Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Hatta
Abstrak :
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terutama Pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di negara berkembang, sekitar 4 juta kematian disebabkan oleh penyakit ISPA terutama Pneumonia. Di kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan penyakit Pneumonia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dimana pneumonia menempati urutan teratas dalam sepuluh penyebab kesakitan yang mempunyai kontribusi sebesar 53,42 %. Sementara angka cakupan imunisasi campak masih relatif rendah (70 %, tahun 1998). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan imunisasi campak dengan kejadian pneumonia pada balita dan faktor risiko lainnya di kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan tahun 2000. Studi ini menggunakan desain kasus kontrol, dengan 141 sampel dimana kasus adalah balita umur 9-59 bulan, menderita pnemonia yang datang ke Puskesmas, sedangkan kontrol adalah balita umur 9-59 bulan yang datang ke Puskesmas, tetapi tidak menderita pnemonia ataupun ISPA. Data diperoleh dari basil wawancara dengan menggunakan kuesioner pada responden ibu balita dan dianalisa dengan analisis univariat, bivariat (Chi Square) dan multivariate (Logislic Regression). Hasil akhir uji multivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara imunisasi campak dengan kejadian pnemonia pada balita umur 9-59 bulan (DR= 2,307; p~,003 ). Dapat dikatakan bahwa risiko terkena pneumonia pada balita umur 9-59 bulan yang tidak diimunisasi campak 2,3 kali lebih besar dibandingkan dengan balita umur 9-59 bulan yang telah diimunisasi campak. Disamping variabel imunisasi campak ada 5 variabel lain yang mempengaruhi kejadian pneumonia di kabupaten OKU, sebagai berikut: Pendidikan ibu (OR=2,037; p=0,013), pengetahuan ibu (OR=2,364: p=0,005), polusi asap dapur (OR=2,99; p=0,002), kepadatan rumah (OR= 3,247; p= 0,0005) dan jarak ke sarana kesehatan (OR=0,43 1; p= 0,007). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan kepada pengambil keputusan guna lebih memberi perhatian kepada keluarga balita (9-59 bulan) yang belum diimunisasi campak, berpendidikan rendah, berpengetahuan rendah, keadaan rumah yang jelek (polusi asap dapur), rumah yang padat huni dan yang jauh dari pelayanan kesehatan. ......The Relationship Between Measles Imunization and Pneumonia Insidens on Underfive Years Old Children in Ogan Komering Ulu (Oku) District, South Sumatera, in 2000.The Acute Respiratory Tract Infection (ARI) especially pneumonia is main cause of morbidity and mortality on infant and under five years old children in developing countries. There are 4 million death caused by ARI especially pneumonia. In Ogan Komering Ulu (OKU) district, South Sumatera province, the pneumonia still became Community Health Problem. Pneumonia was the first rank of ten cause of morbidity that contributed 53,42 %, while the measles immunization coverage still low(70 %, year 1998). This study was conducted to know the relationship between measles immunization and other risk factors with pneumonia on under five years old children in OKU district, South Sumatera province in 2000. The study design used in this study is Cases Control, with cases are 141 children age 9 - 59 month children suffered from pneumonia who attending health center. While the control was taken from age 9-59 month children without the diseases, who attending the some Health Center. The data was collected by interviewed from the children's mother using questioner. The analysis method of univariate, bivariate (Chi Square) and multivariate (logistic regression) was used in the study. The result of the study show that a statistical significance association between measles immunization with pneumonia on 9-59 month children (p= 0,003 ; 0R=2,307). It can be said that pneumonia risk on under five years old children without measles immunization arc 2,3 time larger than that of under five years old children with measles immunization. Beside measles immunization, there are 5 other variables that also associated with pneumonia risk in OKU district such as: mothers education(UR=2,307; p=0,013), mothers knowledge (OR=2,364; p=0,005), kitchens smoke pollution (OR= 2.99: p=4.002). house density(OR=3,247;p= 0,000) and the house distance to health services(CR=0,431; p=O,OO7. Based on the study result, it was suggested that the policy maker have to pay more attention to family with under five years old children who have not gotten yet the measles immunization, whose mother has low education, and low knowledge, who have bad condition and has high density of house, and whose house long far from health services.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar H. Martadinata
Abstrak :
Masalah utama penelitian adalah belum diketahui bagaimana pengelolaan program imunisasi TT ibu hamil di Puskesmas Kabupaten OKU Sumatera Selatan dalam upaya pencapaian cakupan. Penelitian dilakukan terhadap pengelolaan program imunisasi di Puskesmas Kabupaten OKU Sumatera Selatan dalam upaya pencapaian cakupan imunisasi TT pada ibu hamil. Ruang lingkup penelitian adalah pengelolaan program imunisasi TT ibu hamil di Puskesmas yang meliputi Perencanaan, Pelaksanaan, Koordinasi, Pencatatan dan Pelaporan, Pemantauan serta Evaluasi. Penelitian bersifat kualitatif dengan melakukan studi kasus di 4 Puskesmas untuk menjaga validitas data maka digunakan Metode Triangulasi yaitu Triangulasi Sumber dan Triangulasi Metode. Hasil penelitian menyatakan bahwa perencanaan kebutuhan vaksin TT ibu hamil di Puskesmas Kabupaten OKU Sumatera Selatan dilakukan oleh pihak Puskesmas. Perencanaan kebutuhan vaksin TT ibu hamil di Puskesmas berdasarkan jumlah sasaran dan target cakupan masing masing Puskesmas. Jadi seharusnya perencanaan kebutuhan vaksin TT ibu hamil dilakukan masing-masing Puskesmas sebagai unit pelayanan imunisasi sehingga kebutuhan vaksin sesuai dengan jumlah sasaran dan target cakupan dari masing masing Puskesmas. Kebutuhan cold chain di Puskesmas Kabupaten OKU Sumatera Selatan cukup memadai baik sarana penyimpan vaksin maupun pengangkut vaksin. Adanya Puskesmas di Kabupaten OKU Sumatera Selatan dengan frekuwensi dan pengeluaran vaksin TT ibu hamil lebih dari I kali sehari, sehingga memungkinkan menurunnya potensi vaksin yang lain. Pemantauan program imunisasi TT ibu hamil di Puskesmas Kabupaten OKU Sumatera Selatan hanya dilakukan melalui PWS atau Pemanatau Wilayah Setempat tanpa adanya supervisi atau pembinaan dari pihak Kabupaten. Evaluasi program imunisasi TT ibu hamil di Puskesmas juga dilakukan hanya melalui data primer sehingga evaluasi dilakukan terhadap tingkat cakupan tanpa analisa Puskesmas dengan cakupan rendah. Adanya droup out imunisasi TT ibu hamil, artinya terdapat ibu hamil dengan imunisasi TT yang tidak lengkap sehingga tidak bermakna dalam pencegahan Tetanus Neonatorum. Imunisasi TT ibu hamil diberikan sebanyak 2 kali selama kehamilan dengan selang waktu minimal 4 minggu. Angka rata-rata pencapaian cakupan imunisasi TT ibu hamil di Puskesmas Kabupaten OKU Sumatera Selatan dalam kategori rendah sehingga tidak bermakna dalam pencegahan Tetanus Neonatorum. Puskesmas harus meningkatkan pengelolaan program imunisasi TT ibu hamil guna pencapaian cakupan yang tinggi. Pengetolaan program imunisasi TT ibu hamil di Puskesmas meliputi Perencanaan, Pelaksanaan,-Koordinasi, Pencatatan dan Pelaporan, Pemantauan Berta Evaluasi. ......Managerail Role of the TT for Pregnancy Immunization Programs in the Public Health Care Centre of OKU Regency South Sumatera ProvinceThe main problem of the research is unknown how to manage the immunization program in the public health care centre of OKU regency South Sumatera Province in achieving the scope of the IT immunization for pregnancy_ The scope of the research is how to manage the immunization grogram in the public health care centre in achieving the scope of the IT immunizationfor pregnancy that are consisting of planning, implementating, coordinating, recording, reporting, observing and evaluating. The qualitataive research is done by taking case study in four public health care centres_ To maintainihe validity-of the-data; we-have-to-take-the-triangulationrnethods, they are the resource and the method triangulations. The result of the research told that the planning of the TT vaccination necessities for pregnancy in the public health care centre of OKU regency South Sumatera Province are done by regency official. The planning of the IT vaccination necessities in the public health care centre is based on the number of the object and the target of each public health care centre scope. The planning of the vaccination necessities for pregnancy in care public health care centre is done by each public health care centre as an immunization service unit, so the vaccination necessities are in accorded with the number of the object and the target from each public health care centre. The necessities of the cold chain in the public health care centre of OKU regency South Surnatera Province are provided enough as a vaccination keeper or carrier. The existence of the public health care centre in of OKU regency South Sumatera Province with the frequency and the using of the TT vaccination for pregnancy is more than once a day, so it may reduce the potencies of the other vaccinatins. The observation of the TT vaccination programs for pregnancy in the public health care centre of OKU regency South Sumatera Province is done through local area observation only without using supervision or guding from the regency side. The evaluation of the TT immunization for pregnancy in the public health care centre is also carried out through primary data only, so evaluation is done on the scope level without analizing, especially the public health care centre with low scope. The dropping out of the TT immunization for pregnancy shows that there are some pregnant women with uncompleted TT immunization, so it won't give anything in preventing Tetanus Neonatorum. The TT immunization for pregnancy is given twice during pregnancy given after four weeks months since the in each giving. The mean of the scope achievement of the immunization for pregnancy in the public health care centre of OKU regency South Sumatera Province is in the low category, so it won't give anything in preventing Tetanus Neonatorum_ The public health care centre should improve the management of the TT immunization programs--for pregnancy in the public health care centre are consisting of planning, implementating, coordinating, recording, reporting, observing and evaluating.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Subagio
Abstrak :
Tujuan pembangunan kesehatan menuju visi " Indonesia Sehat 2010 " adalah meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya rnasyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan lingkungan yang sehat. Dimana salah satu program unggulannya adalah Program Pencegahan Penyakit Menular (P2M) termasuk imunisasi. Departemen Kesehatan menetapkan suatu indikator cakupan imunisasi terutama untuk Universal Child Immunitation (UCI) desa adalah 100 % tahun 2000. Di Kabupaten Pelalawan terdiri 10 kecamatan dan memiliki 88 desa, dari jumlah desa tersebut ternyata yang belum mencapai UCI adalah 38 desa atau sekitar 43,2 %. Masih banyaknya desa - desa yang belum mencapai UCI ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah manajemen Puskesmas khususnya manajemen program imunisasi, faktor petugas, pemakai dan faktor eksternal. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang fungsi manajemen Puskesmas yang terdiri dari Perencanaan (P1), Penggerakan Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) dalam program imunisasi serta hal-hal yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan fungsi manajemen Puskesmas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap informan penanggungjawab program imunisasi, kepala tata usaha dan Kepala Puskesmas pada Puskesmas Pkl. Kerinci dan Puskesmas Ukui serta Kepala seksi imunisasi Dinas Kesehatan. Sebagai triangulasi menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metoda. Pengolahan data dibuat dalam bentuk matriks yang diperoleh dari transkrip wawancara mendalam. Analisis yang dilakukan adalah analisis isi, yaitu analisis sesuai topik atau masalah dan setiap wawancara dibagi menjadi kategori topik. Peneliti membaca hasil wawancara dan identifikasi beberapa topik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman informan mengenai perencanaan sudah cukup baik. Sebagian besar informan menganggap bahwa kegiatan perencanaan adalah sangat penting dan bermanfaat. Dari telaah dokumen, ternyata Puskesmas Pkl.Kerinci memiliki dokumen perencanaan yang lebih lengkap dibanding Ukui. Pemahaman informan di kedua Puskesmas tentang lokakarya mini masih sangat sederhana sekali dan belum mengerti betul sebagaimana yang tercantum dalam pedoman lokakarya mini yang dimaksud oleh Depkes. Diketahui juga bahwa kedua Puskesmas tidak melaksanakan lokakarya mini. Informan kedua Puskesmas juga berpendapat bahwa kegiatan pengawasan, pengendalian dan penilaian sangat perlu. Dari telaah dokumen terlihat Puskesmas Pkl.Kerinci memiliki dokumen stratifikasi yang lebih lengkap dibanding Puskesmas Ukui. Pembinaan dari Dinas Kesehatan dalarn rangka melaksanakan manajemen Puskesmas masih kurang terutama pada Puskesmas Ukui yang letak geografinya tidak mendukung, tenaga dan sarana kurang, Terlihat bahwa fungsi manajemen Puskesmas berpengaruh terhadap hasil cakupan program imunisasi. Disarankan agar Dinas Kesehatan dapat meninjau pelaksanaan manajemen Puskesmas secara cermat, meninjau kebijakan tentang kegiatan lokakarya mini Puskesmas yang tidak dilaksanakan dan meningkatkan frekuensi supervisi dan bimbingan pada petugas kesehatan di Puskesmas khususnya mengenai pelaksanaan fungsi manajemen Puskesmas dalam program imunisasi.
The Study of Management Function of Public Health Center in Immunization Program in Palalawan District - Riau 2003The goal of health development in the vision of "Healthy Indonesia 2010" is to increase the awareness and eagerness of living healthy for every one in order to obtain the optimum level of public health which is characterized by the community and nation living in healthy behavior and environment. One of the famous program is Prevention from Communicable Disease (PCD) including immunization. The Ministry of Health has determined an indicator of immunization coverage mainly Universal Child Immunization (UCI) villages that is 100 % in 2000. The District of Palalawan has 10 sub districts and 88 villages. Thirty three from the villages or 43.2 % not reaching UCI yet. It can be caused by several factors such as Public Health Center management especially management of immunization program, staff, user, and external factor. This research was conducted to obtain information about management function of Public Health Center that involves Planning (P), Implementation (I), Supervision (S), Control (C) and Assessment (A) in the program of immunization and other driving and constraint factors in the implementation of management function of Public Health Center. This research applied qualitative approach by using in-depth interview to the informants administering immunization program, the administrational head and the heads of Pkl. Kerinci and Ukui Public Health Centers, and the head of Immunization Section in the District Health Office. As a triangulation, it used source and method triangulation method. Data processing were made in form of matrix that were acquired from in-depth interview. The analysis made was a content analysis, and in each interview is devided in in categoral topics. The writer read the result of interview and identify topics. The result of the research showed that the understanding of informants about planning was well enough. Most of them considered that planning is very important and useful. From the document studies, it was known that the Public Health Center of Pkl. Kerinci has more complete planning document than Ukui. The informants' understanding in the both centers about mini workshops is still very limited and they do not really understand the guidance as expected by the Distric Health Office. It was also known that both centers did not carry out the workshop. Informants from the both centers expressed that supervision, control and assessment is necessary. Development program from Health Office about the implementation of Public Health Center Management was still limited, especially in Ukui Health Center, which geographically was located in a very not supporting area, where its staff and facilities was still limited. It is found that the center's management function may affect the coverage result of immunization program. It is suggested to the District of Health Office to evaluate the implementation of the Center's management, the Center's policy about not conducting mini workshop and to increase the frequency of supervision and guidance to the health personnels in the Center especially about the implementation of the Center's management functions in immunization program.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husni Jamarin author
Abstrak :
Pada hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga 1985, ditemukan bahwa 30 persen kematian bayi yang terjadi disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan diantaranya 40 persen kematian bayi ini diperkirakan karena tetanus. Tetanus neonatorum merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi. Namun sebenarnya penyakit ini dapat dicegah dengan dua dosis imunisasi tetanus toxoid yang diberikan kepada ibu hamil, dimana dosis gandanya sudah dapat memberikan perlindungan terhadap bayinya sebesar 80 % terhadap penyakit tetanus neonatorum. Ibu hamil "eligible" adalah ibu hasil yang datang ke Puskesmas yang belum mendapatkan imunisasi. TT1 atau TT2. Ada beberapa hal yang mempengaruhi pencapaian cakupan imunisasi tetanus toxoid (TT) ibu hamil antara lain: missed opportunity (MO) yaitu hilangnya kesempatan mendapatkan vaksinasi tetanus toxoid bagi ibu hamil yang telah datang ke Puskesmas dengan alasan apapun. Dari penelitian data sekunder Juli 1991-Januari 1992 di Jakarta Timur (Husni Jamarin, 1992), didapatkan bahwa "missed opportunity" (MO) imunisasi TT ibu hasil adalah 22.5 persen; hasil ini tidak merata disetiap Puskesmas. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor/ karakteristik dari ibu hamil dan faktor yang terdapat pada petugas Puskesmas yang berhubungan dengan kejadian "missed opportunity" didaerah ini. Data ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh petugas yang telah dilatih sebelumnya. Jenis penelitian ini adalah cross sectional, dengan menganalisa hubungan variabel bebas dan variabel tergantung kemudian dilihat besarnya odds ratio yang terjadi. Unit analisa adalah ibu hamil "eligible" yang datang kesebelas Puskesmas Kelurahan di Kecamatan Duren Sawit. Sampel yang diperoleh dari hasil penelitian ini sejumlah 277 orang (ibu hamil "eligible") yang berkunjung ke Puskesmas. Dari penelitian ini didapatkan bahwa ditemukan kejadian "missed opportunity" di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit sebesar 54.5 %. Setelah dianalisa, ditemukan bahwa faktor yang mempengaruhi timbulnya kejadian MO ini adalah: faktor karakteristik dari ibu hamil yang menolak vaksinasi TT dengan alasan kehamilan muda (38.9%), takut suntik TT (27.8%), terburu-buru dan ada tanda-tanda keguguran (16.7%). Dari faktor petugas puskesmas yang menolak vaksinasi TT dengan alasan bukan hari pelayanan imunisasi TT (35.2%), kehamilan muda (33.3%), bumil sakit (11.1%) dan lain-lain (20.5%). Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada Sudinkes Jakarta Timur untuk meningkatkan cakupan imunisasi TT dan meurunkan kejadian MO dengan merumuskan intervensi didaerah ini dalam bentuk Plan of Action (POA). Saran berikutnya menggiatkan pelaksanaan sistem skrining guna memperbesar cakupan imunissi TT dan sekaligus menurunkan kejadian MO. Selain itu perlunya supervisi yang ketat guna mencegah tingginya kejadian MO secara dini.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Alamsjah
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan PWS Berta pengaruh PWS terhadap peningkatan cakupan imunisasi di D.K.I. Jakarta selama tahun 1990 dan 1991. Sumber data untuk penelitian ini adalah data primer yang diambil dengan wawancara dan data sekunder yang berupa hasil cakupan imunisasi (aksesibilitas, kelengkapan, ketidaksinambungan imunisasi ), catatan buku biru, buku PWS. Jumlah puskesmas yang diambil pada tahun 1989 adalah 299 buah , pada tahun 1990 adalah 306 buah dan pada tahun 1991 adalah 307 buah ; jumlah ini diluar puskesmas yang ada di Kepulauan Seribu. Dalam penelitian ini digunakan tabulasi silang , analisa stratifikasi. Disamping itu juga digunakan analsis regresi logistik ganda, untuk mengetahui besarnya pengaruh setiap faktor yang diteliti dengan mengendalikan semua faktor lain yang ikut mempengaruhi asosiasi tersebut. Dari hasil analisa data diperoleh hasil bahwa PWS bermanfaat didalam peningkatan proporsi puskesmas yang dapat mencapai target aksesibilitas dan kelengkapan imunisasi selama tahun 1990 dan 1991, juga peningkatan proporsi puskesmas dengan ketidaksinambungan ringan selama tahun 1990 dan 1991. Dengan adanya penelitian ini dapat diketahui :
1.Pemantauan Wilayah Setempat di D.K.I. telah melembaga.
2.PWS bermanfaat didalam peningkatan proporsi puskesmas yang dapat mencapai target aksesibilitas dan kelengkapan imunisasi selama tahun 1990 dan 1991, juga peningkatan proporsi puskesmas dengan ketidaksinambungan ringan selama tahun 1990.
3.PWS merupakan alat manajemen sederhana yang praktis yang harus dimanfaatkan oleh jajaran kesehatan secara melembaga dalam semua siklus pengambilan keputusan untuk memantau penyelenggaraan program imunisasi.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadewi
Abstrak :
Imunisasi dasar adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan khusus terhadap penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, poliomielitis dan campak kepada anak umur 0-12 bulan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu Intervensi kesehatan yang berdaya ungkit besar terhadap penurunan angka kesakitan dan angka kematian bayi dan anak. Cakupan imunisasi menurut SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 1991, 27,9 persen anak terimunisasi lengkap dan 36,6 persen tidak mendapat imunisasi. Salah satu penyebab masih rendahnya status kelengkapan imunisasi dasar anak, karena perilaku kesehatan ibu. Dilakukan analisis data SDKI tahun 1991. Untuk mempelajari besar hubungan antara beberapa faktor perilaku kesehatan ibu dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak umur 12-24 bulan. Analisis statistik dilakukan dengan uji Regresi Logistik, secara sederhana dan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor perilaku kesehatan ibu, meliputi pemeriksaan kehamilan (ANC), penolong persalinan oleh dokter/bidan, pemberian Air Susu lbu (ASI), kesertaan Keluarga Berencana (KB) dan pencarian pengobatan pada sarana pelayanan kesehatan sangat erat hubungannya dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak. Hubungan beberapa perilaku kesehatan ibu dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak dipengaruhi juga oleh pendidikan ibu, pendidikan suami, pekerjaan suami dan kontak ibu dengan media komunikasi (radio/tv, koran). Selain itu ada perbedaan risiko antara ibu yang ANC dan ibu yang tidak ANC berdasarkan tempat tinggal di desa terpencil, desa, kota (kumuh) dan kota besar terhadap status kelengkapan imunisasi dasar anak. Ternyata ibu-ibu yang tinggal di desa terpencil yang ANC sekitar 4 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Pada ibu-ibu yang tinggal di desa yang ANC sekitar 3 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Ibu-ibu yang tinggal di kota yang ANC sekitar 33 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Sedangkan ibu-ibu yang tinggal di kota besar sekitar 4 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Untuk meningkatkan status kelengkapan imunisasi dasar anak, maka perlu ada intervensi pada beberapa faktor perilaku kesehatan ibu, terutama pada desa terpencil dan kota (kumuh).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T6402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cesylia Ananda Putri
Abstrak :
Cakupan imunisasi dua Puskesmas yaitu Puskesmas Cisauk dengan data cakupan imunisasi DPT/HB/hib (87%) dan Puskesmas Suradita (104%), pada tahun 2018 terdapat 7 kasus KLB difteri yang tersebar di Kelurahan Suradita, Cibogo, Cisauk dan Dangdang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan kepatuhan ibu dalam mengimunisasikan pentavalen dasar. Metode: Jenis penelitian yang digunakan dengan rancangan cross sectional di wilayah Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang pada bulan Mei-Juni 2019. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki yang memiliki baduta usia 4-24 bulan. Penarikan sampel menggunakan multistage sampling dengan besar sampel 250 orang. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner yang telah teruji validitas dan reabilitas. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square dan multivariate dengan regresi logistik ganda. Hasil: Variabel yang berhubungan dengan kepatuhan adalah dukungan suami, persepsi hambatan dan keterpaparan informasi. Dukungan suami merupakan variabel yang paling dominan. ......Immunization coverage (UCI) in Cisauk Subdistrict, Tangerang Regency in 2018 has reached the 100% target where the Cisauk Subdistrict area has two Primary health center there is Cisauk Health Center with DPT / HB / hib immunization coverage data (87%). and Suradita primary Health Center (104%), in 2018 there were 7 cases of diphtheria outbreaks spread in Suradita Village, Cibogo, Cisauk and Dangdang. Methods: Observational analytic method with cross-sectional approach was used in this study. The research sample was 250 respondents who were in the Cisauk District of Tangerang Regency with a total sampling method. Data collection by interview and observation. Data analysis using univariate and bivariate. Results: he multivariate test results from this study found that the most dominant variables related to maternal obedience were OR = 9.355 (95% CI = 3.868-22.62). It can be interpreted that the low husband's support is 9,355 times not obedient in basic pentavalent immunization
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Rosi Vela
Abstrak :
Indikator yang diukur untuk menilai kinerja pelaksanaan imunisasi di Indonesia berdasarkan Renstra Kemenkes RI adalah pencapaian imunisasi dasar lengkap (IDL) sedangkan indikator programnya adalah pencapaian universal child immunization (UCI). Pencapaian indikator IDL Kabupaten Kapuas pada tahun 2017 sebesar 62% di mana selisih ada selisih 26,4% dari target Renstra Kemenkes RI 2015-2019 sebesar 95%. Pencapaian indikator UCI desa/kelurahan Kabupaten Kapuas Tahun 2017 sebesar 32,2% dan ada selisih 62,8% dari target UCI berdasarkan RPJMN sebesar 95%. Tesis ini bertujuan untuk membahas kinerja implementasi kebijakan terkait pencapaian indikator imunisasi dasar lengkap (IDL) dan Universal Child Immunization (UCI) tahun 2018 di Kabupaten Kapuas. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus yang dilaksanakan di 6 puskesmas yang berada di kabupaten Kapuas. Jumlah informan dalam penelitian ini ada 34 informan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi melalui telaah dokumen dan kemudian dilakukan analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang sudah berjalan dengan optimal adalah karakteristik badan pelaksana dan standar dan tujuan kebijakan, sedangkan yang belum berjalan dengan optimal adalah kinerja implementasi kebijakan, komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksana, sumber daya (SDM, anggaran, insentif, sarana dan prasarana), dukungan lingkungan sosial, ekonomi, dan politik. Sehingga dapat disimpulkan kinerja implementasi kebijakan terkait pencapaian indikator imunisasi dasar lengkap (IDL) dan Universal Child Immunization (UCI) di Kabupaten Kapuas tahun 2018 kurang optimal sehingga diperlukan upaya perbaikan untuk meningkatkan pencapaian IDL dan UCI di tahun berikutnya. ......Indicator that used to measure the performance of immunization in Indonesia based on the Strategic Planning of Health Minister of Republic Indonesia is Complete Basic Immunization (CBI) achievement and indicator that used to measure the immunization program is Universal Child Immunization (UCI) achievement. The indicator achievement of CBI of Kapuas Regency in 2017 was 62.0%. It had difference of 31% from the target of Strategic Planning of Health Minister of Republic Indonesia in 2015-2019 of 93%. The indicator achievement of UCI of Kapuas Regency in 2017 was 32.2% and it had difference of 62.8% from the target based on the Strategic Planning of 95%. This manuscript aims to discuss the performance of policy implementation regarding indicator achievement of Complete Basic Immunization (CBI) and Universal Child Immunization (UCI) in 2018 at Kapuas Regency. This research is a qualitative research with case study design at 6 Puskesmas in Kapuas Regency. Total informants in this research are 34 informants. The primary data collection is done by deep interview and observation through documents review and then analyze of qualitative data. The result of this study indicate that have not run optimally are standard and policy objectives and characteristics of the implementing agency, while those that have not run optimally are performance of policy implementation, inter-organization communication and implementing activities, resources (human resources, budgets, incentives, facilities and infrastructures), support of social, economic, and politic environment. So, the conclusion is the performance of policy implementation regarding to indicators achievement of Complete Basic immunization (CBI) and Universal Child Immunization (UCI) at Kapuas Regency in 2018 have not run optimally so improvement efforts are needed through to improve the achievement of CBI and UCI of Kapuas Regency in next year.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Hariyanti
Abstrak :
Pneumonia adalah pembunuh utama Balita di dunia, lebih banyak dibandingkan penyakit lain seperti AIDS, Malaria dan Campak. Survei kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992, 1995, 2001 menunjukkan bahwa Pneumonia adalah penyumbang terbesar pada kematian bayi dan balita. Berdasarkan laporan Riskesdas 2007, menyebutkan prevalensi Pneumonia di DKI berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan rtesponden sebesar 1,67%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan imunisasi campak dengan kejadian pneumonia pada balita usia 12-59 bulan setelah dikontrol covariat (umur, jenis kelamin, Berat badan lahir, ASI exclusive, pendidikan, pemberian vitamin A, kepadatan hunian, ventilasi, dan adanya perokok didalam rumah). Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei sampai dengan Juli di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta tahun 2010. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Kasus adalah balita usia 12-59 bulan yang menderita pneumonia. kontrol adalah balita usia 12-59 bulan yang tidak menderita pneumonia. Dalam penelitian ini sampel sebanyak 220 (kasus 110 dan control 110). Data dianalisis dengan analisis univariat, bivariat, dan multivariate dengan uji regresi logistic ganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara imunisasi campak dengan pneumonia pada balita. Anak yang tidak diimunisasi campak berisiko 2,06 kali untuk menderita pneumonia dibandingkan anak yang mendapatkan imunisasi saat bayi. Setelah dikontrol pendidikan dan ASI exclusive. Pada pengukuran dampak dihasilkan bahwa anak yang diimunisasi campak dapat mencegah pneumonia sebesar 51,456%. Selanjutnya upaya untuk melindungi anak dari penyakit pneumonia adalah dengan memberikan imunisasi campak saat usia 9 bulan dan anak diberikan ASI exclusive. ......Pneumonia is the leading killer of babies in the world, more than other diseases such as AIDS, malaria and measles. Household Health Survey (SKRT) 1992, 1995, 2001 showed that pneumonia is the biggest contributor to the death of infants and toddlers. Based Riskesdas 2007 report, citing the prevalence of pneumonia in the Municipality based on the diagnosis of health workers and complaints rtesponden 1.67%. The purpose of this study was to find out the relationship with the incidence of pneumonia, measles immunization in infants aged 12-59 months after covariat controlled (age, sex, birth weight, exclusive breast feeding, education, provision of vitamin A, the density of occupancy, ventilation, and the presence of smokers in home). This research was conducted from May to July at Pondok Kopi Islamic Hospital in Jakarta 2010. This study uses the case control design. The cases were infants aged 12-59 months who suffered from pneumonia. controls were toddlers aged 12-59 months who are not suffering from pneumonia. In this study, 220 samples (110 cases and 110 controls). Data were analyzed by univariate analysis, bivariate, and multivariate multiple logistic regression. The results showed a relationship between measles immunization with pneumonia in infants. Children who are not immunized against measles 2.06 times the risk for pneumonia than children who get immunized when infants. After controlled education and exclusive breastfeeding. In measuring the impact produced that children who are immunized measles can prevent pneumonia by 51,456%. Further efforts to protect children from pneumococcal disease is to provide measles immunization at the age of 9 months and children are given breast milk exclusively.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31096
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Sandra
Abstrak :
Imunisasi merupakan strategi efektif dalam menurunkan kematian oleh penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Peningkatan cakupan imunisasi sering dipakai sebagai indikator pelayanan kesehatan. Cakupan imunisasi di Indonesia belum merata, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara beberapa daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor determinan apa yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12 bulan di Indonesia dengan desain penelitian adalah cros sectional (potong lintang). Dari hasil analisis penelitian ini menunjukkan penolong persalinan berhubungan dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12 bulan di Indonesia dengan OR 1,68 (95% CI 1,221-2,315). Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam meningkatkan cakupan imunisasi. Di samping itu tenaga nonkesehatan perlu ditingkatkan pengetahuan dan keahliannya untuk bersama-sama dengan tenaga kesehatan dalam upaya pencapaian imunisasi. ......Immunization is an effective strategy in reducing the death of diseases which can be prevented by immunization. The increase of immunization scope is generally used as an indicator of health services. The immunization scope in Indonesia is not spread evenly yet. there are some significant differences among regions. The goal of this research is to find out what the determinant factor that is related to Complete-Basic Immunization Status toward Children in Age of 12 months in Indonesia with Cross sectional as the research design. The result of research analysis show that a child-bird helper is related to Complete-Basic Immunization Status Toward Children in Age of 12 months in Indonesia with OR 1,68 (95% CI 1,221-2,315) increase the role of healthy personnel in increasing the scope of immunization. In the other hand, non-healthy personnel are needed to be upgraded in the case of knowledge and skill to reach the effective immunization.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31365
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>