corrosion inhibitor become a new alternative to achieve that goal, it happen because the organic corrosion inhibitor is safe, cheap, biodegradable, and environmentally friendly. This research is the study of corrosion inhibitor using organic compounds for API 5L steel in 3.5% NaCl solution. This research was conducted to study the use of mixture of annona muricata leaves and purple sweet potato extracts as corrosion inhibitor with variable concentration. Annona muricata leaves and purple sweet potato extracts are selected as corrosion inhibitor because they contain antioxidant compounds that can inhibit the corrosion rate. Corrosion rate measurement method was conducted by using the weight loss and polarization methods. Corrosion mechanism was examined by Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) while the characterization of organic inhibitor material was carried out using the method of Fourier Transform Infra-Red (FTIR). The type of chemical bonds on the steel surface layer was analyzed by FTIR method which indicated the presence of functional groups carbonyl (C=O) and hydroxyl (O-H) which combined as film forming. In a solution containing 100 mL 3.5% NaCl, the addition of 1 mL annona muricata leaves extract resulted in approximately 73.38% inhibitor efficiency (using the polarization method) and in a solution containing 520 mL 3.5% NaCl, the addition of 1 mL annona muricata leaves extract resulted in approximately 50% inhibitor efficiency (using the weight loss method). Then, the addition of 1-5 mL purple sweet potato extract resulted the decreasing of inhibitor efficiency. Annona muricata leaves and purple sweet potato extracts work by forming a thin layer which settles (adsorption) to metal surfaces as a protective layer that can inhibit the reaction of the metal with its environment. This mechanism is also supported by the increased value of the polarization resistance of the steel surface after addition of inhibitor.
2014
S55381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Ismawati
Abstrak :
Berdasarkan data WHO tahun 2008, angka kematian di Asia Tenggara yaitu 14,5 juta, sekitar 55% atau 7,9 juta disebabkan oleh penyakit degeneratif. Paparan radikal bebas merupakan penyebab utama penyakit degeneratif. Radikal bebas dapat diatasi dengan penggunaan antioksidan. Salah satu sumber senyawa antioksidan alami adalah tanaman Mimusops elengi L dengan kandungan senyawa yaitu quercetin, hentriacontane, dan β-carotene yang diperoleh dari ekstrak daun Mimusops elengi L. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan daun Mimusops elengi L dalam ekstrak etanol. Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol. Variasi waktu ekstraksi yang digunakan adalah 15, 30, 45, 60 dan 75 menit. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (1,1 difenil-2-pikrilhidrazil). Hasil menunjukkan jika ekstrak etanol dengan variasi waktu ekstraksi 45 menit memiliki nilai aktivitas antioksidan tertinggi, dengan nilai IC50 yaitu 10,6. Nilai IC50 dari seluruh sampel uji variasi waktu ekstraksi tergolong antioksidan yang sangat kuat (nilai IC50 <50). ...... Based on WHO?s data, in 2008 the value of mortality in South-East Asia Region are 14.5 million, 7.9 million (55%) were due degenerative diseases. Free radicals are believed to be a major causes of degenerative diseas. Free radicals can be minimized with antioxidant. Mimusops elengi L is one of the plant that have potential as antioxidant such as quercetin, hentriacontane, and β-carotene which can be used to treat various disease. The main aim of this study is to evaluate the in vitro antioxidant (DPPH) for ethanolic extracts of Mimusops elengi L leaves. Extraction using reflux method by varying the extraction time 15, 30, 45, 60 and 75 minutes. 2,2?-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) are radical scavenging capacity for measuring the antioxidant capacity of Mimusops elengi L leaves extract. The optimal conditions for ethanolic extract recovery for 45 minutes with IC50 values were 10.6. All extraction conditions had significant effect (IC50<50) on the antioxidant capacities of Mimusops elengi L leaves extract. The results indicate that M. elengi leaves show weak antioxidant properties.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Judul penelitian ini adalah studi aktivitas antibakteri dari ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis) terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui potensi ekstrak daun sukun sebagai antibakteri. Penelitian diawali ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan tiga jenis pelarut yaitu metanol, etanol dan air, dilanjutkan uji fitokimia. Bakteri yang digunakan diisolasi dari jus melon yang selanjutnya diidentifikasi, diuji aktivitas antibakteri ekstrak daun sukun menggunakan metode difusi cakram dengan konsentrasi ekstrak 1000 ppm, 1500 ppm dan 2000 ppm; kontrol positif kloramfenikol dan kontrol negatif yaitu pelarut metanol dan etanol. Hasil ekstraksi ekstrak metanol berupa pasta berwarna hijau kehitaman sebanyak 3,5 gram (6,93%); ekstrak etanol berupa pasta berwarna hijau kehitaman sebanyak 3,42 gram (6,78%) dan ekstrak air berupa serbuk kecoklatan sebanyak 3,43 gram (6,77%). Hasil uji fitokimia ekstrak metanol dan etanol daun sukun mengandung golongan senyawa tanin, flavonoid, steroid dan saponin; ekstrak air daun sukun mengandung golongan senyawa saponin. Uji identifikasi bakteri pada jus melon diketahui bahwa bakteri termasuk spesies Pseudomonas aeruginosa. Hasil uji aktivitas antibakteri pada konsentrasi ekstrak daun sukun 1000 ppm, 1500 ppm dan 2000 ppm tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Kata Kunci : Daun sukun, aktivitas antibakteri, Pseudomonas aeruginosa
541 JSTK 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Hoppy
Abstrak :
Latar belakang: Gel ekstrak daun sirih memiliki kandungan tanin yang merupakan agen kromogenik yang dapat memberikan efek diskolorasi ekstrinsik pada email gigi. Tujuan: Mengetahui perbedaan pengaruh gel ekstrak daun sirih terhadap perubahan warna email gigi akibat. Metode: Delapan belas spesimen gigi premolar manusia dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan, yaitu aplikasi gel ekstrak daun sirih konsentrasi 15% (n=6), 25% (n=6), dan 35% (n=6), serta pengukuran nilai warna dilakukan tiap 1 bulan (5 kali aplikasi), 3 bulan (15 kali aplikasi), dan 6 bulan (26 kali aplikasi) menggunakan VITA Easyshade®. Perhitungan perubahan warna dilakukan dengan rumus CIEL*a*b*. Hasil: Dari uji statistik Repeated ANOVA, terdapat perbedaan perubahan warna yang bermakna antar lamanya aplikasi gel ekstrak daun sirih 1, 3, dan 6 bulan. Kesimpulan: Pengaplikasian gel ekstrak daun sirih dapat meningkatkan perubahan warna email gigi seiring dengan lamanya aplikasi.
Background: Gel with betel leaf extract contains tannin that a chromogenic agent which gives extrinsic discoloration effect on tooth enamel. Objectives: To determine the effect of gel with betel leaf extract to the color change of tooth enamel. Methods: Eighteen specimens of premolar teeth were divided into three groups, namely betel leaves extract gel application with concentrations of 15% (n=6), 25% (n=6), and 35% (n=6). The measurement of color value performed before application, 1 month (5 times of applications), 3 months (15 times of applications), and 6 months (26 times of applications) using VITA Easyshade®.The calculation of discoloration was calculated by the CIEL*a*b* formula. Result: From statistical test (Repeated ANOVA), there was a significant color change among length of betel leaf extract gel applications 1, 3, and 6 months. Conclusion : Application of betel leaf extract gel could increase the color change of tooth enamel along with the length of the application.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S44994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Indriwinarni
Abstrak :
ABSTRAK
Ekstrak daun waru (Hibiscus tiliaceus Linn.) secara empiris telah dikenal sebagai tanaman penyubur rambut dan mencegah kerontokan rambut. Pada penelitian ini, 1%, 2% dan 3% (%b/b) ekstrak daun waru diformulasikan dalam sediaan gel karena lebih mudah dibersihkan dan tidak lengket dalam penggunaannya dibandingkan salep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah formulasi gel tersebut memiliki stabilitas fisik, aktivitas pertumbuhan rambut dan aman untuk digunakan. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan pengamatan gel yang disimpan pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu rendah (4±2°C), suhu kamar (28±2°C), suhu tinggi (40±2°C) dan cycling test. Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilakukan dengan mengoleskan sediaan gel pada punggung tikus dan diukur panjang rambut pada hari ke-7 dan 14. Pada hari ke-21 dilakukan pengukuran panjang dan bobot rambut. Keamanan sediaan gel tersebut dilakukan dengan melakukan uji iritasi pada lengan atas bagian dalam manusia. Hasil penelitian menunjukkan kestabilan fisik pada penyimpanan suhu kamar (28±2°C), suhu rendah (4±2°C) dan cycling test. Selain itu, sediaan gel dengan kandungan ekstrak daun waru 3% memiliki aktivitas pertumbuhan rambut yang paling besar, sedangkan uji iritasi menunjukkan seluruh sediaan gel ekstrak daun waru tidak menimbulkan efek iritasi.
ABSTRACT
Waru leaves extract is widely used for hair growth and prevent of hair fall. In this research, 1%, 2% and 3% (%w/w) waru leaves extract were formulated in gel because it due to easier to clean and not sticky like ointment. This research was intended to figure out whether the gel had physical stability, hair growth activity and safe to use. The physical stability test including the storage at low temperature (4±2°C), room temperature (28±2°C), high temperature (40±2°C) and cycling test. The hair growth activity test was conducted by applying the gel on mice?s dorsal and the length measured on day 7 and 14. On the 21 th day, the length and weight of hair were measured. The safety of realted was tested by implemanting irritation test on human?s forearm. This research resulted that shown waru leaves gel 1%, 2% and 3% have physical stability with storage at low temperature (4±2°C), room temperature (28±2°C) and cycling test. Beside that, 3% concentration of waru leaves gel showed the best hair growth activity, while all kinds of gel were save to used.
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S934
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Indarwati
Abstrak :
Misalkan G adalah graf dengan himpunan simpul 𝑉 = 𝑉(𝐺) dan himpunan busur 𝐸 = 𝐸(𝐺). Suatu pemetaan harmonis 𝜆 merupakan pemetaan injektif dari 𝑉 ke 𝑍|𝐸| sedemikian sehingga ketika setiap busur 𝑥𝑦 diberi, diberi label dengan 𝜆∗(𝑥𝑦) = (𝜆(𝑥) + 𝜆(𝑦)) mod |𝐸|, menghasilkan label yang berbeda. Pada tesis ini, diberikan konstruksi pelabelan harmonis pada graf dayung amalgamasi 𝐴(𝑛) yaitu graf yang dibentuk dari operasi amalgamasi dari beberapa graf dayung dan konstruksi pelabelan harmonis pada graf daun amalgamasi 𝐷(𝑛) yaitu graf yang dibentuk dari operasi amalgamasi dari beberapa graf daun.
Let 𝐺 be a graph which consist of a set of vertices 𝑉 = 𝑉(𝐺) and a set of edges 𝐸 = 𝐸(𝐺). A harmonious labeling 𝜆 from 𝑉 to the 𝑍|𝐸| is an injective mapping such as when the edge 𝑥𝑦 is assigned label 𝜆∗(𝑥𝑦) = (𝜆(𝑥) + 𝜆(𝑦)) mod |𝐸|, then the edge labels are different. On this thesis is given the construction labeling harmonious of amalgamation of pedals graph 𝐴(𝑛), and given the construction of labeling harmonious of amalgamation of leaves graph 𝐷(𝑛).
2015
T45331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prayogo Wibisono
Abstrak :
Indonesia kaya akan sumber daya alam, terutama daun salam dan cengkeh yang telah terbukti memiliki memiliki sifat antioksidant yang tinggi. Sifat antioksidan ini dapat dimanfaatkan juga sebagai inhibitor korosi ramah lingkungan. Tujuan penelitian mempelajari dan menganalisa pengaruh penambahan ekstrak daun salam dan minyak cengkeh serta campuran keduanya sebagai inhibitor ramah lingkungan pada baja karbon API 5L grade B di larutan HCl 1M. Metode pengujian adalah uji polarisasi dan EIS dengan konsentrasi penambahan ekstrak berbeda, yaitu 13 ml/L, 26 ml/L, 40 ml/L dan 53 ml/L untuk tiap ekstrak dan konsentrasi ekstrak campuran 13 ml/L dengan perbandingan komposisi yaitu 1:1, 1:2, 1:3, 2:1 dan 3:1. Pengujian FTIR juga dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa aktif pada lapisan pelindung yang terbentuk. Hasil pengujian Polarisasi didapatkan efisiensi inhibitor tertinggi yang dari ekstrak daun salam adalah EI = 86.27 pada konsentrasi 53 ml/L dan dari minyak cengkeh adalah EI = 82.15 dengan laju pada konsentrasi 53 ml/L. Sementara itu pada ekstrak campuran dari daun salam dan minyak cengkeh didapat efisiensi inhibitor tertinggi EI = 91.51 dengan rasio pencampuran 1:2. Mekanisme inhibisinya diperkirakan secara fisik dan chemisorption. Pengujian FTIR diperkirakan lapisan senyawa aktif yang berperan sebagai lapisan pelindung pada permukaan sampel adalah Flavanoid dan Eugenol.
Bay leaf and clove oil are very abundant in Indonesia, and have been proven that they have antioxindant and anti aging effect. The antioxidant properties can be utilized as well as environmentall friendly corrosion inhibitor. The aim of this research is to study and analyze the effect of bay leaf extract and cloves oil and a mixture of both as an corrosion inhibitor. Electrochemical polarization test and EIS test were used ini measuring the inhibitor efficiency at a different concentration of extract i.e 13 ml L, 26 ml L, 40 ml L and 53 ml for each extracts, and 13 ml L for their mixture with a composition ratio of bay leaf extract to clove oil, 1 1, 1 2, 1 3, 2 1 and 3 1. The highest efficiency inhibitor of indonesian bay leaf extract was 86.27 at concentration 53 ml L and for clove oil extract obtained 82.15 at concentration 40 ml L. The addition of their mixture showed good interaction with efficiency inhibitor 91.51 at composition ratio 1 2. FTIR test result on sample which was immersed in HCl 1 M solution had identified primarily the presence of phenolic compound group tannin, flavanoid with bay leaf extract and eugenol compound on clove oil extract.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surajudin
Abstrak :
Penelitian daun sirih hijau sebagai antibakteri penyakit mastitis sapi perah telah dilakukan. Penelitian bertujuan daun sirih dapat sebagai pengganti antibiotik terhadap penyakit mastitis. Sebanyak 144 sampel susu mastitis dikoleksi dari daerah peternakan dataran rendah 250 m dpl, menengah 450 m dpl dan tinggi 720 m dpl. Bakteri diidentifikasi, diisolasi dan diuji daya antibakteri menggunakan ekstrak daun sirih konsentrasi 6,25; 12,5; 25 dan 50 b/v secara in vitro. Hasil yang diperoleh menunjukkan efektivitas ekstrak daun sirih konsentrasi 50 dibandingkan antibiotika komersial Lactaclox adalah berturut-turut 63,94; 66,23 dan 80,89 di dataran rendah, menengah dan tinggi. Secara in vivo, ekstrak daun sirih signifikan dapat menurunkan jumlah bakteri P.
Research an antibacterial green betel leaf of dairy cow against mastitis diseases have carried out. The aims of the study to examine the ability of extract leaf medicinal plant against bacterial mastitis at dairy farm in three level of altitudes lower 250 m, moderate 450 m and high land 720 m. Four concentrations of extract leaf were 6.25 12.5 25 , and 50 b v which be done in vitro. The results revealed that the effectiveness extract leaf high at 50 compare to the commercial antibiotics were 63.94 66.23 and 80.89 at low, moderate and high altitude, respectively. Moreover, in vivo study was resulted significantly different P.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T46869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Handojo
Abstrak :
Ekstrak daun mangkokan secara empiris banyak digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut. Pada penelitian ini, 2,5%, 5% dan 7,5% (b/b) ekstrak daun mangkokan diformulasikan dalam sediaan gel karena lebih mudah dibersihkan dan tidak lengket dalam penggunaanya dibandingkan salep. Pada penelitian ini ingin diketahui apakah sediaan gel tersebut memiliki stabilitas fisik dan aktivitas pertumbuhan rambut. Uji stabilitas fisik dilakukan pada suhu penyimpanan kamar (28° ± 2°C), suhu tinggi (40° ± 2°C), suhu rendah (4° ± 2°C) dan cycling test. Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilakukan dengan mengoleskan sediaan gel pada punggung tikus dan diukur panjang rambut pada hari ke-7 dan 14. Pada hari ke-21 dilakukan pengukuran panjang rambut dan bobot rambutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gel ekstrak daun mangkokan 2,5%, 5% dan 7,5% memiliki kestabilan fisik yang cukup baik dan sediaan gel dengan kandungan ekstrak daun mangkokan 7,5% memiliki aktivitas pertumbuhan rambut yang paling besar.
Nothopanax leaves extract is widely used for promoting hair growth. In this research, 2.5%, 5% and 7.5% (w/w) nothopanax leaves extracts were formulated as gel because it was easier to clean up and not that sticky as ointment. This research was intended to figure out whether the gel had physical stability and hair growth activity. The physical stability test was conducted at room temperature (28°±2°C), warm temperature 40°±2°C), cold temperature (4°±2°C) storage and cycling test. The hair growth activity test was conducted by applying the gel on rat?s dorsal and the length measured on the 7 th and 14 th day. On the 21st day the length and weight of hair were measured. The result showed that gel of nothopanax leaves extract 2.5%, 5%, 7.5% had enough physical stability and the 7.5% concentration of nothopanax leaves gel showed the most rapid hair growth.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S864
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>