Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Tabrani
"ABSTRAK
Perencanaan pembangunan daerah, dalam hal ini kabupaten dan kota, saat ini menjadi hal penting yang harus dilakukan dengan baik seiring dengan dilaksanakanannya otonomi daerah yang memberikan kewenangan besar kepada daerah untuk menentukan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan setiap daerah. Dalam melakukan kegiatan perencanaan pembangunan suatu daerah diperlukan alat yang baik untuk menganalisis mengenai daerah tersebut, khususnya dalam hal perekonomian. Untuk hal tersebut, alat Analisis Input-Output merupakan alat yang dapat dipergunakan untuk menganalisls kondisi perekonomian suatu daerah.
Analisis Input-Output memerlukan suatu tabel yang biasa disebut Tabel Input Output yang didalamnya berisikan informasi mengenai keterkaitan antar sektor yang terdapat dalam suatu perekonomian.
Dalam penyusunan Tabel input Output tersebut pada dasarnya terdapat beberapa metode yaitu metode survai, metode survai parsial dan metode tanpa survai. Metode survai dan metode survai parsial pada prinsipnya memerlukan sumber daya baik tenaga, waktu serta dana yang tidak sedikit untuk memperoleh data sehingga hal tersebut sering menjadi kendala bagi suatu daerah dalam menyusun Tabel input Output. Khusus untuk tingkat kabupaten maka hal tersebut menjadi lebih sulit lagi dibandingkan dengan penyusunan tingkat naslonal ataupun propinsi mengingat tingkat keterbukaan yang tinggi pada tingkat kabupaten sehingga menjadi kendala dalam pengumpulan data yang diperlukan.
Kondisi sebagaimana diutarakan diatas menjadikan metode tanpa survai sebagal alternatif yang dapat digunakan. Dalam metode tanpa survai ini, dengan menggunakan asumsi - asumsi yang diperlukan, maka yang dilakukan adalah penyesuaian terhadap koefisien input tingkat nasional menjadi koefisien input daerah. Koefislen input itu sendiri merupakan suatu jumlah input dari suatu sektor yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output sektor lainnya.
Dalam literatur disebutkan bahwa dalam prosedur penyesuaian terdapat pendekatan - pendekatan yaitu pendekatan location quotient dan pendekatan commodity balance. Sementara itu dalam pendekatan location quotient terdapat beberapa metode yaitu metode Simple Location Quotient (SLQ), Purchases - Only Location quotient (PLQ) dan Cross Industry Quotient (CIQ). Sedangkan dalam pendekatan commodity balance terdapat metode Supply-Demand Pool (SDP).
Terdapatnya beberapa metode dalam upaya penyesuaian koefisien input tersebut merupakan hal yang menarik untuk dianalisis serta dibandingkan hasilnya dimana diharapkan hasil dari analisis tersebut dapat memberikan masukan bagi pihak perencana dalam melakukan kegiatan penyusunan Tabel Koefisien Input yang merupakan bagian penting dari Tabel Input Output.
Untuk melakukan analisis sebagaimana disebutkan diatas maka dalam penelitian ini menggunakan salah satu kabupaten yang terdapat di propinsi Kalimantan Barat yaitu kabupaten Pontianak. Dengan demikian maka penyesuaian yang dilakukan adalah terhadap tabel koefisien Input propinsi Kalimantan Barat 1995 untuk disesuaikan dengan tingkat kabupaten Pontianak.
Untuk melakukan analisis dalam membandingkan hasil penerapan masing - masing metode tersebut digunakan analisis statistik dan analisis deskriptif. Analisis Statistik menggunakan alat analisis varian untuk memperoleh kesimpulan mengenai perbedaan yang terjadi dari hasil penerapan masing - masing metode. Sedangkan untuk analisis deskriptif dengan melakukan analisis terhadap peringkat sektor dan sebaran sektor. Disamping itu untuk melengkapi analisis yang dilakukan maka digunakan juga matrik pengganda yang merupakan kelanjutan dari koefisien Input. Dalam penelitian ini matrik pengganda, yang merupakan hasil dari penerapan masing - masing metode, digunakan untuk melihat dampak perubahan output sebagai akibat dari adanya perubahan permintaan akhir untuk investasi.
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan secara umum bahwa hasil dari penerapan metode SLO, PLO, CIO den SDP tidak berbeda jauh baik untuk koefisien input maupun untuk menghitung dampak perubahan output sebagai akibat adanya perubahan permintaan akhir untuk investasi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam upaya penyesualan koefisien input, penggunaan metode SLO adalah hal yang disarankan. Hal ini mengingat kesederhanaan metode penghitungan dan pengolahan datanya serta kebutuhan data yang tidak terlalu banyak yang mana masalah keterbatasan data merupakan kendala yang banyak ditemui di tingkat kabupaten."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfino Rinaldi Arief
"Kawasan Industri Maloy telah ditetapkan sebagai pusat industri berbasis pertanian kelapa sawit di Kalimantan Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan dari pembangunan kawasan industri tersebut terhadap perekonomian wilayah, serta menganalisis pola investasi terbaik berdasarkan pilihan alternatif skenario. Perkiraan jumlah nilai investasi dalam kurun waktu tahun 2012-2025 adalah sebesar Rp.21.534.028.560.000,- yang terdiri dari : pembangunan infrastruktur, pengembangan industri hulu dan hilir kelapa sawit, serta pengembangan komoditas kelapa sawit. Melalui metode analisis Input-Output, diperoleh hasil bahwa dampak total yang ditimbulkan dari investasi tahun 2012-2015 terhadap perekonomian Kalimantan Timur adalah peningkatan output sebesar 5,18%, peningkatan nilai tambah bruto sebesar 4,16%, peningkatan pendapatan masyarakat sebesar 4,42%, dan peningkatan tenaga kerja sebesar 17,34%. Terhadap 3 (tiga) skenario pola investasi, juga diketahui bahwa strategi dengan terus berfokus pada pengembangan sektor (21) industri makanan dan minuman serta sektor (25) industri pupuk, kimia, dan karet merupakan strategi yang paling menguntungkan bagi perekonomian Kalimantan Timur.

Maloy Industrial Area has been designated as a center of palm oil agriculture-based industry in East Kalimantan. The aim of this study is to analyze the economic impacts from Maloy industrial area development, and to analyze the best investment pattern based on alternative scenario choices. Estimated total value of investment within 2012-2015 is Rp.21.534.028.560.000,- consist of : infrastructure development, upstream and downstream palm oil industrial development, and palm oil commodity development. Through Input-Output analysis methods, result that the total impact from investments within 2012-2015 to East Kalimantan economy are 5.18% growth in output, 4.16% growth in gross value added, 4.42% growth in household incomes, and 17.34% growth in labor. There are three scenarios in investment pattern, where to continue focusing on food and beverage industry sector and fertilizers, chemicals, and rubber industry sector development are most beneficial strategies to East Kalimantan economy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chenery, Hollis B.
New York, NY: Wiley, 1964
338.018 CHE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chenery, Hollis B.
New York: John Wiley & Sons, 1959
339.23 CHE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Arief Prabowo
"Tahun 2005 industri pariwisata menjadi penyumbang devisa nomor 3 terbesar Indonesia dengan pendapatan sekitar $4.521,9 juta dan mempekerjakan sekitar 7 juta orang. Pendapatan tahunan industri pariwisata tumbuh sekitar 11% dalam 10 tahun terakhir. Peningkatan kedatangan wisatawan yang berdampak terhadap peningkatan belanja wisatawan berimplikasi terhadap peningkatan produksi pada sektor-sektor lainnya. Pada penelitian ini penulis mennggunakan metode inputoutput terbuka untuk menganalisa dampak ekonomi dari peningkatan permintaan akhir wisatawan terhadap efek pengganda output, pengganda pendapatan, dan pengganda tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan permintaan akhir sektor pariwisata sebesar 10% berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian nasional sebesar 0,32%, pendapatan masyarakat meningkat 0,87%, dan lapangan kerja meningkat 0,47%. Analisa keterkaitan ke belakang dan ke depan menunjukkan sektor restoran dan jasa hiburan, rekreasi, & kebudayaan swasta yang merupakan bagian dari sektor pariwisata memiliki nilai indeks di atas rata-rata. 3 sektor terbesar yang mendapat pengaruh dari meningkatnya
permintaan akhir pada sektor pariwisata adalah sektor jasa perdagangan, pakan ternak, dan beras. Saran kebijakan bagi pemerintah untuk memajukan sektor pariwisata adalah dengan memperbanyak penyelenggaraan MICE dan event olahraga berskala internasional, serta memperbanyak pergelaran kebudayaan daerah.

In 2005, tourism industry on Indonesia contribute 3th largest foreign exchange, earning around $4,521,9 million and employing around 7 million people. The tourism industry over last decade has grown at annual income of around 11%. The expansion on tourist arrival which generates more tourist expenditure, is likely to have implication for rise of production other industries. In this study, to analyze economic impact from the rise of tourism final demand, the author uses
an open input-output methods. Among the key findings are that a 10% increase in final demand tourism sectors in Indonesia will increase GDP by 0,32%, wage and salary will increase 0,87%, and employment will increase 0,47%. Backward and forward llinkage analysis aims restourant sector and government entertainment, recreation, & culture which parts of tourism sector have aboveaverage index point. 3 largest sector to be affected from the raise of final demand on tourism sector are trade sector, cattle feed, and rice. This study suggest Indonesia?s government to promote the tourism sector is to enhance and organize MICE events, international sport event, and produce more culture presentation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6691
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusumowati
"Perencanaan memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perekonomian Perencanaan mi pada dasarnya menunjukkan target pertumbuhan ekonomi yang dminginkan pemerintah Perencanaan harus didukung oleh sistim data serta perangkat analisa yang makin sempurna Para perencana membutuhkan data yang dapat dijadikan -indikator untuk berbagai pengukuran dan untuk dapat menghasilkan suatu rencana yang lebih baik dibutuhkan berbagam peralatan analisa dan model Salah satu peralatan yang sering digunakan adalah tabel Input Output.
Tabel Input Output memperlihatkan adanya hubungan dan keterkaitan antar sektor dalarn suatu perekonomian Dari hubungan in-i dapat disusun matniks myers Leontief yang merupakan dasar analisms pengganda dan daya penyebaran serta derajat kepekaan Manfaat utama dan analisms mi adalah untuk membuat prakmraan yang sangat berguna untuk perencanaan di bidang ekonomi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairy Soedarsono
"Harga minyak bumi dunia yang fluktuatif menyebabkan ketergantungan yang tinggi kepada sektor tersebut dapat menghambat pembangunan ekonomi Indonesia. Melihat kepada harga komoditi yang dihasilkan oleh sektor kehutanan relatif lebih stabil dan luas potensi hutan di Indonesia yang luas, maka agaknya perlu adanya perhatian terhadap sektor kehutanan untuk mendukung pembangunan ekonomi Indonesia.
Untuk itu dibentuk suatu model input-output yang dapat digunakan untuk melihat peranan dan dampak dari pembangunan sektor kehutanan pada periode yang lalu, yaitu selama periode kebijakan substitusi impor dan periode kebijakan orientasi ekspor, untuk merumuskan strategi pembangunan di sektor kehutanan pada masa mendatang.
Dari hasil penelitian, terlihat adanya peningkatan peran sektor kehutanan dalam perekonomian Indonesia dan di dalam sektor kehutanan sendiri terjadi pergeseran struktur produksi dari barang primer menjadi barang sekunder.
Selama periode kebijakan orientasi ekspor, pertumbuhan di sektor kehutanan relatif lebih daripada selama periode kebijakan orientasi ekspor. Demikian pula halnya dengan keterkaitan sektor kehutanan dengan sektor-sektor lainnya serta efek pengganda dari pertumbuhan sektor kehutanan terhadap perluasan lapangan pekerjaan.
Untuk lebih mengembangkan sektor kehutanan pada masa yang mendatang, penulis menyarankan perlunya perhatian terhadap investasi di sektor kehutanan, pengelolaan lingkungan hutan yang terpadu untuk menjaga kelestarian hutan dan penggunaan teknologi produksi yang lebih efisien di dalam industri-industri pengolahan hasil hutan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku yang berasal dari lingkungan hutan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Barlev
"Skripsi ini bertujuan meneliti sektor-sektor perekonomian Indonesia yang dapat dijadikan kunci bagi pemulihan ekonomi nasional. Indikatornya adalah sektor tersebut memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor-sektor lain, mampu menyerap tenaga kerja dan memiliki ketergantungan yang rendah terhadap impor. Model yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis Input-Output. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data Input-Output tahun 1990 dan 1995 terbitan Badan Pusat Statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor-sektor dengan keterkaitan yang tinggi terhadap pertanian memenuhi ketiga indikator tersebut di atas. Sektor-sektor tersebut mampu mendorong sektor-sektor lain, mampu menyerap tenaga kerja dan tidak tergantung terhadap barang impor. Hal ini berarti sektor tersebut tidak akan membebani keuangan negara jika dikembangkan. Sebaliknya, sektor-sektor yang tidak terkait dengan pertanian kurang mampu mendorong sektor-sektor lain dan menyerap tenaga kerja. Selain itu, ketergantungannya terhadap impor juga tinggi. Dengan demikian sektor-sektor tersebut tidak dapat dijadikan kunci bagi pemulihan ekonomi nasional. Jika ternyata sektor-sektor tersebut dipilih sebagai kunci maka perlu didukung dengan kebijakan-kebijakan lain seperti kredit dan subsidi. Selain itu, penelitian dan pengembangan juga perlu dilakukan. Di sisi lain, model Input-Output harus lebih sering digunakan dalam pembangunan terutama untuk perencanaan sektor. Selain itu, model ini juga dapat digunakan untuk identifikasi sumber daya. yang langka Oleh karena itu, penyusunan tabel Input-Output harus diupayakan baik secara nasional maupun regional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miernyk, Wiliam H.
New York: Random House, 1967
339.23 MIE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurkholis
"Kebijakan desentralisasi fiskal di Indonesia yang tercermin dalam Program Otonomi Daerah dimulai dengan diberlakukannya UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. UU No. 22/1999 yang pada intinya adalah azas dekonsentrasi berimplikasi adanya power/authority sharing antara pemerintah pusat dan daerah. Sedangkan UU No. 25/1999 yang merupakan cermin sebenarnya dari azas desentralisasi berimplikasi adanya pembagian sumber daya keuangan (nancial sharing) antara pemerintah pusat dan daerah. Pembagian sumber daya keuangan dengan memberikan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Sumber Daya Alam (SDA) ke pemerintah daerah dapat mengakibatkan meningkatnya kesenjangan fiskal antar daerah sehingga pemerintah pusat memberikan Dana Alokasi Umum (DAU). Dana ini bersifat block grant dan diberikan kepada daerah dengan menggunakan konsep fiscal gap yang bertujuan untuk memeratakan kemampuan fiskal antar daerah yang nantinya akan mengurangi tingkat kesenjangan ekonomi antar daerah. Model Interregional Input-Output (IRIO) atau Input Output Antar Daerah (IOAD) bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan desentralisasi fiskal terhadap perekonomian antar daerah yang meliputi ketergantungan antar sektor dan antar daerah, pertumbuhan, pemerataan, dan efisiensi (produktif dan alokatif) ekonomi daerah. Analisa dilakukan menggunakan shock variable dana transfer perimbangan yang berupa Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil SDA dan DAU dari pemerintah pusat yang diterima oleh pemerintah daerah sebagai satu paket variabel eksogen melalui pengeluaran pemerintah daerah (regional government expenditure) yang berupa pengeluaran untuk investasi dan konsumsi pada model IRIO untuk melihat optimalitas pelbagai kebijakan yang ada. Ukuran optimalitas kebijakan tersebut antara lain adalah peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi, penurunan tingkat disparitas antar daerah dan peningkatan tingkat efisiensi (produktif dan alokatif) ekonomi daerah. Analisa dilakukan dengan membagi perekonomian Indonesia menjadi 3 wilayah yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Daerah Lain (rest of Indonesia), dan 16 sektor ekonomi yaitu sektor tanaman pangan, sektor perkebunan, sektor peternakan, sektor kehutanan, sektor perikanan, sektor pertambangan, sektor makanan, minuman & tembakau, sektor tekstil, sektor industri kayu, sektor industri kertas & logam, sektor kimia, non logam, logam pokok dan migas, sektor listrik, gas & air, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, restoran, transportasi & komunikasi, sektor keuangan dan sektor jasa-jasa."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>